Beranda / Romansa / Lelaki Pengganti / Realita Kehidupan Di Kampung

Share

Realita Kehidupan Di Kampung

Penulis: Ciyyin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-02 21:54:21

Netraku menatap rumah tua milik ayahku dari kejauhan, tampak rumah itu masih sama seperti dulu, teringat kembali sewaktu aku kecil, aku sering berlarian mengelilingi rumah ini, tidak banyak perubahan yang ku lihat setelah meninggalkannya setahun lebih.

Aku berhenti dan menunjuk rumah papan yang sudah terlihat sangat kumuh di depanku, terlihat pintunya tertutup rapat. “Ini rumah saya, Tuan.”

Mata Tuan Rey membulat. “Ini?”

“Benar, Tuan. Ini rumah saya, ya beginilah adanya, berharap Tuan Rey dan Tuan Roy memaklumi keadaan saya,” ujarku memberi pengertian.

Tampak Tuan Roy mengangguk pelan. “Tidak apa-apa, Yonna. Yang terpenting kan bisa ditempati.” Ujarnya sambil tersenyum.

Tuan Roy tampak biasa saja dan memaklumi keadaanku namun, berbeda halnya dengan Tuan Rey, ia terlihat sangat tidak menyukai tempat tinggalku ini.

Melihat reaksi Tuan Rey yang tidak nyaman, aku langsung berkata. “Tuan Rey,

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lelaki Pengganti   Ayah Sampai Kapan Kau Terus Membenciku

    “Ya, mungkin saja, yasudah pergilah, Yon.”“Iya, Tuan.” Aku mengangguk pelan dan pergi.Sesampainya di kamar mandi, seketika ingatanku kembali ke masa dimana aku sedang dimandikan oleh ayah, saat itu aku tertawa lepas, saat gelembung sabun yang aku mainkan beterbangan.“Lagi, Yah, lagi,”“Sudah jangan lama-lama, nanti kamu masuk angin,”“Ahh,,,, Ayah! Aku masih ingin bermain sabun itu, Yah!” Teriakku waktu itu.Dengan sabar ayahku berkata. “Yonna, nanti kamu sakit jika, terlalu lama bermain air. Besok lagi ya, Nak, ya?”Dengan sedikit kecewa aku mengangguk. “Iya, ayah.”“Anak pintar,”Sambil membersihkan tubuh Daffa, tanpa terasa air mataku mengalir, sesekali aku menyeka air mata ini namun, tetap saja kenangan itu terus saja menghantui pikiran dan jiwaku.Bagaimana nanti jika ayah melihat kedatanganku, apakah ia akan se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Lelaki Pengganti   Tembakkan Pistol Dan Ancaman Tuan Roy

    Aku segera menyeka air mataku dan berkata untuk yang terakhir kalinya pada ayah.“Maafkan anakmu ini, Yah. Sungguh aku sangat menyesali apa yang sudah terjadi, saat itu anakmu sangat polos dan tidak tau apa-apa dengan kehidupan luar. Sekali lagi Yonna minta maaf. Yang perlu ayah tau, Yonna sangat menyayangi ayah, tidak ada mantan ayah di dunia ini.”“Tutup mulutmu dan segera pergi dari sini! Aku sudah tidak mau dengar apa pun dari mulutmu yang kotor itu! Kalau kau memang sayang denganku, tidak mungkin kau mengambil jalan yang hina itu!!”Aku bungkam, seisi kepalaku seakan ingin keluar bersamaan dengan isak tangisku.“Simpan air mata tak bergunamu itu! Aku tidak ingin melihat wajahmu yang penuh dengan sandiwara ini!” Bentaknya ketika melihatku menangis tanpa henti.Sekali lagi aku memohon. “Baiklah, Yah. Sebelum pergi, sekali lagi Yonna ingin meminta maaf dan tolong maafkan Yonna, Yah.” Pin

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Lelaki Pengganti   Kekurangan Dan Kelebihan Tinggal Di Kampung

