Share

BAB 18. PANGGIL AJA TANTE SERLY

Penulis: Zii_Alpheratz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 23:55:29

Hampir satu jam mencari, keduanya semakin panik karena mereka belum juga menemukan Binar padahal satu kampung telah Ghazi dan Gavin telusuri.

''Apa kita bilang mama aja, Kak?'' tanya Ghazi, matanya semerah kelinci, takut sang adik benar-benar hilang karena kecerobohannya.

''Ish, jangan dulu, nanti mama panik, gimana,'' jawab Gavin.

Remaja itu berdiri dengan wajah termenung, mengingat-ingat tempat mana lagi yang belum mereka datangi. Beberapa menit berpikir, satu nama muncul di benak Gavin. Masih ada satu tempat yang belum mereka lihat, yaitu rumah yang di tempati Bagas. Gavin sedikit mendongak, menatap jalanan yang akan membawanya menuju rumah Bagas.

''Ayo pergi!'' ajak Gavin pada sang adik.

Ghazi mengangguk, anak itu sedikit terisak. Keduanya berjalan, Ghazi mengikuti di belakang kakaknya, keniingnya berkerut saat menyadari ke mana arah tujuan Gavin.

''Kenapa ke rumah papah?'' tanya Ghazi.

Gavin menjawab dengan singkat, ''Binar mungkin ada di sini.''

Adiknya hanya mengangguk. Ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 19. CALON ISTRI BAGAS?

    Di tengah perjalana ketika Gina berjalan pulang dari tempat kerjanya, dia bertemu dengan Lasti, ibu tirinya yang tampak sedang terburu-buru.''Ibu,'' sapa Gina.Lastri mendengus ketika melihatnya. Wanita tua itu tampak menatap Gina dengan tatapan menelisik, membuat Gina bertanya-tanya akan apa yang ibu tirinya pikirkan.''Huh, pantesan aja dulu kamu di cerein sama Bagas, jauh banget bedanya sama calon istrinya yang sekarang!'' dengus Lastri.Gina sama sekali tidak mengerti apa maksud ibu tirinya mengatakan hal seperti itu. Lastri yang melihat Gina hanya diam kemudian kembali berkata, ''Mendingan kamu rayu lagi Bagas supaya mau balikan sama kamu, mumpung dia belum nikah lagi. Dulu, kan, kamu paling jago ngerayu laki-laki.''''Bu, aku enggak pernah ngerayu siapa pun. Dan aku sama sekali enggak bernah berpikir buat balikan lagi sama mas Bagas,'' sangkal Gina atas tuduhan Lastri.''Halah, udah jelek aja bilangnya enggak pernah ngerayu siapa pun. Tuh kamu liat sana, calon istri Bagas katan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 20. DARAH

    Tempat tinggal sementara untuk dokter Serly akhirnya terselesaikan. Wanita itu ikut tinggal bersama seorang janda anak dua yang rumahnya tidak jauh dari rumah yang Bagas tempati. Serly sangat kesal dan jijik melihat tempat tidur lantai yang hanya di lapisi oleh karpet tipis."Maaf, ya, Bu Dokter Kami cuma punya ini buat tidur," ucap si pemilik rumah bernama Marni.Serly tersenyum meski hatinya memaki-maki. "Enggak pa-pa, kok. Saya bisa tidur di mana aja." Dia bersandiwara dengan sangat sempurna hingga orang lain tidak bisa melihat kekesalannya. Hanya kelembutan dan keramahan."Aduh, Bu Dokter baik sekali. Kalau gitu selamat tidur, ya, Bu!" Marni keluar dari kamar setelah mendapatkan anggukkan dari Serly.Setelah kepergian Marni, Serly membanting dompetnya dengan kesal. "Sial!" Wanita itu terengah-engah, berdecak marah.***Di setiap pagi, Bagas seperti biasa berolahraga, berlari pagi mengelilingi desa. Pria itu mengenakan kaus tanpa lengan dan celana training yang memperlihatkan denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 21. RUMAH SAKIT

