Beranda / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 40: Titik Balik Dalam Kegelapan

Share

Bab 40: Titik Balik Dalam Kegelapan

Penulis: Lann
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 19:50:38

Kegelapan menyelimuti ruang itu, membuat Liu Feng sulit membedakan mana realitas dan mana bayangan. Dinding-dinding batu di sekitarnya memantulkan gema langkah kakinya, seolah-olah setiap langkahnya dihantui oleh makhluk tak kasat mata. Shen Tao berjalan di depannya dengan penuh kewaspadaan, sementara Hong Mei menjaga bagian belakang, matanya tajam memindai setiap sudut.

“Ini bukan hanya gua biasa,” kata Shen Tao sambil mengerutkan kening. “Energi yang mengalir di sini berbeda... ada sesuatu yang sangat tua dan berbahaya.”

Liu Feng tidak menanggapi, tetapi ia bisa merasakan udara yang semakin berat. Setiap tarikan napas seperti menghirup beban yang menekan dadanya. Ia tahu bahwa mereka telah melewati batas aman dan memasuki wilayah yang penuh bahaya. Dalam pikirannya, suara-suara samar mulai terdengar—bisikan-bisikan yang menyebut namanya, memanggilnya ke arah yang tidak diketahui.

Hong Mei tiba-tiba berhenti, tangannya terangkat memberi tanda bahaya. “Diam,” bisiknya tajam.

Liu Feng
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 41: Pintu Menuju Takdir

    Gemuruh pintu raksasa yang terbuka perlahan memenuhi lorong yang gelap. Cahaya ungu yang keluar dari balik pintu menyilaukan mata, namun tidak ada kehangatan dalam sinarnya—hanya aura dingin yang menusuk hingga ke tulang. Liu Feng, Shen Tao, dan Hong Mei berdiri membeku, menatap pintu itu dengan kewaspadaan tinggi.“Ini... bukan tempat biasa,” gumam Shen Tao, suaranya berat oleh ketegangan. Ia menatap ukiran-ukiran yang bersinar di permukaan pintu, mencoba membaca simbol-simbol yang tampak seperti bahasa kuno. “Simbol-simbol ini berbicara tentang pengorbanan dan kekuatan yang melampaui batas manusia.”Hong Mei meraih bahu Liu Feng, matanya penuh dengan peringatan. “Kau merasakan itu, bukan? Aura ini... seolah-olah mencoba menelan kita hidup-hidup.”Liu Feng mengangguk, matanya tetap tertuju pada pintu itu. Dalam pikirannya, bisikan-bisikan yang sejak tadi membayangi pikirannya kini semakin jelas. Suara itu terdengar seperti ribuan orang berbicara sekaligus, tetapi dengan satu maksud:

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 42: Bayangan di Balik Pedang

    Udara di sekitar mereka terasa berbeda saat Liu Feng mengangkat pedang itu. Sebuah aura yang luar biasa kuat menyelimuti ruangan, membuat Shen Tao dan Hong Mei harus mundur beberapa langkah untuk menghindari tekanan yang menghantam tubuh mereka. Pedang itu memancarkan cahaya ungu yang berdenyut, seolah-olah hidup dan menyatu dengan Liu Feng.“Liu Feng, apa kau baik-baik saja?” tanya Shen Tao dengan nada khawatir. Ia mencoba mendekati Liu Feng, tetapi tekanan energi dari pedang itu membuat tubuhnya gemetar.Hong Mei, yang berdiri di sampingnya, menatap Liu Feng dengan waspada. “Pedang itu... sepertinya lebih dari sekadar artefak. Ada sesuatu yang aneh. Energinya terasa seperti... makhluk hidup.”Liu Feng perlahan menurunkan pedang itu, napasnya terengah-engah. Matanya, yang sebelumnya bersinar ungu, kini kembali normal. Ia memandang pedang di tangannya dengan ekspresi campuran antara kekaguman dan ketakutan.“Pedang ini...” gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. “Ia berbicara padaku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 43: Kebangkitan di Tengah Malam

    Langit malam di Lembah Kaisar Takdir dipenuhi dengan bintang-bintang yang seolah berbisik tentang rahasia-rahasia kuno. Liu Feng berdiri di tepi tebing, menatap lembah yang sunyi, tetapi penuh dengan misteri. Angin malam meniup jubahnya, membawa aroma tanah basah dan jejak energi yang mengguncang. Malam itu berbeda; udara terasa lebih berat, seolah ada sesuatu yang mengintai, menunggu saat yang tepat untuk menyerang."Ini belum selesai," gumam Liu Feng sambil mengencangkan genggamannya pada pedang pusaka di tangannya. Ia mengingat pesan terakhir Shen Tao sebelum pergi untuk misi rahasia, sebuah pesan yang membangkitkan keinginannya untuk melangkah lebih jauh.Di dalam aula utama, para murid senior tengah berkumpul, mempersiapkan strategi menghadapi ancaman baru. Peta besar tergelar di meja, dan setiap orang memberikan pendapat mereka."Liu Feng, kita tidak bisa menunggu lagi," ujar Han Yue dengan nada tegas. "Musuh sudah terlalu dekat, dan mereka memiliki keunggulan jumlah.""Tapi kit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 44: Rahasia di Bawah Jurang

