Share

BAB 3. Gua Gunung Es

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Langkah kaki tabib itu terhenti, matanya memperhatikan dengan cermat bayangan yang terlihat bergerak dengan cepat, meluncur di antara dedaunan lebat dan dahan pepohonan. Wajahnya mulai menunjukkan ekspresi ketakutan yang menggeliat dalam kegelapan malam, ia merasakan keberadaan sosok bayangan mendekat tetapi tidak dapat menentukan posisi tepatnya. Ia memutar kepala, mencari-cari sosok misterius yang seolah mengawasinya, namun tak bisa melihatnya dengan jelas.

Tiba-tiba muncul seorang Kakek tua yang keluar dari kabut embun di malam hari itu, ia berjalan perlahan menuju tabib yang sedang berdiri terpaku seperti patung batu yang kehilangan ruh dan jiwa keberaniannya.

“Tabib, tolong serahkan bayi merah itu kepadaku? Biarkan aku yang akan mengasuhnya.”

Wajah tabib itu seketika terbelalak melihat sosok Kakek tua yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Ia terus memperhatikan sosok tersebut dengan seksama sampai tabib itu mulai mengenali wajah Kakek tua yang tiba-tiba muncul tersebut. Sorot matanya takjub, mengingat sosok Kakek tua tersebut dari masa lalu seolah-olah menemukan sosok yang hilang dalam ingatannya. Ia melihat bekas raut kebijakan di wajah Kakek tua dengan rambut putih yang panjang terurai menambahkan aura kebijaksanaan dan keadilan yang kuat.

“K-kau bukankah Zhang Ji Ming? Tetua Sekte Pedang Putih yang dikabarkan sudah meninggal dunia, karena dibunuh oleh Tetua dari Sekte Pedang Merah?” tanya tabib itu mnyelidik.

“Iya aku adalah Zhang Ji Ming. Namun aku sebenarnya belum mati. Cepat serahkan anak itu sebelum Iblis Tertinggi mencium bau manusia terhebat dari bayi merah ini?”

“Oh, Ba-baiklah. Ini bayinya,” ucap tabib itu sembari menyerahkan selimut kain yang didalamnya ada bayi dari Zhang Ji Wei dan Shi-Lin.

“Siapa nama anak ini tabib?”

“Zhang Ji Long.”

“Hemm nama yang bagus. Baiklah aku pergi dulu membawa bayi ini, kau jaga diri bail-baik tabib.”

Zhang Ji Ming dengan membawa bayi lalu melesat dengan cepat ke atas pohon yang menjulang tinggi meninggalkan kilatan cahaya tipis di belakangnya, meninggalkan tabib yang diam terpaku karena takjub sendirian di tengah hutan lebat.

Zhang Ji Ming adalah ayah dari Zhang Ji Wei dan berarti merupakan Kakek dari Zhang ji Long, bayi yang dibawa olehnya saat ini. Ia merupakan Tetua dari Sekte Pedang Putih sebelum dikabarkan tewas dalam pertempuran melawan Tetua dari Sekte Pedang Merah. Ia adalah Pendekar kultivasi yang telah mencapai tingkat ke-9 atau terakhir di ranah Dunia Surgawi yang berada setingkat di atas dari ranah Dunia Fana, saat ini ia sedang berusaha untuk naik ke ranah Dunia Dewa dengan bersembunyi di Gua yang berada di puncak Gunung Es yang bersalju. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya di balik tirai misteri dengan mengasingkan diri dalam Gua Es tersembunyi agar ia bisa lebih fokus untuk mengejar tingkat kultivasinya sampai ke ranah Dunia Dewa.

