“Siapa dia?" tanya empat pria lainnya terkejut. Pasalnya, orang itu tiba-tiba datang secepat kilat tanpa mereka sadari sama sekali. Alhasil mereka pun buru-buru mengeluarkan belati mereka."Tuan Crawford bilang kalian pantas mati!” Ya, suara itu tidak lain adalah Leo. Gerald dan Leo mengikuti aura itu, yang ternyata membawa mereka sampai ke tempat ini. Melihat peristiwa di depan mata, Leo memutuskan untuk segera mengambil tindakan."Siapa Tuan Crawford? Kami dari Keluarga Sime! Kau sudah bosan hidup? Sebaiknya kau enyah sekarang juga!” ujar para pria itu bersamaan. "Tuan Crawford berkata bahwa orang-orang dari Keluarga Sime lebih pantas mati!” Setelah berkata demikian, Leo mengerahkan sedikit kekuatannya. Berikutnya, pria di tangannya terlempar sekitar dua puluh meter ke atas. Seolah-olah Leo sedang melemparkan seekor ayam ke langit. Setelah jatuh ke tanah dan kejang beberapa kali, pria itu tidak bergerak lagi."Apa?" Para pria yang lain terbelalak melihat semua yang baru saja t
Tak lama kemudian, Gerald dan Leo sudah kembali ke rumah paman Gerald di kota kumuh.“Gerald, kenapa kamu baru datang? Apakah ada kendala di jalan?” tanya Monica yang buru-buru menyambut ketika mendengar suara Gerald.“Tidak apa-apa, hanya beberapa masalah kecil!” jawab Gerald sambil mengangguk pelan."Gerald, siapa dia?" tanya Monica ketika dia melihat Leo yang berpakaian compang-camping."Dia temanku. Monica, bantu aku membersihkan kamar tamu nanti. Aku akan berbicara pada Paman agar Leo bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Ngomong-ngomong, di mana Paman?" tanya Gerald sambil melihat ke dalam rumah."Paman sedang keluar untuk menyelesaikan beberapa urusan," kata Monica.“Aku sudah mendapatkan ramuan obat yang dibutuhkan. Aku akan membantu Sierra mengganti perbannya dulu. Setelah itu, aku akan menemani Leo membeli baju. Kami masih punya urusan yang harus diselesaikan besok,” kata Gerald."Ah! Kenapa kamu sangat sibuk? Padahal aku ingin kamu mengajariku beberapa jurus,”
Bocah itu sempat mengatakan bahwa dia bisa mendengar dan merasakan bahaya, jadi dia akan segera melarikan diri jika ancaman itu mendekat. Itulah kenapa dia sama sekali tidak takut pada binatang buas di gunung."Bagaimana kamu bisa mendengarnya?" tanya Gerald.Jika itu benar, maka anak ini memang istimewa. Gerald bahkan tidak bisa merasakan siapa pun atau apa pun sampai ke kota kumuh yang begitu jauh, tetapi bocah ini bisa tahu dia akan datang. Itu sungguh aneh!"Hehe! Kakakku bilang ini rahasia terbesarku! Omong-omong, Kakak, Paman, untuk apa kalian mencari kakakku?" tanya anak itu.“Kenapa kamu tidak mengajak kami menemui kakakmu dulu? Aku butuh bantuannya,” kata Gerald terus terang."Oke!"Bocah laki-laki itu bernama Seth. Dia kemudian mengajak Gerald dan Leo ke rumahnya.“Kak Gerald, Paman, bisakah kalian berdua mengajariku beberapa jurus bertarung? Aku ingin menjadi kuat seperti kalian supaya tidak ada yang berani menggangguku. Sejauh ini aku hanya bisa melarikan diri ketika
“Di mana gua ular itu?” Gerald bertanya sambil menatap Seth dengan saksama. Dunia ini memang sangat menakjubkan. Karena Seth bisa mendapat kesaktian pada pendengarannya, pasti ada rahasia lain di dalam gua ular itu. Gerald berspekulasi bahwa jika memang demikian, dia harus memeriksa gua ular itu. “Gua itu ada di atas gunung. Aku masih ingat lokasinya. Kak Gerald, aku bisa mengantarmu ke sana nanti jika kamu mau!” kata Seth."Baik, kalau begitu, aku memang butuh bantuanmu,” Gerald berkata sambil mengangguk. Nama lengkap Seth adalah Seth Laird dan kakak perempuannya bernama Suri Laird. Orang tua mereka sering pergi sepanjang tahun dan mereka berdua tinggal bersama kakek mereka. Namun, kakek Seth lemah dan renta. Dia membutuhkan ramuan obat untuk bertahan hidup.Seth juga sempat menyebut nama lain, yaitu Rosie Slow. Suri adalah sekretaris pribadi Rosie. Rosie yang memberi uang untuk mengobati penyakit kakek mereka. Karena itu, Seth selalu menganggap Rosie sebagai malaikat penyelamat.
