Beranda / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 42: Bayangan di Balik Pedang

Share

Bab 42: Bayangan di Balik Pedang

Penulis: Lann
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 10:22:27

Udara di sekitar mereka terasa berbeda saat Liu Feng mengangkat pedang itu. Sebuah aura yang luar biasa kuat menyelimuti ruangan, membuat Shen Tao dan Hong Mei harus mundur beberapa langkah untuk menghindari tekanan yang menghantam tubuh mereka. Pedang itu memancarkan cahaya ungu yang berdenyut, seolah-olah hidup dan menyatu dengan Liu Feng.

“Liu Feng, apa kau baik-baik saja?” tanya Shen Tao dengan nada khawatir. Ia mencoba mendekati Liu Feng, tetapi tekanan energi dari pedang itu membuat tubuhnya gemetar.

Hong Mei, yang berdiri di sampingnya, menatap Liu Feng dengan waspada. “Pedang itu... sepertinya lebih dari sekadar artefak. Ada sesuatu yang aneh. Energinya terasa seperti... makhluk hidup.”

Liu Feng perlahan menurunkan pedang itu, napasnya terengah-engah. Matanya, yang sebelumnya bersinar ungu, kini kembali normal. Ia memandang pedang di tangannya dengan ekspresi campuran antara kekaguman dan ketakutan.

“Pedang ini...” gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. “Ia berbicara padaku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 1: Awal dari Takdir

    Angin dingin malam menusuk kulit Liu Feng saat ia berdiri di tepi jurang yang menghadap lembah luas. Suara desiran angin berpadu dengan suara gemericik air terjun di kejauhan, menciptakan harmoni yang misterius namun menenangkan. Lembah itu tampak tak berujung, diterangi oleh sinar bulan yang pucat. Di kejauhan, bayangan pohon-pohon besar tampak seperti penjaga tua yang menyimpan rahasia yang telah terkubur selama berabad-abad.Liu Feng merasakan dadanya sesak, bukan karena ketinggian atau udara dingin, tetapi karena perasaan aneh yang terus menghantuinya sejak ia tiba di tempat ini. Perasaan itu seperti panggilan, suara tanpa wujud yang berbisik lembut di telinganya, memintanya untuk melangkah lebih jauh, lebih dalam. Namun, ia tahu bahwa setiap langkah ke depan berarti meninggalkan kehidupannya yang lama—sebuah kehidupan yang sudah hancur sejak keluarganya dihabisi oleh tangan-tangan kejam orang-orang yang ia percaya.Malam ini adalah titik balik.“Apakah aku benar-benar siap untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 2: Rahasia Pedang Api

    Setelah menerima tawaran Shen Tao, Liu Feng berdiri di depan rumahnya untuk terakhir kalinya. Desa Batu Tenang, dengan segala kehangatannya, kini terasa terlalu kecil untuk mimpi-mimpinya. Langkahnya berat, tapi hatinya dipenuhi semangat baru. Di satu sisi, ia tahu perjalanan ini adalah awal dari sesuatu yang besar. Namun di sisi lain, ia tak dapat menghilangkan rasa bersalah karena meninggalkan ayahnya yang masih memulihkan diri. "Liu Feng, kau harus percaya bahwa takdirmu ada di luar sana," ujar ayahnya saat ia berpamitan. "Pergilah, jadilah lebih dari apa yang pernah kubayangkan. Aku bangga padamu." Dengan air mata yang tertahan, Liu Feng mengikuti Shen Tao meninggalkan desa. Mereka melewati hutan, bukit, dan jalan-jalan berbatu yang sepi. Selama perjalanan, Liu Feng terus memperhatikan Shen Tao, seorang pria yang tampak tenang namun memancarkan aura kekuatan. "Shifu," Liu Feng akhirnya memberanikan diri bertanya. "Mengapa Anda memilih saya?" Shen Tao berhenti berjalan dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 3: Langkah Pertama Liu Feng

    Liu Feng berdiri di atas puncak tebing, memandangi hutan belantara yang terhampar di bawahnya. Angin kencang berhembus, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Meski tubuhnya lelah setelah perjalanan panjang, semangatnya tetap menyala. Ia menggenggam erat pedang yang telah menemani perjalanannya sejauh ini, merasakan kekuatan baru yang mengalir perlahan di tubuhnya.“Liu Feng, fokuslah!” suara Shen Tao menggema, membuyarkan lamunannya. Mentor barunya itu berdiri tak jauh di belakangnya, matanya tajam seperti elang yang mengawasi mangsanya. “Jika kau tak bisa mengendalikan energi itu, kau akan menghancurkan dirimu sendiri sebelum menghadapi lawan.”Liu Feng mengangguk tegas. Pelatihan bersama Shen Tao baru saja dimulai, tetapi ia sudah merasakan tekanannya. Tidak ada kelonggaran dalam metode Shen Tao. Setiap gerakan salah dihukum dengan keras, setiap keraguan dianggap kelemahan. Namun, Liu Feng tahu bahwa semua itu dilakukan demi mengasahnya menjadi lebih kuat.Hari itu, Shen Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 4: Langkah Menuju Kekuatan