    Dengan wajah panik dan ketakutan Rey menghampiri wanita yang pingsan itu.“Bang! Dia masih hidup, kalau begitu kita aman!” Serunya.“Memangnya siapa yang menembaknya, Rey? Aku hanya memberi tembakan peringatan ke udara, mungkin dia terkejut dan langsung pingsan.”“Akh! Aku kira Abang menembaknya.”“Mana mungkin aku menembaknya, aku hanya mengancamnya saja karena, wanita itu memang pantas di perlakukan seperti itu.” Jelas Roy.Rey mangut-mangut dan tersenyum sinis melihat wanita yang menghina mereka itu pingsan.“Ayolah, Rey. Nanti keburu malam. Kita bawa Yonna kerumah sakit.”“Ayo, Bang. Biar aku saja yang menyetir.” Pinta Rey.“Terserahmu saja, Rey. Yang terpenting kita jangan sampai kemalaman karena, aku tidak tau jalan daerah sini.”Mata Rey membulat mendengar perkataan abangnya itu. “Abang lupa?”“Ya jelas aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Lelaki Pengganti   Lupa Jalan

    Rey tak menjawab, ia terpukau dengan pemandangan yang ada di depannya, hamparan sawah yang sangat luas, dan ujung-ujung padi terlihat menguning akibat dari pantulan cahaya matahari yang hampir tenggelam.“Rey, kamu lihat langit itu,” Roy menunjuk langit yang sudah mulai gelap.“Iya, bang. Kenapa?”“Ini mendung atau memang sudah sore?” Tanyanya bingung.Rey mengangkat kedua bahunya, menandakan ia juga tidak mengerti.“Tidak tau, Bang. Mungkin memang sudah sore,”Roy melihat jam yang ada di tangannya, ia langsung terkejut bercampur heran.“Baru jam lima lewat, Rey. Tetapi mengapa sangat gelap sekali, ya. Emm,,,, kalau mendung aku rasa tidak.”Rey diam sesaat, tiba-tiba ia teringat.“Yaampun, Bang! Kita kan di kampung, jadi memang terlihat sudah gelap kalau jam segini,”Roy menatap wajah Rey tak mengerti. “Lah, apa hubungannya, Rey?”

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Lelaki Pengganti   Merasa Tak Berguna

    “Yonna,,,, Yonna. Syukurlah kamu sudah sadar,”“Saya dimana, Tuan?” Tanyaku bingung.“Kamu di dalam mobil, Yonna. Kita akan pulang.”“Ayah, Tuan! Ayah saya dimana!” Seruku sambil melihat ke kiri dan ke kanan seperti orang yang kehilangan sesuatu.“Tenang, Yonna tenang.”“Tapi, Tuan. Ayah saya dimana,” ucapku setengah sadar.“Ayah kamu di kampung, kita malam ini pulang. Apa kamu lupa dengan kejadian tadi sore?” Tanya Tuan Roy.Aku terdiam, tak lama kemudian aku langsung menangis.“Tidak ada gunanya lagi saya hidup!” Seruku.Mata Tuan Rey dan Tuan Roy seketika melotot ke arahku.“Yonna! Jangan bicara seperti itu, kamu tidak diakui oleh ayahmu lagi, bukan berarti hidupmu tidak berguna. Ingat! Kamu itu seorang ibu, ingat Daffa Yonna!” Seru Tuan Roy, mencoba menyadarkanku.“Apa yang dikatakan A

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Lelaki Pengganti   Lapar

    “Bang, Bang,”Roy mengusap usap wajahnya. “Ada apa, Rey? Kamu ini mengganggu tidurku saja,” ucap Roy merasa sedikit kesal.Rey berdecak. “Yaelah, Bang. Memangnya kamu enggak, lapar?” Tanya Rey bingung.Roy langsung memegangi perutnya yang terasa keroncongan. “Eh, lapar sih, memangnya kita mau ngapain?”“Mau menari,” ucap Rey sambil bercanda.“Serius, Rey.”“Ya mau makan lah, Bang. Kok aneh,” ucap Rey.“Ya enggak aneh, yang aku mau tanyakan ini, memangnya ada rumah makan?”Rey menunjuk ke depan mobilnya. “Tuh baca, jelas-jelas itu bacaannya Rumah Makan.”Mata Roy melotot. “Ini enggak mimpi kan, Rey.”“Mimpi,” ucap Rey kesal.“Akh! Serius.”“Plaakkkkk....”Roy berteriak ketika sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kanannya itu. &l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Lelaki Pengganti   Jebakan