    Bagas terkejut dengan apa yang Ghazi sampaikan. Dia lalu bergegas keluar, berlari dengan cepat ke rumah Gina. Bagas bahkan lupa bahwa dia hanya mengenakan celana tanpa baju. Jantunya berpacu dengan cepat, keringat mengalir pada pelipis pria itu padahal jarak antara rumahnya dan Gina tidak begitu jauh. Ketika Bagas tiba di sana, hal pertama yang dia lihat adalah Gina yang sedang menangis tergugu di sana dengan Gavin di pangkuannya. Remaja berusia empat belas tahun itu tidak sadarkan diri dengan begitu banyak darah mengalir keluar dari kepalanya. ''Mas!'' seru Gina, entah mengapa hatinya merasa sedikit lega dengan datangnya Bagas. ''Jangan panik, ambil kain, mau baju atau celana terserah!'' titah Bagas, terengah-engah melihat kondiri putra sulungnya. Gina mengangguk, dia menyerahkan Gavin pada Bagas sepenuhnya. Wanita itu buru-buru embawakan Bagas kain sesuai dengan apa yang pria itu perintahkan. Bagas membungkus kepala Gavin dengan kain agar darahnya tidak terus keluar, dia lalu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 22. AYAH YANG BURUK

    "Gavin di pindahin ke ruang Vip, dia udah di tangani sama dokter," ujar Bagas ketika dia melihat Gina yang sudah membersihkan diri dan berganti pakaian berjalan mendekat ke arahnya.Gina menghela nafas lega, seolah batu besar yang menekan dadanya telah di angkat. Bagas membawa Gina ke ruang rawat yang Gavin tempati. Ketika keduanya masuk, Gavin masih berbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan perban melilit kepalanya.Gina ingin menangis lagi melihat putranya dalam keadaan seperti itu."Dia udah enggak pa-pa, Gin. Tinggal nunggu siuman aja." Bagas mengusap punggung Gina dengan lembut.Dalam hidupnya, Bagas tidak pernah begitu panik. Bahkan ketika peluru lawan melukai tubuhnya, dia akan sangat tenang. Ini pertama kalinya jantung Bagas berdetak kencang melihat seseorang terluka dan itu adalah putranya.Mengangguk, Gina mengusap sudut matanya. Bagas membawa Gina duduk di atas sofa, wanita itu menatap lurus pada sang putra, jantungnya hampir berhenti ketika melihat putranya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 23. SERLY MENJENGUK GAVIN

    Gina mengangguk, tidak mengatakan apa pun lagi. Toh, itu bukan urusannya.Sehabis maghrib, Bagas pergi menjemput ke dua anaknya yang dia titipkan di rumah pak rt. Ke dua anak itu berteriak kegirangan begitu melihat Bagas datang."Papah!" Binar langsung berlari ke dalam pelukan sang ayah."Kalian udah makan?" tanya Bagas.Ghazi menganggukkan kepalanya dan menjawab. "Udah, kok, Pah."Membawa ke dua anaknya, Bagas berterima kasih pada keluarga pak rt lalu berpamitan. Dia membawa mereka ke rumah sakit."Kak Ghazi udah enggak pa-pa, kan, Pah?" tanya Ghazi yang duduk di kursi belakang bersama Binar."Kakak kamu udah siuman, kok. Mamah di sana lagi jagain," jawab Bagas sambil tersenyum."Itu salahnya nenek sihir sama anak nenek sihir!" Ghazi cemberut.Binar yang duduk di sebelah Ghazi juga mengangguk. "Nenek sihir jahat! Anak nenek sihir juga jahat!"Alis Bagas terangkat, menatap Ghazi dari kaca. "Nenek sihir?" Bagas menebak siapa 'nenek sihir' yang keluar dari mulut putra dan putrinya, kemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 24. TIDUR BERSAMA

    "Aku cuma khawatir sama kamu, Mas." Serly tidak terima atas teguran Bagas padanya. "Aku enggak mau kamu kenapa-kenapa cuma karena satu ornag yang enggak khawatir sama kamu." Serly merasa tidak ad ayang salah dengan ucapannya, jelas dia mengatakan hal jujur dan benar, kenapa sekarang Bagas menatapnya menjadi lebih tajam dan menakutkan."Terimakasih karena sudah mau menjenguk anak saya, Dokter Serly. Sekarang sebaiknya kamu pulang karena ini sudah larut!"Serly cemberut, tahu jika Gina mengusirnya. Beraninya wanita rendahan itu menyuruh dia pergi. Seharusnya menjadi kehormatan bagi Gina karena dia bersedia datang! Huh! Siapa juga yang mau datang jika bukan karena Bagas."Mas, kamu bisa antar aku pulang gak? Soalnya ini udah malem, aku takut enggak ada kendaraan," pinta Serly pada Bagas.Wanita itu sangat percaya diri bahwa Bagas akan bersedia mengantarnya."Mas, kamu mending pulang juga, biar aku dan anak-anak yang di sini. Kamu pasti juga punya banyak urusan." Gina akhirnya angkat suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 25. SATU PERMINTAAN