    Liu Feng melangkah meninggalkan lembah dengan tubuh yang masih terasa berat. Pertarungan melawan makhluk besar semalam masih membekas di pikirannya. Luka-luka kecil di lengannya terasa perih, tetapi ia tidak mengeluh. Baginya, rasa sakit itu adalah bukti bahwa ia telah melewati ujian pertamanya."Langkah pertamamu sudah berhasil," ujar Shen Tao sambil berjalan di depan, tangannya menggenggam tongkat kayu yang digunakan untuk menyingkirkan ranting dan dedaunan. "Namun, kau harus ingat, ini baru awal dari pelatihanmu. Energi Roh Api itu tidak stabil. Jika kau tidak mempelajari cara mengendalikannya, maka energi itu bisa menghancurkanmu kapan saja."Liu Feng hanya mengangguk. Ia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang mulai tumbuh—sebuah keyakinan bahwa ia bisa mengatasi apa pun yang datang.Mereka akhirnya tiba di sebuah hutan bambu yang lebat. Suara gemerisik angin di antara batang bambu menciptakan harmoni yang menenangkan, tetapi Shen Tao tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 5: Bayangan di Tengah Malam

    Hutan bambu yang awalnya terasa menenangkan kini berubah menjadi tempat yang penuh misteri. Suara angin yang sebelumnya lembut kini berubah menjadi jeritan halus yang menggema di telinga Liu Feng. Malam semakin larut, dan kegelapan mulai melingkupi tempat itu. Liu Feng duduk di depan rumah tua, matanya menatap lurus ke arah pepohonan yang bergoyang tertiup angin."Apa yang kau pikirkan?" suara Shen Tao tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Pria itu berdiri di depan pintu, membawa lentera kecil yang memancarkan cahaya redup. Wajahnya terlihat serius, seolah ia merasakan sesuatu yang tidak biasa."Aku merasa... ada sesuatu yang salah," jawab Liu Feng. "Hutan ini terasa berbeda, seperti sedang memperhatikan kita."Shen Tao menghela napas panjang. "Kau tidak salah. Hutan ini memang memiliki kehidupan sendiri. Namun, yang membuatku khawatir adalah kehadiran energi asing yang aku rasakan sejak tadi sore.""Energi asing?" Liu Feng mengerutkan kening. "Apa itu berarti ada seseorang atau sesuatu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 6: Jejak Tanda Kegelapan

    Fajar mulai menyingsing, menyingkirkan sisa-sisa kegelapan malam. Sinar matahari pertama memantul di dedaunan hutan bambu, menciptakan kilauan yang indah namun tidak cukup untuk mengusir perasaan gelisah di hati Liu Feng. Ia terus memandangi tanda hitam yang kini menghiasi lengannya, merasakan denyutan aneh yang seolah memiliki kehidupan sendiri. "Shen Tao," panggil Liu Feng dengan suara pelan, namun penuh kecemasan. "Apa sebenarnya tanda ini? Mengapa aku bisa merasakannya seperti darah yang mengalir di nadiku?" Shen Tao tidak langsung menjawab. Pria itu duduk di sebuah batu besar, matanya menatap kosong ke arah pepohonan. Sepertinya ia tengah bergulat dengan pikirannya sendiri. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara. "Tanda itu bukan hal yang seharusnya muncul begitu saja," ucap Shen Tao dengan nada serius. "Hanya mereka yang telah bersentuhan dengan energi kegelapan terdalam yang bisa memiliki tanda seperti itu." Liu Feng terkejut mendengarnya. "Energi kegelapan? Tapi aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 7: Bayangan di Balik Kebenaran

