Akhirnya, setelah mengumpulkan kekuatan untuk waktu yang lama, Meriam Maut pun terbentuk.Sebuah pilar cahaya yang menghancurkan tercipta.Dengan Teguh sebagai pusatnya, cahaya itu melesat secepat kilat, menghantam tubuh besar nan mengerikan, yang merupakan wujud asli dari Raja Monster Laut di permukaan."Mati kamu!"Teguh berteriak marah.Seakan-akan ...Segala kekesalannya selama ini, dia lepaskan dalam satu tembakan Meriam Maut.Dengan kekuatan tak terbatas dan kebencian yang tak terbendung.Pada saat yang bersamaan.Kekuatan itu menghasilkan dorongan yang besar, memberikan kapal sebuah energi yang luar biasa, lalu menembak ke arah yang berlawanan dengan Meriam Maut.Perhatian Teguh tetap tertuju pada Raja Monster Laut.Sebab, tak mungkin mereka bisa kabur dengan kecepatan seperti ini.Hanya dengan melukai akar masalahnya, mereka baru bisa memiliki harapan untuk bertahan hidup."Duar!"Seketika, serangan itu menghantam wujud asli Raja Monster Laut.Namun, Teguh malah makin murka.Pa
Mungkin karena baru pertama bicara dalam bahasa manusia.Suara Raja Monster Laut masih terdengar agak kaku.Namun, perkataannya sangat mengejutkan sekaligus menakutkan.Ternyata ...Semuanya sudah dia rencanakan sejak awal.Tak hanya kawanan hiu mutan dan badai dahsyat itu.Dia juga merasakan kekuatan neraka yang tersembunyi dalam tubuh Teguh.Yang akhirnya bisa membantunya menyelesaikan evolusi terakhir.Dengan wajah pucat, Teguh berteriak, "Apa maumu sebenarnya?"Saat ini.Yang berdiri di depannya bukan lagi Raja Monster Laut, melainkan seorang kultivator kuat!"Sederhana."Raja Monster Laut tersenyum, lantas berkata, "Biarkan aku menelanmu dan menjadi kultivator monster sejati!"Kultivator monster ...Sudut bibir Teguh berkedut keras. Itu adalah eksistensi yang setara dengan kultivator Dewa!"Mustahil!"Teguh mendengus dingin dan mulai mengumpulkan kekuatannya lagi."Huh …""Kalau kamu merasa itu mustahil, maka aku akan membuktikannya!"Raja Monster Laut mendengus dingin dan melangk
Di tengah tawanya yang menggelegar, Raja Monster Laut hendak menyerang Teguh.Whush!Tiba-tiba terdengar suara nyaring.Sebuah pedang panjang dengan kilau terang turun dari langit, lalu melesat ke arah Raja Monster Laut.Sesaat setelahnya.Terdengar suara penuh kemarahan yang menggelegar layaknya gemuruh petir."Bajingan!""Beraninya kamu!"Seiring dengan suara tersebut, seorang lelaki tua berjalan di udara.Raja Monster Laut terpaksa melepaskan Teguh dan buru-buru menghindari serangan yang mengancam jiwanya."Wush!"Tak sampai satu detik dari kemunculannya, lelaki tua itu sudah mendarat di samping Teguh.Kecepatan macam ini ...Sangat sulit dipercaya, membuat semua orang di sana terpaku.Mereka memperhatikan lekat-lekat.Seseorang yang datang itu berambut dan berjanggut putih, tetapi wajahnya bersinar cerah, memberikan kesan Dewa yang turun ke bumi.Tak salah lagi.Orang ini adalah kultivator sejati yang telah mencapai tingkat keahlian tinggi.Jika tidak, mustahil dia bisa muncul deng
Gelap gulita.Penuh kebingungan.Teguh tak tahu sudah berapa lama dia pingsan.Ketika terbangun, dia sudah menemukan dirinya berbaring di sebuah gubuk kayu kuno.Perabotan di gubuk ini sangat sederhana.Hanya ada tempat tidur, meja, dan kursi kayu."Huft ..."Teguh duduk di tempat tidur, dan langsung merasakan sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya.Tak heran.Pertempuran sebelumnya sangatlah sengit, dia juga terluka parah.Namun, Teguh tetap berusaha bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar.Dia harus segera kembali.Pertama, agar Bayangan dan yang lainnya tidak khawatir.Kedua, dia ingin segera menemukan Sekte Tajuk Semesta.Sayangnya, baru saja keluar.Seorang gadis kecil berpakaian pelayan datang membawa semangkuk obat herbal."Tuan.""Mau ke mana?"Suaranya lembut dan merdu, tetapi Teguh tak tertarik untuk mendengarnya saat ini."Terima kasih sudah menyelamatkanku."Teguh berkata terus terang, "Tapi waktuku nggak banyak, aku harus segera kembali."Selanjutnya, Teguh bersiap
