Home / Romansa / Lelaki Pengganti / Merasa Tak Berguna

Share

Merasa Tak Berguna

Author: Ciyyin
last update Last Updated: 2021-10-04 11:59:57

 “Yonna,,,, Yonna. Syukurlah kamu sudah sadar,”

“Saya dimana, Tuan?” Tanyaku bingung.

“Kamu di dalam mobil, Yonna. Kita akan pulang.”

“Ayah, Tuan! Ayah saya dimana!” Seruku sambil melihat ke kiri dan ke kanan seperti orang yang kehilangan sesuatu.

“Tenang, Yonna tenang.”

“Tapi, Tuan. Ayah saya dimana,” ucapku setengah sadar.

“Ayah kamu di kampung, kita malam ini pulang. Apa kamu lupa dengan kejadian tadi sore?” Tanya Tuan Roy.

Aku terdiam, tak lama kemudian aku langsung menangis.

“Tidak ada gunanya lagi saya hidup!” Seruku.

Mata Tuan Rey dan Tuan Roy seketika melotot ke arahku.

“Yonna! Jangan bicara seperti itu, kamu tidak diakui oleh ayahmu lagi, bukan berarti hidupmu tidak berguna. Ingat! Kamu itu seorang ibu, ingat Daffa Yonna!” Seru Tuan Roy, mencoba menyadarkanku.

“Apa yang dikatakan A

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lelaki Pengganti   Lapar

    “Bang, Bang,”Roy mengusap usap wajahnya. “Ada apa, Rey? Kamu ini mengganggu tidurku saja,” ucap Roy merasa sedikit kesal.Rey berdecak. “Yaelah, Bang. Memangnya kamu enggak, lapar?” Tanya Rey bingung.Roy langsung memegangi perutnya yang terasa keroncongan. “Eh, lapar sih, memangnya kita mau ngapain?”“Mau menari,” ucap Rey sambil bercanda.“Serius, Rey.”“Ya mau makan lah, Bang. Kok aneh,” ucap Rey.“Ya enggak aneh, yang aku mau tanyakan ini, memangnya ada rumah makan?”Rey menunjuk ke depan mobilnya. “Tuh baca, jelas-jelas itu bacaannya Rumah Makan.”Mata Roy melotot. “Ini enggak mimpi kan, Rey.”“Mimpi,” ucap Rey kesal.“Akh! Serius.”“Plaakkkkk....”Roy berteriak ketika sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kanannya itu. &l

    Last Updated : 2021-10-08
  • Lelaki Pengganti   Jebakan

    Hari semakin larut malam, aku sedikit merasa khawatir dengan keadaan sekitar, karena daerah sini terkenal dengan banyaknya perampokan di jalan.“Tuan, ayo kita pulang.” Ajakku.Tuan Roy menyerngitkan dahinya, terlihat ia sedikit heran.“Kenapa, Yon? Kita baru selesai makan, perut saya juga masih terasa kekenyangan sekali.”“Iya, Yon. Saya juga sangat kekenyangan, disini makanannya sangat enak-enak sekali, jadi sangat sayang jika saya menyisakan makanan ini.” Sambung Tuan Rey.Aku tak bergeming, jawaban mereka membuatku tidak dapat berbuat banyak namun, disisi lain aku merasa sangat khawatir dengan perjalanan kami malam ini.Tuan Roy melihat wajahku, ia merasa sedikit ada yang aneh.“Yonna, kamu baik-baik saja, kan? Atau ada masalah? Dari tadi saya lihat kamu sepertinya sangat gelisah dan ketakutan.”Aku gugup, tidak tau harus apa. “Emm,,,, tidak, Tuan. Saya tidak apa-apa,&rd