    Langit yang gelap bergetar ketika Yue Lan menyentuh tanda hitam di lengan Liu Feng. Energi misterius menyebar, seperti gelombang pasang yang menguasai setiap inci ruang di sekitarnya. Dalam sekejap, dunia mereka berubah. Hutan yang sunyi kini berganti dengan tanah tandus yang diselimuti kabut pekat. Di kejauhan, terdengar suara langkah berat, diselingi gemuruh suara seperti makhluk raksasa yang sedang mendekat. "Di mana kita?" tanya Liu Feng, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup cepat. "Ini adalah dunia dalam tanda itu," jawab Yue Lan, suaranya tegas namun penuh ketenangan. "Hanya mereka yang terhubung dengan energi kegelapan yang bisa masuk ke sini." Shen Tao memandang sekeliling, wajahnya penuh kewaspadaan. "Apa tujuanmu membawa kami ke sini? Dunia ini bukan tempat untuk bermain-main." Yue Lan menghela napas. "Aku tidak membawa kalian ke sini untuk bermain-main. Dunia ini adalah cerminan dari kekuatan tanda hitam. Jika Liu Feng ingin menguasainya, ia harus menghada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 8: Musuh dari Bayang-Bayang

    Langit mulai memerah ketika suara ledakan mengguncang hutan bambu. Rerumputan hijau yang sebelumnya tenang kini berubah menjadi arena kekacauan. Liu Feng, Shen Tao, dan Yue Lan berdiri di tengah kepanikan, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi."Liu Feng, cepat! Kita harus pergi!" teriak Yue Lan, menarik lengan Liu Feng.Namun, langkah mereka terhenti ketika bayangan besar muncul dari balik pepohonan. Sosok itu berbentuk seperti manusia, namun tubuhnya terbungkus kabut hitam yang terus bergerak seperti makhluk hidup. Matanya memancarkan cahaya merah, penuh dengan kebencian."Dia sudah menemukan kita," gumam Yue Lan dengan suara gemetar.Liu Feng mengepalkan pedangnya lebih erat, mencoba menahan rasa takut yang mulai menjalari tubuhnya. "Siapa dia?""Makhluk bayangan. Salah satu utusan dari Penguasa Kegelapan," jawab Yue Lan. "Tanda hitam di lenganmu menarik perhatian mereka. Mereka datang untuk mengambilnya darimu."Shen Tao melangkah maju, berdiri di depan Liu Feng dan Yue Lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 42: Bayangan di Balik Pedang

    Udara di sekitar mereka terasa berbeda saat Liu Feng mengangkat pedang itu. Sebuah aura yang luar biasa kuat menyelimuti ruangan, membuat Shen Tao dan Hong Mei harus mundur beberapa langkah untuk menghindari tekanan yang menghantam tubuh mereka. Pedang itu memancarkan cahaya ungu yang berdenyut, seolah-olah hidup dan menyatu dengan Liu Feng.“Liu Feng, apa kau baik-baik saja?” tanya Shen Tao dengan nada khawatir. Ia mencoba mendekati Liu Feng, tetapi tekanan energi dari pedang itu membuat tubuhnya gemetar.Hong Mei, yang berdiri di sampingnya, menatap Liu Feng dengan waspada. “Pedang itu... sepertinya lebih dari sekadar artefak. Ada sesuatu yang aneh. Energinya terasa seperti... makhluk hidup.”Liu Feng perlahan menurunkan pedang itu, napasnya terengah-engah. Matanya, yang sebelumnya bersinar ungu, kini kembali normal. Ia memandang pedang di tangannya dengan ekspresi campuran antara kekaguman dan ketakutan.“Pedang ini...” gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. “Ia berbicara padaku.

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 41: Pintu Menuju Takdir

    Gemuruh pintu raksasa yang terbuka perlahan memenuhi lorong yang gelap. Cahaya ungu yang keluar dari balik pintu menyilaukan mata, namun tidak ada kehangatan dalam sinarnya—hanya aura dingin yang menusuk hingga ke tulang. Liu Feng, Shen Tao, dan Hong Mei berdiri membeku, menatap pintu itu dengan kewaspadaan tinggi.“Ini... bukan tempat biasa,” gumam Shen Tao, suaranya berat oleh ketegangan. Ia menatap ukiran-ukiran yang bersinar di permukaan pintu, mencoba membaca simbol-simbol yang tampak seperti bahasa kuno. “Simbol-simbol ini berbicara tentang pengorbanan dan kekuatan yang melampaui batas manusia.”Hong Mei meraih bahu Liu Feng, matanya penuh dengan peringatan. “Kau merasakan itu, bukan? Aura ini... seolah-olah mencoba menelan kita hidup-hidup.”Liu Feng mengangguk, matanya tetap tertuju pada pintu itu. Dalam pikirannya, bisikan-bisikan yang sejak tadi membayangi pikirannya kini semakin jelas. Suara itu terdengar seperti ribuan orang berbicara sekaligus, tetapi dengan satu maksud:

