"Yang Mulia Raja Serigala!"Dia melihat Teguh dari atas ke bawah dengan ekspresi penuh hormat, "Saya adalah idola Anda.""Eh, bukan!""Anda adalah idola saya.""Saya selalu mengagumi Anda. Akhirnya, hari ini saya bisa melihat Anda hidup."Wajah Bayangan langsung menjadi muram."Apa yang sedang dia bicarakan?"Shinta menggelengkan kepalanya sambil menutupi mulutnya, lalu tersenyum. "Gimana? Jadi, yang pernah kamu lihat sebelumnya nggak hidup?" tanya Shinta penasaran."Tidak, tidak, tidak, saya tidak bermaksud seperti itu!"Murid itu segera menjelaskan, "Maksud saya, ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk bertemu dengan Raja Serigala secara langsung."Saat Teguh melihat tangan pria itu gemetar, dia merasa gembira dan cukup lega.Tidak sia-sia dia berjuang mati-matian untuk Serenara. Setidaknya, ada yang bisa mengingat Teguh.Meski tujuan sebenarnya bukan untuk membuat orang mengingat namanya."Siapa namamu?""Raja Serigala, nama saya Budi.""Budi ..."Teguh mengangguk, kemudian berta
"Ini adalah Tentara Legendaris!"Pada saat itu, terdengar suara yang mencurigakan dari kejauhan.Qadafi mendengar suara itu dan segera datang."Guru, tolong selamatkan saya!"Budi tidak peduli dengan urusan Teguh lagi. Dia langsung berteriak keras kepada Qadafi."Shrr ..."Tanpa ragu, Qadafi langsung berlari ke depan.Dengan cepat, dia menggenggam jemari tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang serbuk yang tidak diketahui jenisnya. Kemudian, dia menaburkannya ke tubuh Tentara Legendaris."Sret!"Namun, Tentara Legendaris hanya menggoyangkan tubuhnya dan serbuk tersebut jatuh semua ke permukaan tanah. Qadafi juga terkena serangan balik dari Tentara Legendaris itu. Dahi Qadafi agak mengernyit karena keheranan."Hm?""Sepertinya Tentara Legendaris ini cukup kuat."Qadafi langsung mengubah strategi dan mulai menggunakan metode yang lebih keras.Akan tetapi, sepenuh apa pun dia menggunakan kekuatannya, tidak ada yang bisa mengendalikan atau menghentikan Tentara Legendaris ini. Ten
"Dokter Qadafi ..."Setelah membaca daftar itu, Teguh bertanya dengan heran, "Mengapa benda-benda ini dibutuhkan?""Yang Mulia Raja Serigala."Qadafi menjawab dengan jujur, "Kuil Dewa ... sebenarnya sudah hilang bertahun-tahun lamanya. Bahkan, meski aku adalah dokter sihir paling terkemuka di daerah Pegunungan Seribu ini, aku juga nggak punya informasi yang pasti.""Kebetulan, saat aku dikejar oleh musuh, aku terpaksa melompat ke air dan melihat bayangan Kuil Dewa.""Tapi ...""Waktu itu aku terlalu terburu-buru, jadi aku belum sempat menyelidikinya dengan teliti dan sudah harus kembali.""Sudah bertahun-tahun berlalu, aku nggak begitu yakin di mana letak Kuil Dewa sekarang. Mungkin kuil itu sudah terbawa arus dan masuk lebih dalam lagi, aku juga nggak tahu sejauh apa.""Mungkin juga malah tenggelam ke dasar laut."Wajah Qadafi penuh dengan ekspresi menyesal. "Nggak peduli jenisnya, kita perlu menghabiskan waktu lama dalam air untuk mencarinya."Teguh dan semua orang di sekitarnya terd
Di Pegunungan Seribu, pepohonan tumbuh dengan lebat hingga menutupi langit, menyebabkan suasana terasa gelap seperti malam hari. Ditambah lagi, dengan adanya kabut beracun yang menyelimuti udara, membuat Teguh dan yang lainnya makin kesulitan untuk mengetahui situasi di sekitar.Meskipun begitu, mereka tetap bersemangat karena memiliki tujuan yang jelas.Mereka terus berjalan.Berjalan dan terus berjalan tanpa henti.Tanpa merasa lelah.Tidak terdengar keluhan sedikit pun dari mulut mereka.Setelah perjalanan yang cukup menguras tenaga, mereka akhirnya tiba di tepi kolam. Tubuh Teguh sudah bermandikan keringat.Dari jarak yang cukup dekat, kolam itu terlihat bagaikan cermin langit, sangat menakjubkan hingga berhasil membuat Teguh dan yang lainnya terpesona."Dokter Qadafi, Kuil Dewa ada di kolam ini?"Teguh menatap permukaan air yang luas itu dengan tatapan kosong.Sebelumnya, saat jarak mereka masih jauh, dia tidak merasakan keanehan apa pun. Namun, ketika dihadapkan dengan air kolam