    Last Updated : 2021-10-09
  • Lelaki Pengganti   Pertengkaran Sengit

    “Apa saya bilang! Terjadi kan, Tuan!”“DIAM!” Bentak Tuan Rey.Tuan Roy yang sedang menyetir pun ikut menyambung perkataan Tuan Rey tadi.“Jangan banyak omong! Kita sekarang lagi dalam bahaya! Bisa kan kamu diam, Yon?”“Tetapi, apa yang saya bilang benar kan, Tuan. Tetapi tidak ada satu pun yang mau mendengarkan saya!” Seruku.“Diam! Saya bilang diam ya diam!” Bentak Tuan Rey.“Tidak bisa!” Seruku memberanikan diri.Tuan Rey melotot. “Ini semua karena kamu, Yon! Coba saja kami tidak mengantarmu pulang, pasti ini tidak akan pernah terjadi.”Mataku membulat tak terasa air mata mengalir membasahi pipiku. “Saya tidak ada menyuruh Tuan Rey dan Tuan Roy mengantar saya pulang,” ucapku.Seketika hatiku benar-benar sakit mendengar perkataan Tuan Rey barusan.“Kalau tau begini, saya tidak Sudi untuk ikut!”&ldq

    Last Updated : 2021-10-11
  • Lelaki Pengganti   Bogem Mentah

    “Bagaimana? Enak? Apa perlu aku tambah?” Tanya Roy sambil menggertakkan giginya.Rey menatap wajah abangnya itu dengan sinis, seperti harimau yang ingin menerkam.Sedangkan Roy, dengan tenang menatap wajah Rey yang sudah sangat marah padanya itu, lalu ia bertanya dengan santai. “Kenapa, mau balas?”Rey langsung membuang pandangannya ke samping, dan membuang pistol Abangnya itu keluar jendela mobil.Roy yang melihat hal itu langsung panik. “Rey!!!!” Teriaknya ketika pistol yang ia beri sudah di buang oleh Rey.Rey berbalik dan bertanya. “Kenapa? Marah aku buang? Ambil saja lagi,” ucap Rey dengan santai, tampak wajahnya tersenyum puas.Roy mengepalkan tangannya, ingin sekali meninju wajah Rey saat itu. “Kau.... Akh! Untung saja kau adikku, Rey! Jika tidak, sudah kuhabisi kau!!” Bentaknya.“Ohh,, silahkan.” Tantang Rey.Sekali lagi Roy menampar wajah Rey, ia b

    Last Updated : 2021-10-12
  • Lelaki Pengganti   Tipe

    “Yonna,”“Iya, Tuan.”“Saya mau tanya,”“Tanya apa, Tuan?” Tanyaku penasaran, netraku menatap serius wajah Tuan Roy.“Tipe lelaki idaman mu, bagaimana?”Deg! Jantungku seakan mendadak berhenti ketika mendengar pertanyaannya bagaimana tidak, barusan aku sedang berkhayal tentang lelaki yang aku idamkan seperti dirinya sendiri, bagaimana mungkin aku menjelaskan tentang gambaran sosok lelaki yang aku inginkan?”Kepalaku tak berhenti untuk berpikir. “Emm,,,, yang pertama, dia sayang dengan anak saya, Tuan. Menganggap Daffa itu seperti anaknya sendiri,” ucapku gamblang.“Hanya itu saja?” Tanyanya heran.“Iya, Tuan. Dan satu lagi, dia tidak berniat untuk meninggalkan saya, bagaimana yang dilakukan ayah Daffa dahulu, saya sudah trauma, Tuan. Dan jujur saja, untuk saat ini saya belum memikirkan hal itu.” Jelasku.Tuan Roy menyern

    Last Updated : 2021-10-13
  • Lelaki Pengganti   Tidak Dibangunkan

    “Jangan di dengarkan, Yon!” Seru Tuan Rey.Aku yang sudah kehabisan kata-kata, hanya bisa memalingkan wajah dan menangis.Rey kembali tersenyum, kali ini ia benar-benar puas dengan apa yang telah ia ucapkan.Roy semakin marah pada adiknya itu, ia sampai menggertakkan giginya namun, tidak mengeluarkan suara sedikit pun.Setelah melewati perjalanan panjang yang penuh dengan drama, akhirnya mobil tiba di depan rumah.Roy melihat jam yang ada di tangannya.“Sudah pukul dua pagi,” ucapnya pelan.Ia membangunkan Yonna yang tertidur sangat pulas di sebelahnya dengan lembut.“Yonna, bangun, Yon. Kita sudah Sampai.”Suara Tuan Roy terdengar sangat pelan dan aku mengira itu hanyalah mimpi.Aku mengusap usap mataku, sesekali aku menguap, sulit sekali rasanya membuka mata ini.“Sudah sampai, Tuan?” Tanyaku gamblang antara sadar dan tidak.“Iya, Yonna