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 40: Titik Balik Dalam Kegelapan

    Kegelapan menyelimuti ruang itu, membuat Liu Feng sulit membedakan mana realitas dan mana bayangan. Dinding-dinding batu di sekitarnya memantulkan gema langkah kakinya, seolah-olah setiap langkahnya dihantui oleh makhluk tak kasat mata. Shen Tao berjalan di depannya dengan penuh kewaspadaan, sementara Hong Mei menjaga bagian belakang, matanya tajam memindai setiap sudut.“Ini bukan hanya gua biasa,” kata Shen Tao sambil mengerutkan kening. “Energi yang mengalir di sini berbeda... ada sesuatu yang sangat tua dan berbahaya.”Liu Feng tidak menanggapi, tetapi ia bisa merasakan udara yang semakin berat. Setiap tarikan napas seperti menghirup beban yang menekan dadanya. Ia tahu bahwa mereka telah melewati batas aman dan memasuki wilayah yang penuh bahaya. Dalam pikirannya, suara-suara samar mulai terdengar—bisikan-bisikan yang menyebut namanya, memanggilnya ke arah yang tidak diketahui.Hong Mei tiba-tiba berhenti, tangannya terangkat memberi tanda bahaya. “Diam,” bisiknya tajam.Liu Feng

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 39: Gejolak di Balik Bayangan

    Cahaya rembulan menyinari lembah yang tenang, tetapi di balik ketenangan itu, gejolak besar tengah berlangsung. Liu Feng berdiri di atas puncak tebing, mengamati lembah yang dipenuhi kabut tipis. Aura ancaman terasa di udara, membuat napasnya terasa berat.“Liu Feng, kau yakin ingin turun ke sana?” suara Su Mei memecah keheningan. Gadis itu berdiri di belakangnya dengan wajah cemas. Dia tahu bahwa lembah ini bukan tempat sembarangan—legenda tentang makhluk penjaga bayangan sudah sering ia dengar sejak kecil.Liu Feng menoleh, senyum tipis di wajahnya. “Aku tidak punya pilihan, Su Mei. Jawaban atas misteri ini ada di bawah sana. Jika aku tidak mencoba, semuanya akan sia-sia.”Su Mei menggigit bibirnya, merasa tidak berdaya. “Kalau begitu, aku akan ikut denganmu.”“Tidak,” jawab Liu Feng tegas. “Ini adalah tugas yang harus aku selesaikan sendiri. Kau sudah cukup banyak membantuku. Aku tidak ingin kau terluka.”Su Mei ingin membantah, tetapi sorot mata Liu Feng yang penuh tekad membuatny

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 38: Jalan yang Terpecah

    Getaran yang mengguncang ruangan itu semakin hebat, menyebabkan serpihan-serpihan kristal jatuh dari langit-langit. Liu Feng menarik tangan Wu Lan, memaksanya untuk berlari menuju pintu keluar. Shen Tao, yang masih lemah, dibantu berdiri oleh Liu Feng.“Cepat! Kita harus keluar dari sini sebelum tempat ini benar-benar runtuh!” seru Liu Feng dengan nada mendesak.Ketiganya berlari melewati tangga yang sebelumnya mereka lalui, namun jalan itu sekarang penuh dengan retakan besar dan tumpukan batu yang menghalangi. Energi merah yang sebelumnya berasal dari kolam kini menjalar melalui dinding, menciptakan ledakan kecil yang membuat perjalanan mereka semakin berbahaya.Wu Lan, dengan nafas terengah-engah, berteriak, “Apa yang terjadi, Feng? Apa sebenarnya yang kita hancurkan?”Liu Feng menggelengkan kepala, wajahnya penuh kekhawatiran. “Aku tidak tahu! Tapi energi ini… terasa seperti sesuatu yang lebih kuat daripada yang bisa kita bayangkan.”Ketika mereka hampir mencapai pintu keluar, sebu

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 37: Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata

    Tangga yang menurun ke kegelapan terasa seperti tak berujung. Setiap langkah yang diambil Liu Feng, Wu Lan, dan Shen Tao semakin memperdalam rasa tegang yang menyelimuti mereka. Udara di sekitar menjadi semakin berat, dan energi yang terasa seolah-olah menarik mereka ke bawah dengan paksa.Wu Lan menggenggam tombaknya erat-erat. “Tempat ini… sepertinya dibuat untuk menjebak siapa pun yang berani masuk.”Liu Feng menoleh ke arahnya, sorot matanya penuh dengan kewaspadaan. “Jika itu memang jebakan, maka kita harus memecahkannya. Jalan satu-satunya adalah maju.”Shen Tao, yang masih terlihat lemah meski sedikit membaik, berbicara pelan. “Tangga ini menuju ke tempat yang lebih tua dari yang kita duga. Aku bisa merasakan aura para leluhur kuno… tempat ini memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan.”Setelah perjalanan panjang, mereka tiba di sebuah ruangan lain. Ruangan itu berbeda dari yang sebelumnya. Dindingnya terbuat dari kristal berkilauan, dan di tengahnya terdapat sebuah kolam keci

