Gangxi cukup ramai. Kebanyakan pendatang adalah para pedagang yang singgah bermalam sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya. Siang hari itu di warung makan Lemu wee dipenuhi pengunjung. Semua bangku dan kursi sudah terisi. Bahkan sebagian orang rela berdiri menunggu giliran tempat kosong. Masakan Lemu wee memang terkenal enak dan murah.Jiu Long dan Meishin beruntung. Datang lebih pagi sehingga mendapat tempat di dekat jendela menghadap sungai. Warung itu tidak jauh dari sungai di mana banyak perahu ditambat. Sudah tiga hari mereka menyantap makanan seadanya, kini ada masakan lezat, tak heran mereka makan dengan lahap. Mendadak Jiu Long menunda makannya. Ia menatap lama ke sungai. Melihat lagak kekasihnya, Meishin ikut memandang ke arah sungai.Terlihat pemandangan ganjil. Seorang lelaki tinggi besar dengan tongkat panjang melompat-lompat dari satu perahu ke perahu lain. Ia memburu seorang gadis. Lucu. Setiap hampir kena hantaman tongkat, gadis itu melompat dengan pesat.Tongkat m
Tiba di hutan pinggir desa. Gadis kurus itu berhenti.Fang Chungui menyerbu langsung mengemplang dengan tongkat. Tidak mirip tongkat, karena ukurannya lebih besar dari tongkat biasa. Di ujungnya ada ukiran kepala ular, terbuat dari logam Gadis itu mengelak gesit sambil memaki, "Fang Chungui, hari ini ajalmu tiba, bersiaplah untuk mati""Kamu bangsat mulut lancang, siapa kamu sebenarnya? Apa urusanmu dengan aku? Katakan sebelum kuhancurkan kepalamu!""Kamu pendekar cabul. Sudah banyak anak gadis dan isteri orang yang kamu perkosa dan kamu hancurkan hidup mereka. Kamu juga ikut dalam rombongan yang menghancurkan Partai Naga Emas. Dosamu sudah bertumpuk, cuma bisa dicuci dalam neraka jahanam!""Ha... ha... ha... jadi kamu sisa-sisa orang Partai Naga Emas. Kebetulan aku memang sudah bersumpah membasmi semua orang Partai Naga Emas. Tetapi aku tak perlu cepat-cepat membunuhmu, aku memang lagi mencari gadis kurus untuk jadi selirku""Bangsat mulut busuk!" Keduanya langsung tarung.Fang Chung
Fang Chungui berseru, "Sebut namamu sebelum kepalamu pecah berantakan!" Tongkatnya mencakar dan mengemplang ke arah kepala dan pundak Jiu Long.Jiu Long tak menjawab. Ia memusatkan perhatian pada serangan lawan. Masuk ke dalam pertarungan tanpa persiapan, itu kesalahannya yang membuatnya terdesak hebat. Kini ia cuma bisa bertahan sambil menanti kesempatan memperbaiki posisi. Akhirnya kesempatan itu pun datang.Tongkat mengemplang dari atas ke bawah. Ia berlaku nekad. Ia menanti sampai tongkat hanya berjarak satu jengkal dari kepalanya. Meishin terkejut. Tanpa sadar ia menjerit. Tidak cuma menjerit, ia bergerak cepat menerobos pertarungan.Pada saat itu Jiu Long merasakan angin tongkat menerpa kepalanya mendatangkan rasa pedih. Tenaga dalam Fang Chungui ternyata kuat melebihi perkiraannya. Tindakan nekad itu dilakukan Jiu Long dengan perhitungan matang. Ia tahu melawan Fang Chungui yang ilmunya demikian tinggi, salah hitung sedikit saja, kepala bisa pecah. Jiu Lo
Serangan gabungan itu ternyata telah mengunci semua jalan keluar Fang Chungui. Tetapi Fang Chungui bukan pendekar sembarangan. Ia sudah malang melintang puluhan tahun di dunia kependekaran, sering menghadapi ancaman bahaya yang tak terbilang banyaknya. Ia mengemplang kepala Meishin, sambil memutar tubuh ia melayangkan sapuan tongkat ke gadis kurus dan tendangan berantai ke dada Jiu Long. Ia memusnahkan serangan dengan serangan.Dalam satu gebrakan ia sudah melayangkan serangan ketiga penjuru. Fang Chungui hebat. Tetapi Meishin tak kurang lihainya. Ia tak menarik serangan. Agaknya tongkat akan menghantam kepalanya, ternyata tidak. Meishin mengubah kedudukan jongkok menjadi merata tanah, ketika tongkat lewat di kepalanya. Ia melenting, memburu dan menghajar selangkangan lawan. Itu jurus Naga Terbang Menyusup.Fang Chungui terkesiap. "Celaka!" serunya. Memang ia celaka. Serangan Meishin membuatnya terkejut sehingga serangannya ke gadis kurus tertahan. Si gadis dengan juru