    Last Updated : 2021-10-14
  • Lelaki Pengganti   Sebagai Seorang Abang

    “Memang kurang ajar mereka semua! Mereka sengaja tidak membangunkanmu, dan Abang meminta Yonna tidak membuat sarapan hari ini. Apa sebenarnya rencana mereka berdua?” Gumam Rey bingung.Ia menambah kecepatan mobil, tanpa memikirkan keselamatannya sama sekali.“Aku akan membalas kalian!!!!” Teriak Rey di dalam mobil.Ia benar-benar dendam dengan mereka berdua, entah apa yang akan ia lakukan nanti setelah ini.“Tok,,,, tok,,,, tok,”Suara ketukan pintu membuat mataku langsung terbelalak, jantungku berdegup kencang.“Apa itu Tuan Rey?”Disela sela keraguanku tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lagi, dan kali ini ia memanggil namaku.“Yonna,”Mendengar suara yang tidak asing, aku langsung tersenyum lega.“Iya, Tuan.”“Kamu sudah bangun?”“Em,,, sudah, Tuan.”&ldquo

    Last Updated : 2021-10-15
  • Lelaki Pengganti   Nyaman

    Aku mendengar suara mobil keluar namun, aku tidak menghiraukannya karena, sibuk mengurus Daffa yang menangis.Setelah bersiap, aku segera menemui Tuan Roy yang sudah menunggu di depan rumah.“Tuan,”Tuan Roy menoleh. “Iya, Yon. Udah siap?” Tanyanya sambil menatapku tanpa berkedip.“Su,,,, sudah, Tuan.” Jawabku terbata bata.Tatapannya yang tajam membuatku salah tingkah.“Kenapa Tuan menatap saya seperti itu?”“A,,, akh, tidak apa-apa, Yon. Kamu cantik hari ini,” ucapnya sambil tersenyum.Aku hanya tersenyum malu mendengar ucapannya itu, tiba-tiba aku teringat Tuan Rey.“Tuan, Tuan Rey kemana?” Tanyaku penasaran.Tuan Roy menyerngitkan dahinya dan menghela nafas, seperti sangat berat ia mengatakan. “Entahlah, Yon. Saya sudah pusing, jangan bahas dia.”“Maaf, Tuan. Tadi saya sempat mendengar suara mobil keluar, saya kira

    Last Updated : 2021-10-16

Latest chapter

  • Lelaki Pengganti   Tolong Selamatkan

    “Keadaannya kritis.” Ujar dokter yang tiba-tiba keluar tanpa aba-aba itu.Rey yang tadinya terlihat emosi berubah sangat kecut dengan penyesalan yang tiada arti.“Ap-apa? Kritis, Dok?” Tanyanya dengan mata yang berkaca kaca.Dokter hanya mengangguk perlahan. “Kami sedang berusaha mencari darah A+ untuknya. Apa anda, suaminya?”“Da-darah? A+?” Rey terpaku beberapa saat setelah dokter mengatakan hal itu.“Iya, pasien benar-benar banyak kehilangan darah. Sekali lagi saya tanya, apa anda suaminya?”Rey menggeleng. “Bu-bukan, Dok. Saya temannya. Kalau begitu, coba periksa saya, Dok. Jika golongan darah saya cocok, ambil saja.”“Kecil kemungkinan, Pak. Tetapi tidak masalah, mari kita coba.”Rey mengikuti dokter yang berjalan sangat cepat. “Masuk ke dalam.” Pinta sang dokter.Rey tidak menjawab melainkan langsung masuk dan duduk di k

  • Lelaki Pengganti   Gagal

    Karena merasa perkataannya benar, aku hanya diam dan terus berpikir bagaimana caranya agar tidak terjadi apa-apa pada anakku Daffa.“Terserah apa yang kau katakan, Rey. Aku tidak perduli.”Rey hanya tertawa puas. “Lebih baik kau tidur saja, Yonna. Kita bahas nanti setelah kau pulih.” Ujarnya dengan percaya diri seakan rencananya berhasil.Aku hanya diam dan diam.Malam telah tiba, Rey terlihat duduk di kursi luar menjaga jaga keadaan, mungkin takut aku akan kabur malam ini.Perlahan lahan aku membuka infus yang ada di tanganku dan berjalan mengintip melalui celah pintu.“Bagaimana cara agar aku bisa kabur malam, ini? Sedangkan dia berjaga diluar.” Ujarku pelan.Aku kembali ke tempat tidur dan berpura pura memasang pelekat infus di tanganku agar, terlihat tetap terpasang.“Cekreekk... “ Suara pintu terbuka dan aku berpur pura memejamkan mata.Rey masuk guna memastikan aku te

