Dalam tayangan video.Wajah Leo Lavitra tampak serius. Dia memegangi sisi depan kartu identitasnya di dada, kemudian mengatakannya dengan jelas dan meyakinkan.Bagai hiu yang mencium bau darah, para wartawan segera berlari menghampiri Malik Casugraha.Dalam hitungan detik, Malik telah dikepung para wartawan.Meninggalkan ruang kosong di sisi Rina."Pak Malik!""Bagaimana tanggapan Anda terhadap tuduhan Pak Leo Lavitra?""Pak Malik.""Apa Anda benar-benar memaksa, menyuap, dan menyuruh Pak Leo Lavitra untuk memfitnah Grup Jagaraga?""Pak Malik!""Pemerintah kota sudah memberlakukan kebijakan yang tegas untuk memberantas kejahatan terorganisasi. Bagaimana pendapat Anda tentang masalah ini? Bisakah Anda jelaskan secara rinci?""Pak Malik."Apa yang baru saja ditanyakan para wartawan terhadap Rina, kini mereka tanyakan terhadap Malik. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak dan memberatkan.Malik telah menjadi sasaran empuk para wartawan.Wajahnya pucat pasi, kemudian dia men
"Rina, ada kabar tentang pendanaan proyek Menara Jayandara?" tanya Zakir tanpa basa basi.Proyek itu harus segera diselesaikan.Proyek Menara Jayandara tidak terlalu menguntungkan, tetapi investasinya banyak sehingga harus segera diselesaikan."Sebetulnya ...."Wajah Rina memuram. "Perusahaan baru selesaiin beberapa proyek, tapi secara keseluruhan kekurangannya masih cukup banyak. Apa lagi, proyek Menara Jayandara nggak terlalu menguntungkan. Terus, pernyataan keberatan dari para pemegang saham juga terang-terangan. Jadi, kita kesusahan buat ngumpulin dana."Zakir juga tahu akan hal itu.Dia mengerutkan kening dan menanggapi. "Tapi kalau kelamaan ditunda, Pak Dhika juga nggak bakalan senang."Hal itulah yang sangat dia khawatirkan.Mereka telah mendapatkan proyek dengan susah payah, tetapi malah tertunda. Apa yang dipikirkan oleh Pak Dhika?"Gimana kalau kita pinjam ke bank?" usul Zakir.Wajah cantik Rina dipenuhi kegetiran. "Nggak sesederhana itu. Bank nggak bakal pinjami kalau pinjam
Gadis itu mendadak bimbang.Memang benar dia punya tim medis profesional, tetapi mereka masih terjebak macet di belakang dan memakan waktu lama untuk sampai di sini.Sementara itu, kondisi kakeknya sudah kritis. Andaikan perkataan orang di depannya benar bahwa akan terjadi sesuatu pada kakeknya, dia mungkin bisa menyesal.Melihat gadis itu ragu-ragu, Teguh mengingatkan. "Setiap detik keraguanmu bakal makin membahayakannya."Bersamaan dengan peringatan Teguh, wajah orang tua di hadapannya sudah pucat pasi.Gadis itu sangat ketakutan.Dia pun memohon kepada Teguh. "Pak, aku mohon padamu. Tolong selamatkan kakek.""Hmm."Teguh menghampiri kakek gadis itu untuk memeriksanya, kemudian mengeluarkan jarum perak putih dan menusukkan satu demi satu pada beberapa titik di sekitar jantung dengan kedalaman dan tekanan yang berbeda.Setelah menusukkan jarum, Teguh menjentikkan jarinya dengan lembut dan menyentuh ujung jarum perak layaknya sedang memetik senar kecapi.Saat itu juga, tim medis dari m
"Bisa dibilang, bintang yang bersembunyi di balik awan, pasti akan bersinar suatu hari nanti."Yiska seketika tertegun.Baru pertama kali dia melihat kakeknya memuji seseorang seperti itu.Apakah pemuda itu sungguh orang yang luar biasa?"Yiska, kamu harus temukan dia dan gunakan kekuatan keluarga kita untuk menjadikannya orang yang luar biasa," lanjut kakeknya.Jika orang lain mendengarnya mereka pasti akan terkejut.Karena kakek Yiska adalah orang terkaya di Kota Senggigi, Wafa Judistia.Hanya dengan satu kata.Dia mampu membuat seseorang hidup, mati, dan terbuai dalam mimpi.Tentu saja niatan Wafa juga tidak sepenuhnya untuk membalas budi.Dia sudah berusia lanjut dan tak terhindarkan saat-saat munculnya masalah kesehatan. Apabila menjalin hubungan baik dengan Teguh, mungkin kejadian serupa pada masa mendatang tidak akan serisiko ini.Lagi pula ....Mempromosikan Teguh juga bisa dianggap sebagai investasi bagi keluarga Judistia.Jika suatu hari Teguh berhasil meraih kesuksesan besar
