Saat bersantai di ruang tamu, Emilio kembali mendapat panggilan telepon dari Sebastian. Dengan enggan Emilio pergi ke perusahaan. Waktu berlalu begitu cepat tak terasa langit yang awalnya masih terang kini sudah gelap. Jam menunjukkan sudah tengah malam. Emilio bergegas pulang ke mansion. Saat memasuki rumah suasana di sana begitu sepi. Semua orang telah tidur kecuali Joseph yang senantiasa menunggunya pulang. Emilio kembali ke rumah dengan sedikit lelah, pelan-pelan dia berjalan menaiki anak tangga yang memutar ke lantai atas dan kembali ke kamar. Lampu dinding kamar tidur masih menyala, cahayanya redup dan hangat. Elijah tengah bersandar duduk di tepi ranjang, matanya terpejam, tertidur nyenyak dan manis, tubuhnya ditutupi dengan selimut yang berwarna biru pastel, kedua tangannya tengah tengah memegang sebuah buku. Emilio melepaskan mantel, dan menggantungnya di gantungan pakaian yang ada di sebelah samping lemari. Dia berjalan perlahan-lahan ke tepi
Setelah mereka pergi, Areum selalu membungkuk dan menangis di atas meja. Di saat menangis tiba-tiba saja mendengar lonceng angin pintu berbunyi. Dia mengangkat wajahnya, dan sembarang menyeka air mata di wajahnya, tetapi sepasang matanya sangat merah seperti mata kelinci. Dia melihat ke arah pintu, hanya melihat seorang pria muda berdiri, dengan kedua tangan yang disematkan ke dalam saku celananya. Postur tubuhnya agak malas, alis dan matanya mirip dengan Areum, penampilannya sangat lembut dan anggun. “Untuk apa kamu datang ke sini?” Areum mengalihkan pandangannya suaranya terkesan acuh dan dingin. Aaron mengayunkan kakinya, berjalan ke dalam dengan santai, dia melambaikan tangan pada Reina. “Kamu, hari ini pulang lebih awal. Pergilah.” Mendengar hal itu Reina merasa senang, dia segera mengambil tasnya dan melarikan diri dari pandangan Areum. Melihat hal itu Areum mengerutkan keningnya, dia tidak habis pikir palayan tokonya kabu
Satu bulan kemudian. Setelah bujuk rayu dilakukan akhirnya Tuan Briar membawa Areum masuk ke dalam rumahnya, dia juga meminta Areum untuk menangani perusahaan cabang fashion. Di sana dia menjadi kepala desainer. Dia ditunjuk jadi kepla desainer bukan tanpa alasan. Dia memiliki kualifikasi dan memenuhi persyaratannya dan itu membuatnya lebih mudah masuk ke perusahaan. Hari ini adalah pengenalan pakaian koleksi terbaru dari Desire Fashion, sebagai kepala desainer yang bertanggung jawab. Areum memberi perintah di lokasi dengan teratur. Hari ini dia mengenakan gaun berwarna mint, rambut hitam panjang diikat, dan hiasi dengan jepit rambut yang senada dengan gaunnya, cantik dan sangat elegan. Sebagai seorang desainer, jelas tidak ada yang bisa menyesuaikannya lebih baik daripada Areum. Seorang model cantik menopang pipiny dengan satu tangan, pandangannya tertuju pada Areum. Melihat penampilannya yang serius, cahaya lampu crystal jatuh di wajahnya yang
Areum ikut dengan Hans, dua orang tidak jalan terlalu jauh, melainkan berdiri di bahu jalan sambil ngobrol. “Areum. Kudengar sekarang kamu bekerja di DF?” Hans bertanya. Arem mengangguk. “DF adalah tempat kerja ibuku dulu, aku di sana, juga bisa membantu Aaron.” “Begini sangat bagus, harapan terbesar mendiang tante adalah berharap kamu bisa bangkit kembali." Areum mengatupkan bibir, satu sama lain menjadi hening sesaat. Kemudian, Hans mengeluarkan selembar kartu undangan dan disodorkan padanya. “Aku sudah mau menikah.”Areum mengulurkan tangan menerima kartu undangan, ekspresi di wajah penuh kejutan. "Selamat ya, Hans." “Memang sudah seharusnya mengucapkan selamat padaku, sudah berlalu selama bertahun-tahun, akhirnya bisa aku melepaskannya, melepaskan obsesiku padamu.” Hans menghela nafas mengatakannya.Ekspresi di wajah Areum sedikit canggung, mengatupkan bibir dan tidak bicara. “Istriku, dia adalah seorang dokter.
