Raut wajah Rina mulai terlihat sungkan.Pasalnya, dia sudah mengingatkannya berkali-kali dan Teguh masih saja bersikap seperti ini.Namun, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memarahinya.Dia hanya bisa menatap Teguh dengan wajah datar seraya berkata, "Kamu bicara apa, sih. Nggak bisa banget sepertinya kalau bicara baik-baik, mending cepat jelaskan maksudmu sama mereka.""Kalian semua salah paham."Teguh masih menatapnya dengan tenang, lalu berkata jujur, "Lima jari yang saya tunjukkan bukan berarti Nenek hanya bisa hidup lima hari, tetapi ...""Lima menit lagi," pungkas Teguh.Ini gila. Lima!Menit!Lagi!Ketika mendengar tiga kata ini, wajah semua orang terlihat marah.Teguh ini ...Dia benar-benar lancang!Bahkan, dia berani berujar kalau masa hidup Nenek hanya tersisa lima menit lagi!Sesaat setelah itu ...Raut wajah semua orang tampak murka seraya menatap tajam ke arah Teguh.Bahkan, Samira terlihat muram dan hampir saja meneteskan air matanya."Namun, ..."Teguh segera mengelu
"Nenek!""Nenek ...""Cepat panggil Dokter Devin!"Semua orang di ruangan itu langsung cemas.Ada yang sibuk mengangkat tubuh Nenek, ada yang sibuk memerintah saja, dan ada juga yang langsung menelepon.Syukurlah.Dokter Devin membuka praktik di sebuah klinik yang tak jauh dari kediaman keluarga Hermawan.Tiga menit kemudian, dia datang ke rumah keluarga Hermawan dengan membawa sebuah kotak pertolongan pertama miliknya."Dokter Devin, cepat periksa Nenek!""Dokter Devin, tolong selamatkan ibu saya!""Dokter Devin ..."Semua orang merengek padanya.Saat ini, hubungan keluarga Hermawan masih terjalin baik karena ada campur tangan sang nenek.Kalau dia benar-benar meninggal ...Hubungan antar keluarga Hermawan akan hancur dan tidak akan seerat sekarang.Dokter Devin tidak bicara sepatah kata pun, justru dia mendekati tempat tidur Samira dan mulai memeriksa nadinya.Sayangnya ...Baru menyentuh sejenak pergelangan tangan Samira, raut wajah Dokter Devin langsung berubah.Semua orang menungg
Kemudian, dia melihat ke arah Joko."Cepat pergi dan minta Teguh datang kemari. Dia adalah seorang tabib yang hebat. Selama dia bisa kembali, Nenek masih bisa diselamatkan!"Setelah mendengar ucapan ini, semua orang terlihat bingung.Apa dia menyebutkan Teguh Laksmana?Sekarang, semua orang bergegas pergi karena ke arah mana lagi mereka harus mencarinya!Kemudian,Semua orang di ruangan menatap Rina. Teguh adalah suaminya, jadi dia pasti bisa menghubunginya."Rina, cepat telepon Teguh!""Cepat, Nona. Kamu harus memanggil Teguh kembali!""Jangan buang-buang waktu, ayolah ..."Permintaan mereka sontak membuat Rina panik dan segera menghubungi Teguh, "Teguh, kamu sekarang di mana? Nenek sedang dalam masalah, cepat kembali dan tolong bantu beliau!"Ketika dering telepon ada yang masuk, Teguh merasa tak senang dan berkata jujur, "Aku sudah kasih tahu sama dia tadi, bahkan secara khusus membuat Pil Panjang Umur, tapi dia sendiri yang nggak mau dibantu.""Setelah dipermalukan, aku harus kemba
Setelah Teguh mengucapkan kata-kata ini, semua anggota Keluarga Hermawan langsung menurut.Mereka berlutut untuk memohon maaf ...Berlutut demi maaf kepada seorang anak lelaki miskin dari daerah Pegunungan Barat ...Harusnya hal begini sangat melukai martabat keluarga Hernawan, 'kan?Mana bisa mereka menahan malu di masa depan selama tinggal di Provinsi Julang!"Teguh, kamu keterlaluan!" umpat Joko.Joko sontak murka seraya menunjuk hidung Teguh. Dia mulai memakinya, "Kami minta kamu kembali buat mengobati Nenek. Makanya kami sudi berlutut padamu!""Jangan terlalu serakah!""Teguh, kami hanya melukai harga dirimu sedikit, tapi kamu malah balas menginjak-injak martabat kami. Dasar nggak tahu malu!""Teguh!""Pikirmu memang kamu siapa, sih, berani-beraninya mencoba mengacau di rumah kami?""Heh, Teguh!""Jangan anggap remeh hal ini dan cepat tolong nenekku!"Hampir semua sanak keluarga mencemaskan keadaan Nenek.Teguh tidak mau repot-repot bicara dengan mereka dan hanya melengkungkan sen
