Dia langsung maju tanpa ragu dan merobek kontrak itu menjadi serpihan kertas.Ini membuat Wibowo marah besar. Melihat pesanan besar dan transaksi besar yang hancur, dia pun langsung marah dan mengancam, "Bu Rina, apa maksud kalian?""Aku datang secara pribadi untuk mengantarkan kontrak ini dengan niat baik, tapi orangmu malah merobek kontrak ini ... "Setelah mengatakan itu, wajahnya dipenuhi senyuman yang gelap. "Kalau kontrak ini harus dicetak ulang, aku akan menaikkan harganya!"Wibowo sudah menaklukkan Rina.Dia yakin kalau Rina tidak akan berani bertengkar dengannya, jadi dia merasa begitu percaya diri.Rina juga marah besar.Sekarang dia tidak punya pilihan lain. Susah payah dia mendapatkan pesanan senilai 70 miliar, tetapi Teguh malah merobeknya ...Tiba-tiba, wajah Rina dipenuhi dengan aura dingin yang tajam. "Teguh, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?""Kamu baru senang kalau membuatku marah besar, ya?"Teguh sudah memperkirakan Rina akan bereaksi seperti ini.Dia langsung
Dia tidak akan membiarkan peralatan ini tiba dengan aman di lokasi proyek Menara Jayandara.Malik segera membuang rokoknya, lalu menelepon seseorang. "Kak Gundala, tolong bantu aku!"Sejak berseteru dengan Pak Qubil, Malik mengenal seorang bos mafia bernama Gundala yang biasanya dipanggil Kak Gundala.Wilayah kekuasaan Gundala tepat berdekatan dengan pelabuhan sehingga sangat cocok untuk bertindak."Ada apa? Katakanlah.""Sebentar lagi akan ada peralatan yang masuk dari pelabuhan. Aku ingin Kakak membantuku untuk menghancurkan semua peralatan itu!"Peralatan Ini akan dikirim ke Grup Jagaraga, sebuah perusahaan kecil tanpa latar belakang.""Setelah berhasil, aku akan memberikan Kakak 20 miliar sebagai imbalan."Saat Rina melihat pesanan itu, dia tidak mengatakan kalau itu berasal dari pabrik militer. Wibowo juga tidak tahu, apalagi Malik.Oleh karena itu, dia tidak ragu-ragu untuk bertindak.20 miliar.Gundala tiba-tiba tertarik dan setuju. "Oke, aku akan menerima pekerjaan ini."Setela
Setelah keluar dari pelabuhan, si Gendut Daniel memimpin regu petugas keamanan untuk membuka jalan di depan.Dia diikuti puluhan truk penuh yang terkunci rapat tanpa celah sedikit pun dari belakang, sama sekali tidak ada benda yang kelihatan.Di dalamnya berisi peralatan yang dibutuhkan oleh Grup Jagaraga.Untuk berjaga-jaga, Teguh juga berada di dalam tim.Dia adalah dewa dalam hati si Gendut Daniel, seperti jarum kompas yang menentukan arah.Si Gendut Daniel juga telah melakukan persiapan yang cukup untuk tugas kali ini.Lagi pula ...Sekali perjalanan dinas sudah cukup.Kalau terus-terusan pergi dinas, dia sendiri juga akan merasa malu, jadi dia mau langsung menyelesaikan masalahnya dengan si biang kerok.Kratak!Saat mereka sudah setengah jalan menuju lokasi terpencil,tiba-tiba sekelompok orang berbadan besar muncul dari kedua sisi, menghalangi jalan dari segala arah.Mereka memegang pipa besi, parang, pisau, dan benda lainnya, bahkan ada beberapa yang memegang senjata api.Ternya
Ini membuat Gundala marah besar.Gundala melihat sekilas pemandangan di dalam sana tepat ketika dia akan mengeluarkan kata-kata kasar. Saking takutnya, dia pun jatuh terduduk di atas tanah dan air seninya keluar....Dia hanya melihat prajurit bersenjata lengkap sedang menodong mereka semua dengan pistol.Hanya dengan satu perintah ...Baik Gundala maupun preman yang dia bawa akan ditembaki hingga penuh lubang.Para preman itu ketakutan.Mereka juga merupakan orang-orang yang tidak bermoral, tetapi saat melihat para prajurit yang bersenjata lengkap itu ...Sama seperti saat tikus melihat kucing, mereka pun tidak berani memikirkan apa pun.Pada saat itu juga, raut wajah mereka menjadi masam. Mereka berdeham, berusaha untuk menelan ludah mereka, tetapi menyadari kalau ludah mereka mengering.Gundala pun sangat menyesali perbuatannya.Kalau saja dia mendengarkan perkataan Pak Qubil, hal seperti ini tidak akan terjadi!Ini semua gara-gara Malik!Orang ber*ngsek ini! Dia benar-benar ingin m
