Share

Bab 1534

Teguh berkata dengan serius, "Aku sudah tahu."

"Raja Sihir Racun ..."

Kawanda melempar pandangannya pada Shinta kembali, "Setelah pewarisan dimulai nanti, kamu coba saja yang terbaik untuk menerimanya."

"Oke."

Shinta mengangguk.

Setelah memberikan instruksi, Kawanda perlahan-lahan naik ke altar persembahan.

Dia bertekuk lutut tiga kali,

ke langit, ke bumi, dan kepada leluhur orang Malajang dengan setiap langkahnya.

Beberapa menit berlalu, dia pun akhirnya sampai di atas altar persembahan.

"Bibarakadabra ..."

Saat Kawanda mengucapkan mantra yang panjang dan rumit, seluruh aula utama Tanah Adat tiba-tiba berubah dan rasanya menjadi sangat berbeda.

Seolah-olah seperti,

ada keberadaan abadi yang telah tidur selama ribuan tahun, dan kini terbangun.

"Uhuk ..."

Kawanda muntah darah di atas altar secara tiba-tiba.

"Swoosh!"

Altar segera menyala begitu juga dengan api ilahi.

Pada saat yang sama,

aura jahat kembali memenuhi seluruh penjuru ruangan.

Tidak hanya jumlahnya sangat banyak dan pekat,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status