  • Lelaki Pengganti   Kau Bodoh

    “Aku dimana,”“Yon, Yonna? Kau sudah sadar? Tenang-tenang. Aku tidak akan menyakitimu.” Ujar Rey berusaha menenangkan Yonna.“Aku dimana sekarang?”“Di rumah sakit, Yon.”“Aku kenapa?”“Kau... emm... kamu sakit, Yon. Kamu pingsan.”“Aku ingin pulang sekarang juga,” ucapku dengan suara parau hampir tidak terdengar jelas.“Kamu ingin pulang? Dokter mengatakan belum bisa untuk saat ini, jadi kita pulang besok.”“Aku tidak mau! Aku ingin pulang sekarang juga.” Dengan nekat aku berusaha membuka jarum infus yang terpasang di tanganku. “Arghhh... mengapa ini ada di tanganku!”“Tenang, Yon. Tenang! Jangan panik.”“Anakku mana! Mana anakku!”“Daffa baik-baik saja.”“Apa yang kamu lakukan pada anakku!”“Apa maksudmu, Yon? Aku tidak

  • Lelaki Pengganti   Karena Aku

    “Waw! Pertunjukan yang sangat hebat. Saya yakin kau bisa melakukannya Yonna,”“Ini yang Tuan inginkan, bukan? Akan aku lakukan.”“Berapa banyak kau minum? Satu botol ini?” Tanya tuan Rey di tengah kesadaranku yang mulai tidak terkendali.“Lebih banyak dari itu.”“Apa kau sudah gila! Saya tidak menyuruhmu minum lebih dari yang aku minta!”Tuan Rey seketika bangkit dan menghampiriku dengan wajah yang memerah.“Hentikan! Duduk disitu!”Aku tidak memperdulikan apa yang ia katakan, aku menuang kembali bir ke dalam gelas dan mencoba meminumnya kembali.“Praaanggg... “Gelas yang berisi minuman bewarna merah keunguan itu tumpah dengan pecahan kaca berserakan di mana-mana.Wajahku tidak sedikitpun panik. “Mengapa? Berikan lagi minuman itu, aku sangat menikmati malam ini. Jangan hentikan aku, aku lelah.”“Hentikan!

  • Lelaki Pengganti   Ayo Minum

    “Apa maksudmu, Rey?” Tanyaku dengan wajah yang pasrah dan memerah menahan emosi.“Rey? Oh... Sudah berani kau memanggilku tanpa sebutan, Tuan?” Kata Tuan Rey mengakui keberanian ku“Aku bertanya apa maksudmu! Dengan mengajakku pergi ke tempat ini, kamu kira ini lucu? Lepaskan tanganku! Aku ingin pulang!”Tuan Rey hanya tertawa dengan raut wajah puas. “Hahaha... Jangan takut, Cantik. Kau akan baik-baik saja, kita hanya perlu bersenang senang disini.”“Saya bilang lepaskan saya! Atau perbuatanmu akan saya bongkar!” Ancamku sambil menghindari tatapan tajam mata Tuan Rey.“Ssttttt... Ah!”Sebuah tangan mencengkeram wajahku sangat teramat kuat, yang tidak lain tangan Tuan Rey.“Apa? Kau mengancamku? Coba lakukan! Kau akan melihat apa yang akan terjadi pada anak semata wayangmu Daffa!”Mataku membulat, pikiranku mulai kacau.“Daf-Daffa? A

  • Lelaki Pengganti   Tempat Apa Ini?

