Terdengar suara gaduh. Beberapa orang bergegas meninggalkan warung dengan bersungut-sungut. Jen Ting yang duduk menghadap ke bagian dalam, melihat dengan jelas.
Serombongan orang datang. Bangku yang tersedia tidak cukup, karenanya mereka mengusir beberapa tamu. Sikap dan tingkah laku mereka kasar.
Wajah Jen Ting berubah ketika dia bertatap mata dengan salah seorang di antaranya. Jen Ting berbisik. "Jiu Long, rombongan yang baru datang itu duduk dekat jendela di pojok. Aku melihat Yun Ching di antara mereka."
Jiu Long tidak menoleh ke arah yang dimaksud isterinya. Dia memerhatikan wajah Jen Ting yang agak pucat. "Oh si pengkhianat, apakah dia melihat kita? Kau jangan khawatir, berapa orang jumlahnya?"
"Aku yakin Yun Ching telah mengenal kita." Jen Ting menghitung. "Semuanya sepuluh orang." Dia memandang suaminya dengan perasaan yang sulit dilukiskan. Ada sedih, bahagia dan cinta yang sangat dalam. "Entah mengapa, saat ini perasaanku agak lain, aku merasa t
Bayangan itu ternyata Yun Ching bersama sembilan orang temannya. Mereka menghadang di depan pasangan suami isteri itu. Yun Ching tertawa sinis sambil merentang dua tangan seperti menyambut sahabat lama."Ha... ha., kita jumpa lagi. Ini dia, ketua Partai Naga Emas yang kesohor Jiu Long pendekar nomor satu dataran tengah, dan perempuan itu isterinya, Jen Ting, dulu pernah menjadi kekasihku dan calon isteriku tetapi dia mengkhianatiku. Kalian berdua hari ini aku perkenalkan dengan seorang terhormat dari istana Kaisar Giok Timur, Ma Teng pembantu utama Kaisar "Jiu Long menatap lelaki separuh baya yang diperkenalkan sebagai Ma Teng Tinggi kurus, kumisnya tipis, pelipisnya menonjol dan mengkilat, mulutnya lebar, mata agak sipit. Yang luar biasa dari orang ini adalah sinar matanya yang tajam, berkilat dengan tatapan yang dingin.Wajah Ma Teng tak memperlihatkan ekspresi ketika ia merangkap tangan memberi hormat. "Sudah lama aku mendengar nama besar Jiu Long, ilmu tuan
Sambil menggandeng isterinya, Jiu Long melangkah. Tetapi dia dihadang serangan. Punggawa itu menyerang dengan dua tangan mencengkram, jurus Cakar Elang. Serangan itu mengeluarkan bau racun. Jiu Long melihat jari-jari tangan lawan, kukunya berwarna hitam. Pasti racun ganas. Jiu Long tidak menghentikan langkahnya. Tangan kirinya menggenggam tangan Jen Ting, tangan kanannya mengibas ke arah lawan.Pukulan Jiu Long membawa angin keras berhawa dingin. Punggawa Sinelir itu terkejut, tak menyangka kalau tenaga dalam Jiu Long sebesar itu. Sesaat dia menggigil. Apa lacur, kejadian sudah sampai di situ, dia tak boleh mundur. Dia mengelak dengan mendekam dilanjutkan serangan mengarah selangkangan Jiu Long.Jiu Long memainkan jurusnya yang paling handal. Dia bergerak sambil tetap menggandeng isterinya. Jiu Long dan Jen Ting sama menggunakan Jejak Kilat ilmu ringan tubuh yang paling handal. Gerakan Jiu Long bagaikan siluman, sesaat dia seperti menghilang, pindah tempat.
Jiu Long tak mau berlama-lama, ingin pertarungan cepat selesai agar segera bisa meloloskan diri. Itu sebab dia menyerang dengan menggunakan tenaga Angin Es dan Api dalam jurus Penyesalan sang naga jurus kedua dari tujuh jurus Naga Emas Pamungkas.Pada saat bersamaan tiga bayangan berkelebat ke arah Jiu Long. Tiga punggawa Sinelir bermaksud menolong rekannya. Terlambat. Tenaga Angin Es dan Api Jiu Long mengena dan menerobos tubuh punggawa itu yang terlempar ke belakang. Ia menggigil hebat Darahnya beku, sesaat kemudian tubuhnya kejang, mati.Suara Jiu Long perlahan namun tajam dan dingin. "Hmmm, main keroyok, begini rupanya tata cara orang-orang istana Kaisar Giok Timur.”Tak cuma bicara. Jiu Long bergerak terus, melepas tangan isterinya, memutar dua tangan menerapkan jurus Naga Meliuk dari Naga Emas.Gerakan itu bersinambung dengan Naga Perkasa dari jurus Naga Emas disalurkan dengan tenaga Angin Es dan Api
Tetapi peringatan itu terlambat Tiga punggawa itu meski telah mengerahkan tenaga penuh, tetap tak mampu menandingi tenaga Jiu Long. Terjadi benturan tenaga di udara. Jiu Long tetap tegar, dia tertawa sinis. Tiga punggawa itu terpental, jatuh di tanah dengan kuda-kuda limbung.Ketiganya berusaha menenangkan diri, tetapi tenaganya seperti terkuras, ada tenaga dingin yang menerobos membuat mereka menggigil. Untuk mengatasi luka dalam ketiganya duduk bersila mengerahkan tenaga inti mengusir rasa dingin.Saat itu Ma Teng menerjang dengan dua tangan berputar macam kitiran menebar angin keras dan panas. Jiu Long mendorong isterinya dengan bahu agar menjauh. Ia tahu tenaga Ma Teng sangat ampuh. "Orang ini memiliki kepandaian tinggi, aku tak boleh memandang enteng”Berpikir demikian, Jiu Long mengerahkan tenaga Angin Es dan Api dalam sikap empat ‘Dua Unsur Menyatu’ menggunakan jurus berturutan Naga Terbang Lurus dan Balasasra (Seribu P
