"Ugh ... "Hanya dengan sekali gigitan.Teguh seketika jatuh seolahnya tubuhnya tersambar petir.Semua orang membeku melihatnya seolah terkena kelumpuhan masal.Sementara itu.Teguh bisa merasakan ada sebuah celah di tubuhnya yang terbuka dan membuat energi di tubuhnya mengalir keluar.Aliran itu mengalir dengan deras seperti banjir yang tak terbendung!Dengan aliran sederas itu ...Hanya perlu waktu kurang dari satu jam baginya untuk mati."Hhh ... "Segera setelah itu, dengan kekuatan penuh, Teguh mengeluarkan auman harimau dan melemparkan sebuah jarum perak untuk menusuk Rina yang ada di sebelahnya."Ah ... "Rina yang terstimulasi pun langsung terbangun.Teguh tidak punya pilihan lain selain membiarkan Rina membantunya yang mana sebenarnya juga memenuhi niat lain yang ada dalam pikirannya."Yang Mulia Raja Serigala ... "Rina samar-samar ingat kalau dirinya sudah sangat keracunan dan jatuh pingsan.Namun, sekarang tubuhnya terasa sehat tanpa ada tanda-tanda keracunan, dia yakin Ra
"Haha!""Dewi, aku mencintaimu!""Sudah kubilang, dewiku pasti nggak akan bikin kita kecewa!""Hebat!"Penonton pun menyaksikan penuh kekaguman.Di atas panggung besar.Di luar arena.Dokter sihir Randi dan dukun Tirta saling bertukar tatap. Keduanya agak mengernyitkan kening.Sejujurnya.Gadis kecil bernama Rina Yulianto ini sama sekali tidak mereka anggap penting.Bagaimanapun juga, saat uji racun di putaran sebelumnya, mereka sudah bisa melihat bahwa gadis kecil ini memang berkemampuan biasa-biasa saja. Namun, dia agak cantik."Teruslah menonton.""Gadis berambut pirang itu ... mungkinkah dia bisa mengalahkan karya agung kita yang luar biasa?"Kedua orang itu tercengang sejenak, kemudian tertawa dingin. Mereka menganggap Rina sekadar beruntung."Yang Mulia Raja Serigala ..."Setelah menyelesaikan satu set gerakan jarum, Rina sudah bercucuran keringat.Meskipun teknik Air Mata Neraka sangat hebat, teknik itu jauh di atas kemampuan seorang pemula seperti Rina.Sekalipun di bawah bimbi
"Kemudian, begini ..."Teguh menjelaskan dengan sangat detail.Setiap tusukan jarum memiliki inti sari yang harus dikuasai.Setiap teknik tusukan dilakukan dengan keahlian yang terampil.Satu per satu tanpa terlewat.Lipan beracun ...Menjadi serangga yang tampak sangat gelap dan jahat.Sementara itu, darah yang mengalir di nadinya adalah darah naga. Darah yang paling keras dan paling murni, merupakan penangkal alami bagi semua jenis serangga beracun di dunia.Sayangnya.Umumnya, darah naga tidak berbeda dengan darah biasa.Kekuatan darah naga dalam diri harus diaktifkan menggunakan metode khusus, sehingga bisa menghasilkan kekuatan penakluk yang besar terhadap serangga beracun, entah dalam bentuk mengusir atau membasminya.Rina mendengarkan semua perkataan Teguh dengan saksama dan mengikutinya dengan patuh."Wus!"Di mata orang luar, Rina memulai babak baru untuk operasi penyegaran lagi usai istirahat sejenak.Tangannya bergerak lihai serupa naga dan ular, menusuk tubuh Raja Serigala
Seribu Lipan Beracun Terkutuk Pelahap Jiwa yang mengerikan itu terpana oleh raungan naga sebelum berbalik melawan sang tuan. Dalam sekejap, serangga tersebut menjadi pusing dan ketakutan, kemudian terbang menjauh dari tubuh Teguh dan jatuh ke tangan Randi.Serangga itu mendenging dan mengepakkan sayapnya dua kali, lalu berubah menjadi genangan darah kental.Musnahlah sudah!"Pft ..."Randi juga memuntahkan seteguk darah, wajahnya menjadi pucat pasi.Raut wajah Tirta juga berubah drastis.Di arena turnamen."Wus!"Teguh menghela napas lega. Kini, racun sudah terbuang, bahkan energi dan darah miliknya turut berkecamuk. Matanya yang bersinar serupa bintang tengah sibuk menyisir sekelilingnya, bagaikan naga yang sedang mengamati dunia dengan tatapan tajam dan penuh wibawa. Orang-orang yang melihatnya tak kuasa menahan gemetar karena ketakutan."Serigala."Rina ingin menunjukkan perhatiannya, tetapi saat dia bertemu tatap dengan Teguh, tanpa sadar dirinya mundur selangkah akibat ketakutan.