Gerald merasa sedikit khawatir setelah membaca pesan itu. Apa yang terjadi di sana? Dia harus bergegas kembali untuk melihat! Gerald mengangkat kepalanya dan menoleh pada Seth. “Seth, bisakah kamu membantuku mendengarkan dan mencari tahu apa yang terjadi di kota kumuh tempat asalku?” tanya Gerald. Seth bersedia. Kemudian, dia berlutut di tanah sambil mendengarkan dengan saksama. "Iya. Sepertinya banyak orang tiba-tiba muncul di sana. Mereka semua berkumpul, tetapi aku tidak tahu apa yang sedang terjadi," jawab Seth. Gerald mengerutkan kening sambil menebak-nebak. Ini bukan pertanda baik! Itu pasti orang-orang dari Keluarga Gunter! Felton telah melukai Sierra dan pamannya adalah orang yang melawan dan mengusirnya. Jadi, Keluarga Gunter tidak akan membiarkan itu terjadi begitu saja. Mereka juga pasti akan tahu keberadaan Paman Gerald. Sinar kemarahan tersirat di mata Gerald."Leo, kita harus kembali!" ***Di kota kumuh...Pendengaran Seth memang akurat. Semua orang telah berkump
“Jadi kau benar-benar ada di sini, Gerald! Sesuai dugaanku, tidak ada tempat di bumi ini yang tidak bisa kujamah. Tebakanku selalu akurat!” kata Felton sambil tersenyum tipis. “Gerald! Cepat habisi penjahat ini sampai mati! Dia tidak hanya mematahkan lengan Sierra, tetapi andai kamu terlambat satu detik saja, dia pasti sudah membunuhku!” teriak Monica sambil memelototi Felton, ketakutannya perlahan menghilang.Gerald menepuk kepala Monica dengan lembut, kemudian menatap Felton dengan senyum tipis dan berkata, “Ternyata kau cukup percaya diri, Tuan Gunter. Selain menebak bahwa aku ada di desa ini, apa lagi yang kau prediksi?"“Oh? Kau ingin tahu? Tentu saja aku memprediksi bahwa semua kekuatan dan keahlianmu akan kuakhiri hari ini! Setelah itu, aku akan membawamu ke rumah Keluarga Gunter dan menyerahkanmu pada nenekku. Atau kau mau aku sendiri yang menghabisimu?""Kau sangat percaya diri, ya, harus kuakui itu. Terlalu percaya diri lebih tepatnya, karena kau belum melakukan apa-apa!” "
“Kesempatan? Apa maksudmu?” tanya Gerald sambil menatap Felton—yang masih terbaring di tanah. “Ya, jika kau melepaskanku hari ini, aku akan memberitahu nenekku agar tidak datang dan mempersulit mereka yang tinggal di kota kumuh ini! Kalau tidak, yaa… Nenekku pasti akan menyebabkan pertumpahan darah di sini!” jawab Felton."Aku tidak tahu omong kosong apa yang kau bicarakan. Aku menyuruh Leo untuk tidak langsung membunuhmu karena membiarkanmu mati seperti ini tidak akan cukup membuat nenekmu menderita. Sayang sekali, kan!" ejek Gerald sambil tersenyum. Begitu melihat senyuman Gerald, Felton merasa seluruh tubuh dan jiwanya membeku. Beberapa detik kemudian, dia bertanya tergagap, "A-apa maksudmu?" “Ketika aku sedang memikirkan cara untuk menghadapimu selama perjalanan ke sini tadi, aku sempat menyimpulkan bahwa kau masih sedikit berguna bagiku. Karena itu aku tidak mau kau mati begitu saja.""Leo, bersihkan tempat ini. Dia biar aku yang urus," ujar Gerald memberi perintah.Berikutnya
“Kedengarannya itu bukan ide yang buruk. Selain itu, aku juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan lain kepadamu. Kalau kau menjawabnya dengan jujur, aku akan mempertimbangkan untuk tidak memasukkan racun di dalam tubuhmu," kata Gerald. “K-kau boleh menanyakan apa saja padaku! Aku bersumpah akan menjawab dengan jujur selama aku tahu jawabannya. Tolong, biarkan aku hidup!" pinta Felton yang tidak mampu memikirkan hal lain selain bertahan hidup. Padahal dia awalnya berencana menggunakan nama neneknya untuk menakut-nakuti Gerald, tetapi rupanya Gerald sama sekali tidak terpengaruh oleh ancamannya. Terlebih lagi, Felton sejujurnya sangat takut dengan racun sihir yang baru saja dibuat Gerald. Pria berengsek ini sungguh kejam! Meski Felton berharap bisa memakan Gerald hidup-hidup, dia sangat sadar siapa yang berkuasa sekarang.Akhirnya dia pun mulai mengajari Gerald tentang teknik rahasia menggunakam Dead Annie dan induk Dead Annie. Dia juga menjawab semua pertanyaan Gerald sejuju