Dhika teringat saat terakhir kali di pesta ulang tahunnya, Teguh secara khusus menginstruksikan untuk tidak membiarkan Danu Gumilar masuk.Perkataan "bisa dibilang begitu" yang dia ucapkan sangat menarik.Teguh juga tidak terlalu memikirkannya.Dia hanya merasa bahwa status Danu sebagai pemuda kaya tidak begitu stabil. Entah dari mana dia mendapatkan keberanian untuk bertindak nekat.Keduanya mengobrol selama beberapa saat.Dhika kembali menerima telepon dan meminta maaf pada Teguh sebelum buru-buru pergi.Teguh juga kembali untuk mencari Daniel.Sementara itu.Di Grup Jagaraga.Zakir belum lama pergi.Namun, Rina telah menelepon beberapa temannya untuk mencari bantuan.Mengumpulkan uang dengan cara seperti ini ....Teman-temannya mengatakan bahwa tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk Rina sehingga dia merasa cemas.Saat itulah Mia masuk ke kantornya. "Nona Rina, Danu dari keluarga Gumilar datang. Dia bilang ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Anda. Bagaimana menurut An
Rina sedikit goyahPertama, perkataan Danu ada benarnya.Kedua, dia sekarang sangat membutuhkan uang.Apa lagi, Rina sudah mencari bantuan ke beberapa temannya, tetapi mereka tidak bisa membantunya.Jika melewatkan kesempatan ini ....Entah harus bagaimana lagi."Rina, kenapa masih ragu?"Danu tiba-tiba berdiri dan wajahnya terlihat agak jengkel. "Aku sudah berbaik hati kasih tahu kabar baik ini, tapi kamu malah ....""Lupain aja."Danu melangkah ke luar."Tunggu!"Rina akhirnya tidak bisa menahan diri. "Makasih, Danu. Aku bakal segera siapin dananya. Nanti tolong bantu aku saat waktunya tiba, ya.""Oke!"Niat jahat yang tersembunyi terlintas pada mata Danu.Sebenarnya, keluarga Gumilar mengalami kerugian cukup besar dan kebangkrutan mereka hanya tinggal menunggu waktu.Mengenai pendaftaran perusahaan terbuka ...Danu hanya membual.Ayahnya bahkan memberi tahu bahwa belakangan ini dia sering meminjam uang dari teman-temannya dan bersiap untuk melarikan diri dengan uang tersebut.Danu d
Teguh mengernyitkan kening. "Daniel, dengar nasihatku, ya. Jangan beli saham keluarga Gumilar."Dia baru saja bertemu Dhika Zhafiro.Perusahaan keluarga Gumilar sudah lama mengalami kerugian dan berada di ambang kebangkrutan. Pada saat-saat genting seperti ini, apa gunanya mendaftar menjadi perusahaan terbuka?Sudah jelas mereka ingin memutar uang dan kabur!Daniel tampak bingung. "Memangnya kenapa, bos?""Perusahaan keluarga Gumilar sudah hampir bangkrut. Ini mungkin cuma trik mereka aja. Mereka sengaja sebar berita biar orang-orang mengira punya kesempatan bagus buat investasi. Habis itu mereka langsung kabur begitu uangnya terkumpul," jelas Teguh dengan tenang."Nggak mungkin!""Lihat deh, betapa hebatnya perusahaan keluarga Gumilar. Beberapa tahun lalu, mereka pernah tampil dalam televisi dan sekarang usaha mereka makin pesat. MAna mungkin mereka bangkrut," sanggah Daniel dengan berapi-api.Teguh terlalu malas berdebat tentang hal itu, jadi dia menanggapi dengan santai. "Terserah k
Shinta tahu bahwa Teguh pasti punya informasi tentang orang dalam. Karena itu, dia menelepon Teguh lagi, "Teguh, Rina mau beli saham keluarga Gumilar.""Kamu bilang keluarga Gumilar posisinya lagi nggak aman, apa itu benar?" tanya Shinta tanpa basa-basi."Benar sekali."Teguh meyakinkan dengan tegas, "Kabar ini diberi tahu Dhika, katanya perusahaan keluarga Gumilar sekarang lagi bangkrut dan kondisi ini sudah berlangsung lama.""Mereka berencana mengumpulkan sisa uang dan kabur."Shinta pun langsung percaya.Terlebih lagi, Dhika sudah menjadi bawahan Teguh sejak lama, jadi mana mungkin dia berani bicara asal dengan berita semacam ini.Dhika bilang, keluarga Gumilar akan tamat.Artinya, mereka pasti benar-benar akan tamat.Teguh langsung berkata dengan cemas, "Kita harus gimana sekarang? Rina pasti akan membelinya. Nggak peduli seberapa keras aku melarang, dia nggak akan setuju.""Tenang, jangan gegabah. Kita harus memikirkannya baik-baik sebelum bertindak."Teguh merasa begitu tak berd