    Kegelapan seakan menelan Liu Feng saat tubuhnya jatuh ke jurang yang seolah tak berujung. Angin dingin menerpa wajahnya, menciptakan rasa sakit seperti jarum yang menusuk kulit. Di tengah kepanikan, ia memfokuskan energinya untuk menghentikan kejatuhannya. Dengan cepat, ia menggunakan teknik Kaki Angin Bayangan, memperlambat gerakannya hingga ia mendarat dengan keras di dasar jurang.Tubuhnya tersentak, tetapi rasa sakit itu tidak menghentikannya. Ia berdiri, mengamati sekelilingnya dengan sisa cahaya dari kristal bercahaya yang terpancar di dinding jurang. Tempat ini terasa seperti dunia lain—sepi, dingin, tetapi penuh dengan energi spiritual yang kental."Tempat macam apa ini?" gumamnya seraya menggenggam pedangnya lebih erat.Saat matanya terbiasa dengan gelap, ia melihat sesuatu di kejauhan. Sebuah pintu batu raksasa berdiri dengan megah, dihiasi ukiran naga dan phoenix yang tampak hidup. Di atasnya, terukir tulisan kuno: Gerbang Kaisar Kegelapan.Hati Liu Feng berdebar. Nama itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 45: Warisan Kaisar Kegelapan

    Liu Feng menatap sosok berjubah hitam di hadapannya. Aura kuat yang terpancar dari pria itu menekan sekitarnya, membuat udara terasa lebih berat. Namun, di balik tekanan itu, Liu Feng merasakan kehadiran kekuatan besar yang tak terlukiskan, seolah-olah dunia itu sendiri menunduk pada sosok ini.“Siapa kau?” tanya Liu Feng dengan suara tegas meski tubuhnya bergetar.Pria itu tidak segera menjawab. Matanya yang bersinar merah memeriksa Liu Feng dengan teliti, seperti menilai seseorang yang akan membawa tanggung jawab besar.“Namaku sudah lama dilupakan oleh dunia ini,” jawabnya dengan nada rendah yang bergema. “Tapi mereka pernah memanggilku... Kaisar Kegelapan.”Mendengar nama itu, Liu Feng tertegun. Kaisar Kegelapan adalah legenda—seorang tokoh yang konon pernah mengguncang dunia dengan kekuatannya yang tiada tanding. Namun, legenda itu juga menceritakan bagaimana kekuatan besar tersebut akhirnya membawanya pada kehancuran dan menghilang tanpa jejak.“Tapi... bagaimana mungkin kau mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 46: Pintu Menuju Kegelapan

    Ledakan besar mengguncang langit, menghancurkan ilusi padang pasir yang melingkupi Liu Feng. Ketika debu perlahan menghilang, tubuhnya terhuyung-huyung, rasa lelah yang mendalam merayap di setiap ototnya. Pedangnya yang bersinar biru redup hampir terlepas dari genggamannya, namun matanya tetap fokus ke depan, menatap sosok raksasa yang kini perlahan menghilang menjadi serpihan cahaya.“Lulus,” suara Kaisar Kegelapan bergema, menggantikan keheningan yang sebelumnya menyelimuti.Tiba-tiba, Liu Feng mendapati dirinya kembali ke ruang kosong, tempat ia pertama kali bertemu dengan Kaisar Kegelapan. Namun, kali ini atmosfernya berbeda. Tekanan yang sebelumnya begitu menekan kini terasa lebih ringan, seolah-olah tempat ini menerima kehadirannya.“Bagus,” ujar Kaisar Kegelapan, langkahnya mendekati Liu Feng. “Kau telah membuktikan bahwa kau layak.”Liu Feng mengangkat kepalanya, meski tubuhnya masih terasa berat. “Apa... arti dari semua ini? Mengapa aku harus menjalani ujian ini?”Kaisar Kege

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 47: Pertemuan Dengan Sang Pewaris

    Kegelapan menyelimuti Liu Feng saat ia merasa dirinya terlempar ke dunia yang lain. Tubuhnya melayang tanpa arah, seolah gravitasi telah lenyap, dan udara di sekitarnya dipenuhi dengan aroma pembakaran dan abu. Ketika akhirnya ia merasakan tanah di bawah kakinya, ia terhuyung, memandang sekeliling dengan waspada.Dunia ini tampak seperti neraka yang hidup. Langit berwarna merah darah dengan kilatan petir hitam yang menyambar tanpa henti. Gunung-gunung hitam menjulang dengan lava mengalir di lerengnya, sementara tanah di bawahnya penuh dengan retakan yang memancarkan cahaya oranye pijar."Apa... tempat ini?" gumam Liu Feng, suaranya hampir tertelan oleh gelegar petir di kejauhan.Langkah kakinya bergema di tanah keras saat ia maju perlahan, mencoba memahami keberadaan dunia ini. Aura yang mengelilinginya begitu pekat, hampir mencekik, seperti ribuan jiwa yang terperangkap sedang merintih dalam keheningan.Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, suara berat menggema dari belakangny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 48: Kebangkitan Tekad yang Baru