Dhika teringat saat terakhir kali di pesta ulang tahunnya, Teguh secara khusus menginstruksikan untuk tidak membiarkan Danu Gumilar masuk.Perkataan "bisa dibilang begitu" yang dia ucapkan sangat menarik.Teguh juga tidak terlalu memikirkannya.Dia hanya merasa bahwa status Danu sebagai pemuda kaya tidak begitu stabil. Entah dari mana dia mendapatkan keberanian untuk bertindak nekat.Keduanya mengobrol selama beberapa saat.Dhika kembali menerima telepon dan meminta maaf pada Teguh sebelum buru-buru pergi.Teguh juga kembali untuk mencari Daniel.Sementara itu.Di Grup Jagaraga.Zakir belum lama pergi.Namun, Rina telah menelepon beberapa temannya untuk mencari bantuan.Mengumpulkan uang dengan cara seperti ini ....Teman-temannya mengatakan bahwa tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk Rina sehingga dia merasa cemas.Saat itulah Mia masuk ke kantornya. "Nona Rina, Danu dari keluarga Gumilar datang. Dia bilang ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Anda. Bagaimana menurut An
Rina sedikit goyahPertama, perkataan Danu ada benarnya.Kedua, dia sekarang sangat membutuhkan uang.Apa lagi, Rina sudah mencari bantuan ke beberapa temannya, tetapi mereka tidak bisa membantunya.Jika melewatkan kesempatan ini ....Entah harus bagaimana lagi."Rina, kenapa masih ragu?"Danu tiba-tiba berdiri dan wajahnya terlihat agak jengkel. "Aku sudah berbaik hati kasih tahu kabar baik ini, tapi kamu malah ....""Lupain aja."Danu melangkah ke luar."Tunggu!"Rina akhirnya tidak bisa menahan diri. "Makasih, Danu. Aku bakal segera siapin dananya. Nanti tolong bantu aku saat waktunya tiba, ya.""Oke!"Niat jahat yang tersembunyi terlintas pada mata Danu.Sebenarnya, keluarga Gumilar mengalami kerugian cukup besar dan kebangkrutan mereka hanya tinggal menunggu waktu.Mengenai pendaftaran perusahaan terbuka ...Danu hanya membual.Ayahnya bahkan memberi tahu bahwa belakangan ini dia sering meminjam uang dari teman-temannya dan bersiap untuk melarikan diri dengan uang tersebut.Danu d
Teguh mengernyitkan kening. "Daniel, dengar nasihatku, ya. Jangan beli saham keluarga Gumilar."Dia baru saja bertemu Dhika Zhafiro.Perusahaan keluarga Gumilar sudah lama mengalami kerugian dan berada di ambang kebangkrutan. Pada saat-saat genting seperti ini, apa gunanya mendaftar menjadi perusahaan terbuka?Sudah jelas mereka ingin memutar uang dan kabur!Daniel tampak bingung. "Memangnya kenapa, bos?""Perusahaan keluarga Gumilar sudah hampir bangkrut. Ini mungkin cuma trik mereka aja. Mereka sengaja sebar berita biar orang-orang mengira punya kesempatan bagus buat investasi. Habis itu mereka langsung kabur begitu uangnya terkumpul," jelas Teguh dengan tenang."Nggak mungkin!""Lihat deh, betapa hebatnya perusahaan keluarga Gumilar. Beberapa tahun lalu, mereka pernah tampil dalam televisi dan sekarang usaha mereka makin pesat. MAna mungkin mereka bangkrut," sanggah Daniel dengan berapi-api.Teguh terlalu malas berdebat tentang hal itu, jadi dia menanggapi dengan santai. "Terserah k
Shinta tahu bahwa Teguh pasti punya informasi tentang orang dalam. Karena itu, dia menelepon Teguh lagi, "Teguh, Rina mau beli saham keluarga Gumilar.""Kamu bilang keluarga Gumilar posisinya lagi nggak aman, apa itu benar?" tanya Shinta tanpa basa-basi."Benar sekali."Teguh meyakinkan dengan tegas, "Kabar ini diberi tahu Dhika, katanya perusahaan keluarga Gumilar sekarang lagi bangkrut dan kondisi ini sudah berlangsung lama.""Mereka berencana mengumpulkan sisa uang dan kabur."Shinta pun langsung percaya.Terlebih lagi, Dhika sudah menjadi bawahan Teguh sejak lama, jadi mana mungkin dia berani bicara asal dengan berita semacam ini.Dhika bilang, keluarga Gumilar akan tamat.Artinya, mereka pasti benar-benar akan tamat.Teguh langsung berkata dengan cemas, "Kita harus gimana sekarang? Rina pasti akan membelinya. Nggak peduli seberapa keras aku melarang, dia nggak akan setuju.""Tenang, jangan gegabah. Kita harus memikirkannya baik-baik sebelum bertindak."Teguh merasa begitu tak berd