    Hari semakin larut malam, aku sedikit merasa khawatir dengan keadaan sekitar, karena daerah sini terkenal dengan banyaknya perampokan di jalan.“Tuan, ayo kita pulang.” Ajakku.Tuan Roy menyerngitkan dahinya, terlihat ia sedikit heran.“Kenapa, Yon? Kita baru selesai makan, perut saya juga masih terasa kekenyangan sekali.”“Iya, Yon. Saya juga sangat kekenyangan, disini makanannya sangat enak-enak sekali, jadi sangat sayang jika saya menyisakan makanan ini.” Sambung Tuan Rey.Aku tak bergeming, jawaban mereka membuatku tidak dapat berbuat banyak namun, disisi lain aku merasa sangat khawatir dengan perjalanan kami malam ini.Tuan Roy melihat wajahku, ia merasa sedikit ada yang aneh.“Yonna, kamu baik-baik saja, kan? Atau ada masalah? Dari tadi saya lihat kamu sepertinya sangat gelisah dan ketakutan.”Aku gugup, tidak tau harus apa. “Emm,,,, tidak, Tuan. Saya tidak apa-apa,&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Lelaki Pengganti   Pertengkaran Sengit

    “Apa saya bilang! Terjadi kan, Tuan!”“DIAM!” Bentak Tuan Rey.Tuan Roy yang sedang menyetir pun ikut menyambung perkataan Tuan Rey tadi.“Jangan banyak omong! Kita sekarang lagi dalam bahaya! Bisa kan kamu diam, Yon?”“Tetapi, apa yang saya bilang benar kan, Tuan. Tetapi tidak ada satu pun yang mau mendengarkan saya!” Seruku.“Diam! Saya bilang diam ya diam!” Bentak Tuan Rey.“Tidak bisa!” Seruku memberanikan diri.Tuan Rey melotot. “Ini semua karena kamu, Yon! Coba saja kami tidak mengantarmu pulang, pasti ini tidak akan pernah terjadi.”Mataku membulat tak terasa air mata mengalir membasahi pipiku. “Saya tidak ada menyuruh Tuan Rey dan Tuan Roy mengantar saya pulang,” ucapku.Seketika hatiku benar-benar sakit mendengar perkataan Tuan Rey barusan.“Kalau tau begini, saya tidak Sudi untuk ikut!”&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11

Bab terbaru

  • Lelaki Pengganti   Tolong Selamatkan

    “Keadaannya kritis.” Ujar dokter yang tiba-tiba keluar tanpa aba-aba itu.Rey yang tadinya terlihat emosi berubah sangat kecut dengan penyesalan yang tiada arti.“Ap-apa? Kritis, Dok?” Tanyanya dengan mata yang berkaca kaca.Dokter hanya mengangguk perlahan. “Kami sedang berusaha mencari darah A+ untuknya. Apa anda, suaminya?”“Da-darah? A+?” Rey terpaku beberapa saat setelah dokter mengatakan hal itu.“Iya, pasien benar-benar banyak kehilangan darah. Sekali lagi saya tanya, apa anda suaminya?”Rey menggeleng. “Bu-bukan, Dok. Saya temannya. Kalau begitu, coba periksa saya, Dok. Jika golongan darah saya cocok, ambil saja.”“Kecil kemungkinan, Pak. Tetapi tidak masalah, mari kita coba.”Rey mengikuti dokter yang berjalan sangat cepat. “Masuk ke dalam.” Pinta sang dokter.Rey tidak menjawab melainkan langsung masuk dan duduk di k

  • Lelaki Pengganti   Gagal

    Karena merasa perkataannya benar, aku hanya diam dan terus berpikir bagaimana caranya agar tidak terjadi apa-apa pada anakku Daffa.“Terserah apa yang kau katakan, Rey. Aku tidak perduli.”Rey hanya tertawa puas. “Lebih baik kau tidur saja, Yonna. Kita bahas nanti setelah kau pulih.” Ujarnya dengan percaya diri seakan rencananya berhasil.Aku hanya diam dan diam.Malam telah tiba, Rey terlihat duduk di kursi luar menjaga jaga keadaan, mungkin takut aku akan kabur malam ini.Perlahan lahan aku membuka infus yang ada di tanganku dan berjalan mengintip melalui celah pintu.“Bagaimana cara agar aku bisa kabur malam, ini? Sedangkan dia berjaga diluar.” Ujarku pelan.Aku kembali ke tempat tidur dan berpura pura memasang pelekat infus di tanganku agar, terlihat tetap terpasang.“Cekreekk... “ Suara pintu terbuka dan aku berpur pura memejamkan mata.Rey masuk guna memastikan aku te