***

4 tahun kemudian …

Sebuah puncak gunung es yang berbatu terhampar lapisan salju putih yang memancarkan kemurnian permata kristal bening yang menyejukkan hati. Di dalam gunung itu terdapat sebuah Gua yang pada awal masuk terlihat gelap dan misterius, namun apabila melangkah lebih jauh lagi untuk masuk lebih ke dalam, gua itu memiliki seperti sebuah ruangan-ruangan yang terbentang indah di hadapan mata. Gemerlap kristal menghiasi langit-langit, memantulkan sinar alami yang masuk melalui celah-celah batu. Kolam air jernih mengalir dengan suara yang menenangkan.

Seorang anak laki-laki terlihat sedang berlatih jurus pedang dengan sebatang pedang kayu dalam genggamannya, ia mengayunkan pedangnya dengan penuh semangat yang membara dengan tubuhnya yang nampak memancarkan aura putih yang berkobar. Gerakan pedangnya begitu cepat, bahkan sampai menimbulkan desiran angin kencang yang membuat lilin-lilin yang menyala di sekitar Gua itu terlihat bergerak mengikuti kibasan pedang anak laki-laki itu. Semakin cepat gerakan anak itu, semakin jelas terlihat bayangan pedang yang membelah udara. Kini, dua bayangan pedang terbentuk, seiring dengan kecepatan dan keahlian anak tersebut.

Sementara itu, di dekat anak laki-laki tersebut terlihat seorang Kakek tua duduk dengan tenang, tatapan matanya seolah tersenyum dengan bangga, rambut putihnya melambai perlahan, wajahnya yang dipenuhi keriput itu mengamati setiap gerakan-gerakan cucunya. Setelah beberapa kali mengulangi gerakan jurus Pedang Bayangan itu, kakek tua itu menghentikan latihannya dengan mengangguk puas.

“Long Er latihan hari ini sudah cukup, beristirahatlah.”

“Kakek, apakah jurus Pedang Bayangan ini sudah berhasil aku lakukan dengan sempurna?”

“Sudah Long Er. Namun aku masih bingung dengan kondisi tubuhmu. Sepertinya ada yang aneh dengan sirkulasi Qi dalam dantian mu.”

“Mengapa demikian Kakek?”

“Hmm, Kakek masih belum bisa memahami masalahnya apa, Long Er. Sekarang beristirahatlah dulu.”

“Baik Kakek.”

Zhang Ji Long lalu melangkahkan kakinya dengan ringan pergi dari tempat latihannya, ia merasa puas dengan latihannya hari ini. Wajah oval dan bibir kecilnya terlihat selalu tersenyum walaupun ia hanya tinggal bersama Kakeknya Zhang Ji Ming di dalam sebuah Gua es. Di dalam ruangan Gua yang teduh, Ia sampai ke tempat istirahatnya yang ada di ujung ruangan dalam Gua itu untuk merebahkan diri di kasur batunya. Zhang Ji Long melepas lelahnya dengan menarik selimut tipis yang terbuat dari bulu binatang untuk menutupi tubuhnya. Dalam suasana tenang dan dingin, ia merasakan kenyamanan yang menghampirinya dan akhirnya terlelap dalam tidurnya yang nyenyak.

Sementara itu sang Kakek, Zhang Ji Ming melangkahkan kakinya dengan berat menuju ke sebuah ruangan yang ada di dalam Gua itu, kemudian ia duduk termenung sendiri. Terlihat bulir air matanya yang turun perlahan melewati pipinya yang sudah keriput itu.

“Sudah 25 tahun aku berada di dalam Gua ini untuk berkultivasi, namun masih belum bisa juga mencapai ranah Dunia Dewa. Semakin lama pasti tempat persembunyianku akan diketahui … ”

“Aku harus membuat persiapan untuk cucuku dulu. Sepertinya hidupku tidak akan lama lagi … .”

