Di sebuah Kerajaan Yangking yang sedang terjadi peperangan, akibat perebutan kekuasaan.
Ditengah hancurnya keluarga raja bersama prajurit setianya, terlihat seekor harimau yang hewan peliharaan raja Yangking, sedang membawa seorang membawa seorang bayi perempuan." Gggrrrrr: Tuan putri, aku akan membawamu ke tempat yang aman." Meskipun tubuhnya dipenuhi luka sayatan dan belasan anak panah yang tertancap pada tubuhnya, harimau itu berlari dengan kekuatan penuh untuk menjauhi wilayah Istana.Raja Yangking telah menugaskan harimau peliharaannya untuk membawa putrinya ke sebuah tempat yang bernama bukit Tunggal, sebelum keluarganya benar-benar dimusnahkan." Panah harimau itu!" Perintah seorang prajurit yang menggunakan pakaian jenderal, sambil memacu kudanya." Baik jenderal."Sambil menunggangi kudanya masing-masing, para prajurit mengarahkan busur panahnya ke arah bayi yang terikat di atas punggung harimau.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah melesat ke arah bayi perempuan yang berada di atas punggung harimau.Ggooooaaarr!Merasakan majikannya dalam bahaya, harimau meraung keras, sambil melompat ke arah puluhan anak panah dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah menancap pada tubuh harimau, membuat tenaganya semakin berkurang.Meskipun dihujani puluhan anak panah, sang harimau masih berdiri kokoh, lalu dengan buru-buru berlari untuk menjauhi para prajurit.Pada saat yang bersamaan, puluhan warga biasa menghadang para prajurit dan menjadikan diri mereka sebagai tameng, agar putri raja bisa diselamatkan." Cepat bawa pergi tuan putri! Biarkan kami yang mengurus mereka." Teriak para warga yang berniat untuk mengulur waktu agar sang harimau bisa pergi sejauh mungkin.Para warga sudah mengenal harimau itu, karena raja Yangking sering membawanya sebagai tunggangan.Sang harimau mengangguk kecil, lalu berlari untuk menjauhi tempat itu, meskipun dia sudah mengetahui bahwa para warga tidak mampu menahan serangan dari para prajurit.Namun sang harimau tidak memiliki pilihan lain, agar majikannya masih tetap hidup." Minggir kalian semua!" Sang jenderal sangat geram karena para warga telah memblokir jalan mereka." Bertahan!" Teriak para warga, yang menggunakan senjata seadanya untuk menahan para prajurit.Melihat para warga masih bersikeras, sang jenderal sangat geram, langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk membunuh mereka.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah melesat ke arah para warga yang menghadang para prajurit.Aarrgggh!Meskipun dihujani puluhan anak panah, para warga yang masih setia kepada raja Yangking, terus menahan para prajurit, agar tidak bisa mengejar sang harimau.Meskipun harus mengorbankan diri, para warga mati secara terhormat, karena telah berhasil mengulur waktu, agar putri raja bisa diselamatkan." Sialan... Para warga ini keras kepala, meskipun harus mengorbankan dirinya." Sang jenderal menggertakkan giginya, karena sosok yang sedang mereka kejar sudah pergi jauh.Sementara di tempat yang sudah jauh, dengan sisa kekuatannya, sang harimau terus berlari siang dan malam hingga membutuhkan waktu selama berhari-hari telah sampai di bukit Tunggal.Dengan tubuh yang berlumuran darah, sang harimau berjalan dengan tertatih, untuk