Share

18. Separuh Jiwa

Penulis: Hanana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Azura menatap lurus layar laptop yang Gavin pinjamkan kepadanya. Meski pandangan matanya hanya menuju ke satu titik, tapi fokusnya terbagi ke beberapa hal. Mulai dari menyesap rasa kehilangan atas kematian kedua orang tuanya, rasa lelah atas pelariannya dari Riki, dan kini harus kuat berdiri di atas kakinya sendiri.

Ada banyak hal yang cukup mengacaukan pikirannya. Meski begitu, Azura terus berucap pada dirinya sendiri kalau dia harus kembali menjalani hidup. Bagaimanapun kondisinya, Azura tetap harus bekerja.

"Berurusan dengan hukum membutuhkan uang yang nggak sedikit," monolog Azura.

Azura memutuskan untuk menjadi freelancer. Meski tak kemana-mana, Azura masih bisa menjadi translator, copy writer, content writer, dan penulis lepas di beberapa platform fiksi dan non-fiksi. Jadi, walaupun dua puluh empat jam terkurung di ruangan seluas 6x6, Azura tetap bisa memiliki pendapatan.

Huruf demi huruf, Azura rangkai satu per satu. Jari-jarinya menari di atas keyboard, menciptakan dunia baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   19. Malam yang Panjang

    Azura bukan wanita yang kebal dengan godaan cinta dan perasaan sejenisnya. Terlebih lagi, itu datang dari lelaki yang sejak dulu dia impikan dan dambakan. Sekuat hati dia mencoba untuk tidak semudah itu luluh. Namun, wanita mana yang tidak melunak saat terus-menerus disuguhkan pada kebaikan, kasih sayang, perhatian, dan kelembutan."Makan dulu," ucap Gavin yang lantas duduk di sisi samping meja."Kamu benar-benar memasaknya sendiri?" tanya Azura yang masih ragu."Sejak satu jam yang lalu, aku udah berdiri di dapurmu. Dan kamu masih nggak percaya?"Azura tertawa. Sedikit aneh rasanya saat mendapati lelaki maskulin sepertinya ternyata cukup ramah dengan peralatan memasak. Bahkan, Azura masih terperangah saat melihat dua piring makanan yang tertata dengan cukup indah.Sebenarnya ini hanya hidangan sederhana. Ada beberapa slices beef yang dipadukan dengan telur, dua jamur utuh, toast, dan tomat. Namun, Azura harus mengakui kalau hidangan ini cukup menggugah."Well, aku nggak bisa masak ma

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   20. Remuk

    "Ra, apa Gavin sama kamu?"Pertanyaan itu langsung terlontar dari mulut Laura, tepat saat Azura mengangkat telepon. Biasanya, Laura mengawali perbincangan dengan sapaan ringan atau tentang informasi penting mengenai kasus yang sedang dia kerjakan. Namun, kali ini berbeda. Laura justru langsung menanyakan keberadaan Gavin."Iya, dia ada di sini," jawab Azura."Sejak kapan?""Sejak pagi tadi," jawab Azura. "Perlu aku bangunkan? Dia sedang tidur.""Tidur?"Mendengar perubahan nada suara Laura, napas Azura lantas terhenti. Dia baru sadar kalau ucapannya seolah menjurus ke hal yang tidak-tidak. Padahal, Azura berani bersumpah tak ada yang terjadi di antara mereka.Maksudnya, pagi ini. Maksudnya, bukan hari hari kemarin, dan bukan pula malam malam kemarin. Pagi ini, memang tidak ada yang terjadi di antara Gavin dan Azura. Lelaki itu hanya sekedar tidur. Itu saja. "Jangan salah paham dulu. Tadi Gavin nggak sengaja tertidur di sofaku. Katanya, semalam dia harus mengerjakan draft untuk client

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   21. Saling Menginginkan

    Sebenarnya, ini adalah hari yang indah. Azura mendapat kabar tentang kemajuan kasus hukumnya, lalu dia juga baru saja menerima bayaran cukup besar dari hasil kerjanya selama beberapa bulan. Meski begitu, hatinya tetap saja diliputi kegundahan.Segala hal tentang Gavin menjadi kian rumit. Azura sudah mulai bergerak mundur. Namun, Gavin justru semakin mendekatinya. Sialnya, terlalu sulit bagi Azura untuk menolak semua yang Gavin suguhkan."Hello, my sunset," sapa Gavin dari arah pintu.Azura menoleh, lalu tersenyum tipis. Belakangan ini, Gavin memang sering memanggilnya dengan sebutan-sebutan aneh, tapi manis. Azura sudah meminta Gavin agar lebih baik menggunakan namanya saja. Namun, lelaki keras kepala itu selalu punya alasan untuk mempertahankan sesuatu yang dia mau.Seperti halnya saat ini. Gavin menyamakan keindahan matahari tenggelam dengan sosok Azura yang menurutnya sama-sama bernuansa jingga. Azura tidak paham betul mengapa Gavin menyebutnya sewarna jingga. Lelaki itu hanya menj