*

Beberapa minggu kemudian …

Zhang Ji Long terbangun dengan wajah pucat, matanya terbelalak, napasnya terengah-engah, dan keringat yang mengalir deras di tubuhnya, sementara detak jantungnya berdegup kencang. Ia merasakan hawa panas dan hawa dingin yang seolah silih berganti mengguncang tubuhnya, terkadang hawa panas merayap di sepanjang tubuhnya yang  menyebabkan kulitnya terasa seperti terbakar, namun, tiba-tiba, terkadang hawa dingin menusuk tulang-tulangnya, membuatnya gemetar, sensasi yang bertolak belakang itu membuatnya merasa seperti terjebak di antara dua elemen yang saling bertentangan. Ia lalu bermaksud untuk mencari Kakeknya Zhang Ji ming.

Kaki-kaki kecil Zhang Ji Long bergerak cepat untuk berlari dengan tergesa-gesa mencari Kakeknya melintasi ruangan-ruangan dari Gua es, ia menyisir setiap sudut gelap dengan harapan menemukan jejak sang Kakek. Wajah pucatnya memperlihatkan kesan bingung karena ia tidak bisa menemukan Kakeknya di Gua es ini.

“Kakek! Dimana engkau?!”

Zhang Ji Long lalu menghentikan langkah kakinya, “Apa mungkin Kakek sedang pergi keluar untuk membelikan kebutuhan-kebutuhan di dalam Gua es ini? … .”

Blarr!!!

Terdengar suara ledakan mengguncang Gua dengan kekuatan dahsyat, bergema seolah-olah langit dan bumi beradu dengan getaran yang menyapu ruangan, menggoyangkan bebatuan dan menimbulkan riak-riak es. Zhang Ji Long melangkahkan kaki kecilnya dengan hati-hai dan perlahan menuju keluar Gua, pancaran wajahnya terlihat cemas penuh tanda tanya memikirkan kejadian apa yang bisa membuat suara ledakan dengan sebegitu dahsyatnya di luar Gua. Namun, ia siap menghadapi apa pun yang menanti di balik pintu Gua tersebut.

Sesampainya Zhang Ji Long di bibir Gua, ia melihat Kakeknya Zhang Ji Ming sedang melayang di udara tepat di luar gunung es, posisinya tubuhnya memancarkan aura putih tampak kokoh dan kuat seperti sedang bersiap untuk melakukan pertarungan melawan musuh. Diseberang Zhang Ji Ming terlihat sesosok Kakek tua melayang di udara memancarkan aura merah dari tubuhnya. Dalam hatinya Zhang Ji Long mulai bergumam.

“Siapa Kakek Tua itu, dengan aura merah di tubuhnya?”

Wajah Kakek Tua beraura merah itu memperlihatkan senyuman penuh kepalsuan, bukan karena kebahagian tetapi karena kepahitan karena telah di tipu oleh Zhang Ji Ming.

“Ji Ming! Aku kira kau telah mati di tanganku 25 tahun yang lalu! Ternyata kau telah menipu semua orang di dunia Persilatan di Negeri ini!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Robby Kaban
bagus sekali .....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 4. Pertarungan Sang Tetua

    Kakek Tua dengan aura merah itu langsung menghunuskan Pedang Merahnya, tatapan matanya tak kalah tajam dengan pedangnya seperti kilatan yang akan membelah langit biru di pagi hari ini.Zhao Ze Yun adalah nama Kakek Tua dengan aura merah itu, ia adalah Tetua pada Sekte Pedang Merah.*Zhang Ji Ming dan Zhao Ze Yun, dua sahabat sejati yang sejak kecil tumbuh dan berlatih bersama di Sekte Pedang Naga, Meskipun mereka berasal dari klan yang berbeda. Zhang Ji Ming berasal dari klan "Zhang" yang beraliran Pedang Putih, sementara Zhao Ze Yun berasal dari klan "Zhao" yang beraliran Pedang Merah. Kehadiran mereka telah mengangkat Sekte Pedang Naga menjadi kekuatan dominan di dunia persilatan di Negeri Oriental. Dengan kekuatan yang mereka tunjukkan, mereka berhasil mengalahkan Tetua dari Sekte Golok Hitam yang menganut aliran iblis. Kedua pendekar ini merupakan pilar utama Sekte Pedang Naga.Pada akhirnya Zhang Ji Ming dan Zhao Ze Yun, mereka berdua menjadi Tetua di Sekte Pedang Naga, dan memi

