Aliansi Iblis agak berbeda dari Serikat Bela Diri.Serikat Bela Diri adalah gabungan dari berbagai kekuatan, dengan Sandi dari keluarga Malajang sebagai Ketua Aliansi dan para ketua dari berbagai kekuatan tergabung lainnya sebagai Tetua sekaligus Pelindung.Di sisi lain, Aliansi Iblis merupakan aliansi yang didominasi oleh keluarga Zachary, dengan berbagai kekuatan lain sebagai budak dan bawahannya. Bisa dibilang, keluarga Zachary memegang kendali penuh dalam Aliansi Iblis.Akan tetapi.Ada juga beberapa orang kuat lainnya di Aliansi Iblis yang bergabung sebagai Pelindung, Tetua, dan sebagainya.Pelindung Mion adalah satu di antaranya."Ketua Aliansi!"Pelindung Mion datang ke Aula Utama dan menyerahkan Pedang Surgawi di tangannya. "Ini adalah Pedang Surgawi yang diperoleh dari Sekte Paviliun Abadi."Wus!Dengan lambaian tangan Cedric, pedang itu mendarat ke tangannya.Cedric memeriksanya sejenak dengan saksama, kemudian mengangguk kecil. "Bagus, pedang ini memang salah satu dari Sembi
Teguh tersenyum dan bertanya dengan santai, "Bagaimana kabarmu?""Semuanya baik-baik saja."Ucapan Bayangan membuat Teguh lega.Benar juga.Sekte Paviliun Abadi telah dihancurkan dengan tangannya sendiri. Jadi, Serenara seharusnya sudah aman.Mereka bergegas menaiki mobil untuk pergi ke bandara."Barusan ...""Benda apa yang bisa terbang di udara, tapi aku nggak merasakan sedikit pun gerakannya ...""Sungguh sangat menakjubkan."Di mobil, Yena baru saja sadar.Benda yang Yena maksud merupakan pesawat yang dia tumpangi bersama Teguh.Sebelum Teguh sempat menjelaskan.Mobil sudah hampir tiba di pusat kota.Yena kembali terkejut.Hal ini juga benar-benar luar biasa untuknya.Yena hanya hidup di Dunia Kultivasi. Segala hal di Dunia Sekuler adalah hal baru dan tidak dia ketahui. Dirinya terlihat bagaikan anak kecil yang menatap semuanya dengan rasa ingin tahu.Teguh juga tidak mau menjelaskan satu per satu dan berkata, "Bayangan, nanti aku akan pergi ke Gunung Yavana untuk mengobati Shinta.
Ini adalah cara paling tepat untuk hasil pengobatan yang baik.Tubuh Shinta masih sama indahnya seperti sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah dia lebih kurus dan tidak punya lagi kilauan seperti dulu.Swush!Swush, swush, swush ...Teguh mengalihkan sorot matanya dan menusukkan jarum perak dengan cepat ke tubuh Shinta. Jarum-jarum itu disusun seperti bintang di langit.Ini adalah Jarum Tujuh Bintang!Tidak peduli apakah dalam kondisi kehilangan kesadaran atau sudah koma, efek dari akupunktur ini sangat luar biasa.Whus ...Setelah itu, Teguh meletakkan kedua tangannya di ujung setiap jarum perak. Jarum-jarum tersebut mulai berdengung, tubuh Shinta pun mulai bergetar.Pada saat yang sama!Semangatnya dihidupkan kembali oleh Teguh.Waktu berlalu dengan lambat.Setelah beberapa saat, keringat menetes tipis di dahi Shinta dan asap hitam mulai mengepul di atas kepalanya.Ini adalah energi kematian yang dipaksa keluar oleh Teguh dengan energi sejati.Shinta sudah hampir mati!Usai menghi
Entah berapa lama waktu telah berlalu.Shinta yang baru melepaskan Teguh, seketika menunduk dan menyadari bahwa dia tidak mengenakan apa-apa. Wajahnya bersemu dan dia berkata dengan manja, "Berbaliklah!"Teguh berbalik dengan kesal.Usai terdengar suara gemeresik, Shinta pun telah berpakaian rapi."Teguh.""Kalau kamu bisa menyembuhkan aku, berarti kamu sudah menjadi Batara, 'kan?"Mata Shinta kembali berbinar. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Teguh."Benar."Teguh mengangguk. "Selanjutnya, aku akan menemukan cara untuk membawa kalian semua ke jalan ini," tegasnya."Jadi, ..."Kemudian, Shinta bertanya usai sempat merasa ragu, "Apa kamu sudah menemukan Rina?"Wajah Teguh menegang, lalu dia menggelengkan kepalanya dengan sedih. "Belum untuk saat ini."Shinta juga terdiam setelah mendengarnya."Kak Teguh!"Tiba-tiba, seseorang masuk dan menarik lengan Teguh.Orang itu adalah Yena Malajang. Dia baru saja kembali dari jalan-jalan bersama Bayangan."Dunia Fana sangat menyenangkan