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   22. Dilema

    "Sepertinya kamu mulai dicurigai oleh Riki," ucap Laura kepada Gavin."Mungkin.""Dan kamu masih mau menemui Azura?" Suara Laura terdengar penuh dengan kekhawatiran. "Kamu harus menjauh dari Azura, setidaknya untuk sementara waktu."Gavin mengerti kekhawatiran Laura. Namun, dia benar-benar tidak bisa meninggalkan Azura sendirian. Ibarat kata, Azura sedang menghadapi badai, dan Gavin berpikir kalau Azura akan menjadi lebih kuat kalau ada seseorang yang menggenggam tangannya.Selain itu, Gavin juga sudah terbiasa mengisi hari-harinya dengan kebersamaan mereka. Rasanya tak rela jika waktunya harus dihabiskan tanpa melihat wajah Azura. Meski hanya beberapa jam dalam satu hari, tapi bagi Gavin, itu sangat berarti.Lalu, ada satu lagi alasan terbesar yang tidak mungkin Gavin katakan pada Laura. Ini tentang perasaan yang diam-diam mulai tumbuh, bahkan telah berkembang. Orang bilang, hati manusia tidak mungkin bisa mencintai dua orang sekaligus. Namun, Gavin tidak menemukan kata lain yang bis

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   23. Ancaman

    Di sebuah ruangan besar dengan jendela-jendela lebar, Riki sedang berdiri memandangi jalanan kota. Dia tahu bahwa waktunya tidak banyak. Investigasi yang dipimpin Laura semakin menekan, dan bukti-bukti mulai terkuak ke permukaan. Dengan marah, dia memukul meja, membuat beberapa berkas terjatuh."Kita harus segera menemukan Azura." Riki berbicara dengan nada tegas kepada anak buahnya yang berkumpul di ruangan itu. "Jika dia berhasil bersaksi, kita semua akan habis."Dengan wajah tegang dan penuh rasa takut, anak buah Riki mengangguk. Mereka tahu bahwa bos mereka tidak main-main. Setiap perintah harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat."Saya sudah menyebar orang-orang di beberapa tempat yang mungkin dia datangi," kata salah satu dari mereka. "Kami juga memantau setiap pergerakan yang mencurigakan.""Apa hasilnya?""Masih belum kami temukan." Dia menjawab seraya menundukkan kepala.Riki spontan melempar lembar kertas di hadapannya. Berkas laporan lokasi tidaklah berarti. Riki tak butuh

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   24. Penyerangan

    'Aku ingin kamu jujur sama Azura kalau kita berdua sudah bertunangan.'Satu-satunya permintaan dari Laura terus terngiang di kepala. Gavin mengerti kalau pengakuan ini pasti akan sangat terasa berat. Namun, sepertinya memang sudah saatnya bagi Gavin untuk mengambil keputusan."I'm so sorry, Azura," lirih Gavin seorang diri.Gavin sudah tidak nyaman dengan hatinya yang terus dilanda kegelisahan. Ketidakjujuran nyatanya benar-benar membuat semuanya kacau. Tak bisa lebih lama lagi menutupi hubungannya dengan Laura, Gavin akhirnya bertekad membuka semua kepada Azura.Mempertahankan hubungannya dengan Laura adalah keputusan yang mau tak mau harus Gavin ambil. Meski rasa sayangnya kepada Azura semakin terasa nyata, tapi Gavin tidak mungkin sanggup menyakiti Laura lebih banyak lagi. Sudah saatnya Azura tahu kalau Laura sebenarnya adalah wanita yang akan menjadi istrinya.Aku telah berdosa karena sempat berpikir kalau Azura akan memiliki masa depan denganku, ucap Gavin dalam hati.Jalanan mas