    Gina tertidur tidak setelah itu. Berbanding terbalik dengan Gina, Bagas masih terjaga, menatap Gina yang terlelap. Pria itu menatap lama sekali, dia sudah lama tidak melihat wajah Gina yang begitu damai. Wanita itu biasanya akan menunjukan raut acuh atau cemberut padanya.Bagas mengulurkan lengannya, ingin menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah wanita itu. Namun belum sampai tangannya mencapai Gina, Binar yang tertidur di sebelahnya menggeliat hingga membuat Bagas mengurungkan niatnya. Dia beralih mengusap punggung anak itu dengan lembut.Malam berlalu dengan keheningan dan kedamaian. Ini pertama kalinya Bagas merasakan kembali malam yang begitu hangat sejak beberapa tahun lalu dia dan Gina bercerai.Keesokan harinya, Gina bangun pukul delapan pagi. Wanita itu segera bangkit dari tempat tidur, Bagas dan ke dua anaknya sudah tidak kelihatan, Gina lalu melipat kembali tempat tidur dan menyimpannya ke pojokan."Mamah udah bangun?" tanya Gavin yang sudah sedari tadi terjaga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 26. CIUMAN RINGAN

    Tiba di rumah, Bagas memindahkan barang-barang ke dalam. Di susul Gina yang membantu anak-anaknya keluar dari mobil."Vin, kamu istirahat ke kamar!" titah Gina.Gavin mengangguk, masuk ke dalam kamar di ikuti oleh adik-adiknya. Gina sendiri mulai membereskan dan memisahkan pakaian kotor dan pakaian bersih, menaruhnya pada tempat masing-masing."Nanti baju kotornya di laundry aja, Gin," ujar Bagas saat melihat tumpukan baju kotor di keranjang."Enggak usah, biar aku cuci sendiri aja." Gina menolak saran Bagas."Tapi baju kotornya banyak banget. Atau, ayo beli mesin cuci?"Gina menoleh pada Bagas, lagi-lagi menolak. "Jangan, ngabisin uang.""Gin-""Mas, aku enggak perlu mesin cuci. Aku bisa cuci sendiri!" Kesal Gina.Bagas mengalah, tidak lagi mengatakan apa pun. Pria itu hanya memperhatikan Gina yang terus-menerus menyibukkan dirinya dengan hal-hal kecil."Aku udah ngumpulin bukti penyerangan yang adik tiri kami lakuin terhadap Gavin," ujar Bagas tiba-tiba. "Semua buktinya udah lengkap

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13

Bab terbaru

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB. KEHAMILAN [END]

    "Na, kenapa muka kamu pucat banget, kamu masih sakit?" tanya Dimas ketika dia melihat wajah Aina yang tampak tidak sehat.Aina menoleh ketika mendengar suara bertanya Dimas, dia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Saya enggak pa-pa, kok, Pak!" Bibir pucat Aina terangkat, dia mencoba untuk baik-baik saja.Kening Dimas bertaut, masih merasa khawatir bahkan jika Aina berkata bahwa dia baik-baik saja. "Kamu sudah periksa ke rumah sakit?" tanya Dimas lagi."Saya cuma masuk angin, enggak perlu ke rumah sakit.""Kamu terlalu keras kepala, Na. Jangan sepelekan penyakit bahkan kalau pun itu hanya masuk angin. Saya antar kamu ke rumah sakit sekarang!" ujar Dimas dengan nada sedikit memaksa.Aina enggan, mereka masih berada di tempat kerja dan beberapa karyawan memperhatikannya. Dia takut jika Dimas mengantarnya ke rumah sakit di tengah jam kerja, pria itu akan terseret gosip karenanya. Karena Aina tahu betul jika beberapa karyawan sering memperhatikan dia dan bergosip secara diam-diam."Engg

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB. APA HUBUNGANNYA?

    Aina sedang duduk di atas tempat tidur saat bel pintu apartemen berdering. Aina yang sedang cemas menunggu kepulangan Gavin langsung berdiri, bergegas keluar dari kamar untuk membuka pintu.Ketika pintu apartemen dibuka, Aina melihat Gavin yang sedang di papah oleh seorang wanita yang Aina tahu dia berjama Celine."Gavin kenapa?" tanya Aina, sedikit panik melihat Gavin yang tampak tidak sadarkan diri."Gavin Mabuk, tolong minggir dulu, biar gue yang antar dia ke kamarnya!" Celine mendorong Aina ke samping, lalu dia bergegas masuk dengan susah payah. "Di mana kamar Gavin?" tanya Celine."Dudukkan di sofa aja," ujar Aina.Celine mendudukkan Gavin yang mabuk di atas sofa, wanita itu membuka jaket yang Gavin kenalan dan menyuruh Aina yang sedari tadi hanya berdiri dan menatap dari samping, "Buatin air hangat pake madu dan jeruk!"Meski hatinya merasa tidak nyaman melihat Celine yang begitu merawat Gavin, tapi dia tetap sigap melakukan hal yang Celine minta. Dia bergegas pergi ke dapur, me

