Terlihat sebuah perpustakaan yang megah dari Sekte Pedang Merah yang mencerminkan kekayaan pengetahuan dan budaya sekte tersebut. Dinding-dinding perpustakaan terbuat dari batu dengan permukaan batu dihiasi ukiran-ukiran artistik yang menggambarkan simbol-simbol keahlian, ilmu pengetahuan, dan sejarah sekte. Detil-detil halus dalam ukiran tersebut memperlihatkan keahlian dan ketelitian seniman yang telah menciptakan karya seni yang menghiasi ruangan ini. Rak-rak buku kayu yang membentang elegan sepanjang ruangan dengan setiap rak dipahat teliti, menampilkan detail ukiran yang menggambarkan motif-motif alam dan klasik yang disusun dengan cermat, menyediakan tempat yang indah untuk menghias dan mengorganisir koleksi buku-buku berharga yang menjadi harta pengetahuan sekte.Cahaya lembut dari lampu-lampu gantung mengisi ruangan yang membuat suasana menjadi hangat dengan setiap lampu bergantung anggun, membentuk barisan cahaya yang memancar ke setiap sudut ruangan. Cahayanya tidak terl
"Kakak-ku Zhao Fang Hua, mungkin kamu sudah bertemu dengannya tadi. Dia biasanya duduk di kursi depan," jelas Zhao Fang Jia dengan senyum hangat."Oh iya, aku sudah bertemu dengan Kakak-mu tadi di depan," ujar Zhang Ji Long sambil mengangguk."Aku lihat tadi kamu sepertinya sibuk untuk mencari-cari sesuatu. Sebenarnya buku apa yang sedang kamu cari, Bai Ji Long?" tanya Zhao Fang Hua sembari mengernyitkan dahi."Aku sedang mencari sejarah tentang Sekte Pedang Merah ini, khususnya mengenai senjata dan jurus-jurus yang mereka wariskan. Aku ingin memahami akar-akar budaya sekte ini dan bagaimana mereka mengembangkan kemampuan bela diri yang unik," jawab Zhang Ji Long dengan penuh semangat, matanya bersemu merasa terinspirasi untuk menggali pengetahuan yang lebih dalam mengenai warisan Sekte Pedang Merah."Dan satu lagi, aku juga ingin membaca sejarah mengenai Giok Naga Hijau. Kira-kira aku bisa mencari buku-buku itu dimana yah?" tanya Zhang Ji Long sembari menelusuri rak-rak buku dengan p
Terlihat meja kayu yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, menjadi pusat perhatian di ruangan yang sederhana ini. Meja ini terbuat dari kayu yang halus dan berkualitas, memberikan sentuhan alami yang hangat di dalam ruangan dengan permukaannya terlihat rata dan bersih, menunjukkan kecermatan dan perhatian pemiliknya dalam merawatnya. Di atas meja yang terletak di tengah kamar Paviliun milik Zhang Ji Long, terlihat beberapa buku terbuka dengan halaman-halaman yang dijelajahi. Buku-buku tersebut mencakup berbagai topik, mulai dari sejarah dan seni bela diri hingga filsafat dan kebudayaan. Halaman-halaman yang terbuka menandakan semangat pembelajaran yang dimiliki Zhang Ji Long, dengan coretan-coretan ringan yang menandakan pemahaman dan refleksi atas isi buku-buku tersebut. Di samping buku-buku, terdapat beberapa alat tulis yang tersusun dengan rapi. Sebuah pena dengan pegangan kayu yang halus dan pena tinta terletak di samping secarik kertas kosong yang ter
"Apa filosofi dari Sekte Pedang Merah?" tanya salah satu sesepuh yang duduk dengan anggun di tengah lapangan berteduhkan pohon tua, posisinya tegak namun santai, dengan pandangan tajam , wajahnya yang penuh keriput menggambarkan kebijaksanaan dan pengalaman yang panjang. “Sesuai dengan warna merah, filosofi Sekte ini adalah tentang semangat, keberanian, dan pengorbanan. Seperti nyala api yang berkobar, Sekte Pedang Merah mengajarkan agar kita hidup dengan semangat yang membara, tidak hanya dalam menguasai bela diri tetapi juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kami diajarkan untuk berani menghadapi tantangan dan mengatasi ketakutan, serta siap untuk mengorbankan diri demi kebenaran dan keadilan. Filosofi ini tercermin dalam ajaran bela diri kami yang mengedepankan kekuatan dalam hati dan tekad yang kuat,” ujar Zhang Ji Long dengan penuh keyakinan, matanya berbinar semangat sambil menjelaskan nilai-nilai penting dari Sekte Pedang Merah kepada sesepuh yang mendengarkan dengan penu