Meishin memotong penuturan Jiu Long. "Oh jadi kamu putranya kak Jiu Biao dan kak Zsu Tsu. Kamu yang ditolong kakakku Tian Shan dari istana duapuluh lima tahun lalu itu!""Tetapi kamu sendiri murid siapa, Meishin?"Meishin tertawa. Tak urung ia malu, wajahnya kemerahan. "Namaku bukan Meishin, namaku Jen Ting, adik perguruan ayahmu, jadi aku ini bibi gurumu." Tiba-tiba saja gadis itu terkejut. Ia mengucapkan kata "bibi" dengan nada biasa.Tetapi ketika mendengar ucapannya sendiri, ia terkejut. Ada sesuatu yang terbang dari sanubarinya. "Jika aku bibinya, berarti ia keponakan muridku, bagaimana mungkin bisa ada hubungan cinta di antara kita?"Berpikir demikian, tiba-tiba Jen Ting memutar tubuh dan berlari sambil mendekap wajahnya. Jiu Long terkejut. Karuan saja ia lantas mengejar. "Meishin, tunggu, tunggu dulu."Jen Ting berhenti. Ia menoleh dan memandang Jiu Long dengan wajah bersimbah air mata. "Jangan panggil aku Meishin, aku Jen Ting, aku bibimu,
Sambil melangkah masuk desa dia menggandeng lengan Jen Ting "Kenapa kamu keras kepala. Kita saudara seperguruan, Jen Ting, kamu kakak seperguruan, aku adik, cuma itu. Tak ada hubungan apa-apa, tak ada hubungan bibi guru dan keponakan murid. Mengapa kamu masih ngotot soal bibi dan keponakan." Jiu Long berhenti, memegang dua lengan Jen Ting, menatap mata gadis itu. "Apakah kamu tidak mencintaiku lagi? Coba, katakan kamu tidak mencintaiku lagi."Jen Ting menggeleng kepala. "Aku mencintaimu, Jiu Long." Ia terisak, menangis lagi. "Mengapa kau bukan Fei Hung, benar-benar Fei Hung yang sudah meniduri aku, Fei Hung yang mencintaiku dari malam sampai pagi di atas perahu. Mengapa tiba-tiba kamu beralih menjadi Jiu Long putra kak Jiu Biao dan kak Zsu Tsu?"Jiu Long memeluk kekasihnya. "Supaya aku lebih mencintaimu, menjaga dan melindungimu sampai hari tua."Dua sejoli itu bermalam di desa. Pembicaraan masih berkisar pada keraguan Jen Ting akan hubungan bibi guru dan kepona
"Itu tidak adil! Tidak bisa! Kau bukan bibi guruku, Jen Ting, kau adalah Meishin kekasihku!" Jiu Long berteriak sambil berlari. Ia berlari terus, berlari dan berlari. Ketika senja berubah menjadi malam. Ketika hutan menjadi pekat ditelan gelapnya malam, dia berhenti di tengah hutan. Ia tidak tahu berada di mana. Tetapi Jiu Long tak peduli. Karena sebenarnya dia hanya ingin lari menjauh dari persoalan yang begitu menggoncang hatinya. "Mengapa kita harus berpisah, Meishin?" Malamnya dia tidur di atas pohon. Dia berpikir dan merenung. Terjadi pertentangan dalam dirinya. Di satu sisi dia mengakui Jen Ting adalah bibi guru, di sisi lain dia menolak keras. "Memang Jen Ting adalah adik perguruan ayah dan ibuku. Jen Ting juga adik dari guruku Tian Shan. Dari dua alasan ini, benarlah Jen Ting adalah bibi guru. Tetapi setahuku tak ada aturan yang melarang perkawinan antara keponakan murid dengan bibi guru. Hanya memang aneh dan janggal apalagi jika usia bibi guru lebih
Jiu Long melangkah mendekati gadis burik itu. "Ayo adik, makan bersamaku, kebetulan aku tak punya kawan ngobrol." Jiu Long menatap dengan mata melotot ke pemilik warung. "Adik ini makan bersamaku, atas undanganku, kamu keberatan?" Gadis itu masih muda. Tubuhnya langsing dengan dada yang agak menonjol. Benar kata lelaki penggoda tadi, tubuhnya cukup molek hanya wajahnya burik. Gadis itu bekas terkena penyakit cacar. Bekas cacar berupa bintik-bintik hitam menghiasi sekujur tubuh dan wajahnya. Rambutnya panjang tidak terawat. Pemilik warung itu geleng-geleng kepala. Gadis burik itu malu-malu menatap Jiu Long. "Tuan, terimakasih, kamu sudah menolong aku. Tetapi aku tidak pantas duduk bersama kamu, biar aku pergi saja, sekali lagi terimakasih." Jiu Long memegang tangan gadis itu. "Jangan, jangan pergi, makan dulu, baru kamu pergi. Ayolah." Gadis itu memang lapar. Ia makan dengan lahap. Jiu Long ikut terbawa suasana, juga makan dengan lahap. "Namaku Jiu Lon