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 89. KURANG AJAR

    Aina pulang ke apartemen. Saat dia membuka pintu dan masuk, Aina meletakan barang-barang yang dia beli, dia bahkan tidak sempat membereskan semua itu karena Aina langsung pergi ke dalam kamar mandi dan muntah lagi.Hoek, hoek, hoek.Terengah-engah, Aina menopang tubuhnya pada pinggiran wastafel. Dia berkumur, mencuci mulut dan wajahnya agar terlihat segar. Aina lalu mendongak, menatap wajah pucat nya di cermin. Pantulan dirinya di cermin terlihat sangat kuyu dengan wajah yang basah oleh air dan rambut acak-acakan.Menghela nafas, Aina keluar dari kamar mandi, dia mengganti pakaiannya dengan kaus dan celana pendek sebelum akhirnya berbaring di tempat tidur untuk menenangkan rasa mual di perutnya. Aina berharap bahwa setelah dia bangun nanti, rasa mual itu akan menghilang.***Gavin kembali ke apartemennya setelah menginap di rumah usai ulang tahun bunga, adiknya yang terakhir. Dia menekan serangkaian kata sandi, dan ketika pintu dibuka, Gavin masuk ke dalam apartemen.Suasana hening mem

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 88. MUAL

    Aina berdiri di trotoar, menunggu kendaraan umum yang lewat. Wanita itu celingak-celinguk, menunggu dengan cemas. Hari sudah menunjukan pukul tujuh malam, namun dia belum juga mendapati kendaraan yang lewat karena memang hujan deras baru yang diiringi oleh suara petir saja mereda. "Na, kamu mau bareng aja sama saya?" Dimas yang menghampiri Aina bertanya pada wanita itu."Enggak usah, pak. Saya bisa nunggu sebentar lagi, kok." Aina menggeleng, menolak sambil tersenyum."Kalau begitu saya temenin kamu nunggu, ini udah malem, enggak baik perempuan di pinggir jalan kaya gini." Dimas menawarkan diri."Tapi-" Aina ingin menolak, dia merasa tidak enak pada Dimas. Bagaimanapun pria itu juga pasti punya kesibukan setelah ini."Jangan nolak. Saya enggak terima penolakan." Dimas bersikukuh untuk menemani Aina.Pada akhirnya Aina dengan pasrah membiarkan Dimas menemaninya. Wanita itu sedari tadi mengguncang ponsel yang ada dalam genggamannya, menghubungi Gavin berulang kali untuk meminta jemput.

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 87. KENAPA BUKAN AKU?

    "Kamu pulang?" sapa Aina ketika dia melihat Gavin yang masuk ke dalam apartemen.Gavin mengangguk, dia membuka jaket yang dia kenakan, melemparnya ke atas sofa dengan sembarangan. "Gue lapar, ada makanan?" tanya Gavin.Aina bangkit berdiri dari sofa, dia berjalan ke arah dapur sambil menjawab, "Ada, makan sekarang apa mandi dulu?" tanya Aina."Makan sekarang," jawab Gavin.Mengangguk, Aina mengambil piring dan menyiapkan makanan untuk Gavin. Pria itu duduk di atas meja makan sambil menunggu Aina selesai menyiapkan makanan. Setelah makanan tersaji di hadapannya, Gavin mulai melahap makanannya."Perempuan yang sama kamu tadi siapa?" tanya Aina, dia bertanya dengan hati-hati agar Gavin tidak marah."Temen, kenapa?" Gavin balik bertanya tanpa menatap Aina."Enggak, keliatannya akrab banget sama kamu. Tadi kamu nelepon aku pake nomor dia?"Mengangguk, Gavin mendongak menatap wanita itu. "Kenapa, sih?" tanya Gavin.Kepala Aina menggeleng, dia menuangkan air putih ke dalam gelas dan menaruhn

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 86. WANITA ITU SIAPA?