“Baiklah, pertanyaan terakhir,” ujar sesepuh dengan suara yang tenang namun penuh pengaruh. Tatapannya yang bijaksana dan mendalam menyorot Zhang Ji Long, seolah mampu merasuk ke dalam pikirannya.Dengan senyum lembut yang menghiasi wajahnya yang penuh pengalaman, sesepuh tersebut mengungkapkan pertanyaan yang mungkin merupakan puncak dari semua pertanyaan sebelumnya, “Bagaimana kamu merasakan ikatanmu dengan Sekte Pedang Merah dan bagaimana kamu akan membuktikan dedikasimu kepada Sekte ini dalam setiap tindakan dan keputusanmu?”Pertanyaan terakhir ini membawa suasana yang sarat makna, menantang Zhang Ji Long untuk merenungkan bagaimana ia ingin menjalani perannya sebagai seorang murid dan bagaimana ia akan membawa ciri khas Sekte dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan kata-kata yang sederhana namun mendalam, sesepuh tersebut menggambarkan betapa pentingnya ikatan emosional dan dedikasi yang kuat dalam perjalanan seorang murid di Sekte Pedang Merah.“Sesepuh yang terhormat, saya me
"Bagaimana dengan buku yang kamu baca? Apakah kamu menyukainya?" tanya Zhao Fang Jia penasaran.Zhang Ji Long tersenyum ramah, matanya berbinar saat dia merenung sejenak sebelum menjawab dengan antusias, "Buku-buku itu sangat menarik, terutama yang membahas tentang sejarah dan filosofi Sekte Pedang Merah. Aku merasa seperti menggali harta pengetahuan yang tak ternilai. Filosofi dan nilai-nilai sekte ini sungguh luar biasa, dan aku sangat tertarik untuk memahaminya lebih dalam.""Senang mendengarnya, Bai Ji Long. Memahami sejarah dan filosofi Sekte adalah langkah awal yang sangat penting bagi setiap murid di Sekte Pedang Merah," ujar Zhao Fang Jia senyumannya penuh dukungan dengan tatapannya yang hangat.Zhao Fang Jia mulai memicingkan matanya lebih tajam, tampaknya sedang berusaha untuk memahami latar belakang Zhang Ji Long yang telah menimbulkan curiga dalam dirinya karena pengetahuannya tentang Giok Naga Hijau.Dengan ekspresi yang penuh perhatian, ia akhirnya bertanya dengan hati-h
Kembali ke Perpustakaan.“Kita adalah seorang wanita Pendekar. Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini di lapangan yang luas saja?” ucap Zhao Yu Ting, menantang Zhao Fang Hua dengan nada tajam. Dengan kata-kata tersebut, Zhao Yu Ting seakan ingin mengajukan tandingan terbuka kepada Zhao Fang Hua, mengusulkan agar mereka memecahkan konflik ini melalui pertarungan fisik di hadapan banyak orang. Ini bisa menjadi cara untuk menunjukkan superioritasnya dan membuktikan bahwa dia tidak akan mundur dari ancaman siapapun.Ekspresi Zhao Yu Ting tampak penuh dengan tekad dan percaya diri, seolah ingin menegaskan posisinya di Sekte Pedang Merah. Namun, di balik rasa percaya diri itu juga terdapat sedikit kecemasan karena ia tahu bahwa Zhao Fang Hua memiliki reputasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh.“Haha, baguslah, Nona Yu Ting. Kita bisa menyelesaikan ini di lapangan. Aku tidak pernah menolak tantangan dari siapapun,” ujar Zhao Fang Hua dengan senyum yang mengandung sedikit k
"Kita telah berbicara cukup lama, Nona Yu Ting," ujar Zhao Fang Hua dengan suara yang lugas namun penuh keberanian. Tatapannya menatap tajam ke arah Zhao Yu Ting, mencerminkan tekad dan ketegasan. "Sekarang saatnya kita menyelesaikan ini. Biarlah pertarungan kita menjadi bukti siapa di antara kita yang memiliki kemampuan dan keberanian sesungguhnya. Ayo tunjukkan apa yang kita miliki!"“Kamu benar, Fang Hua,” ujar Zhao Yu Ting dengan suara yang penuh tekad. Matanya yang memancarkan semangat bertarung menatap kembali tajam ke arah Zhao Fang Hua. “Ayo, kita lihat siapa di antara kita yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini. Aku takkan mundur, dan takkan ada kata menyerah dalam kamusku. Kita akan menyelesaikan ini sekarang juga!”Terlihat wajah-wajah para murid yang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan ini mencerminkan campuran antara rasa gugup, antusiasme, dan penasaran dengan beberapa dari mereka terlihat tegang, dengan mata yang tak berkedip saat mereka memfokus
Guru Zi Feng merasa bahwa untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan dan mencegah pelaku sebenarnya curiga, dia harus tetap memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat dalam menjaga keadilan dan mengungkap pelaku sebenarnya.Guru Zi Feng menyampaikan hukuman dengan suara lembut, dan para siswa, termasuk Li Wei dan teman-temannya, merasa lega mendengar kata-kata selanjutnya."Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang tidak adil, tetapi ini adalah keputusan yang perlu kita ambil untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan. Hukuman ini hanya untuk berpura-pura, agar pelaku sebenarnya tidak curiga," ujarnya dengan penuh kebijaksanaan.Li Wei, yang awalnya merasa kecewa oleh hukuman yang diberikan, sekarang merasa lega karena dia tahu bahwa Guru Zi Feng berada di pihaknya. Dia bersama dengan teman-temannya mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada guru mereka.Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia juga merasa