Tiba-tiba, aura penghancur yang dahsyat mencuat begitu saja.Teguh terpaku kala melihat kilatan energi pedang yang melesat ke arahnya."Bruk!"Sesaat kemudian, energi pedang itu menghantam serangannya.Teguh mendadak merasa seperti ada gunung runtuh dan lautan terbalik, semua tekanan menimpa dirinya.Setelah itu ...Serangan yang tampak sangat kuat langsung lenyap dan menghilang tanpa jejak.Seolah-olah kehabisan tenaga, kilatan energi pedang menguap begitu saja.Teguh tak kuasa menahan kagetnya.Dia paham betul.Kekuatan energi pedang ini jauh melebihi ekspektasinya.Menghancurkan serangannya bukanlah batasan energi pedang itu, ia hanya takut untuk melukai Teguh!Seketika itu juga.Raut wajah Teguh tiba-tiba berubah serius.Serangan barusan membuatnya sadar, tak boleh meremehkan lelaki tua ini. Dia adalah eksistensi kuat yang belum pernah Teguh jumpai sebelumnya. Mungkin sebanding dengan Raja Yama yang asli.Jauh lebih kuat daripada Raja Monster Laut."Wush!"Teguh mulai mempersiapkan
"Begini saja."Lelaki tua itu memandang Teguh sejenak, lalu berujar tenang, "Mulai hari ini, cobalah untuk belajar menempa pedang.""Kalau kamu bisa menempa pedang yang luar biasa, aku akan izinin kamu pergi."Menempa pedang ...Teguh mengangguk seraya berkara, "Baiklah!""Kamu terluka parah, dan baru saja menghabiskan banyak energi. Mulailah menempa pedang besok."Lelaki tua itu segera berbalik dan bersiap pergi."Tunggu dulu."Teguh kembali bertanya, "Tuan, aku harus memanggilmu apa?""Kamu bisa memanggilku Tuan Yagiz."Setelah mengatakan itu, Tuan Yagiz pun pergi dari ruangan dengan tangan terlipat di belakang.Teguh menurut, dia meminum semangkuk obat yang dibawakan oleh pelayan tadi.Terus terang saja.Obat itu memang berkhasiat.Setelah meminumnya, Teguh merasa energinya kembali pulih sepenuhnya. Dia menjadi bersemangat dan jauh lebih baik dari saat baru bangun.Sesaat kemudian, Teguh duduk di atas tempat tidur dan mulai bermeditasi.Seharian penuh.Semalaman.Teguh terus berusah
Sama sekali tidak bisa!Saat itu juga, Teguh membalas dengan cepat dan terus mencoba.Dia terus mencoba sampai tenaganya tak tersisa.Teguh beristirahat sejenak, memulihkan diri, dan mencoba lagi dengan sekuat tenaga.Dia terus dan terus mencoba.Pada akhirnya, Teguh ambruk dengan keras ke tanah dan tidak bisa bangkit lagi.Bahkan ...Saking lemahnya, dia tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan satu jari pun.Srrr ...Saat itu juga, hujan deras turun dari langit.Seolah-olah alam meratapi kesedihan Teguh atau bahkan mentertawakannya.Teguh terbaring tak bergerak di tanah, membiarkan air hujan membasuhnya.Pada saat yang sama,Pikirannya seperti hujan deras ini, sulit untuk tenang.Dia terus berpikir.Kenapa palu yang ringan ini begitu sulit untuk diayunkan?Rasanya seperti mencoba mendorong gunung!Terlebih lagi!Setiap kali dia bergerak, Teguh merasakan tekanan dari meridiannya, seolah-olah akan pecah!Meski telah berpikir keras.Dia tetap tidak mengerti.Teguh tidak ingin memikirk
Pelayan itu tertawa kecil. Dia tidak menjawab secara langsung dan berkata, "Tuan Teguh, kamu cuma bisa mengembangkan indra keenammu sekarang. Makanya kamu terjebak di alam tangga surga dan kemajuanmu lambat.""Selama kamu bisa menguasai indra ketujuh, kamu pasti akan masuk dalam jajaran kultivator Tingkat Alam Abadi.""Pada saat itu ...""Luka-luka di tubuhmu akan sembuh sepenuhnya.""Asalkan ...""Kamu juga bisa seperti tuan, bangkit setelah jatuh dan melampaui batasmu."Setelah mengatakan ini.Pelayan itu tidak peduli dengan reaksi Teguh dan pergi dengan payungnya.Sesaat kemudian.Dia pergi ke hadapan Tuan Yagiz."Lowen."Tuan Yagiz melirik ke arah Teguh dan bertanya, "Apa kamu sudah mengatakan semuanya?""Sudah, Tuan."Pelayan wanita mengangguk. "Aku sudah memberi tahu Tuan Teguh semuanya.""Tapi ...""Apa ini benar-benar bisa membantunya?"Tuan Yagiz menarik napas dalam-dalam, matanya menatap ke kejauhan. "Dengan bakatnya, dia sudah cukup untuk memahaminya."Pelayan itu mengangguk