    "Vin...ugh." Aina melenguh saat Gavin mengecupi di sepanjang lehernya hingga akhirnya pria itu berhenti pada dadanya yang ranum.Rasa geli menyebar ke seluruh tubuh Aina, apalagi saat bibir Gavin dengan rakus mengisap pucuk dadanya bergantian. Aina mengelus rambut kepala Gavin, membuat pria wajah pria itu terbenam di sana.Tubuh keduanya sama-sama bugil, saling mengerat satu sama lain. Keringat mereka membanjiri tubuh, ac yang tergantung di dinding sama sekali tidak mempengaruhi suhu panas di antara keduanya."Baring!" titah Gavin pada Aina.Mengangguk, Aina berbaring di atas tempat tidur sambil membuka ke dua kakinya. Nafas Gavin memberat melihat wanita itu menatapnya dari bawah dengan ekspresi yang begitu provokatif."Emh..." Aina tersentak, Gavin memasuki dirinya secara tiba-tiba.Kegiatan yang biasa mereka lakukan setiap malam jika Gavin memintanya, Aina hanya menurut, bagaimana pun menurutnya Gavin adalah pria yang baik yang banyak membantunya di saat dia kesulitan. Aina sama sek

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 85. 4 TAHUN KEMUDIAN

    Di sebuah kamar yang remang, seorang wanita menggeliat di atas tempat tidur. Kelopak mata wanita itu terbuka, dia menguap, mencoba bangkit dari tempat tidur ketika tubuhnya tiba-tiba di peluk dengan erat pada pelukan seorang pria yang tertidur di sebelahnya."Vin, lepasin dulu!" titah Wanita yang tidak lain adalah Aina, dia mencoba menyingkirkan tangan Gavin yang melingkari pinggangnya."Sebentar aja," gumam Gavin dengan mata tertutup.Aina menghela nafas. "Ini udah siang, Vin. Katanya kamu ada kuliah jam segini?" tanya Aina dengan nada tidak berdaya.Gavin melepaskan pelukannya, dengan malas bangkit dari tempat tidur. "Sebenernya sesekali bolos juga gak pa-pa," ujar Pria itu."Kalau papah kamu tau, kamu pasti di marahin!" Aina turun dari tempat tidur, memunguti pakaiannya yang tergeletak di lantai. "Cepetan bangun!" titah Aina lagi pada Gavin sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.Selesai mandi dan berpakaian, Aina keluar dari sana, dia melihat Gavin yang hanya memakai boxernya seda

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 85. APA YANG KAMU HARAPKAN?

    "Makasih, ya, Vin. Lo udah mau nganter gue," ucap Jullia pada Gavin yang berjalan di sampingnya.Gavin mengangguk, tatapannya mengedar menatap toko-toko dan orang yang berlalu-lalang. Dia melihat sebuah gaun cantik di salah satu etalase toko, berpikir jika Aina mengenakan gaun itu pasti akan terlihat cocok dan sangat cantik. Gavin tanpa sadar tersenyum."Vin!" Julia menegur pria yang ternyata tidak memperhatikan dan mendengarkannya."Hah? Kenapa?" Gavin menoleh pada Julia dengan wajah bingung."Lo mikirin apa, sih? Gue ngomong dari tadi ternyata enggak lo dengerin!" Julia cemberut kesal.Tangan Gavin terulur, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sorry," ucap Gavin dengan rasa bersalah.Keduanya mengobrol di sepanjang perjalanan. Gavin terus mengikuti Julia meski dia tidak tahu ke mana tujuan wanita itu karena sedari tadi mereka hanya berkeliling mall.Tanpa mereka sadar, seseorang menatap keduanya di kejauhan. Gadis itu bersembunyi di salah satu tiang tinggi, melihat Julia yang tam

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 84. LELAH

    Seperti yang Gavin katakan, dia tidak ikut mengantar Aina hingga rumahnya, namun hanya di depan gang. Gavin ikut turun ketika Aina turun dari mobil, ia melihat ke gang yang cukup gelap di belakang karena matahari sudah terbenam."Gue anter, ya. Itu gangnya gelap banget, gimana kalau ada apa-apa?" tanya Gavin dengan khawatir.Aina menggelengkan kepalanya, dia menolak, "Enggak usah, Vin. Enggak bakalan ada apa-apa, kok. Aku udah biasa jalan sendiri.""Kalau gitu-""Wih, wih, wih!" Supri tiba-tiba datang dari arah gang, menghampiri Aina dan Gavin di sana.Gavin menatap Aina sejenak, lalu tatapannya beralih pada Supri yang datang. Dia tahu bahwa pria itu adalah ayah dari Aina, Gavin hendak menyapa dengan sopan saat Supri tiba-tiba membuka suara."Katanya cuma temen! Huh! Kalau kaya gitu ngapain kamu nangis-nangis sepatunya Bapak jual? Kan bisa beli lagi," ujar Supri sambil menoyor kepala Aina.Gavin terkejut, dia tidak menyangka jika Supri akan mengatakan itu. "Sepatunya di jual?" tanya G

DMCA.com Protection Status