Share

Bab 1848

Di sela ucapan itu.

Taka dan Sesepuh Agung saling bertukar tatap, kemudian mereka menganggukkan kepala. Keduanya melesat maju, dengan satu orang berada di depan dan satunya mengikuti dari belakang.

"Usahamu itu sia-sia."

"Nggak usah sok hebat, deh."

Sosok bayangan ilusi itu bersikap acuh tak acuh, seolah-olah menganggap mereka remeh.

Bayangan ilusi tersebut hanya menjentikkan jarinya.

Lalu, seketika sebuah energi pedang yang tajam melesat cepat dan langsung menghantam Taka.

Seorang Taka Qordis selalu mengira dirinya yang terkuat dan tak pernah punya belas kasihan pada sang lawan. Akan tetapi, hantaman kekuatan serangan ini seketika menyadarkannya. Taka pun segera memusatkan seluruh energi dalam tubuh dan mengeluarkan pedang terkuat andalannya, Pedang Penghisap Darah.

Cukup dengan gerakan sejentik jari, cahaya merah darah seketika mengepul menuju seisi permukaan pedang.

Semburan energi pedang kian menjalar …

Salah satu dari keduanya tampak bersemangat layaknya bara api yang menggebu-geb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status