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   25. Bebas

    Rasanya mendebarkan, tapi Azura sangat bersemangat saat pada akhirnya dia bisa keluar dari flat miliknya. Setelah berbulan-bulan bersembunyi, Azura akhirnya bisa menghirup udara bebas. Ya, bebas.Azura tak perlu lagi takut akan ancaman dari Riki dan keluarganya. Pra peradilan telah berjalan, dan mereka semua sudah diamankan. Ini benar-benar menjadi hari yang bersejarah bagi Azura. Keberanian dan tekad yang dia kumpulkan selama ini akhirnya membuahkan hasil."Papa, Mama, kita semakin dekat dengan keadilan," ucap Azura seraya menatap pantulan diri dari kaca.Perasaannya bercampur antara lega, bahagia, dan sedikit cemas. Namun, satu hal yang pasti, hidupnya terasa sedikit lebih ringan. Memang belum berhasil sepenuhnya. Masih ada proses persidangan yang akan berlangsung selama berbulan-bulan. Namun, setidaknya Azura sudah melepas sedikit beban yang dia tanggung."Ra, kita jadi ketemu?"Suara Gavin mengalun merdu saat Azura mengangkat telepon darinya. Biasanya mereka hanya bersua di dalam

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   26. Pengakuan

    Tidak biasanya wajah Gavin diselimuti mendung. Biasanya, lelaki itu selalu tampak bahagia saat menatap wajah Azura. Namun, kali ini Gavin cenderung terlihat murung."Ada sesuatu?" tanya Azura.Gavin menarik bibirnya untuk membentuk senyum tipis, senyum terpaksa."Maaf karena kemarin aku harus bertemu dengan Anna," lanjut Azura.Gavin mengangguk. "Bukan masalah.""So?"Lelaki itu lantas menatap lekat kedua mata Azura. Manik abu-abu yang biasanya bersinar, kini berubah redup. Butuh waktu sekian detik bagi Gavin untuk sekadar mengucapkan satu kata."Ra, maaf."Alis Azura sontak mengernyit. "Maaf? Untuk apa?""Untuk semuanya."Gelengan kepala lantas memberi tanda bahwa Azura tak mengerti apa yang Gavin maksud. Sejauh ini, Azura tidak merasa punya masalah apapun dengan lelaki itu. Cukup aneh jika tiba-tiba Gavin membahas hal yang sepertinya cukup serius."Aku salah, Ra." Kalimat yang Gavin lontarkan terdengar berat dan sulit terucap. "Aku nggak jujur sama kamu selama ini, dan aku minta maa

Bab terbaru

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   49. I Love You

    Gavin menghentikan tarikan napas. Kedua manik abu-abunya menatap layar dengan jemari yang sedikit gemetar. Setelah melewati pencarian yang melelahkan, dia akhirnya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Azura.Begitu nada sambung terdengar, hatinya sontak berdesir. Belum saja dia mendengar suara Azura, tapi jantung Gavin sudah berulah. Detaknya sungguh tidak beraturan.Semula, Gavin pikir Azura akan segera menjawab panggilannya. Namun, semesta ternyata masih ingin sedikit bermain-main. Suara nada tunggu yang tidak kunjung tersambung seolah sedang mencemooh dan sengaja mengulur waktu.Pada dering ke tiga, Azura masih belum mengangkat panggilan. Sungguh, Gavin seperti sedang menunggu jawaban dari takdir. Akankah dia menjawab? Akankah dia mengenali nomornya? Atau dia akan memilih untuk mengabaikannya?Kedua kaki Gavin sudah bergerak naik turun dengan cepat. Seluruh tubuh seolah turut menampakkan rasa gelisah. Namun, sekujur anggota badannya tiba-tiba berhenti ketika panggilan berhasi

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   48. Saling Mencari

    Pintu dengan cat putih sudah tertutup separuh. Namun, sebisa mungkin Gavin menahan agar celahnya terbuka lebih lebar. Sambil sedikit memberikan dorongan, Gavin akhirnya berhasil membuat wanita di hadapannya kembali bicara."Pergilah. Apa maumu?" tanya wanita yang bernama Afi itu."Bu, saya tahu Azura di sini," jawab Gavin. "Jadi tolong biarkan saya menemui dia."Tatapan mata Afi terlihat dingin. Setelah mengetahui alasan kedatangan Gavin, ekspresinya berubah sinis. Afi harus bisa menjaga jarak dengan siapa pun yang datang mencari Azura.Sejak pertemuan Azura dengan Laura beberapa waktu yang lalu, Azura sempat menitipkan pesan agar tidak membiarkan siapa pun mengetahui keberadaannya tanpa seizin Azura. Saat itu, Azura menjadi lebih murung dan sering menangis. Terang saja kalau kini Afi tak segan memperlihatkan raut tak suka saat ada orang yang tiba-tiba ingin menemui Azura. Ada kecenderungan dalam diri Afi untuk menjaga Azura dari orang-orang yang mungkin akan membuat Azura sedih.Afi