Melihat usahanya yang gigih, Raja Serigala memutuskan untuk mengorbankan dirinya sendiri dan menyerahkan kehormatan yang besar ini kepada Rina.Tidak hanya mengorbankan dirinya untuk menguji racun, dia pun memberikan panduan langkah demi langkah dengan sabar. Tidak hanya kepada Rina, tetapi juga kepada semua penonton di sana. Bahkan, kepada pembawa acara dan juri, sehingga menarik penuh perhatian mereka ke arahnya.Terlalu baik hati.Terlalu luar biasa.Bantuan seperti itu akan sulit untuk dibalas, entah harus dengan mengabdikan diri di kehidupan ini atau bekerja sebagai lembu maupun kuda di kehidupan berikutnya.Melihat Rina yang melamun, Teguh buru-buru menyikutnya."Eh ..."Rina sontak tersadar dan bergegas menuju panggung besar."Nona Rina.""Selamat atas kemenangan Anda di Konferensi Ilmu Medis tahun ini. Piala ini pantas Anda dapatkan."Orang yang menyerahkan piala adalah Ketua Asosiasi Medis Serenara, Yusril Madari.Pandangannya terpaku pada wajah Rina, teringat kembali dengan b
Teguh mengangkat sedikit alis tegasnya dan bertanya, "Siapa?""Istri Raja Negara Bosiga, Katherine."Peristiwa kali ini membuat Rina berpikir jernih.Meski Rina meraih gelar juara di Konferensi Ilmu Medis berkat bantuan Raja Serigala, kehormatan tertinggi itu tetap jatuh ke tangannya.Bisa dibayangkan.Setelah ini, kelompok-kelompok farmasi dan peneliti medis dari seluruh Serenara akan berbondong-bondong datang ke Grup Jagaraga.Kebangkitan keluarga Yulianto dan kebangkitan Grup Jagaraga tinggal menunggu hari.Momen itu pasti merupakan sesuatu yang luar biasa, bak burung foniks yang terbang langsung menuju langit kesembilan.Dalam keadaan seperti ini ...Nantinya, dia akan berhadapan dengan para elite dari berbagai tempat. Mereka berasal dari ibu kota Provinsi, dari seluruh penjuru negeri, bahkan dari seluruh dunia.Setiap langkah dan tindakannya juga pasti akan dipenuhi risiko, sehingga tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.Sementara itu, hidup Teguh bagai bom waktu. Di mata Rina, si
Namun, tidak sampai membunuh mereka.Teguh mampu merasakan, para petugas keamanan itu telah dimanipulasi pikirannya."Ngung!"Tiba-tiba, terdengar dengung dari kegelapan di sampingnya.Dalam sekejap mata, puluhan ribu serangga beracun dan berwarna darah pun terbang seraya mengepakkan sayapnya. Mereka masuk ke tubuh para petugas keamanan melalui tujuh lubang di kepala mereka.Di waktu yang bersamaan.Tiba-tiba, seluruh jimat jatuh dari langit. Saat jimat-jimat itu menyentuh para petugas keamanan, mereka langsung terbakar tanpa api dan mengeluarkan asap hitam yang memasuki hidung para penjaga."Pfft!"Teguh tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa dingin berulang kali.Itu ulah Dokter Randi dan Dukun Tirta."Sret!""Wus!""Tek, tek, tek!"Suasana berubah hening.Petugas keamanan yang sebelumnya dijatuhkan oleh Teguh, kini sudah berdiri kembali.Matanya berwarna merah darah dan langsung menerkam Teguh.Tampaknya, mereka berniat membunuh Teguh di tempat.Kali ini.Mereka bergerak gesit
"Pak."Teguh melihat ke arah Pak Yudha yang membelakanginya, lalu tanpa sadar memanggilnya."Teguh."Kakek tua itu berbalik, membuat Teguh refleks menyipitkan pupil matanya.Hanya terlihat darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Ekspresi wajahnya penuh dengan kengerian yang tak terungkapkan.Saat melihat Teguh, Pak Yudha perlahan mendekatinya selangkah demi selangkah. Mulutnya masih terus bergumam, "Kenapa kamu baru datang sekarang?""Apa kamu berniat mengkhianati guru dan leluhurmu?""Dasar murid nggak berguna, kubunuh kamu!"Begitu dia selesai bicara.Kakek tua itu berlari ke arah Teguh."Nggak!" teriak Teguh.Teguh menggelengkan kepalanya. "Pak, aku nggak ...""Hssst ..."Tepat setelah bicaranya selesai, Pak Yudha seketika berubah wujud menjadi Shinta Bramantyo.Orang yang ada di hadapannya adalah Shinta Bramantyo.Pakaiannya yang agak terbuka memperlihatkan bahunya yang indah, memancarkan aura kelembutan yang memikat.Sambil membawa semangkuk mie panas dengan kedua tangannya, Shin