Share

JILID 138 | Adu Ilmu

Seorang wanita tua bangkit dari duduk. "Sebelum adu ilmu dimulai sebaiknya kita tentukan aturan mainnya. Aku usul, seorang pendekar yang sudah memenangkan pertandingan, maka dia memperoleh hak istirahat. Ia boleh istirahat atau jika ia mau boleh saja tarung terus. Sebab tidak mungkin seorang itu bertarung terus, lagipula lawan bisa memanfaatkan tenaganya yang sudah terkuras dan lelah."

"Bagus, bagus aku setuju usul Chuan Mei. Itu usul bagus. Kutambahkan lagi, pertarungan harus satu lawan satu dan bebas. Siapa terbunuh tidak perlu disesali, hitung-hitung ilmunya yang dangkal."

Jen Ting berbisik kepada Jiu Long, "Dia itu Sempai Chu!" Mendengar itu Jiu Long mengepal tinjunya. Sudah dua lawan yang dipergokinya di sini, Wita Chung dan Sempai Chu. Dua orang ini bertanggungjawab atas pembantaian di Partai Naga Emas. Hutang nyawa bayar nyawa!

Peraturan tarung telah disepakati bersama. Tarung bebas dengan menggunakan senjata apa saja, tak ada batasan. Keroyokan pun boleh

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status