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 36: Perjalanan ke Kedalaman Kegelapan

    Tubuh Liu Feng melayang di udara, terjatuh ke dalam kegelapan yang tampaknya tak berujung. Di sekelilingnya, bayangan-bayangan samar berputar seperti pusaran air, menyelimuti dirinya, Wu Lan, dan Shen Tao. Angin kencang menghantam wajahnya, membuatnya sulit bernapas.“Feng, hati-hati!” Wu Lan berteriak, tetapi suaranya hampir tak terdengar di tengah gemuruh yang menggelegar.Liu Feng mencoba menenangkan pikirannya. Ia memusatkan energi spiritualnya di telapak tangan, menciptakan pijakan energi untuk memperlambat kejatuhannya. “Wu Lan! Shen Tao! Gunakan energi kalian untuk mengurangi kecepatan jatuh!”Wu Lan merespons cepat, menciptakan lingkaran energi biru di sekeliling tubuhnya, melambatkannya. Namun, Shen Tao masih belum pulih sepenuhnya. Tubuhnya terus meluncur dengan kecepatan penuh ke bawah.“Shen Tao!” Liu Feng melompat ke arahnya, menangkap tubuh mentornya di udara. Dengan susah payah, ia menyalurkan energi ke dalam tubuh Shen Tao untuk melindunginya.Saat itu, sebuah cahaya r

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 35: Rahasia Penghancur Bayangan

    Lorong itu dipenuhi tekanan yang menyiksa, seolah-olah udara itu sendiri ingin menghancurkan tubuh Liu Feng dan Wu Lan. Shen Tao, yang berdiri di depan mereka, memancarkan aura yang asing. Cahaya merah yang keluar dari matanya seperti bara api yang tak pernah padam, membakar tanpa henti.“Shen Tao, apa yang kau lakukan? Ini aku, Liu Feng!” seru Liu Feng sambil mengacungkan pedangnya, mencoba menahan aura mengerikan yang terpancar dari pria itu.Namun, Shen Tao tidak menjawab. Sebaliknya, ia menyerang dengan kecepatan yang tidak pernah Liu Feng duga sebelumnya. Wu Lan nyaris tidak sempat bereaksi ketika Shen Tao melompat ke arah mereka, pedangnya berkilau seperti darah.“Dia bukan Shen Tao yang kita kenal!” seru Wu Lan.Liu Feng menggertakkan giginya. Ia tahu ada yang salah. Gerakan Shen Tao terlalu agresif, terlalu... dingin. Bukan seperti pria yang dulu membimbingnya. Dengan refleks yang terlatih, ia mengangkat pedangnya, menangkis serangan mematikan yang hampir menebas lehernya.Ben

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 34: Bayangan Masa Lalu

    Liu Feng dan Wu Lan melangkah perlahan ke dalam lorong gelap yang baru saja mereka masuki. Udara di dalam terasa berat, seperti membawa kenangan yang terperangkap selama ribuan tahun. Dinding-dinding lorong itu dipenuhi ukiran-ukiran kuno yang memancarkan cahaya lembut, memberikan penerangan yang cukup untuk mereka bergerak maju."Ini tempat apa sebenarnya?" tanya Wu Lan dengan nada bingung. Ia mengamati ukiran-ukiran itu, mencoba memahami arti di balik simbol-simbol misterius tersebut."Entahlah," jawab Liu Feng sambil mengusap salah satu ukiran. "Tapi aku merasa... tempat ini bukan sekadar lorong biasa. Ada sesuatu yang hidup di sini."Wu Lan menelan ludah. "Hidup? Maksudmu apa?"Namun sebelum Liu Feng sempat menjawab, langkah kaki aneh yang mereka dengar sebelumnya semakin mendekat. Wu Lan langsung menggenggam gagang pedangnya dengan erat, bersiap menghadapi kemungkinan terburuk."Siap-siap," bisik Liu Feng, matanya menatap lurus ke depan.Dari kegelapan, sosok-sosok mulai muncul.

DMCA.com Protection Status