" Demi membalaskan dendam kematian orang tuaku, Xiao Chen tidak akan menyerah untuk menghadapi kawanan hewan iblis seperti ini..." Swuuuuuuuush! Menghentakan kakinya, sepasang sayap muncul di belakang punggung Xiao Chen sebelum sebuah serangan salah satu kalajengking Permata menancap di tubuhnya. 'Di-dia?!' melihat sepasang sayap yang sangat cantik, Jian Ling tahu bahwa sayap itu bukan terbentuk dari energi Qi. Melainkan, Xiao Chen telah membangkitkan garis darah keturunannya sebagai seekor Phoenix. Swuuuuuuuush! Bergerak menyerang kearah salah satu kalajengking dengan menggunakan pedangnya. Kini gerakannya bagaikan seekor Phoenix yang ingin memburu mangsanya. Ya benar, selagi Xiao Chen terbang dia dengan mudah menghindari serangan, bahkan lebih mudah untuk memberikan serangan balasan tanpa memiliki resiko yang tinggi. Melihat apa yang dilakukan Xiao Chen. Jian Ling sebagai pemimpin Paviliun Pedang Langit begitu kagum melihatnya. Selain berhasil membangkitkan darah ket
"Sa-sangat kuat?!" Jian Ling yang telah mundur, kini telah menghampiri Xiao Chen lalu memapah tubuhnya yang terkulai lemas. "Ka-kamu tidak apa apa?" "..." Xiao Chen tidak menjawab, dia telah kehilangan kesadaran atas kendali tubuhnya. * Tiga hari kemudian. "Nona, meski racun tertahan oleh api kuat yang ada didalam tubuhnya. Tapi jika tidak ditemukan penawar, bisa bisa dia tidak akan bertahan lebih dari satu tahun lagi?!" manager penginapan, yang sedikit tahu mengenai ilmu medist menggelengkan kepalanya. Jian Ling memejamkan matanya, dia tidak tahu pola pikir Xiao Chen yang terlalu memaksakan diri. Namun setidaknya, dia masih memiliki waktu untuk mencari penawar yang dibutuhkan Xiao Chen. "Kalajengking Permata bukan penghuni asli gurun Yao... Untuk menawar racunnya, pergi ke tempat itu juga tidak mungkin..." menyatukan kedua giginya, Jian Ling kemudian menatap manager penginapan Bunga Darah. "Jika tidak salah, pemilik penginapan kalian memiliki beberapa penawarnya
"Pemimpin Paviliun Pedang Langit, baiklah aku akan pergi... Tapi masalah keluarga Huan, tidak akan selesai begitu saja. Kelak, tunggu aku datang mencarimu lagi?!" Melihat arah kepergian mereka, Long Yan menatap Jian Ling dengan tajam. "Kenapa kamu mau menunjukan identitasmu? Appa kamu tidak takut, dia datang bersama orang orang yang mencarimu? Atau kamu jatuh hati padanya, jadi kamu rela melakukan ini semua?" "Jatuh hati? Sebagai pemimpin Paviliun Pedang Langit hal ini tidak akan pernah terjadi... Long Yan, kamu juga bertindak sejauh ini, pasti kamu ada alasannya bukan?" Long Yan hanya mengangguk, meski enggan menyinggung sosok leluhur Huan Rou, tapi keluarganya memiliki hutang budi kepada Kaisar Phoenix. Bagaimanapun, dia harus melindungi Xiao Chen jika terjadi sesuatu. Di sisi lain, Xiao Chen mendengar perbincangan keduanya, dia segera menemui Long Yan. Dan berterimakasih atas perlindungan mereka. "Saudara, kamu tidak perlu berterimakasih... Hutang keluarga Long, tida
Menatap kearah sosok pria berumur empat puluh lima tahun. Jian Ling menaikan alisnya, dia mengenali pria itu dan berkata, "tetua Agung sekte Pedang Awan, tebakanmu salah, aku tidak tertarik apapun... Hanya sekedar ingin melihat lihat saja..." "Jika begitu, baguslah... Maka Giok es raja akan menjadi milik sekte ku... Ku harap kamu dapat menepati janjimu kelak." saat ini pria itu menatap kearah pemuda disamping Jian Ling, dan kembali berkata. "Lalu siapa pemuda disampingmu?" dia sedikit menyipitkan matanya. "Dia calon suamiku..." sembari menggandeng tangan Xiao Chen menuju ke ruangan vip yang dimiliki paviliun Teratai Suci. Setelah tiba, raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar. Dia sungguh terkejut dengan ungkapan Jian Ling tadi. "Kamu tidak perlu memikirkan ungkapan ku tadi, dia adalah tetua Agung dari sekte Pedang Awan. Jika dia tahu kamu adalah Xiao Chen, aku takut ada hal yang merugikan mu dipaviiun ini." "Yaa terima kasih atas perhatianmu." Lima belas menit kem