Ketika Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia hendak berjalan kembali menuju Guru Zi Feng untuk melaporkan kerusakan taman, Li Wei tiba-tiba menghentikan mereka dengan suara tenang. Dia tampak berusaha membela diri."Benar, bukan kami yang merusak taman ini," ucap Li Wei menjelaskan dengan wajah serius. "Kami baru saja dihukum oleh Guru Zi Feng. Kenapa kami harus mencari keonaran lagi? Kami tahu bahwa taman ini sangat berharga bagi guru kita."Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Li Wei. Mereka menyadari bahwa Guru Zi Feng memang baru saja memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Tindakan merusak taman yang indah ini pasti akan menambah kesulitan dalam kondisi mereka.Namun, Zhang Ji Long tetap tegas. "Kami mengerti itu, Li Wei, tetapi kami juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merawat taman ini. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kami harus memberi tahu Guru Zi Feng tentang kerusakan ini. Biarkan dia yang menentukan apa yang
Siang hari di Taman rahasia bagaikan pagi karena kabut putih yang lembut dan berembun menyelimuti setiap sudutnya.Kabut putih yang lembut dan berembun memberikan suasana ajaib kepada Taman Rahasia pada pagi yang cerah ini, seakan-akan dunia di dalam taman ini telah merembes keluar dari mimpi, kabut itu menjalari setiap batang tanaman dengan lembut, memberikan sentuhan kelembutan pada daun-daun yang diberkahi dengan tetesan embun. Cahaya matahari yang berusaha merayapi kabut tersebut menciptakan perpaduan kontras yang memukau, menciptakan panorama yang begitu memesona dan menenangkan, di tengah pesona kabut yang mengambang, aroma bunga-bunga taman pun semakin terasa. Setiap kelopak bunga menjadi seperti lukisan alami yang dilengkapi dengan detail embun yang gemerlap, dengan kabut lembut itu juga memberi kesan misterius pada patung-patung kecil yang tersebar di seluruh taman, seolah-olah memberi jiwa pada benda-benda bisu tersebut. Melangkah perlahan di lorong-lorong taman adik dari
"Maafkan kami, Tuan Pendekar, kami tidak menyadari siapa Anda sebenarnya," ujar Li Wei dengan suara penuh penyesalan kepada Zhao Ze Ling, mengakui ketidak pahaman mereka terhadap identitas sebenarnya.“Kami bersedia menerima konsekuensi dari perbuatan kami,” ucap Li Wei dengan rendah hati, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka.“Biasanya aku akan langsung membunuh orang-orang bodoh seperti kalian!” gertak Zhao Ze Ling dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa tegang, mengisyaratkan ancaman nyata atas tindakan kelompok "Lima Bayangan Malam"."Namun, kalian beruntung hari ini. Kalian tidak akan merasakan dampak dari ketidaktahuan dan kelancangan kalian, karena aku akan memberikan kalian kesempatan untuk menebus kesalahan ini," lanjut Zhao Ze Ling dengan suara dingin.“Aku kagum dengan keberanian kalian. Akan aku masukkan kalian ke dalam Sektek ku sebagai ‘Murid Luar’,” ucap Zhao Ze Ling dengan suara tegas, memberikan penghargaan atas keberanian mereka sa
Sementara itu, Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long tampak mengelilingi Perpustakaan yang terlihat sangat berantakan itu, bekerja sama dalam usaha untuk merapikan kerusakan yang terjadi semalam. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap Sekte Pedang Merah, mereka saling berkoordinasi dalam membersihkan, memperbaiki, dan mengatur kembali buku-buku serta artefak berharga yang tersebar. Meskipun situasi yang mereka hadapi tidak mudah, semangat mereka untuk menjaga integritas perpustakaan dan menghormati nilai-nilai sektenya tidak pernah pudar, membuktikan dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan yang sulit.Zhao Fang Jia, dengan pandangan yang tajam dan hati yang penuh tekad, juga menyempatkan diri untuk mengamati secara rinci setiap sudut perpustakaan, mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu mengungkapkan penyebab dari peristiwa semalam. Meski tidak memiliki bukti konkret, dia berusaha menggunakan nalurinya sebagai penjaga perpustakaan untuk melihat tanda-tanda atau pe