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 5. Pedang Putih Pembalik

    “Iya! Ini adalah Pedang Putih Pembalik! …”“Kau dan aku akan mati bersama, Zhao Ze Yun! Hiyaa!”Seketika bola cahaya besar justru membalik ke arah Zhao Ze Yun, dan …BLARR!!!Bola cahaya hasil dari pertumbukan Pedang Putih dan Pedang Merah meledak mengguncang udara memancarkan sinar terang yang membutakan mata, tepat di hadapan wajah dari Zhao Ze Yun.Tubuh Zhao Ze Yun terhempas jauh, melintasi langit biru seolah menjadi bintang jatuh dengan wajahnya terlihat terbelalak saat ia merasakan kekuatannya sendiri yang menghancurkannya. Tubuhnya akhirnya jatuh bebas, menyisakan kebekuan dan kehampaan di udara.“Tidak ku sangka, Kakek tua licik itu, memanipulasi Pedang Putihnya dengan Pedang Putih Pembalik. Sehingga justru jurus ku sendiri yang berbalik menyerangku … .”Terlihat pula tubuh dari Zhang Ji Ming yang terhempas berlawanan arah dari hempasan tubuh Zhao Ze Yun, rambut putihnya terurai, wajahnya pucat seputih kapas, tubuhnya rapuh tanpa daya terkena tekanan gelombang di udara.Pedang

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 6. Sendiri di Gua Gunung Es

    “Ha ha ha! Akhirnya aku bisa mendapatkan ikan-ikan ini.”Terlihat Zhang Ji Long yang berjalan dengan bangganya sembari membawa ikan hasil tangkapannya, ia selama tiga jam berusaha menangkap ikan dalam kolam kehidupan dan akhirnya berhasil menangkap tiga ikan dengan menggunakan pedang kayunya. Setelah itu ia membakar ikan dengan kayu-kayu yang telah disiapkan sebelumnya oleh Zhang Ji Ming sebelum tewas.Setelah merasa kenyang Zhang Ji Long lalu pergi untuk mencari udara segar di luar gua, namun ia merasa terkejut karena sekarang pintu keluar gua itu sudah tertutup oleh reruntuhan puing-puing batu yang menutupi pintu keluar gua, menghalangi jalan yang biasa ia lewati untuk keluar gua. Tatapan kebingungan dan kecemasan muncul di wajahnya, saat ia melihat jalan keluar gua itu.“Bagaimana aku bisa keluar dari gua ini?”***Satu tahun berlalu …Terlihat telapak tangan Zhang Ji Long sedang menarik sebuah batu yang menempel pada lemari, sebuah ruangan tersembunyi tersingkap dari balik lemari

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 7. Perjalanan ke Hilir

    Melihat celah yang terbuka, wajah dari Zhang Ji Long tampak tersenyum lebar saat ia merasakan angin segar menyapa kulitnya. Ia langsung bergegas menerobos celah dari batu besar yang selama ini menutupi gua dengan perasaan lega dan bahagia. Ia melangkah keluar dari gua, memasuki dunia yang luar biasa dan memancarkan semangat baru.“Akhirnya aku bebas!!!”Zhang Ji Long meluapkan kebebasannya dari Gua dengan berteriak keras yang menggema sampai jauh, suara teriakannya penuh kegembiraan membelah udara seperti deru sang elang yang memenuhi langit, menandakan kemenangan yang menggelegar dan semangat yang tak terbendung. Tangannya diterjang angin saat ia merentangkan lengan ke atas, merayakan kebebasan dan keberhasilannya.Tak lama, terlihat Zhang Ji Long yang sudah bersiap untuk meninggalkan Gua yang telah ia tempati selama tiga tahun, tubuhnya terlihat sangat kuat dan berotot. Ia terlihat setengah telanjang karena semua pakaian yang diberikan oleh Kakeknya sudah terlalu kecil untuknya. Ia

