Kalau tidak, dia akan terbunuh saat ini juga.Atau langsung dilumpuhkan sehingga tidak bisa bertarung lagi.Sejak kemunculannya, sudah belasan pembunuh yang tumbang dalam waktu kurang dari setengah menit."Itu ... dia?""Te ... Teguh, Raja Serigala?"Widya tertegun melihat sosok yang muncul tersebut.Awalnya, dia hanya merasa tak asing dengan postur tubuh itu.Lagi pula, ini sudah malam dan jarak Teguh cukup jauh. Jadi, dia tidak bisa melihat dengan jelas.Namun, setelah melihat lebih dekat.Terutama ketika dia melawan para pembunuh elite ini. Widya saja begitu kesulitan untuk melawan salah satunya, tetapi mereka justru tak mampu berkutik saat menghadapi satu serangan Teguh.Gerakannya tampak sangat mudah dan lincah.Kecekatan semacam itu pastilah milik Raja Serigala.Namun, ketika melihat wajahnya, Widya tak mampu menahan diri lagi.Teguh adalah Raja Serigala!Raja Serigala adalah Teguh!Pada saat ini, Widya merasa dunianya terbalik dan berubah kacau.Dia mendadak teringat sesuatu.Se
Orang ini terlalu waspada!Teguh sedikit menyipitkan matanya.Apabila Qadir melepaskan mereka berdua, Teguh yakin bisa pergi dengan mudah dan bahkan mampu menjatuhkan semua orang di sini!Namun, meninggalkan satu orang hanya akan menyulitkannya."Dhika, kembalilah."Teguh berkata pada Dhika dengan nada yang tak bisa ditolak.Keputusan ini dia ambil dengan penuh pertimbangan.Dulu, Dhika adalah tentara yang hebat. Begitu kembali, dia pasti akan memberi tahu Pasukan Serigala mengenai situasi ini dengan akurat.Saat itu terjadi ...Apabila dia dan Widya belum bisa lepas, Pasukan Serigala akan lebih mudah membantu."Nggak!"Dhika segera berkata, "Raja Serigala, nggak masalah jika tua bangka sepertiku mati di sini!""Tapi, berbeda denganmu!""Kamu bukan hanya sekadar Raja Serigala, tetapi juga pemimpin jutaan Pasukan Serigala. Kamu juga Dewa Perang Serenara. Jadi, kamu nggak bisa ..."Dhika makin bersemangat bicara.Namun, Teguh langsung menyela tanpa menunggu perkataannya selesai."Sudah!"
Pada saat ini, ekspresi Widya terlihat begitu sedih dan nyaris menangis.Sepasang matanya bekaca-kaca hingga memantulkan bayangan Teguh, dengan sedikit 'kelembutan' di dalamnya."Nggak perlu repot-repot."Teguh memutar bola matanya. "Kalau kamu memang merasa berutang budi, selesaikan saja di kehidupan ini. Jangan ganggu aku di kehidupan selanjutnya.""A-aku ... "Widya nyaris pingsan setelah mendengar ucapan itu.Dia ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Teguh segera memotongnya, "Sudahlah, jangan banyak omong. Ayo istirahat sebentar. Kalau ada apa-apa, kita bicarakan lagi nanti malam."Widya merasa sangat bersalah dan sedih, tetapi dia hanya bisa mendengarkan Teguh.Malam makin larut.Suara tawa nakal di kejauhan perlahan menghilang.Rupanya Qadir dan lainnya tertidur setelah puas 'merayakan kemenangan'.Sementara di gubuk tempat Teguh dan Widya disekap hanya dijaga oleh seorang pembunuh."Krek ..."Saat ini, Teguh membuka mata dan sengaja membuat kebisingan dengan borgolnya.Seperti
Widya tertegun dan berkata tak yakin, "Dengan orang sebanyak itu, bisakah kita ..."Dia sebenarnya ingin bertanya, bisakah kita membunuh mereka?Namun, mengingat Teguh adalah Raja Serigala, dia memutuskan untuk menutup mulut.Teguh langsung maju dan membunuh siapa saja yang ada di hadapannya!"Gawat!""Raja Serigala berhasil kabur!""Cepat, cepat laporkan kepada Marsekal Qadir!""Ini masalah besar ..."Seusai membunuh beberapa orang, aksi Teguh tersebut langsung membangunkan para pembunuh.Mereka pun langsung bergegas mengepung Teguh beserta Widya.Sayangnya, para pembunuh itu bukanlah tandingan Teguh sama sekali. Dia bisa mengalahkan mereka hanya dengan satu pukulan, tanpa kesulitan yang berarti.Setelah Teguh berhasil menghabisi semua penjaga dan pembunuh, sekelompok tentara bersenjata muncul di luar untuk mengepung keduanya. Mengarahkan moncong pistol masing-masing ke arah Widya dan Teguh."Raja Serigala, cepat serahkan dirimu!""Raja Serigala, jangan paksa kami menembak!""Raja Ser