Di Perbatasan Barat, Teguh punya banyak pepatah.Salah satu pepatah itu berbunyi, "Tidak boleh kehilangan satu inci pun tanahmu, tidak boleh meninggalkan saudaramu!"Pada saat mengatakan "Tidak boleh meninggalkan saudaramu",Naga Sungai-lah yang dikepung oleh ribuan musuh dalam sebuah misi. Dia sudah kehabisan amunisi dan makanan, terjebak dalam situasi yang sangat sulit, bahkan banyak orang yang sudah menyerah untuk menyelamatkannya.Saat itu, Teguh yang berdiri dan mengatakan tidak boleh meninggalkan saudaramu. Kemudian, dia sendiri yang memimpin tim untuk melewati pengepungan ketat dan menyelamatkan Naga Sungai. Akhirnya, mereka semua kembali ke markas dengan selamat.Setelah itu, dia mengajarkan tentang keterampilan bela diri dan strategi pertempuran ...Tidak ada yang tidak dia ajarkan....Jadi, di dalam hatinya, Naga Sungai menganggap Teguh sebagai seorang dewa yang turun ke bumi, orang tua yang terlahir kembali, dan jenderal yang setia. Teguh dihormati seperti dewa yang tulus d
Itu adalah kesempatan untuk mengubah nasib!Tidak boleh sampai terlewat. Kesempatan ini tidak akan datang lagi.Kompleks Sungai Emerald.Setelah Wafa Judistia mendapatkan berita ini, dia tidak bisa tidur semalaman.Meskipun dia adalah orang terkaya di Kota Senggigi, dia belum bisa menguasai segalanya....Karena selain keluarganya, Kota Senggigi juga memiliki tiga keluarga besar lainnya.Kalau membandingkan salah satu dari tiga keluarga besar itu dengan Keluarga Judistia, mereka memang tidak sebanding.Namun, ketika ketiga keluarga ini bersatu, industri bisnis mereka menyebar ke berbagai sektor. Bakat dari ketiga keluarga ini tersebar luas di bidang militer, politik, dan juga bisnis.Kalau digabungkan, kekuatan mereka cukup untuk bersaing dengan Keluarga Judistia.Jadi, kedatangan Panglima Militer yang baru dan Raja Serigala ...Dapat memberikan kesempatan kepada Wafa untuk melihat peluang perubahan pola. Bisa dikatakan kalau kedatangan kedua orang ini bisa memberikan kesempatan kepada
Beberapa hari berikutnya, keadaan sudah lebih tenang dan lancar.Di bawah bimbingan teknisi yang dikirimkan oleh pabrik militer, perakitan besar ini bisa dengan cepat terselesaikan. Selain itu, para operator pun sudah familier dengan pengoperasiannya.Hanya tinggal menunggu orang dari Badan Pengawas Kualitas untuk datang mengevaluasi keamanan. Setelah itu, pekerjaan bisa segera dimulai.Semuanya berjalan sesuai rencana....Hari ini, Rina sedang mempersiapkan rencana selanjutnya untuk Grup Jagaraga di kantor.Sekretaris Mia masuk dengan terburu-buru. "Bu Rina, orang dari Badan Pengawas Kualitas sudah datang. Pak Zeus sendiri yang langsung datang.""Sekarang mereka sudah berada di tempat penempatan peralatan."Setelah mendengarkan hal itu, Rina segera menghentikan apa yang sedang dia kerjakan. "Ayo, kita pergi."Setelah sampai di tempat.Seorang pria paruh baya dengan kepala dan telinga yang besar, berdiri dengan perut besarnya dan menunjuk peralatan di sana sambil membuat kritikan.Kar
Perusahaan tidak bisa menunggu lagi.Walaupun Pak Dhika datang, dia juga tidak akan bisa melakukan apa pun setelah orang-orang dari Badan Pengawas Kualitas menghancurkan peralatan itu.Rina kembali ke kantornya dengan bingung dan kehilangan semangat.Sementara itu, semua orang di Grup Jagaraga juga mengetahui berita ini dan mereka menjadi cemas....Teguh berbaring di sofa sambil membaca selembar koran berita militer dengan antusias.Si Gendut Daniel terburu-buru masuk, berkata dengan napas yang terengah-engah, "Bos, ada masalah!"Teguh mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Bukannya semuanya baik-baik saja?""Aduh ... "Si Gendut Daniel menghela nafas dan alisnya berkerut. "Bos, tadi ada orang dari Badan Pengawas Kualitas datang, dan yang datangnya itu Kepala Badan Pengawas Kualitas, Zeus Darto!""Dia mengatakan kalau peralatan kita tidak memenuhi syarat dan ada risiko keamanan yang serius makanya harus dihancurkan!""Dia sudah menyuruh orang untuk menghancurkannya.""Apa yang harus k