Keesokan pagi tiba dengan kilatan kejutan yang melukiskan ekspresi wajah Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long. Mata mereka memandang ke sekeliling perpustakaan yang biasanya rapi dan tertata dengan penuh keterkejutan. "A-apa yang terjadi di sini?" gumam Zhao Fang Jia dengan suara gemetar, ekspresi kebingungannya semakin menguat saat ia mengeluarkan kata-kata tersebut. Matanya terus bergerak dari satu sudut perpustakaan yang berantakan ke sudut lainnya, mencoba menggambarkan dalam pikirannya apa yang mungkin telah terjadi semalaman, dengan suaranya terdengar lemah, mencerminkan kekagetan dan kebingungannya yang mendalam atas perubahan dramatis yang terjadi pada tempat yang biasanya ia jaga dengan sepenuh hati. Bibirnya sedikit bergetar, menandakan kegelisahan yang sulit diungkapkan, tergambar betapa ia merasa terkejut dan sedih melihat perpustakaan yang begitu dihormatinya dalam keadaan seperti ini, dan kerinduannya untuk mencari tahu penyebab dari peristiwa tak terduga ini.Sementara i
Traaang!Ayunan pedang dari Li Wei terhenti dengan tiba-tiba ketika pedangnya bertemu dengan pedang yang dipegang oleh pria dalam kereta itu. Benturan antara kedua bilah pedang menciptakan dentingan yang menusuk telinga, mencerminkan kekuatan yang tak terduga dari pria tersebut. Meskipun dalam posisi yang sangat tidak tepat dan tengah mengalami birahi tinggi karena sedang dalam posisi sedang bercinta dengan seorang wanita, pria itu dengan sigap mengatasi kejutan dan refleksnya tetap terjaga mengambil kendali atas situasi, dengan gerakan yang cepat, tangannya meraih gagang pedangnya yang terletak di sampingnya.Dengan gerakan yang cepat dan penuh insting, pria itu berhasil memutar tubuhnya sementara tangannya yang terletak di samping berhasil menangkap gagang pedangnya yang tergeletak di atas bangku.Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan gairah, kini berubah menjadi serius dan penuh perhitungan. "Apakah kamu benar-benar tidak bisa melihat, apa yang sedang aku lakukan sekarang!? B
Sebelum menjadi "Murid Luar" sekte Pedang Merah Li Wei, Chen Yuan, Wang Lin, Liu Yang, dan Zhang Jie adalah sekelompok remaja yang hidup dengan merampok di negeri Oriental. Li Wei, yang merupakan ketua mereka, memiliki kharisma yang luar biasa dan kemampuan taktis yang membuatnya dihormati oleh anggota kelompok tersebut dengan pengetahuan tentang strategi pertempuran dan kepemimpinan yang kuat, ia mampu merancang rencana merampok dengan penuh ketelitian. Di bawah arahannya, kelompok ini bekerja bersama, memanfaatkan keahlian unik masing-masing anggota untuk menciptakan aksi-aksi yang mengguncang kota. Chen Yuan, seorang ahli dalam seni bela diri, bertanggung jawab atas bagian teknis rencana mereka, dengan kepiawaian dalam berbagai gaya pertempuran, ia mampu melumpuhkan lawan dengan gesit. Wang Lin, yang memiliki latar belakang sebagai pandai besi, menjadi tulang punggung dalam menjaga kelompok ini tetap memiliki senjata yang tajam dan siap digunakan. Liu Yang, seorang penjelajah ul
Zhao Zi Feng membawa Zhang Ji Long ke sebuah tempat terpencil di dalam suatu hutan yang rimbun dan lebat. Di tengah hutan tersebut terdapat sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan vegetasi yang tumbuh subur. Tempat ini tampak sepi dan alami, dengan atmosfer yang tenang dan sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin berdesir dan nyanyian burung-burung di kejauhan.Di tengah lapangan terbuka, terdapat sejumlah patok-patok kayu yang tersusun membentuk suatu pola tertentu. Patok-patok ini nampaknya memiliki fungsi dan arti tertentu dalam ujian yang akan dihadapi oleh Zhang Ji Long. Ruang terbuka ini adalah tempat di mana Zhang Ji Long akan diuji dalam keterampilan bertahan hidup, kemampuan membaca lingkungan, serta kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di alam liar. Dalam suasana alam yang damai ini, ujian ketiga Zhang Ji Long akan menguji kecakapan dan pengetahuannya dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.Wajah