Widya spontan berbalik ke arah sumber suara.Di bawah sinar rembulan ...Lima pria kekar sedang berjalan mendekat secara perlahan.Mereka berjalan dengan gagah, tatapan matanya begitu tajam. Seolah-olah sedang menghadapi binatang buas kelaparan yang siap memangsa mereka."Raja Serigala, cepat pergi!"Widya ketakutan.Dia maju dan menarik lengan Teguh, bersiap untuk melarikan diri.Namun, Teguh tetap bergeming.Widya begitu kaget ketika menyadari ada lima ahli di depan yang sedang menghalangi jalan mereka.Di saat yang bersamaan ...Masih ada lima orang lagi yang mendekat dari sisi kiri dan kanan keduanya.Totalnya ada dua puluh ahli!Ternyata mereka telah dikepung."Ini ... ""Raja Serigala, kita sekarang ..."Widya begitu ketakutan sampai lidahnya pun terasa kelu untuk bicara."Mundur."Teguh masih sangat tenang. Pria itu menariknya ke belakang, matanya menatap 20 ahli itu dengan berani. "Kalian mau menyerang satu per satu atau langsung bersama?" tanya Teguh dengan tenang.Sialan.Par
Namun ...Teguh dengan cepat melayangkan pukulan dengan ekspresi datar."Bugh!"Pukulan itu menghantam kepalan tangan Adam, hingga membuat ruas jari tangannya patah seketika. Meski begitu, sisa tenaga Teguh masih belum hilang.Hal itu masih memengaruhi lengan kanan Adam, menyebabkannya patah diiringi dengan suara gemeretak tulang."Argh ..."Adam menjerit kesakitan sambil melangkah mundur.Hanya dalam sekejap, lengannya sudah dibuat lumpuh!Aril dan Ahsan terpaku.Seketika itu juga, nyali mereka mulai ciut.Namun, Teguh justru makin bersemangat. Seusai melumpuhkan lengan kanan Adam, dia langsung melompat ke udara dan menendang dengan kedua kakinya.Aril dan Ahsan buru-buru melawan.Namun, kekuatan tangan mereka tak sebanding dengan kaki besi Teguh. Kekuatan dahsyatnya membuat mereka terlempar lima sampai enam langkah ke belakang, sebelum akhirnya berhenti.Ketika keduanya terlempar mundur ...Teguh sudah maju dan melayangkan pukulan secepat kilat.Keduanya berhasil menangkis, tetapi le
Teguh berhasil menemukan salah satu titik lemah dari mereka. Tinjunya menghantam keras dada orang itu hingga membuatnya tak sadarkan diri seketika.Setelah yang pertama, kemudian yang kedua, lalu yang ketiga ...Korban terus berjatuhan.Makin banyak orang yang terluka, tekanan Teguh pun akan makin berkurang. Dia memiliki peluang yang lebih besar untuk menghajar orang yang tersisa.Sepuluh menit berlalu.Situasi menjadi sangat mengerikan, beberapa orang sudah tewas di tempat, beberapa sisanya terluka parah hingga muntah darah.Keadaan pun berbalik sepenuhnya.Teguh benar-benar menekan para ahli yang tersisa dengan pukulan acaknya.Daging, darah, sisa potongan tubuh ...Terus beterbangan hingga membuat keberanian para ahli itu makin menciut.Dua puluh menit kemudian.Semua ahli yang tersisa sudah tewas. Hanya Teguh yang masih berdiri tegak.Meskipun tubuh Teguh berlumuran darah, tetapi itu semua adalah darah para ahli. Tak ada setetes pun darahnya sendiri.Widya membeku, tak mampu bersua
Di bawah langit malam yang gelap ...Di tengah hutan ...Suasananya sunyi senyap, angin berembus tanpa suara.Hanya bayangan Elang Hitam dan suara langkah kaki yang sesekali terdengar, membuktikan bahwa hutan ini tidak seaman kelihatannya.Tiba-tiba, Teguh berhenti.Dia sedikit mendongakkan kepala untuk mendengar dengan saksama.Melihat pergerakan Teguh, Widya tanpa sadar memperlambat langkahnya. Lalu, dia bertanya dengan pelan, "Apa ada yang nggak beres?"Teguh tidak menjawab.Setelah berdiam dalam posisi itu selama beberapa saat, ekspresinya tiba-tiba menjadi serius, "Ada helikopter datang.""Sepertinya ... itu adalah helikopter bersenjata MG-32, yang terkenal hebat dalam melakukan pencarian di daerah pegunungan Negara Rajawali!""Kira-kira ada tiga sampai lima helikopter."Sebagai mantan Raja Serigala dari Pasukan Serigala yang pernah mencapai jumlah satu juta di bagian barat, Teguh sangat mengenal persenjataan dari berbagai negara. Bahkan, dia bisa mengidentifikasi jenisnya hanya d