"Apa itu Teknik Jari Pemeriksa Nadi Mati?""Menurutku, dia kelihatan seperti penipu," kata Joko yang kebingungan.Dia masih menyimpan dendam terhadap Teguh Laksmana karena telah membuatnya bertekuk lutut.Tidak ada yang percaya bahwa Teguh adalah dokter ajaib."Kamu paham soal apa, sih?"Dokter Devin menghina dengan amarah, tetapi dia tidak menoleh ke belakang. Dia enggan melewatkan satu pun detail dari teknik jari milik Teguh. "Teknik Jari Pemeriksa Nadi Mati itu kemampuan luar biasa, sampai-sampai bisa menghidupkan lagi orang yang sekarat," jelasnya."Dalam sistem pengobatan tradisional Serenara, vitalitas manusia bergantung pada esensi darah dan energi.""Kalau nggak, ya ... mati," singkatnya.Kemudian, dia kembali melanjutkan, "Sebenarnya, itu merupakan proses kehilangan darah dan energi.""Dalam proses kehilangan darah, masih ada celah penyelamatan yang singkat, tapi dalam jangka waktu ini, fungsi organ tubuh sudah terganggu dan cara biasa nggak akan efektif lagi.""Hanya Teknik J
Saat Teguh Laksmana datang, dia langsung memvonis wanita itu hanya bisa hidup lima menit, lalu hal ini terjadi.Dia pun segera bersiap untuk menghajar Teguh habis-habisan."Dokter Teguh!"Akhirnya, Dokter Devin sadar dari keterkejutannya. Lantas, dia langsung berlutut di hadapan Teguh dengan tulus dan berkata penuh kesungguhan, "Tolong terima aku sebagai muridmu!""Aku Devin Zulfikar, orang asli ibu kota Provinsi Julang. Tahun ini, aku berusia 54 tahun dan aku sudah bekerja sebagai dokter selama lebih dari 40 tahun."Sambil memperkenalkan dirinya, Devin bersiap untuk bersujud di hadapan Teguh.Adegan ini sontak mengejutkan seluruh anggota keluarga Hermawan.Devin Zulfikar.Dia adalah tabib terkenal di ibu kota Provinsi.Selama 40 tahun, dia telah menentukan hidup dan mati, menyembuhkan segala penyakit di dunia, dan menyelamatkan orang-orang dari racun aneh. Dia benar-benar telah memetik begitu banyak buah kesuksesan serta keterampilan yang matangnya tak tertandingi.Tidak peduli jenis
Banyak orang di keluarga Hermawan tertegun.Teguh Laksmana ini.Terlalu sombong!Sungguh tidak sopan!Berani sekali dia menginjak-injak mereka di depan Dokter Devin.Dalam sekejap.Masing-masing dari mereka menggertakkan gigi karena marah, bahkan tangan mereka mengepal erat hingga terdengar bunyi 'kraak-kraak'. Mereka ingin sekali meninju Teguh.Sayangnya ...Dia baru saja menyelamatkan Samira, lalu dia disembah bagaikan Dewa oleh Dokter Devin. Tidak ada yang berani melakukannya.Setelah melihat reaksi orang-orang ini, Teguh berkata dengan datar, "Kalau aku sudah bilang nggak, maka aku nggak akan terima. Siapa pun yang meminta, nggak akan berhasil."Teguh meninggalkan kediaman keluarga Hermawan setelah mengucapkan kalimat ini."Arghh!"Devin langsung memukuli dada dan kakinya setelah melewatkan kesempatan emas itu."Sayang sekali, sayang sekali.""Aku sudah ketemu dokter sehebat Teguh, tapi aku nggak bisa jadi muridnya, apalagi mewarisi beberapa keahliannya yang luar biasa.""Benar-ben
Seperti kata pepatah.Ibu mulia karena anak, istri mulia karena suami.Tindakan Dokter Devin membuat Samira dan yang lainnya mulai melirik Teguh. Karena itu, mereka tidak lagi memperlakukan Rina dengan dingin seperti sebelumnya.Kemarahan Rina masih belum mereda saat melihat Teguh.Dia segera menyerahkan kunci dan berkata dengan wajah datar, "Caira sore tadi pulang kampung buat ambil barang, sekarang dia hampir sampai di stasiun. Kamu pergi jemput dia sebentar pakai mobilnya Om."Teguh tidak ingin mendengarkan omong kosong orang-orang di keluarga Hermawan, jadi dia segera mengambil kunci itu dan beranjak ke garasi."Brum!"Mercedes hitam itu melaju cepat.Di stasiun kereta api.Setelah Teguh memarkirkan Mercedes di luar stasiun, dia berjalan ke area resepsionis sendirian."Eh."Caira melihat Teguh dari jauh dan berteriak dengan gembira, "Kak Teguh!""Ya," sahut Teguh singkat.Keduanya berjalan sambil berbincang-bincang."Kak Teguh, aku lapar.""Gimana kalau ...""Kita pergi ke restoran