  • Lelaki Pengganti   Kau Bodoh

    “Aku dimana,”“Yon, Yonna? Kau sudah sadar? Tenang-tenang. Aku tidak akan menyakitimu.” Ujar Rey berusaha menenangkan Yonna.“Aku dimana sekarang?”“Di rumah sakit, Yon.”“Aku kenapa?”“Kau... emm... kamu sakit, Yon. Kamu pingsan.”“Aku ingin pulang sekarang juga,” ucapku dengan suara parau hampir tidak terdengar jelas.“Kamu ingin pulang? Dokter mengatakan belum bisa untuk saat ini, jadi kita pulang besok.”“Aku tidak mau! Aku ingin pulang sekarang juga.” Dengan nekat aku berusaha membuka jarum infus yang terpasang di tanganku. “Arghhh... mengapa ini ada di tanganku!”“Tenang, Yon. Tenang! Jangan panik.”“Anakku mana! Mana anakku!”“Daffa baik-baik saja.”“Apa yang kamu lakukan pada anakku!”“Apa maksudmu, Yon? Aku tidak

  • Lelaki Pengganti   Karena Aku

    “Waw! Pertunjukan yang sangat hebat. Saya yakin kau bisa melakukannya Yonna,”“Ini yang Tuan inginkan, bukan? Akan aku lakukan.”“Berapa banyak kau minum? Satu botol ini?” Tanya tuan Rey di tengah kesadaranku yang mulai tidak terkendali.“Lebih banyak dari itu.”“Apa kau sudah gila! Saya tidak menyuruhmu minum lebih dari yang aku minta!”Tuan Rey seketika bangkit dan menghampiriku dengan wajah yang memerah.“Hentikan! Duduk disitu!”Aku tidak memperdulikan apa yang ia katakan, aku menuang kembali bir ke dalam gelas dan mencoba meminumnya kembali.“Praaanggg... “Gelas yang berisi minuman bewarna merah keunguan itu tumpah dengan pecahan kaca berserakan di mana-mana.Wajahku tidak sedikitpun panik. “Mengapa? Berikan lagi minuman itu, aku sangat menikmati malam ini. Jangan hentikan aku, aku lelah.”“Hentikan!

  • Lelaki Pengganti   Ayo Minum

    “Apa maksudmu, Rey?” Tanyaku dengan wajah yang pasrah dan memerah menahan emosi.“Rey? Oh... Sudah berani kau memanggilku tanpa sebutan, Tuan?” Kata Tuan Rey mengakui keberanian ku“Aku bertanya apa maksudmu! Dengan mengajakku pergi ke tempat ini, kamu kira ini lucu? Lepaskan tanganku! Aku ingin pulang!”Tuan Rey hanya tertawa dengan raut wajah puas. “Hahaha... Jangan takut, Cantik. Kau akan baik-baik saja, kita hanya perlu bersenang senang disini.”“Saya bilang lepaskan saya! Atau perbuatanmu akan saya bongkar!” Ancamku sambil menghindari tatapan tajam mata Tuan Rey.“Ssttttt... Ah!”Sebuah tangan mencengkeram wajahku sangat teramat kuat, yang tidak lain tangan Tuan Rey.“Apa? Kau mengancamku? Coba lakukan! Kau akan melihat apa yang akan terjadi pada anak semata wayangmu Daffa!”Mataku membulat, pikiranku mulai kacau.“Daf-Daffa? A

  • Lelaki Pengganti   Tempat Apa Ini?