"Si-sial harga ini..." Ditengah keramaian, wajah Huan Rou memerah layaknya tomat matang. Dia ingin menaikan harga lagi, akan tetapi dia juga menunggu giok raja es yang membuatnya harus menahan kekesalannya. "Leluhur, kamu tenang saja... Ingat tujuan kita, lagi pula setelah dia keluar dari wilayah ini. Kita pasti dapat merampasnya balik?!" "Kau benar... Aku juga ingin tahu, siapa identitas dibalik ruangan nomor lima!" sembari menyodorkan cincin ruang yang berisi sepuluh ribu koin emas kepada pelayan setianya. Setelah pemenang ditetapkan, kini dua barang, yaitu batu Artenit dan tungku pill kuno telah di antar oleh pelayan Paviliun. "Tuan muda... Total yang harus anda bayar adalah satu juta seratus ribu koin emas..." Xiao Chen mengangguk, dia memberikan sejumlah koin emas yang diinginkan oleh sang pelayan. Hingga setelah dia pergi, Jian Ling tiba tiba menghentikan sang pelayan. "Tunggu..." "Tuan putri... Apa ada hal lain?" Jian Ling mengeluarkan token identitas yang
'Giok raja es yang ada di tangan pembawa acara memiliki energi besar alami berasal dari langit dan bumi... Meski terdengar biasa, tapi giok itu terlahir dari pulau es. Yang diartikan, energi langit dan bumi didalam giok itu sangat besar dan sangat murni... Hal ini sudah cukup untuk meningkatkan kultivasi mu ketahap tertinggi dari tahapan Roh Puncak...' 'Sa-sangat berharga?!' 'Kamu benar... Tapi kulihat, Jian Ling seperti tidak ingin kamu memperebutkan giok itu?' Saat akan menaikan harga dari tangan tetua Agung Pedang Awan. Apa yang dikatakan gurunya benar terjadi, Jian Ling tiba tiba menghentikan penawaran apa yang akan dilakukan olehnya. "Apa yang kamu lakukan? Meski uang yang kuberikan pada waktu itu cukup untuk menyaingi keuangan mereka... Namun siapapun pemenang itu, setelah keluar dari Kekaisaran Nan Hou, pasti nyawanya dalam bahaya... Xiao Chen, ingat aku tidak ingin terlibat dalam perebutan hal ini?!" Xiao Chen terdiam termenung, sejenak dia berpikir, namun roh jiwa
'Guru menurutmu berapa persen tingkat kemenangan yang akan ku dapatkan?' 'Hanya para pria bodoh saja, kamu bisa mengalahkan mereka... Tapi, usahakan untuk menyingkat waktu?!' Xiao Chen mengangguk mengerti, dia terbang sembari menggunakan teknik langkah seribu petirnya. Gerakannya yang terlihat seperti bayangan membuat kesepuluh pria menyebar, dan mulai memberikan serangan jarak jauh. Swuuuuuuuush! Swuuuuuuuush! Puluhan energi Qi melesat kearah tubuh Xiao Chen. Akan tetapi, dia telah bergerak zig zag, hal ini membuat puluhan energi Qi itu hanya bisa menembus angin, lalu menghancurkan banyak pepohonan disekitar area pertempuran mereka. "Sial... Serangan jarak dekat?! " Swuuuuuuuush! Swuuuuuuuush! "Langkah Sembilan Pedang Phoenix?! Gerakan ke empat?!" Setelah kesepuluh pria menyempit pergerakannya, Xiao Chen telah memutar tubuh dan pedang ditangannya. Perlahan tapi pasti, putaran tubuhnya mempercepat yang menimbulkan gelombang angin tornado yang berputar putar. Gerakan
"Sial..." terhempas akibat benturan pedang yang menabrak energi perisai. Xiao Chen yang tahu tidak mungkin merusak perisai dengan menggunakan pedang mulai mengerahkan api Hati Naga ke arah telapak tangannya. Swuuuuuuuush! Boooooooom! Mininju perisai dengan api yang telah membalut tangannya, hingga apa yang dilakukannya membuat perisai bergetar, perlahan tapi pasti retakan terlihat, hingga ledakan bergema terjadi. "Berhasil?" Swuuuuuuuuush! Disisi lain, tetua Agung sekte Pedang Awan yang tengah memulihkan luka dalamnya segera keluar dari goa yang ada didalam air terjun. Dia tidak menyangka bahwa praktisi muda tingkat Roh Menengah telah menghancurkan perisai yang terbentuk dari energi Qi miliknya. "Bocah... Apa kamu menginginkan giok raja es juga?" wajahnya berubah menjadi datar. "Tetua, siapa yang tidak ingin memiliki giok raja es? Melihat luka dalam mu yang sangat parah, sepertinya kamu harus memberiku giok es itu?""Brengsek?! Apa kamu tidak tahu siapa aku?!""Aku hanya t
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.