mencapai puncak bukit Tunggal.Wuush!Sebuah bayangan putih turun dari puncak bukit Tunggal, hingga berdiri di depan sang harimau." Apa yang terjadi?" Tanya pria sepuh yang menggunakan pakaian serba putih." Tuan... Istana Kerajaan sedang diserang." Sang harimau menjelaskan apa yang terjadi, sehingga dia ditugaskan untuk membawa putri raja ke bukit Tunggal.Mendengar cerita dari sang harimau, pria sepuh menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah bayi mungil yang berada di atas punggung harimau.Dengan ikatan yang rapi dan kuat dengan menggunakan kain, bayi perempuan itu tidak tau apa yang terjadi." Malang sekali nasibmu cucuku." Ucap pria sepuh, sambil memungut dan menggendong bayi itu." Terimakasih karena sudah menyelamatkan keturunanku. Aku harap kamu mau menjaga cucuku ketika sudah dewasa." Lanjutnya, sambil menatap ke arah sang harimau.Pria sepuh menghela nafas berat, karena kondisi sang harimau tidak bisa tertolong lagi, sekalipun dia akan membantunya." Maafkan aku harimau... Sekalipun aku menggunakan Pil, nyawamu tidak bisa diselamatkan lagi. Kecuali ada sebuah keajaiban." Batin pria sepuh dengan wajah sedih, sambil menatap ke arah sang harimau.Pria sepuh tengah berpikir keras untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan sang harimau, sementara bayi mungil di gendongannya juga menangis keras." Berjanjilah untuk tetap hidup, agar kamu bisa melindungi cucuku." Pria sepuh itupun meminta kepada sang harimau untuk mencari tempat untuk beristirahat dan memulihkan diri meskipun tidak ada harapan.Sementara itu, pria sepuh langsung membawa bayi tersebut ke puncak bukit Tunggal agar bisa merawat cucunya dan mencari cara untuk memulihkan kondisi sang harimau." Bagaimana caraku bisa melindungi tuan putri? Sedangkan aku hanya seekor harimau." Pikir sang harimau, sambil berjalan untuk mencari tempat yang aman agar bisa beristirahat.Terlebih dengan lukanya yang sangat serius, sang harimau merasa beruntung bisa menyelamatkan nyawa tuan putri.Karena sudah banyak mengeluarkan darah, pada akhirnya sang harimau tersungkur di tanah, karena sudah tidak sanggup berjalan.Sang harimau merasa terbebani dengan permintaan pria sepuh, sehingga dia harus mencari cara agar tetap hidup dan melindungi tuan putri.Buussshh!Sebuah terpaan angin puyuh menyelimuti tubuh sang harimau, membuatnya harus menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa untuk melarikan diri.Namun sekuat apapun sang harimau melarikan diri, angin aneh itupun seakan melahapnya, hingga secara perlahan tubuhnya terangkat dan menghilang dari pandangan." Apa yang terjadi?" Sang harimau yang sudah tidak bertenaga, kini hanya bisa melihat sekelilingnya yang sedang berada di tempat yang sangat aneh.Sementara angin aneh itupun membentuk sebuah cahaya, hingga terangkat ke atas langit, dan menembus ruang dan waktu.Entah berapa tahun sang harimau berada di ruang hampa, dengan kondisi terbaring lemah, meskipun tekadnya masih ingin tetap hidup agar bisa melindungi tuan putrinya.