"Dewa Perang Kedua!"Bayangan dan Pasukan Serigala tak dapat menyembunyikan kemarahannya saat melihat kedatangan orang-orang itu.Kematian para pemimpin Pasukan Serigala tidak lepas dari perbuatan mereka."Wush ..."Tanpa ragu, Bayangan segera mengayunkan tinjunya."Buk!""Plak!""Brak!"Namun, Dewa Perang Kedua tetaplah Dewa Perang Kedua.Tak peduli seberapa marahnya Bayangan, dia tetap tidak bisa menyamai kekuatan bertarung pria itu.Dalam waktu kurang dari tiga ronde, dia berhasil ditumbangkan oleh Dewa Perang Kedua."Wush!"Pasukan Serigala yang tersisa hendak maju untuk membantu.Namun, Tentara Legendaris di belakang Dewa Perang Kedua pun tak kalah cepat. Dalam waktu singkat, mereka berhasil melumpuhkan Pasukan Serigala yang terkenal tangguh."Pasukan Serigala benar-benar sudah lemah."Melihat ini, Dewa Perang Kedua tertawa mengejek, "Huh, ternyata Pasukan Pengawal Pribadi Raja Serigala sama Pasukan Serigala langsung tumbang cuma dalam satu pukulan.""Ck, ck, ck!""Ternyata memang
Mulutnya berteriak tanpa henti, sementara kedua tangannya yang terikat di belakang terus bergerak.Sayangnya ...Sebelum tali di pergelangan tangannya terlepas, Tentara Legendaris sudah mendekat."Wush ..."Pada detik berikutnya, Tentara Legendaris yang bertugas mengawasi mereka tiba-tiba melompat tinggi hingga terlihat seperti bukit kecil di udara, hendak melesat cepat ke arah Shinta.Seolah-olah akan menelannya dalam hitungan detik."Ah!"Shinta benar-benar ketakutan.Merasakan angin kencang yang berembus ke arahnya, tanpa sadar dia menutup matanya."Dor!""Dor, dor, dor!"Ketika Tentara Legendaris hendak mendarat, tiba-tiba terdengar suara tembakan cepat.Ternyata, itu adalah Damar yang datang bersama pengawalnya."Dewa Perang Pertama, hati-hati!"Bayangan segera memberi peringatan, "Tentara Legendaris ini sudah dilatih secara khusus. Mereka semua gesit, kuat, dan punya banyak pengalaman. Susah banget buat ditangani!""Huh!"Damar mendengus dingin tanpa memberikan komentar apa pun.
Teguh yang mendengarnya pun segera mendekati retakan itu untuk memeriksanya.Di dalam retakan tersebut, terdapat sebuah kotak batu yang terlihat sangat kuno.Kotak itu ...Kendati hanya seukuran telapak tangan, keberadaannya terlihat sangat mencolok, membuat orang yang melihatnya langsung berpikir bahwa benda ini pasti luar biasa."Teguh!""Kamu nggak bakal bisa kabur, siap-siap saja buat mati!"Pada saat itu, suara Dewa Perang Kedua kembali terdengar dari luar.Bahkan ...Terdengar jauh lebih dekat dari sebelumnya.Teguh tahu persis bahwa tidak ada waktu lagi untuk merasa bimbang, jadi dia langsung menyelinap ke dalam celah retakan dan berlari mendekati kotak batu."Krak ...""Wush, wush ..."Ketika Teguh berhasil meraih kotak batu itu, Dewa Perang Kedua bersama pengawal pribadi dan Tentara Legendarisnya telah memasuki pintu perunggu.Namun, Teguh tidak menyadarinya.Sekalipun tahu, dia tidak mungkin tinggal diam di dalam celah retakan itu. Sebab, begitu ketahuan, dia pasti tidak akan
Tak perlu diragukan lagi, kebenciannya terhadap Damar sama besarnya dengan apa yang dirasakannya kepada Teguh."Damar!"Dewa Perang Kedua menatapnya dengan tajam, matanya berkilat dingin. "Kamu pikir, kali ini kamu bisa nyelamatin Teguh?""Aku sudah bilang, 'kan, hari ini dia pasti mati!""Nggak bakal ada yang bisa selamatin dia!"Damar balas menatapnya dengan tajam. Dia menanggapi ucapannya dengan tenang, "Dewa Perang Kedua, kamu itu sudah jadi anjing penguasa! Bisa-bisanya kamu tega menindas orang-orang yang sudah berjasa untuk Serenara ...""Lihat saja, suatu hari nanti, kamu pasti bakal lebih menderita!"Dewa Perang Kedua seketika berang.Egonya tersentil!"Omong kosong!"Dewa Perang Kedua mendengus. "Teguh, kamu, sama kalian semua memang pantas mati! Pokoknya, siapa pun yang berani-beraninya halangin aku, semuanya harus mati!"Setelah mengatakan hal itu ...Matanya memancarkan kilatan kekejaman, dia pun segera memberikan perintah kepada Tentara Legendaris"Bunuh dia!""Bunuh merek