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   47. Selangkah Lebih Dekat

    Ini masih terlalu dini untuk disebut dengan pagi. Matahari masih belum muncul, dan warna langit masih sepenuhnya hitam. Meski begitu, Gavin tetap bangkit dari tidur, lalu keluar untuk menantang dinginnya udara.Titik es muncul di ujung dedaunan sebab suhu yang menginjak -1°C. Gavin jadi ingat bagaimana hidung Azura yang memerah dan sering sakit saat udara terlalu dingin. Pun kebiasaannya yang cenderung lebih sering bersin."Semoga dia baik-baik aja," lirih Gavin.Sambil menunggu matahari meninggi, Gavin memutuskan berjalan-jalan di sekitar penginapan. Sesekali, dia menyinggung nama Azura ketika warga sekitar menyapa dan beramah tamah padanya. Sungguh sial, Gavin masih harus berusaha lebih keras lagi, sebab tak ada seorang pun yang mengetahui Azura di sekitar sini.Sambil menyalakan mesin mobil, Gavin mempelajari sesaat daerah yang dia pijak melalui map. Jemarinya bergerak membantu mata untuk mengamati berapa banyak villa di daerah ini. Tak lupa, Gavin juga mencari tahu tentang tempat

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   46. Rindu

    Gavin tidak merasa risau saat ponselnya kehabisan daya. Tak masalah. Lagi pula tidak ada siapapun yang akan menghubunginya. Kalaupun ada, mungkin itu dari orang yang tidak seberapa penting.But, wait. Bukan berniat menyepelekan. Namun, saat ini yang terpenting bagi Gavin adalah bagaimana caranya agar bisa menemukan Azura."Aku nggak akan pernah berhenti mencarimu, Ra," monolog Gavin.Menempuh perjalanan selama lima jam bukan hal yang berat. Saat ini, Gavin justru sangat bersemangat. Meski belum tahu bagaimana hasilnya, tapi dia menemukan ada setitik harapan untuk bisa melihat wajah Azura lagi."Dari mana aku bisa mulai mencarimu di tempat sebesar ini?" lirih Gavin seraya melayangkan pandang dari kanan ke kiri.Dua hari yang lalu, dia bertemu lagi dengan Laura. Mantan kekasihnya itu sempat menolak saat Gavin mendesak untuk memberi tahu keberadaan Azura. Namun, setelah berbagai upaya, Laura akhirnya memberikan satu petunjuk bahwa Azura ada di daerah dataran tinggi Dieng ini.Tentu Laura

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   45. Bunga yang Berbicara

    Azura menghentikan langkah saat kakinya menginjak teras. Tubuhnya membatu. Kedua matanya menatap nanar ke sekitar. Ada terlalu banyak benda yang seharusnya tidak ada di depan rumahnya."Ya Tuhan," lirih Azura.Rumah yang dulu dia tinggalkan dengan hati penuh kegelisahan, kini menyambutnya dengan keheningan yang menyakitkan. Tak ada siapa pun di rumah ini. Namun, Azura bisa melihat kalau ada seseorang yang sepertinya sering datang berkunjung."Gavin," lirih Azura, nyaris tanpa suara.Bukan tanpa alasan Azura menyimpulkan kalau Gavin sering mendatangi rumahnya yang kosong. Sebab, lelaki itu memang selalu meninggalkan jejak. Azura paham betul bagaimana coretan tangan Gavin yang tersemat pada setiap bunga yang ada di teras rumahnya.Ya. Bunga. Ada banyak sekali buket bunga yang menyambut kepulangan Azura.Semuanya cantik. Namun, tunggu dulu. Ini bukan narasi yang penuh keindahan dan keromantisan. Justru ini adalah penyebab munculnya rasa sesak dan sakit dalam diri Azura.