    Mentari tak begitu menampakkan sinarnya yang menyengat, ku buka jendela kamar dan kutatap wajah Daffa yang masih tertidur pulas memeluk guling. Wajahnya yang tampak sangat mirip dengan lelaki brengsek itu membuatku terdiam membeku.“Wajahnya sangat mirip denganmu, bagaimana aku bisa lupa dengan kejadian bertahun tahun lalu? Kau begitu dalam menggores luka pada diriku, dan kau juga telah menghancurkan masa depanku saat ini.” Aku berbisik lirih entah kepada siapa, bertahun tahun telah aku lalui begitu saja tanpa rasa yang berarti pada siapa pun.“Yonna... Cepat kemari.”“Suara itu lagi?” Batinku.Tatapan penuh masih tertuju pada wajah Daffa, sebelum aku meninggalkannya untuk beberapa saat kemudian.“Ada apa, Tuan?”Tuan Rey meletakkan bungkusan bewarna keemasan tepat di meja depanku. “Pakai ini.” Pintanya tanpa basa basi.“A-pa ini, Tuan?”“Jangan banya

  • Lelaki Pengganti   Ikut Aku

    Dikala mulut tidak mampu untuk berkata kata lagi, aku pergi begitu saja dari tuan Roy.“Hey, kita belum selesai bicara. Tidak sopan kamu pergi begitu saja,” ucap Tuan Roy dari melihat aku pergi begitu saja.Tatapanku hanya tertuju ke depan, tanpa melihat ke belakang lagi, kudengar Tuan Roy berbicara sendiri mungkin kesal melihat caraku meninggalkannya yang terkesan tidak sopan.Sampai di dalam kamar.“Daffa, ikut ibu.”“Kemana, Bu?” Tanya Daffa dengan wajah bingung namun tetap mengikutiku.“Ikut saja, Nak.”Aku membawa Daffa ke samping rumah, disitu ada tempat duduk yang jarang di datangi Tuan Roy dan Tuan Rey bagiku ini tempat aman untuk bercerita selain di kamar.“Nak, mulai sekarang jangan dekati Tuan Roy lagi, ya. Ibu tidak suka.” Ujarku memulai percakapan pahit ini.Daffa lantas memandangi wajahku yang seakan akan bercanda itu.“Kenapa, Bu? Daf

  • Lelaki Pengganti   Dimana Ayah

    Tahun begitu cepat berganti, kini Daffa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar.“Bu, dimana ayah?”Pertanyaan Daffa mengingatkan aku kembali ke masa pahit itu.“Ayah kamu sudah mati, Nak.” Jawabku, singkat tanpa melihat wajahnya.“Foto ayah ada, Bu? Daffa ingin melihat wajahnya sekali saja,” pinta Daffa.“Tidak ada! Sudah, jangan tanyakan lagi dimana ayahmu itu.”“Ibu kenapa? Memangnya Daffa salah kalau ingin bertemu ayah?”Aku memandangi wajah Daffa dan memeluknya.“Sayang, maafkan ibu. Kamu tidak salah, Nak tetapi, ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya.”“Maksud, Ibu apa?”Aku hanya menggeleng dan pergi.“Bu! Kalau ibu tidak mau memberi tahu Daffa, nanti Daffa tanyakan saja pada om Roy,”Mataku melotot, segera aku palingkan wajahku dan menatap Daffa.”“Untuk apa? Me

  • Lelaki Pengganti   Aku Akan Memilikimu

    “Bruukkkkk....”Suara badan Tuan Rey menghantam dinding cukup kuat, aku berhasil mendorongnya hingga ia terjatuh.Tidak ingin menyia nyiakan kesempatan, aku berlari menyelamatkan diri.“Jangan lari kau, Yonna!” Teriak Tuan Rey dari belakangku.Tanpa memperdulikan teriakan tersebut, aku terus berlari dan masuk ke dalam kamar.Setelah menutup pintu, nafasku terengah engah kusandarkan diri pada pintu dan tubuhku jatuh perlahan.Aku berteriak dalam hati, ingin rasanya pergi dari rumah ini namun, aku tidak tau harus melangkahkan kaki ke mana lagi.Lukaku belum sepenuhnya sembuh, kini mentalku di hancurkan habis habisan oleh Tuan Rey.“Buka pintunya, Yonna! Jika tidak akan aku dobrak!”Teriak Tuan Rey dari luar pintu kamarku.Aku diam membisu, hanya air mata yang terus saja mengalir deras di kedua pipiku. Saat ini aku pasrah apapun yang akan Tuan rey lakukan nantinya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status