*******Sementara itu di sebuah tempat yang sudah modern, dimana para manusia di dunia itu sudah mengembangkan berbagai macam teknologi.Di tempat terpencil yang jauh dari keramaian kota, Dhaffin Lao hidup sebatang kara yang berprofesi sebagai pemburu demi menyambung hidupnya.Dengan senapan hasil rakitannya sendiri, Dhaffin Lao menggantungkan hidupnya pada senapan di tangannya.Dhaffin Lao tinggal di pinggir desa yang merupakan satu-satunya peninggalan dari kedua orang tuanya.Tidak ada yang peduli dengan kondisi Dhaffin Lao, karena dia hanyalah seorang pemuda miskin semenjak kedua orang tuanya meninggal akibat penyakit yang mereka alami.Dengan keterbatasan keuangan, kedua orang tuan Dhaffin Lao tidak mampu membayar biaya Rumah Sakit, sehingga hanya berbaring di tempat tidur sampai ajal menjemput mereka.Meskipun kekurangan dalam materi, Dhaffin Lao sangat cerdas, sehingga dia bisa merakit sendiri berbagai macam senapan dengan bahan seadanya.Bahkan beberapa kali para penduduk desanya sering meminta bantuan kepada Dhaffin Lao untuk memperbaiki senapan dengan imbalan yang tidak seberapa.Pada saat pamannya masih tinggal di desa, Dhaffin Lao sering diajak bepergian ke kota terdekat, dan memberikan berbagai macam pembelajaran tentang kemajuan teknologi.Bahkan tidak jarang pamannya membelikan berbagai buku pelajaran, agar Dhaffin Lao tidak tertinggal dari orang lain.Dhaffin Lao juga belajar bersungguh-sungguh, dengan buku yang diberikan pamannya, sehingga dia semakin pintar.Karena kepintarannya, pamannya sering membawanya untuk melamar pekerjaan di berbagai perusahaan di kota terdekat.Namun tidak ada satupun perusahaan yang menerimanya, dengan berbagai alasan, karena Dhaffin Lao tidak memiliki uang sebagai pelicin atau orang dalam.Pada akhirnya Dhaffin Lao menyerah dan memilih untuk menjadi seorang pemburu demi menyambung hidupnya.Begitupun dengan pamannya, juga harus pindah ke kota lain yang sangat jauh, karena mengikuti perintah dari atasannya, sehingga sudah tidak bisa bertemu dengan Dhaffin Lao." Sepertinya hari ini aku akan berburu di bukit Tunggal." Dengan s
Waktu terus berjalan, Dhaffin Lao sama sekali tidak peduli dengan ocehan jiwa spiritual sang harimau, karena dia berpikir di dunia yang akan dia tempati, sama persis dengan dunianya sekarang.Buussshh!Saat sang harimau terus menjelaskan tentang apa saja yang ada di dunianya, kini sebuah terpaan angin muncul di hadapan Dhaffin Lao, hingga terlihat sebuah cahaya yang semakin lama semakin membesar.Pada saat yang bersamaan, jiwa spiritual sang harimau juga menghilang dan menyatu pada tubuh Dhaffin Lao.Sesaat Dhaffin Lao merasakan tubuhnya ditarik ke arah sumber cahaya, hingga cahaya itupun mulai meredup.*******Lima belas tahun telah berlalu, semenjak terjadinya pemberontakan terhadap Kerajaan Yangking, semua seakan melupakan kejadian tersebut, karena dianggap sangat tabu.Para warga yang mendukung masa kepemimpinan raja Yangking, telah dimusnahkan oleh sang jenderal.Kini Kerajaan Yangking telah digantikan oleh raja Feiwong yang merupakan adik tiri raja Yangking itu sendiri.Di Keraj