"Nggak, kok."Teguh menggelengkan kepalanya. "Kamu nggak salah.""Tapi ..."Yena merasa begitu bersalah.Karena Yena melihatnya dengan jelas ketika dia masuk.Shinta menatap Teguh dengan cara yang tidak biasa.Kebahagiaan dan keceriaan yang terpancarkan darinya bukan pura-pura.Namun, sekarang ...Karena kesalahannya, Shinta dan Teguh bertengkar. Bahkan, Shinta juga pergi dengan marah ..."Nggak apa-apa."Teguh menghela napas sambil menoleh ke arah Bayangan.Aku nggak mau hal yang sama terulang kembali.'Bayangan mengerti, kemudian mengikuti Shinta keluar.Beberapa hari berikutnya ...Shinta terus mengabaikan Teguh dan tidak menerima penjelasan Yena.Justru Shinta makin curiga Yena sengaja mendekati Teguh.Malamnya.Bulan purnama bersinar terang, cahayanya membentang tanpa batas.Shinta datang sendirian ke hutan belakang Gunung Yavana.Kemudian, Shinta duduk di atas batu besar sambil menatap ke jauhan dengan tatapan kosong."Rina, Rina …""Di mana kamu berada sekarang?"Shinta teringat
Akan tetapi!Dalam sekejap, Shinta merasakan kekuatan tak terbendung. Dia refleks melihat ke arah batu besar itu, ternyata tidak ada yang rusak.Shinta agak mengernyit."Huft ..."Pada saat berikutnya, angin sepoi-sepoi pun bertiup.Batu besar itu ternyata sudah menjadi debu, lalu tersebar oleh angin di udara.Jika bukan karena cekungan besar di tanah dan debu yang beterbangan di udara, Shinta hampir tidak memercayai apa yang dia lihat.Kekuatan orang ini sangat mengerikan dan tak terbayangkan!Melihat Shinta tertegun, orang itu menunjuk ke arah Yena di bawah dan berkata, "Kamu sangat membencinya, 'kan? Aku bisa membantumu menyingkirkannya."Shinta bertanya dengan curiga, "Kamu benar-benar sebaik itu?""Katakan saja.""Apa syarat dan tujuanmu?"Shinta tidak bodoh."Benar, aku memang punya tujuan."Orang itu memicingkan matanya. "Aku butuh Pedang Langit Misterius yang ada di tangan Teguh."Pedang Langit Misterius!Teguh telah mempelajarinya selama dua hari terakhir dan Shinta juga telah
Hanya saja ...Belum sempat dia meletakkan gelas anggurnya, kepalanya tiba-tiba terasa pusing, kemudian roboh ke samping."Teguh?""Kamu mabuk, ya?"Shinta berpura-pura mendorong Teguh sebanyak dua kali.Begitu melihat Teguh tidak bereaksi, Shinta tahu dirinya mabuk dan berbisik pelan, "Maafkan aku," sebelum mengambil Cincin Penyimpan Barang dari tangan Teguh.Ada banyak barang di sana.Namun, Pedang Surgawi itu begitu mencolok, sehingga Shinta dapat langsung mengenalinya.Setelah itu, dia menyimpan Pedang Surgawi dan membantu Teguh masuk ke rumah lagi sebelum dia mengambil pedang itu dan bergerak ke belakang gunung. Itulah lokasi yang telah disepakati Shinta dan Pria Bertopeng berpakaian hitam itu.Pria Bertopeng berpakaian hitam itu memunggunginya sambil memandangi pemandangan di kejauhan dengan santai."Aku sudah mendapatkan pedangnya."Shinta menyimpan pedang itu usai memamerkannya sejenak dan bertanya, "Kapan kamu akan bergerak dan membunuh wanita sialan itu?""Tenang saja, Nona S
Yena, yang baru keluar dari kamar mandi dan siap-siap untuk berpakaian, hampir berteriak ketika melihat ada bayangan yang tiba-tiba datang.Teguh tidak menyangka jika Yena baru saja selesai mandi.Namun, dia sudah menyadari ada seseorang yang mendekat. Jadi, Teguh bergegas menghampiri Yena dan membungkam mulutnya. "Yena, jangan berteriak. Ini aku," bisiknya.Baru saat itulah, Yena menatapnya.Yena pun menyadari kalau orang itu adalah Teguh. Dia pun bertanya keheranan, "Kak Teguh, kenapa kamu tiba-tiba masuk? Aku sedang ..."Kalimat Yena seketika terhenti di tengah.Yena baru menyadari, Teguh sudah memeluk separuh badan hangatnya yang menawan. Hal itu membuat wajahnya merah padam. Rona itu menjalar dari pipi, telinga, hingga lehernya."Ssst!""Yena, waktunya mendesak dan aku nggak sempat menjelaskannya padamu," ujar Teguh sambil membawanya mundur."Aku akan bersembunyi di tempat tidurmu dulu.""Cepat pakai bajumu."Setelah mengatakan itu.Teguh melepaskan tangannya dan melompat ke balik