"Pergilah!"Caira menjadi gusar.Akan tetapi, teriakan marahnya tidak membuat pria jahat itu mundur, justru membuatnya makin tertarik."Galak sekali! Aku suka dengan adik yang galak begini."Dia mengamati Caira dengan tatapan agresif. Wanita secantik ini pasti akan tampak luar biasa jika naik ke ranjang!"Gadis Cantik, aku belum pernah dengar ada wanita yang nggak mau dikasih uang.""Kamu cuma merasa jumlahnya kurang, 'kan?"Tanpa menunggu jawaban Caira, pria jahat itu kembali ke mobil dan mengeluarkan setumpuk uang lagi. "Kuberi 40 juta, oke? Itu sudah banyak, lho!""Beberapa model yang kurang terkenal biasanya dapat harga segini!"Caira melihat jam dan menyadari bahwa orang yang akan menjemputnya masih belum datang. Pria itu terus saja menatapnya dengan sorot mata yang tak sopan, sehingga Caira terpaksa berpindah ke tempat lain.Tak disangka, ketika Caira membungkuk hormat dan bersiap pergi, pria jahat itu kembali menghalangi jalannya."Jangan pergi, ya!""Rupanya 40 juta masih belum
Pria jahat itu tersenyum garang ketika merasakan kekuatan Qalif."Teman sekelas, ya?""Lebih baik bereskan saja urusanmu sendiri! Memangnya kamu tahu siapa aku?"Qalif terkejut dengan kegagahan pria itu hingga bicaranya tergagap, "Si ... siapa memangnya kamu?""Aku orang dari Kelab Havana."Pria jahat itu menyeringai, rahangnya mengeras hingga terlihat begitu garang.Dia mengangkat lengannya, memperlihatkan tato naga yang tergambar di atasnya, "Lihat, orang-orang di jalanan biasanya panggil aku Kak Narayan!""Kamu ... kamu Kak Narayan dari Kelab Havana?"Qalif langsung ketakutan, bahkan kini, suaranya bergetar.Narayan adalah orang yang sangat kejam.Dia punya lebih dari seratus bawahan. Ketika ada urusan, mereka akan turun dan menyelesaikannya dengan kekerasan. Jika sedang tidak ada, mereka hanya akan mendekam di Kelab Havana sambil mengawasi keadaan.Pernah ada beberapa pemabuk yang berbuat onar di Kelab Havana, berakhir dengan kaki dan tangan mereka yang dicincang hingga dibuang ke
Awalnya, Qalif masih ingin mengejar dan berdebat dengan TeguhNamun, begitu melihat keadaan ini, dia tidak berani mendekat lagi. Dia langsung menyelinap masuk ke mobil Audy miliknya sebelum Narayan menyadari keberadaannya.Akan tetapi, dia tidak berniat pergi.Dia ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya."Nak."Narayan menatap Teguh dengan ekspresi garang, lalu menyeringai hingga menampilkan deretan gigi kuningnya. "Kamu pasti nggak menyangka 'kan kalau kita bertemu lagi secepat ini."Teguh mendengus, "Orang bijak nggak akan ikut campur urusan orang lain!""Berengsek!""Kamu yang sok jagoan, bisanya mencari sensasi saja!"Narayan begitu murka dan langsung berteriak, "Anak-anak, ayo hajar dia. Aku yang tanggung jawab kalau dia mati!"Begitu dia selesai bicara.Sekelompok gangster di belakangnya bergegas maju bersama-sama.Keadaan ini mengejutkan Caira.Teguh menariknya ke belakang sembari mengingatkan, "Tetap berdiri di sini, jangan bergerak. Mereka nggak akan menyerangmu."Sele
Ini ...Mengapa bisa jadi begini?Tak disangka-sangka, ternyata Teguh sedang makan bersama seorang jenderal.Terlebih lagi, sepertinya ...Jenderal ini tampak sangat menghormati Teguh.Mungkinkah dirinya salah lihat?Caira tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan menggosok matanya kuat-kuat. Akan tetapi, dia mendengar suara Teguh, "Jangan digosok gitu, kamu nggak salah lihat, kok!"Caira merasa malu sekaligus bersemangat. "Kamu, aku, kamu ... ""Aku siapa?"Teguh menunjuk Bayangan di sebelahnya dan berkata, "Namanya Bayangan."Setelah itu, Teguh memperkenalkannya kepada Bayangan, "Ini sepupu Rina, namanya Caira. Dia datang ke Kota Senggigi untuk kuliah. Dia sangat mengagumi tentara.""Halo, salam kenal!"Begitu Bayangan mendengar bahwa Caira mengagumi tentara, dia langsung berdiri, memberi penghormatan standar serta mengulurkan tangan kanannya dengan antusias.Caira merasa sangat gembira.Dia juga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sekilas, tetapi gemetar pada tangannya tak