Kedua ayah dan anak itupun membawa tubuh Lao Feiying keluar dari goa, lalu berjalan menuju ke sebuah jurang yang berada di belakang desa Losian." Ayah... Bagaimana dengan surat ini?" Tanya Lao Feyu sambil mengeluarkan sepucuk surat dari sakunya.Surat itu berasal dari Li Bingbing, yaitu tunangan Lao Feiying saat ayahnya masih menjadi ketua Klan Lao." Buat apa kamu berikan kepada orang yang sudah hampir mati? Buang saja surat itu!" Perintah Lao Chizhu.Namun Lao Feyu tidak mendengar perintah ayahnya, memilih untuk menyelipkan sepucuk surat itu dibalik baju Lao Feiying yang sudah compang camping.Keduanya kembali melanjutkan langkahnya, menuju ke arah jurang yang berada di belakang desa Losian.Saat berada di pinggir jurang, keduanya langsung melempar Lao Feiying ke dalam jurang yang curam.AARRGGGH!Lao Feiying berteriak keras, akibat tubuhnya membentur dinding jurang yang sangat curam." Akhirnya Lao Feiying bisa mati dengan tenang." Lao Feyu tersenyum puas, karena dia berhasil meny
Lao Feiying yang tengah sibuk berlatih, tanpa menyadari bahwa roh beladirinya secara perlahan mulai memudar, karena efek dari Jamur Pelahap Roh.Pada saat yang bersamaan, terlihat sosok pria sepuh yang sedang terluka berat terbang melewati tempat Lao Feiying berlatih." Roh Beladiri Harimau Pelahap?" Pria sepuh membuka matanya lebar-lebar, karena ada seseorang Kultivator yang memiliki roh beladiri yang sangat langka.Lao Feiying yang sedang berlatih, tidak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan dari kejauhan, karena perbedaan tingkat Kultivasi mereka terlalu jauh.Sesaat pria sepuh sedikit mengerutkan kening, karena roh beladiri Harimau Pelahap secara perlahan mulai mengecil hingga berbentuk benih." Tidak buruk... Jika para Kultivator mengetahui jika pemuda ini memiliki roh beladiri Harimau Pelahap, maka mereka akan memburunya sebelum berkembang." Gumam pria sepuh, karena memudarnya roh beladiri Harimau Pelahap, merupakan sebuah keberuntungan bagi Lao Feiying.Dengan demikian, t
Sambil berjalan di dasar jurang, Lao Feiying juga memungut beberapa benda yang berfungsi untuknya yang dibuang oleh para warga desa Losian.Bagi para Kultivator, barang tersebut tidak terlalu berfungsi, namun bagi Lao Feiying yang berasal dari dunia modern, cukup membantunya untuk bertahan hidup." Mereka tidak tau jika benda seperti ini sangat berharga di duniaku." Gumam Lao Feiying, sambil memungut beberapa benda di sepanjang jalan.Bahkan Lao Feiying juga mendapatkan sebuah belati yang sudah usang, yang gagangnya sudah lapuk." Sayang sekali aku tidak memiliki peralatan untuk merakit senapan." Lao Feiying tersenyum pahit, karena tidak memiliki senjata apapun, kecuali belati yang sudah usang.Terlebih Lao Feiying tidak memiliki tempat penyimpanan, sehingga dia hanya memilih barang yang penting saja." Rasanya seperti hidup di zaman purba." Gumam Lao Feiying, sambil mengasah belati yang sudah berkarat di atas batu.Sesaat Lao Feiying mengambil sepucuk surat yang terselip di bajunya y
Dan masih banyak lagi kelebihan dari roh beladiri Harimau Pelahap, ketika sudah memiliki wujud.Namun bagi Lao Feiying, dengan pengetahuannya yang sekarang masih belum cukup, sehingga dia harus mencari seorang guru untuk mengajarinya.Terlebih dengan ingatan pemilik tubuh sebelumnya dan ingatan sang harimau, masih bagaikan katak di dalam tempurung." Baiklah... Memperkuat fisik Pangeran Harimau Muda, aku harus berlatih lebih keras lagi dan berburu hewan di hutan ini." Dengan penuh percaya diri, Lao Feiying melesat dengan kecepatan tinggi ke arah kedalaman hutan.Meskipun di dalam hutan yang ditempati Lao Feiying sekarang hanya menyimpan hewan biasa, namun masih bisa membantunya untuk meningkatkan kualitas fisik dan meningkatkan Kultivasi.Berbeda dengan hewan yang sudah memiliki pemikiran seperti manusia, mereka sering disebut Siluman yang memiliki Permata Roh.Ukuran Permata Roh sangat bervariasi, tergantung usia dari Siluman tersebut, namun bukanlah perkara mudah untuk menghadapi me