Dalam posisi terdesak Jiu Long memperlihatkan kehebatannya. Sekali lagi dia menggeser kuda-kuda. Tangan kanannya tetap meneruskan memukul dua lawan sekaligus, Wingi shiang dan seorang punggawa. Ia menggunakan tenaga dingin. Tangan kirinya memainkan jurus Serangan Ekor Naga dan Naga Terbang tak Beraturan dengan mengerahkan tenaga panas Angin Es dan Api sepenuhnya. Tangan kanan dengan tenaga dingin, tangan kiri dengan tenaga panas.Akibatnya luar biasa. Dua lawan yang diserang Jiu Long, menggigil diterpa angin dingin. Keduanya terdorong mundur empat langkah. Sementara dua punggawa Sinelir lainnya merasa tenaganya memasuki pusaran kekuatan panas yang misterius. Keduanya tersedot dan terpental ke arah datangnya pukulan Ma Teng. Dua orang itu berteriak. "Celaka”Jiu Long memainkan Jurus Penakluk Langit, memukul melukai Wingi shiang dan seorang punggawa Sinelir, menyedot dan menghimpun tenaga dua lawan lain kemudian mendorongnya ke arah Ma Teng.Ma Teng
Ma Teng menyambit dengan lima pisau terbang. Jiu Long tak berani menangkis, khawatir pisau melejit ke arah isterinya. Ia berkelit yang menyebabkan gerakan menolong Jen Ting, jadi terhambat. Tidak cuma itu Ma Teng juga menerjang dengan pedang terhunus. Ia merasa tak mampu mengimbangi Jiu Long dengan tangan kosong, tanpa malu lagi ia menyerang dengan senjata pedang, menggunakan jurus pedang Tujuh bulan.Lima punggawa Sinelir juga menggunakan senjata, dua orang menerjang dengan pedang, seorang lainnya dengan pedang panjang dan dua lainnya dengan pedang. Serangan lawan ini membuat Jiu Long tak bisa mendekati dan menolong isterinya.Terpisah dari Jiu Long sekitar sepuluh tongkat, Yun Ching menyerang gencar Jen Ting sambil berseru, "Kau membuat keputusan keliru, mencampakkan aku dan memilih Jiu Long, kau membuat aku hampir gila memikirkan dirimu, kau perempuan jalang, pengkhianat cinta." Yun Ching menyerang sambil memaki. Jen Ting tak bisa membuka mulut. Setiap hendak mencac
Jiu Long tahu isterinya dalam keadaan terancam, kritis. Tetapi dia tak bisa menolong, serangan enam lawannya makin gencar, tak ada ruang sedikit pun untuk lolos. Jiu Long cuma bisa menyaksikan ketika dua pukulan beruntun menerpa pundak dan lambung isterinya.Jen Ting menjerit lirih. Semangat Jiu Long terbang.Mendadak Jiu Long merasa tenaga Angin Es dan Api membakar tubuhnya. Kecintaannya terhadap Jen Ting, melihat isterinya dilukai tanpa dia sanggup menolong telah membangkitkan tenaga dalam Angin Es dan Api merambah ke seluruh tubuhnya, utuh dan sempurna. Tenaga Jiu Long menjadi berlipat ganda dari sebelumnya. Munculnya tenaga istimewa ini tanpa melalui suatu proses lagi, muncul secara mendadak, menghasilkan tenaga Angin Es dan Api yang dahsyat.Reaksi spontan Jiu Long yang paling awal adalah teriakan keras disertai bentakan. Itulah pelampiasan dari kemarahan yang amat sangat. Amarah membakar dirinya dilampiaskan lewat bentakan dengan
Ma Teng meski seorang pendekar kelas satu tetap saja merasa tangannya tergetar. pedang di tangannya terlempar.Sadar jiwanya dalam bahaya, Ma Teng melompat ke belakang. Dia selamat, lolos dari bahaya maut. "Gila... ilmu apa ini?" gerutunya.Dua punggawa Sinelir melepas senjata di tangan, mengikuti dorongan gelombang tenaga Jiu Long, melempar diri ke belakang. Keduanya selamat. Tiga punggawa lainnya yang menghadang di depan Jiu Long menerima akibat paling parah. Jiu Long yang menerjang membuka jalan ke arah isterinya menerkam tiga lawannya itu.Jiu Long tidak mengelak dari tebasan senjata lawan. Dia yakin tubuhnya tak mungkin dilukai senjata. Jiu Long menghantam sekerasnya disertai bentakan keras. Tanpa ampun tiga punggawa itu terlempar, mati dengan dada remuk.Yun Ching melihat sepak terjang Jiu Long yang kesurupan, bersiap. Jiu Long tiba secepat angin, pukulannya melanda. Yun Ching menangkis dengan jurus Naga Hitam Kelam tingkat lima. Dua tenaga