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   44. Pulang

    > Gavin, ini aku, Azura. Tolong angkat teleponnya. Azura menatap nanar deret tulisan yang hanya menunjukkan centang satu. Jangankan mendapatkan balasan. Pesan dari Azura bahkan sama sekali tidak terkirim. "Ada apa denganmu," lirih Azura. Rasa panik terus menjalar dalam dirinya. Azura mencoba lagi, kali ini dengan lebih banyak kegelisahan. Setiap telepon yang gagal terhubung membuat pikirannya semakin dibanjiri dengan berbagai kemungkinan buruk. Azura tidak bisa duduk diam. Dia mengirimkan lebih banyak pesan, berharap setidaknya ada satu yang akan terkirim. Namun, tidak ada satu pun pesan yang berhasil mencapai diri Gavin. "Aku harus mengganti nomorku," titah Azura pada dirinya sendiri. Azura lantas mengaktifkan kembali nomor ponselnya yang lama. Dia pikir, dirinya akan bisa menemukan jawaban di sana. Barangkali Gavin memberi kabar penting, atau bisa jadi Gavin memiliki nomo

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   43. Mimpi Buruk

    Semula, segala sesuatu tentang Gavin sama sekali tidak ingin Azura gubris. Namun, semakin hari, Azura justru semakin memikirkannya. Terlebih, saat Gavin kembali datang di mimpinya setiap malam."Apa dia baik-baik aja?" tanya Azura kepada dirinya sendiri.Mimpi yang muncul masih berupa potongan-potongan kejadian yang acak. Sialnya, keseluruhannya bukanlah mimpi yang indah. Tak hanya sekadar buruk, ini bahkan bisa dikatakan sebagai mimpi yang mengerikan.Beberapa kali Azura melihat kalau ada bahaya yang sedang mengancam Gavin. Ada kepingan mimpi saat lelaki itu sedang berada di bawah reruntuhan bangunan, dan ada pula setting di pemakaman. Tidak terlalu jelas bagaimana keseluruhan cerita mimpi itu berlangsung, tapi yang jelas, Azura selalu bangun dalam keadaan berderai air mata.Setiap pagi, Azura memulai harinya dengan perasaan cemas. Mimpi itu seperti membawa firasat buruk. Entah ini pertanda akan datangnya kabar tak baik, ataukah sebuah petunjuk untuk Azura agar bisa menyelamatkan Gav

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   42. Buket Peony

    Setelah membiarkan Laura pergi, Azura gegas menutup pintunya rapat-rapat. Dia seperti tak hanya menutup pintu itu secara fisik, tapi juga menutup segala cerita, drama, dan kenangan yang pernah ada. Bukan hanya tentang Laura, tapi juga mengenai Gavin dan segala masa lalu di antara mereka bertiga.Azura menganggap pertemuan kali ini bukan sebagai momen 'sampai jumpa lagi'. Ini lebih tepat dikatakan sebagai momen 'selamat tinggal'. Artinya, Azura sama sekali tidak menginginkan pertemuan selanjutnya. Semuanya telah tamat."Mbak," panggil Afi dari arah ruang tengah.Azura mendongak seraya sedikit mengangkat alis."Ada sesuatu? Mbak bisa cerita sama saya.""Nggak ada," balas Azura."Tapi dari tadi Mbak Azura nangis terus."Kelopak mata Azura lantas berkedip cepat. Sambil menggelengkan kepala, jemarinya buru-buru mengusap pipi yang ternyata memang basah. Sungguh, Azura sampai tidak sadar kalau sejak tadi dia sudah banyak membuang air mata."Dia tadi siapa?" tanya Afi."Pengacaraku dulu, Bu."

  • Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam   41. Pengakuan

    Azura terbaring di atas ranjang dengan mata yang menatap lurus ke arah langit-langit kamar. Benaknya terbang menuju mimpi yang entah mengapa terasa janggal. Di mimpi itu, ada Gavin, Laura, dan David."Aneh," ucap Azura.Sebenarnya, mimpi itu tidak terlalu jelas. Azura hanya bisa mengingat kepingan cerita yang sama sekali tidak berkesinambungan. Ada mimpi tentang pertemuannya lagi dengan Gavin, ada pula mimpi tentang Laura dan David. Pada satu adegan, Azura juga merasa seperti sedang bertemu dengan ketiga orang itu di waktu yang bersamaan.Tak ada yang spesial dari mimpi-mimpi itu. Namun, Azura mengingat betul tentang mimpi saat Laura mencarinya. Entah di mana dan entah bagaimana, tapi di mimpi itu, wajah Laura tampak jelas. Laura sedang berjalan kesana kemari untuk mencari Azura. Azura juga seperti melihat Laura yang tengah mengobrol dengan Rendi untuk menanyakan di mana tempat tinggal Azura.Sambil menyibak selimut dari tubuhnya, Azura lantas ban

DMCA.com Protection Status