Danu tertegun sejenak. Kemudian, dengan wajah angkuh dia memarahi prajurit itu, "Kalian mau apa?""Anda Danu Gumilar, bukan?""Benar.""Kamu dilarang masuk." Prajurit yang bertugas memeriksa undangan itu berkata dengan raut datar.Benar-benar memalukan.Detik sebelumnya, Danu masih diperlakukan dengan begitu istimewa. Detik berikutnya dia sudah dilarang masuk.Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini?Danu menoleh ke arah Rina. Dengan wajah malu, dia berkata, "Jangan khawatir, Rina. Aku akan mengurus masalah ini."Kemudian, Danu menatap prajurit yang memeriksa undangan itu, menghardiknya, "Aku kenal atasan kalian. Percaya atau nggak, begitu aku menelepon dia, kalian nggak akan lagi punya tempat di Kota Senggigi!"Krek!Prajurit yang memeriksa undangan itu mengangkat laras senjatanya dan langsung menempelkannya ke dahi Danu. "Aku sudah bilang kalau kamu dilarang masuk. Tidak mengerti bahasa manusia?"Dengan moncong senjata yang berwarna hitam pekat menempel di dahinya, tiba-tiba saja
Saat melihat Teguh berdiri berdampingan dengan Pak Dhika, Rina menjadi bingung.Sedetik yang lalu, dia masih berpikir bahwa suaminya harus berada pada posisi yang tinggi dan dihormati oleh ribuan orang, tidak seperti Teguh yang biasa-biasa saja.Namun, siapa sangka bahwa pria yang naik ke posisi tinggi dan dikagumi oleh ribuan orang ternyata adalah Teguh, yang dia benci.Ketika melihat Teguh di atas panggung, Yoga benar-benar tercengang.Sementara Zakir membeku di tempat, dengan sudut mulut berkedut, dan jantung yang berdegup kencang."Bagaimana mungkin itu dia?""Dia jelas-jelas cuma bocah miskin dari daerah pegunungan tandus. Kebaikan dan kemampuan apa yang dia sudah dia perbuat sampai-sampai bisa jadi orang penting buat Pak Dhika?""Apa mungkin aku sudah meremehkannya, ya?"Sementara itu.Mata semua orang tertuju pada panggung, karena mereka ingin mengingat wajah Teguh.Bagaimanapun juga, menjadi orang penting bagi Pak Dhika di usia yang relatif muda menunjukkan bahwa kekuatannya ti
Bayangan hitam ini tidak lain adalah si Bayangan.Dari saat dia menyerang hingga para pria kekar itu jatuh pingsan, seluruh prosesnya hanya memakan waktu setengah menit."Bayangan, periksa informasi tentang Geng Naga Hijau.""Baik."Sosok si Bayangan dengan cepat menyaru dalam kegelapan.Teguh melirik para pria kekar yang pingsan di tanah, kemudian berbalik menuju ke luar pinggiran desa di tengah kota.Begitu dia meninggalkan desa menuju kota, dia mendengar suara sirene.Tiba-tiba, tiga mobil patroli datang dengan cepat dan berhenti di dekat desa di kota tersebut.Pintu mobil patroli terbuka, dan turunlah seorang petugas wanita.Seorang wanita dengan wajah oval yang anggun, rambut hitam tebal yang diikat menggunakan kucir kecil, penampakannya terlihat bersih dan rapi.Hanya satu kekurangan di antara kecantikannya, yaitu senyum yang tak pernah melekat di wajahnya yang anggun."Diam di tempat!"Petugas wanita itu menarik keluar pistolnya dan mengarahkannya pada Teguh, sementara dia membe
Namun, Dhika tidak mengungkapkan identitas asli Teguh.Alasannya sederhana.Putrinya, Widya, sudah pulang ke rumah, dan penampilannya tidak lebih buruk dari Rina.Setelah menunggu selama tiga atau empat bulan, Rina dan Raja Serigala secara resmi mengumumkan "perceraian" mereka. Saat itulah, dia mengambil kesempatan untuk menjodohkan putrinya dengan Raja Serigala.Raja Serigala telah berperang di perbatasan barat selama bertahun-tahun, dan tidak banyak wanita yang dapat dia temui di sekitarnya. Sehingga peluang sukses Dhika masih cukup besar.Lagipula, putrinya selalu menyukai prajurit yang gagah berani. Raja Serigala sudah pasti adalah pilihan yang tepat.Setelah berpikir sejenak, Dhika memasang perangai yang serius, lalu mengarang cerita palsu, "Waktu aku terluka parah di medan perang wilayah Barat, aku bersembunyi di gunung, dan Teguh-lah yang mengobati lukaku.""Oh, begitu rupanya!""Jadi, Anda memberi kami proyek Menara Jayandara untuk berterima kasih kepada Teguh?" tanya Rina lagi