    Ketika Liu Feng meraih altar, energi yang tak terlukiskan menyelimuti tubuhnya, menembus hingga ke inti jiwanya. Rasanya seperti ribuan jarum menusuk dari dalam, tetapi bersamaan dengan itu, ada kekuatan besar yang mulai bangkit, seolah-olah mencoba membakar setiap kelemahan yang ia miliki.Namun, ini bukan hanya tentang fisiknya. Liu Feng merasakan sesuatu yang lebih dalam—semacam ujian mental yang menguji batas keyakinannya. Suara-suara samar terdengar di pikirannya, memanggilnya dengan berbagai nada; ada yang penuh celaan, ada yang menantang, dan ada yang memohon."Kau tidak akan pernah cukup kuat," sebuah suara tajam berkata."Liu Feng, apa kau yakin bisa melindungi mereka yang kau cintai?" suara lain berbisik lembut, tetapi menusuk seperti duri.Suara-suara itu mencoba mengaburkan tekadnya, mengguncang kepercayaan dirinya. Liu Feng menutup matanya, mengambil napas dalam, dan membiarkan pikirannya fokus. Ia tahu, jika ia membiarkan keraguannya tumbuh, warisan ini akan menjadi bume

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 109: Bayangan di Balik Cahaya

    Langit masih gelap, meskipun malam sudah terasa begitu panjang. Suara langkah pasukan di lembah terdengar seperti ritme yang tak berkesudahan. Di kejauhan, cahaya yang sebelumnya menyala terang kini memudar, menyisakan hanya sisa-sisa kilatan kecil yang membingungkan siapa saja yang melihatnya. Namun, Armand tidak peduli dengan itu. Pandangannya tertuju lurus ke depan, ke arah tempat Dalkar menghilang di balik bayangan.Aveline berdiri di sebelahnya, memegang pedang dengan tangan gemetar. "Armand, apa kita benar-benar akan mengejarnya? Dia... dia terlalu kuat."Armand tidak menjawab. Wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan ekspresi yang sulit ditebak. Amarah, ketegangan, dan mungkin sedikit rasa takut. Tetapi di balik semua itu, ada tekad yang membara."Aku tidak punya pilihan, Aveline," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar datar. "Jika aku tidak melakukannya, tidak ada yang bisa menghentikannya."Aveline terdiam. Kata-kata Armand begitu sederhana, tetapi ada kebenaran yang t

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 108: Kilatan di Tengah Kegelapan

    Langit kelam menjadi saksi bisu dari kehancuran yang baru saja terjadi. Lembah yang sebelumnya penuh dengan hiruk-pikuk suara pertempuran kini berubah menjadi lautan keheningan yang mencekam. Debu dan asap memenuhi udara, menyembunyikan pandangan serta menyisakan rasa takut yang mengakar dalam hati setiap orang yang masih bertahan. Armand berdiri di atas tebing kecil, tubuhnya penuh luka dan napasnya tersengal. Di depannya, pemandangan kehancuran membentang luas. Pasukan kecilnya tersebar, beberapa tertunduk lemas di tanah, sementara yang lain mencoba membantu rekan-rekannya yang terluka. Tapi satu hal yang pasti—mereka masih hidup. "Aveline!" seru Armand dengan suara serak, matanya mencari-cari sosok yang ia kenal. Dari balik reruntuhan, Aveline muncul dengan langkah tertatih, wajahnya dipenuhi kotoran dan darah. Namun matanya tetap penuh tekad. "Aku di sini," jawabnya lemah, tapi nadanya tetap tegas. Armand bergegas mendekat, membantu Aveline berdiri. "Kau baik-baik saja?" Avel

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 107: Keputusan di Ujung Pedang

    Langit di atas bentangan pegunungan mulai berubah, dari warna jingga mentari sore menjadi abu-abu kelam yang dipenuhi awan berat. Tidak ada bintang yang berani menampakkan diri, seolah kegelapan telah mengambil alih segalanya. Angin yang biasanya membawa kehangatan dan aroma dedaunan kini terasa seperti hembusan kematian, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Armand berdiri di atas tebing, tatapannya mengarah ke lembah di bawah yang kini dipenuhi pasukan bayangan. Wajahnya yang lelah menunjukkan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan, tetapi di balik itu, ada ketakutan yang tak bisa ia pungkiri. Bayangan dari makhluk raksasa yang baru saja mereka hadapi masih terukir dalam pikirannya. Kekuatan seperti itu melampaui apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya, dan ia tahu, pertempuran berikutnya tidak hanya akan menentukan nasibnya, tetapi juga nasib dunia. "Armand." Suara lembut namun penuh ketegasan itu membuyarkan lamunannya. Aveline melangkah mendekat, wajahnya penuh luka dan noda dar

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status