Sekte Harimau Suci yang berada di kota Yuyang hanyalah sekte kecil, sehingga kurang diminati oleh para warga yang ingin menjadi seorang pendekar.Selama dalam perjalanan, Hu Molie begitu ramah kepada Lao Feiying, bahkan Hu Molie beberapa kali menawarkan makanan kepada Lao Feiying selama mereka menempuh perjalanan menuju kota Yuyang yang cukup jauh." Tuan Molie... Tuan baru saja bertemu denganku, kenapa tuan memberikan makanan kepada orang asing sepertiku?" Lao Feiying merasa heran, karena biasanya para saudagar selalu bertindak hati-hati dengan orang baru." Aku juga tidak tau... Tetapi sebagai sesama manusia, seharusnya kita bisa saling membantu, ketika ada orang yang sedang kesusahan." Jawab Hu Molie dengan santai, sambil menyantap hidangannya.Bahkan para pengawal pribadinya juga seakan tidak memiliki batas dengan Hu Molie, membuat Lao Feiying menaruh curiga.' Siapa sebenarnya mereka ini? Jika hanya sebatas tuan dan pengawal, pasti mereka tidak bersikap seperti ini?' Pikir Lao Fe
Namun para pengawal berdecak kagum melihat keganasan Lao Feiying ketika menyerang lawannya, membuat sosok itu berkeringat dingin." Apa yang dimakan pemuda ini, sehingga kekuatannya bisa sebesar ini." Sosok itupun meningkatkan kewaspadaan, karena setiap ayunan pedang Lao Feiying, membuat tangannya merasa kebas." Kamu! Bantu dia disana!" Salah satu sosok meminta kepada salah satu rekannya untuk membantu melawan Lao Feiying.Sosok itupun mengangguk kecil, lalu melesat ke arah Lao Feiying, sambil mengayunkan pedangnya.Mendapatkan dua lawan sekaligus, Lao Feiying memasang wajah serius, karena bagaimanapun itu adalah pengalaman pertamanya dalam bertarung." Gunakan Formasi menyerang!"Keduanya saling memberi isyarat satu sama lain, hingga membentuk pola serangan yang jauh lebih akurat dari sebelumnya.Traaang!Benturan pedang dari kedua belah pihak, membuat pedang di tangan Lao Feiying terlempar cukup jauh.Melihat kejadian tersebut, para pengawal membuka mulutnya lebar-lebar, karena bar
Setelah berjalan cukup lama, kini Feng Yizuo telah sampai di sebuah puncak gunung tempat Feng Quanyin berlatih dibawah pohon persik yang tumbuh di pinggir halaman depan rumah.Feng Yizuo berjalan menghampiri gadis yang berusia 16 tahun dengan menggunakan gaun putih, seakan menunjukkan bahwa gadis itu memiliki paras yang cantik.Wajah Feng Quanyin tidak kalah dari Lao Ningshuang, dengan tubuhnya begitu ramping dengan bagian dada sedikit datar.Dengan rambut hitam memanjang mencapai pinggangnya, gadis itu memainkan pedangnya seakan menjadikan dirinya sebagai pedang itu sendiri.Merasakan kehadiran seseorang, Feng Quanyin menghentikan latihnya, lalu menoleh ke arah sosok yang berjalan mendekatinya." Salam kakek..." Feng Quanyin memakup keduanya tangannya, sambil menundukkan kepala.Feng Yizuo mengangguk kecil, sambil tersenyum, karena Feng Quanyin sudah banyak kemajuan dalam seni pedang bunga persik.
Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di aula pendaftaran bersama calon peserta yang lain.Agar tidak terlalu mencolok, peserta yang lain juga ikut diperiksa roh beladiri masing-masing, sehingga mereka harus mengantri.Satu-persatu calon peserta dipersilahkan untuk meletakkan telapak tangannya di atas bola kristal, hingga menunjukkan berbagai macam jenis roh beladiri." Tidak menyangka turnamen muda kali ini banyak calon peserta yang memiliki bakat luar biasa."" Benar saudara... Peserta dari Klan Lao juga memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit."" Tapi Sekte Gunung Persik juga pasti memiliki generasi muda yang berbakat."Terdengar suara diskusi dari para Kultivator yang ikut menyaksikan para peserta yang menunjukkan roh beladirinya masing-masing.Terlebih dengan kehadiran perwakilan Klan Lao, yaitu Lao Feyu yang memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit, sehingga pemuda itu
Sementara itu, ketiga Tetua memasang sikap waspada, merasa menyesal karena telah membawa ketujuh murid melewati Gurun Hitam.Begitupun dengan Lao Feiying, juga mengeluarkan golok miliknya, dan bersiap untuk menghadapi puluhan sosok berpakaian serba hitam." Apa kamu mengenaliku?" Tanya Lao Yunyi, saat melihat Elang Cakar Emas begitu jinak kepadanya.Di sisi lain, pria berbadan kekar langsung berkeringat dingin, karena Elang Cakar Emas hanya bisa patuh kepada keturunan raja Yangking." Si... Siapa wanita ini? Jangan-jangan...." Seketika wajah pria berbadan kekar yang terlihat sangar, langsung berubah drastis.Melihat ketua mereka yang belum mengambil tindakan, beberapa sosok yang lain merasa heran, namun tidak ada yang berani bergerak sebelumnya mendapatkan perintah." Hehehe.... Kami hanya para petani yang sedang melewati tempat ini." Pria berbadan kekar tertawa canggung, membuat mata semua anggotany
Setelah memastikan semua sudah terkendali, Cai Wenji dan Lu kembali ke kamarnya masing-masing untuk melanjutkan Berkultivasi, sambil menunggu waktu kapal merapat ke daratan.Begitupun dengan Lao Yunyi dan Lao Ningshuang, keduanya kembali ke kamar masing-masing untuk melatih roh beladiri Harimau yang baru saja mereka miliki.Sementara itu, tatapan Qiao Chan tertuju pada sekeliling kamar Lao Feiying yang berserakan." Feiying... Apa kamu kembali menerobos lagi?" Tanya Qiao Chan, sambil mengembalikan barang yang berserakan ke tempat semula." Ya... Roh beladiri dari para perompak Paus Biru itu cukup membantuku untuk naik tingkat." Lao Feiying mengangguk kecil, sambil membereskan barang yang berserakan di kamarnya.Kali ini Qiao Chan tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena dia sendiri sudah mengetahui tentang kelebihan roh beladiri milik Lao Feiying.Setelah selesai membersihkan tempat itu, Lao Feiying m
Sementara di dalam kamar, Lao Feiying mengambil posisi Berkultivasi untuk menyempurnakan roh beladiri yang dia serap sebelumnya.Buussshh!Sebuah terpaan angin memenuhi ruangan tersebut, membuat semua barang di tempat itu berterbangan.Bboooom!Setelah Berkultivasi cukup lama, Lao Feiying berhasil menerobos Pendekar Roh tingkat enam dan berhasil menguasai kemampuan khusus dari Paus Biru.Meskipun Lao Feiying tidak bisa mengendalikan air, namun paling tidak dia menguasai 5% kemampuan roh beladiri air, sesuai kegigihannya dalam berlatih dan lebih banyak menyerap roh beladiri lagi.Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, hingga terlihat Lao Yunyi dan Lao Ningshuang datang ke kamarnya, diikuti ketiga Tetua.Ketiga Tetua itu terlihat serius, karena mereka sudah merasakan bahwa ada beberapa sosok yang mencoba menggali informasi tentang Lao Ningshuang." Feiying... Ad
