Semua mata memandang Jiu Long dengan kagum Orang tak pernah menyangka ia bisa menang. Pertarungan berlangsung singkat tapi begitu mencekam dan dipenuhi saat-saat berbahaya. Bahkan disebut yang paling seru dan bahaya sejak tadi pagi.Jiu Long memandang ke tenda Zhang Ma. Dilihatnya lelaki itu, kurus kering bertelanjang dada dan bercelana hitam sebatas lutut. Zhang Ma duduk dengan pongah. Tiga muridnya berdiri di dekatnya. Amarah Jiu Long meluap."Zhang Ma, keluar kau, hayo kita jajal siapa lebih jago!" Tantangan Jiu Long itu menggema ke mana-mana. Semua mata memandang bergantian, dari Jiu Long ke arah Zhang Ma.Tapi Zhang Ma duduk tenang, ia meludah ke tanah. "Puuii! Kau pikir dengan mengalahkan Sempai Chu pendekar goblok itu, kau sudah bisa melawanku? Aku malas meladenimu!"Murid Zhang Ma yang paling tua, Kalabe Cuan, berseru lantang. "Hei, dulu aku tendang pantatmu, kau lari terkencing-kencing. Sekarang tak tahu diri menantang guruku."Murid yang kedua, Kalabe Chin ikut nimbrung. "Ka
Jen Ting melihat-lihat ke sekeliling. Matanya menetap di tenda Zhang Ma. Ia melihat iblis tua itu sedang memejamkan mata dengan duduk bersila. Jen Ting berbisik pada Tian Shan yang duduk di sampingnya. "Kakak, kau lihat Zhang Ma! Aku yakin ia sedang mengirim ilmu jarak jauh untuk mengacau pikiran Jiu Long. Seperti kecurangan yang ia lakukan kepada Sindu Wang pendekar Ujung Jainye itu."Bukan saja Jen Ting dan Tian Shan, tetapi Yu Jin, Liu Xing dan rombongan Yuan Shu juga bisa membaca ketidakberesan yang sedang mengganggu Jiu Long. Tiba-tiba Im ji hye berkata kepada tokoh separuh baya yang dari tadi berdiam diri. "Paman Liang Zhipu, berbuatlah sesuatu, tarung itu tidak adil!"Liang Zhipu, tokoh misterius itu menjawab dengan menggumam. "Tak usah khawatir, aku pikir tak lama lagi Jiu Long akan tertawa keras yang pasti akan melenyapkan pengaruh sihir kuburan Chengdu."Suara yang seperti bergumam itu hanya didengar oleh Jen Ting dan orang sekitarnya. Orang lain tidak mendengar karena suara
Mendadak, cahaya itu datang kembali. Pikirannya menjadi terang. Kalimat itu cuma menjelaskan bagaimana sikap jiwa yang pasrah pada saat kematian akan datang. Kalimat itu terpecahkan sudah! Terpecahkan justru pada saat Jiu Long dalam keadaan kritis! "Hendaknya aku menjadi perahumu untuk menyeberangi lautan kesusahan". Kalimat itu artinya sederhana sekali. Jiu Long sadar, "menyeberangi kesusahan' artinya Menyeberangi dunia Menjalani Kematian. Dan ’Aku menjadi perahumu’ artinya sesuatu yang kosong. Sesuatu yang hampa! Ternyata kalimat itu hanya satu sikap jiwa, kunci lain yang tak kalah penting adalah gerak yang diperlihatkan penari Naga.Tadi malam, penari itu menuturkan bahwa ia bergerak ke kanan karena ia sepertinya menerima tenaga dorong dari kiri. Ia bergerak ke depan juga lantaran karena adanya tenaga dorong dari belakang atau dari arah berlawanan.Jiu Long berlaku nekad. Ia yakin ampuhnya tenaga Angin Es dan Api. Ia pernah merasakan bobot pukul
Mata Jen Ting membelalak. Ia melihat kekasihnya menggelar ilmu Inti Naga Emas Pamungkas dan ia tahu persis Jiu Long belum mampu memainkan ilmu itu. Jiu Long bunuh diri! Tubuh Jen Ting kejang, dia tahu dia tak lagi akan melihat Jiu Long. Jen Ting menutup mata dan menghela napas. Habis sudah segala-galanya. Tamat!Tian Shan, Liu Xing, Im ji hye, dan semua orang di kubu Jiu Long menghela napas membayangkan matinya seorang murid Partai Naga Emas yang begitu penuh bakat. Tubuh mereka membeku! Perasaan mereka semua mati!Hanya dua orang di situ yang menatap dengan harap-harap cemas, Yu Jin dan Liang Zhipu!Terdengar pekik mengerikan dari gelanggang tarung. Tangchi terlempar dua tongkat. Darah menyembur dari mulutnya. Ia mati sebelum tubuhnya menyentuh tanah. Apa yang terjadi?Itulah saat di mana Misteri Inti Naga Emas Pamungkas terkuak oleh Jiu Long. Pada akhirnya terlihatlah betapa sederhananya ilmu Inti Naga Emas Pamungkas itu. Inti