Di malam yang sama Elijah dan Emilio baru saja menyelesaikan sebuah malam yang penuh gairah. Dua orang dengan mesra terbungkus di dalam selimut, sedang ngobrol. “Hari ini ketika acara fashion berakhir, aku melihat dokter Rayn di sana.” “Eng, mungkin dia pergi mencari Areum.” Emilio menjawab dengan santai, sudah kebiasaannya mengulurkan tangan mengambil rokok dan korek api yang ada di nakas samping ranjang. Dia baru saja mengeluarkan sebatang rokok dari kotak rokok, langsung direbut oleh Elijah. “Ingin cepat mati agar lebih cepat reinkarnasi lagi ya.” Emilio tersenyum, memberikan korek api yang ada di tangannya. Elijah melempar rokok dan korek api kembali ke nakas samping ranjang, dengan puas meringkuk ke dalam pelukannya. Lanjut mengatakan: “Siapa Areum?” tanyanya penasaran. “Kekasih serta separuh jiwanya.” “Ah, kekasih yang menghilang itu ya. Sepertinya kisah cinta mereka sangat berliku. “Ada sebuah kesa
Hari begitu cerah. Langit juga sangat biru, sesekali angin berhembus melintasi kota. Di sebuah ruangan yang tertutup Emilio beserta pemimpin departemen yang bertanggung jawab dalam desain dan pemasaran berkumpul di sana, seperti biasanya Emilio mengadakan rapat rutin untuk meninjau kinerja pegawainya. Setelah berada di dalam ruang rapat selama lima jam akhirnya rapat itu selesai dan meninggalkan kesan baik pada Emilio yang biasanya selalu ingin mendapatkan sesuatu yang sempurna, tapi tidak dengan kali ini. Emilio keluar lebih dulu, segera menuju ruangannya. raut wajah Sebastian sudah sangat tidak baik, saat dia masuk ke dalam menyusul Emilio. firasat yang tidak asing itu, sudah dapat ditebak olehnya, tapi tetap saja saat mendapat kabar itu tetap membuatnya kaget. Sebastian menyerahkan sebuah berkas yang terbungkus map coklat. Emilio membukanya perlahan, dan Sebastian mulai berbicara. “Eito menghilang, setelah dia keluar dari penjara. T
BAB. 115Elijah mendengar demikian, hanya tersenyum sekilas. Setelah itu, dia merapikan bajunya dan turun dari kasur, mengulurkan tangan untuk membuka pintu kamar.Pintu kamar terbuka, Stela langsung berlari masuk, dengan kaki pendeknya dan langsung berlari menuju pelukan ibunya yang lembut.“Anak kesayangan Mama sudah pulang ya.” Elijah mengecup dengan lembut pipi Stela yang tembam.“Mama, sus Maria membawaku main perosotan,” Stela bicara dengan penuh keriangan.Elijah mengangguk tersenyum, lalu bertanya lagi, “Apa Stela suka main perosotan?”“Suka.” Stela mengangguk dengan kuat, dan berkata lagi, “Stela mau makan permen kapas, Mama belikan permen kapas untuk Stela ya.”Sus Maria merasa apabila membiarkan anak kecil makan terlalu banyak makanan manis akan tidak baik untuk kesehatan giginya, sehingga jarang mengizinkan Stela memakan permen. Stela sangat pintar, setiap kali tidak berhasil mendapatkan sesuatu dari Sus Maria, akan beralih membujuk ke Elijah.Elijah tersenyum mengangguk,
Memang benar Emilio sedang memusingkan masalah pemindahan penghuni lama. Emilio mengakui bahwa dirinya bukan pengusaha yang tidak berperikemanusiaan, dengan kondisi yang masih bisa memperoleh laba, dia akan berusaha mengganti kerugian penghuni di sana. Nominal kompensasi Xavier Group, lebih tinggi 20% di atas ketentuan pasaran dan ketentuan pemerintah, sehingga banyak orang sudah pindah dengan senang hati. Akan tetapi, tetap saja ada manusia yang terlalu rakus dan tamak, bukan semua orang akan bersyukur dan puas dengan berkat yang ada. Bagi orang tertentu, permintaannya akan semakin besar apabila semakin besar kebaikannya yang ditawarkan. Sehingga banyak yang menjadi rakus berlebihan. Ada beberapa penghuni yang tidak ingin pergi, permintaan yang diinginkannya juga tidak masuk akal. Dalam penilaian mereka, Xavier Group adalah sebuah tangkapan besar, cukup membuat mereka makan seumur hidupnya hanya dengan sekali memancing. Hal yang lebih mengesalkan adalah, masih ada yang mengatakan