Saat itu, seorang petugas penegak hukum wanita masuk. "Kak Widya, surat keterangan visum sudah keluar.""Pfft!"Teguh mendengus begitu mendengar nama itu.Wanita yang bernama 'Widya' itu sama sekali tidak selembut namanya.Dari luka di pangkal jari dan bekas kapalan di jari telunjuk tangan kanannya, dapat disimpulkan bahwa dia benar-benar seorang yang berpengalaman dalam menangani senjata api.Wanita seperti itu sama sekali tidak cocok dengan kata 'lembut'.Widya mengambil dokumen yang diserahkan oleh petugas penegak hukum wanita itu dan membantingnya dengan keras ke meja interogasi. Kemudian dia bertanya dengan wajah yang serius, "Apa yang kamu tertawakan?""Bukan apa-apa." Teguh menggelengkan kepalanya."Huft!"Widya mendengus dingin dan bertanya, "Namamu Teguh, 'kan?""Ya.""Kamu diduga terlibat perkelahian liar yang menyebabkan delapan orang mengalami pendarahan otak dan putusnya pembuluh darah. Hal ini cukup untuk menuntut tanggung jawab pidana untukmu selama beberapa tahun.""Bu
Widya menatap Dhika dan berkata dengan dingin, "Anda ngapain ke sini?""Kalau aku nggak datang ke sini malam ini, apa kamu berencana untuk menegakkan hukum dengan kekerasan?"Saat itu, Dhika merasa gugup dalam hatinya.Jika dia terlambat setengah langkah saja malam ini, dia khawatir dia akan berada dalam masalah besar.Jangankan berbicara tentang menjodohkan putrinya dengan Raja Serigala, hanya dengan fakta bahwa putrinya telah menghabisi Raja Serigala saja, satu juta Pasukan Serigala tidak akan pernah melepaskannya.Ketika memikirkan hal ini, dahi Dhika berkeringat dingin, dan kemeja mahal yang melekat di tubuhnya juga basah."Kenapa kalian masih bengong? Cepat lepasin dia!"Dhika memarahi dua petugas penegak hukum yang ada di sampingnya."Melepasnya?"Widya menatap Dhika dan berkata dengan tidak puas, "Dia sudah dicurigai melakukan perkelahian bersenjata dengan sengaja. Selain itu, dia juga melakukan penyerangan dan pemukulan yang menyebabkan korbannya cacat.""Omong kosong!"Dhika b
Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali.Ketika Teguh bangun, dia menyadari bahwa Rina sudah tidak ada di rumah.Dia pergi keluar dan membeli sedikit sarapan di pinggir jalan dan memakannya dalam perjalanan ke Grup Jagaraga.Sesampainya di Grup Jagaraga, dia mengeluarkan sepotong kain yang sangat bagus, dan mulai membersihkan serta mengelap ruang kerja presiden direktur.Ini adalah pekerjaan yang disiapkan Rina untuknya.Setelah selesai dengan pekerjaan kantornya, Teguh sedang bersiap-siap untuk duduk di sofa dan menonton berita militer, tetapi dia mendengar suara "Buk!".Dia melihat Rina yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan masuk ke kantor, namun wajah cantiknya terlihat agak kesal.Sekretaris Mia mengekor di belakangnya, lalu menyajikan segelas teh hitam untuknya.Teh hitam ini memiliki khasiat untuk mengurangi penumpukan lemak di perut. Jadi, Rina selalu minum beberapa cangkir tiap harinya."Crang!"Tangan Rina menyenggol teh hitam itu hingga tumpah ke lantai. "Kalian semua keluar,
Seluruh ruang pertemuan dipenuhi tawa yang bergema.Semua pemegang saham menatap Teguh yang duduk di kursi utama, seolah-olah dia adalah orang bodoh.Siapa itu Erik Wandana?Dia adalah pemegang saham kedua terbesar di Grup Jagaraga selain keluarga Yulianto.Meskipun ada orang di Kota Senggigi yang bisa menghancurkan Erik, orang itu jelas bukan asisten junior yang ada di depannya."Sst!"Teguh memberikan isyarat untuk tetap diam, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Buat Erik Wandana, pemegang saham Grup Jagaraga, kehilangan pijakannya di Kota Senggigi!""Keparat!"Erik sangat marah.Meskipun di mata Erik, Teguh mungkin terlihat seperti pembuat onar, perasaan tidak senangnya terhadap pengabaian seorang asisten junior jelas terlihat di wajahnya.Dia menatap Teguh dengan tatapan sadis. "Anak muda, kalau kamu nggak bisa membuatku kehilangan pijakan di Kota Senggigi hari ini, maka aku yang akan membuatmu merangkak keluar dari sini.""Ding, ding, ding!"Sebelum Erik sempat menyelesaik