Kalabe Cuan dan Kalabe Chin memekik dahsyat. Zhang Ma yang sedang memusatkan perhatian terkejut setengah mampus. Mana mungkin di dalam keadaan di atas angin, mendadak saja Tangchi bisa mati?Kejadian itu begitu cepat. Semua orang terkejut. Lagi-lagi Jiu Long memperlihatkan hasil di luar dugaan. Dalam keadaan terdesak hebat dan terancam jiwanya, bukannya dia yang mati malahan lawan yang mati. Mati secara mengerikan!Ketika mendengar jeritan mengerikan, tanpa kontrol lagi Jen Ting membuka matanya. Ia tahu, itu bukan suara Jiu Long. Tapi toh matanya membelalak melihat Jiu Long segar bugar, malahan salah satu lawannya mati.Tanpa sadar mata Jen Ting basah. Ia menangis melihat keberhasilan kekasihnya "Oh Jagad Dewa, akhirnya ia berhasil menembus misteri itu!"Gwangsin tak mengerti perkataan Jen Ting. "Apa, kenapa kak?""Dia berhasil memecahkan misteri ilmunya, bahkan jurusnya menjadi dahsyat!" tutur Jen Ting sambil tersenyum.Di gelanggang tarung
Liu Xing sengaja memotong jalannya Zhang Ma Pertemuan antara dua jago di tengah udara ini cukup menggemparkan. Terdengar beberapa kali bentrokan tangan dan kaki, sebelum dua jago itu memisahkan diri. Keduanya saling tatap!"Zhang Ma, kau berilmu tinggi. Anak muda itu sudah kehabisan tenaga menghadapi empat lawan!" Sambil bicara pendeta Quan Bei memasang kuda-kuda.Zhang Ma terdiam, matanya melotot. Ia memandang tak percaya kepada tiga muridnya. Dua sudah mati Kalabe Cuan masih hidup tapi seperti sudah mati. Zhang Ma menghampiri Kalabe Cuan. Airmatanya berlinang melihat penderitaan muridnya. "Guru, sempurnakanlah aku. Maafkan aku, guru. Aku belum sanggup membalas budimu. Sempurnakan aku, guru!"Zhang Ma dengan berlinang airmata menekan dada muridnya Kalabe Cuan mati sudah!Orangtua kurus itu menatap Jiu Long dengan sinar mata yang sulit dibaca artinya Tatapan mata itu punya arti tunggal, kematian mengerikan. Kebetulan Jiu Long pun sedang menatapnya. Tak te
Mereka benar-benar murid Partai Naga Emas. Empat di antaranya adalah murid Wang Xun, murid tertua Sun Zuolin yang mati di medan perang Luoyang. Tiga orang murid Shao Liuyen, murid kedua Sun Zuolin yang gugur di Partai Naga Emas. Dua orang murid Jiu Biao, murid ketiga Sun Zuolin yang mati di Luoyang. Murid keempat Sun Zuolin yang gugur di Luoyang.Tiga murid Sun Zuolin lainnya, Yun Ching, Zsu Tsu dan Jen Ting tidak punya murid karena waktu itu masih terlalu muda. Dua murid Jiu Biao memeluk hangat Jiu Long. Keduanya sudah berusia lebih dari empatpuluhan dengan perawakan sedang. Yang bercambang lebat, orangnya agak hitam, Gan Ning. Yang seorang lagi, rambutnya jarang, bernama Gan Nung. Keduanya gembira bahwa putra guru mereka, sudah berangkat dewasa dengan ilmu yang begitu menakjubkan. Jiu Long pun sangat senang menjumpai Gan Ning dan Gan Nung yang bagaikan keluarga mendiang orangtuanya.Ia memaksa Gan Ning dan Gan Nung bercerita perihal orangtu
"Sudah suratan Dewa, malam ini kita bertemu di sini. Setelah Kakak Wei Hu dan ketua Sun Zuolin meninggal, kini tinggal aku dan Kakak Liu Xing sebagai yang paling tua di Partai Naga Emas. Muridku cuma seorang yaitu Jiu Long. Kakak pun cuma punya satu murid, yakni Im ji hye. Ada dua murid kak Wei Hu yang masih hidup, Siaochan dan Diaochan. Sedang murid kak Sun Zuolin yang masih hidup, hanya Yun Ching dan Jen Ting. Kalian perlu tahu, Yun Ching itu murid pengkhianat, dia seorang penyusup yang puluhan tahun tidak kita ketahui, malam itu dialah yang meracuni air minum kita dengan racun pelemas tulang, itu sebab kita tak berdaya ketika diserbu pasukan Kaisar Giok Barat dan para begundalnya.""Kalau tak diracun pelemas tulang itu Kakak Sun Zuolin dan Wei Hu sulit dikalahkan. Jelas kini bahwa Yun Ching bukan lagi orang Partai Naga Emas. Nama aslinya, Jaranan, dia adalah keturunan ketua partai Naga Hitam dan kini ia ketua partai itu. Ilmunya tinggi, karenanya kalian jangan coba membent