Sementara itu, Lao Yunyi dan Lao Ningshuang juga menunjukkan kemampuannya dalam seni beladiri, namun tidak menunjukkan roh beladiri yang mereka miliki.Tetua Sekte Menara Suci yang menyaksikan kemahiran kedua gadis itu, kini menaruh curiga jika salah satu dari mereka adalah tuan putri.' Dari cara mereka memainkan pedang, sepertinya mereka memiliki roh beladiri tingkat langit keatas. Aku harus memeriksa roh beladiri mereka.' Batin Tetua tersebut di sela pertarungannya.Tentu saja Lao Yunyi dan Lao Ningshuang tidak bisa menyembunyikan bakat mereka, karena roh beladiri yang mereka miliki akan menunjukkan kemampuannya.Sementara Cai Wenji, Lu Bu dan Qiao Chan terlihat khawatir, karena roh beladiri kedua gadis itu akan diketahui jika menunjukkan kemampuannya.' Semoga saja tidak ada orang dari Kerajaan Xie disini.' Batin Qiao Chan, di sela pertarungannya.Di sisi lain, wajah pria berkumis menjadi buram k
Hal yang mereka takutkan adalah keberadaan para generasi muda yang masih belum mampu mengalahkan para perompak Paus Biru.Sementara itu, Lao Feiying menyipitkan matanya karena jumlah anggota Paus Biru jauh lebih banyak." Boss... Saatnya kamu mempraktekkan teknik Golok Penghisap itu. Jika melahap roh beladiri mereka, maka kamu bisa mendapatkan kemampuan khusus untuk berjalan di atas air." Roh beladiri Harimau Pelahap menjelaskan bahwa semakin banyak Lao Feiying menyerap roh beladiri perompak Paus Biru, maka semakin besar peluang untuk bisa berjalan di atas air.Mendengar ucapan tersebut, Lao Feiying sedikit menaikkan alisnya, karena itu adalah kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya.Tanpa membuang waktu, Lao Feiying langsung mencabut golok yang terselip di punggungnya, seakan siap untuk bertarung.Begitupun dengan semua orang yang berada di atas kapal, kini mengambil tempat masing-masing untuk menyambut kedata
Waktu terus berjalan, Lao Feiying dan Qiao Chan masih tinggal satu kamar, sehingga hubungan mereka semakin erat. Layaknya pasangan suami istri, Lao Feiying dan Qiao Chan tidak melewatkan kebersamaan mereka untuk menjalani rutinitas sebagai suami-istri. Namun untuk menghilangkan kecurigaan kedua Tetua dan keenam murid yang lain, sesekali Lao Feiying dan Qiao Chan keluar dari kamar untuk menyapa mereka dan menikmati pemandangan laut dari atas kapal. " Feiying... Ini makanan untukmu." Qiao Chan memberikan roti kering dan daging kering yang sudah dimasak, lalu duduk di samping pemuda itu. " Terimakasih guru." Ucap Lao Feiying, sambil menikmati terpaan angin yang berhembus di wajahnya. Melihat kedekatan keduanya, Ling Yunyi dan Qiao Ningshuang saling berpandangan karena kali ini mereka seakan disingkirkan. " Guru... Kenapa kamu terus memberikan perhatian khusus kepada kak Feiying?" Pada akhirnya Lin
Perasaan kedua gadis itu menjadi berbunga-bunga saat mendapatkan pujian dari Lao Feiying, sehingga keduanya langsung menggandeng tangan Lao Feiying dari sisi kiri dan kanan. Berbeda jika pujian tersebut berasal dari orang lain, tentu keduanya langsung marah, seperti yang dialami Hu Jintao sebelumnya. Sementara itu, wajah Qiao Chan menjadi buram karena kekasihnya telah digandeng oleh kedua gadis itu. Sebagai seorang wanita, Qiao Chan juga merasa cemburu jika kekasihnya sangat dekat dengan wanita lain. Namun Qiao Chan tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu semua kesepakatan mereka dan berharap agar Lao Feiying tidak melupakan janjinya. " Feiying... Malam ini aku akan mengajarkan ilmu beladiri untukmu. Aku harap agar yang lain tidak keberatan jika beberapa hari Lao Feiying tinggal bersamaku." Qiao Chan yang tidak tahan melihat kedekatan Lao Feiying dan kedua gadis itu, kini langsung mengutarakan tujuannya.