    Mentari tak begitu menampakkan sinarnya yang menyengat, ku buka jendela kamar dan kutatap wajah Daffa yang masih tertidur pulas memeluk guling. Wajahnya yang tampak sangat mirip dengan lelaki brengsek itu membuatku terdiam membeku.“Wajahnya sangat mirip denganmu, bagaimana aku bisa lupa dengan kejadian bertahun tahun lalu? Kau begitu dalam menggores luka pada diriku, dan kau juga telah menghancurkan masa depanku saat ini.” Aku berbisik lirih entah kepada siapa, bertahun tahun telah aku lalui begitu saja tanpa rasa yang berarti pada siapa pun.“Yonna... Cepat kemari.”“Suara itu lagi?” Batinku.Tatapan penuh masih tertuju pada wajah Daffa, sebelum aku meninggalkannya untuk beberapa saat kemudian.“Ada apa, Tuan?”Tuan Rey meletakkan bungkusan bewarna keemasan tepat di meja depanku. “Pakai ini.” Pintanya tanpa basa basi.“A-pa ini, Tuan?”“Jangan banya

  • Lelaki Pengganti   Ikut Aku

    Dikala mulut tidak mampu untuk berkata kata lagi, aku pergi begitu saja dari tuan Roy.“Hey, kita belum selesai bicara. Tidak sopan kamu pergi begitu saja,” ucap Tuan Roy dari melihat aku pergi begitu saja.Tatapanku hanya tertuju ke depan, tanpa melihat ke belakang lagi, kudengar Tuan Roy berbicara sendiri mungkin kesal melihat caraku meninggalkannya yang terkesan tidak sopan.Sampai di dalam kamar.“Daffa, ikut ibu.”“Kemana, Bu?” Tanya Daffa dengan wajah bingung namun tetap mengikutiku.“Ikut saja, Nak.”Aku membawa Daffa ke samping rumah, disitu ada tempat duduk yang jarang di datangi Tuan Roy dan Tuan Rey bagiku ini tempat aman untuk bercerita selain di kamar.“Nak, mulai sekarang jangan dekati Tuan Roy lagi, ya. Ibu tidak suka.” Ujarku memulai percakapan pahit ini.Daffa lantas memandangi wajahku yang seakan akan bercanda itu.“Kenapa, Bu? Daf

  • Lelaki Pengganti   Dimana Ayah

    Tahun begitu cepat berganti, kini Daffa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar.“Bu, dimana ayah?”Pertanyaan Daffa mengingatkan aku kembali ke masa pahit itu.“Ayah kamu sudah mati, Nak.” Jawabku, singkat tanpa melihat wajahnya.“Foto ayah ada, Bu? Daffa ingin melihat wajahnya sekali saja,” pinta Daffa.“Tidak ada! Sudah, jangan tanyakan lagi dimana ayahmu itu.”“Ibu kenapa? Memangnya Daffa salah kalau ingin bertemu ayah?”Aku memandangi wajah Daffa dan memeluknya.“Sayang, maafkan ibu. Kamu tidak salah, Nak tetapi, ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya.”“Maksud, Ibu apa?”Aku hanya menggeleng dan pergi.“Bu! Kalau ibu tidak mau memberi tahu Daffa, nanti Daffa tanyakan saja pada om Roy,”Mataku melotot, segera aku palingkan wajahku dan menatap Daffa.”“Untuk apa? Me

  • Lelaki Pengganti   Aku Akan Memilikimu

    “Bruukkkkk....”Suara badan Tuan Rey menghantam dinding cukup kuat, aku berhasil mendorongnya hingga ia terjatuh.Tidak ingin menyia nyiakan kesempatan, aku berlari menyelamatkan diri.“Jangan lari kau, Yonna!” Teriak Tuan Rey dari belakangku.Tanpa memperdulikan teriakan tersebut, aku terus berlari dan masuk ke dalam kamar.Setelah menutup pintu, nafasku terengah engah kusandarkan diri pada pintu dan tubuhku jatuh perlahan.Aku berteriak dalam hati, ingin rasanya pergi dari rumah ini namun, aku tidak tau harus melangkahkan kaki ke mana lagi.Lukaku belum sepenuhnya sembuh, kini mentalku di hancurkan habis habisan oleh Tuan Rey.“Buka pintunya, Yonna! Jika tidak akan aku dobrak!”Teriak Tuan Rey dari luar pintu kamarku.Aku diam membisu, hanya air mata yang terus saja mengalir deras di kedua pipiku. Saat ini aku pasrah apapun yang akan Tuan rey lakukan nantinya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status