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 8. Pendekar Muda

    Seorang pria muda berteriak kepada Zhang Ji Long, pria berjubah hijau bertampang pas-pasan itu berdiri di sisi sungai, rambut hitamnya tergerai tertiup angin. Ia dengan wajah penasarannya melihat Zhang Ji Long berenang sampai di sisi sungai dan naik ke permukaan untuk berdiri. Terlihat seorang anak kecil sangat tampan berkulit putih cerah dengan otot keras, rambut panjangnya terlihat basah tidak beraturan, wajahnya yang polos melihat takjub ke arah pria muda itu."Kamu siapa? Aku baru kali ini melihat anak kecil seperti mu di desa ini.""Aku Ji Long."Dengan wajah polosnya Zhang Ji Long memperkenalkan dirinya tanpa menyebutkan nama klan "Zhang". Ia tahu bahwa klan nya pasti sedang dalam intaian musuh-musuh dari sekte Pedang Putih, setelah melihat kakeknya yang diserang oleh kakek beraura merah. Oleh karena itu ia menyembunyikan identitas klan nya."Ji Long? Kamu berasal darimana?""Dari sana."Jari telunjuk Zhang Ji Long mengarah ke atas Gunung Es."Hmm, kamu pasti anak yang di jual

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 9. Keluarga Klan Lu

    Tak lama kemudian, Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying dengan kepala tegak, keluar dari rumahnya. Langkah kakinya mantap dan penuh keberanian, meski wajah mereka terlihat tegang. Mereka sudah bersiap menghadapi apapun yang akan terjadi."Cepat serahkan tanaman ajaib itu?! Para pendekar kami sangat membutuhkan tanaman itu!" teriak Zhao Ze Ling."Kami hanya seorang Petani, Tuan Pendekar! Kami tidak tahu dimana tanaman ajaib itu!" jawab Lu Chen Yuan."Jangan bohong! Aku tahu Lu Chen Wei tinggal di rumah ini!""Ayahku, Lu Chen Wei, sudah pergi dari rumah ini. Aku tidak tahu keberadaannya sekarang!"Zhao Ze Ling berjalan perlahan menghampiri Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying, lalu ia menghunuskan pedangnya."Kalau kalian tidak mengatakan dimana tanaman ajaib itu, maka kalian berdua akan mati di tanganku!""Kami benar-benar tidak mengetahui dimana tanaman ajaib itu, Tuan Pendekar. Ayahku Yang menyimpannya."Zhao Ze Ling lalu mengarahkan mata pedangnya menempel pada leher Lu Jia Ying."Katakan dimana ta

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 10. Ujian Menjadi Murid

    "Selesai Guru! Apakah aku lulus ujian?"Wajah Lu Chen Feng terlihat sangat terkesima, matanya terbelalak dengan rahang mulutnya yang terus terbuka lebar. Ia terkejut melihat Zhang Ji Long berlari mengelilingi lapangan kosong sebanyak sepuluh putaran dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat mengagumkan. Setiap langkah kakinya memancarkan energi yang sangat kuat, dan serangkaian gerakan tubuhnya terlihat begitu ringan. Lu Chen Feng bisa merasakan getaran kekuatan yang luar biasa saat Zhang Ji Long melintas di dekatnya, seperti angin kencang yang membelah langit, membawa semangat dan kehebatan yang melampaui batas manusia."Iya Ji Long, ka-kamu lolos.""Hanya dalam hitungan sepuluh kali ruas jari tangan kananku, anak itu sudah bisa menyelesaikan ujian berlari sepuluh putaran. Luar biasa juga anak ini … ," gumam Lu Chen Feng."Padahal aku baru sedikit saja mengeluarkan kekuatanku Guru, tapi sudah lolos he he."Seketika lutut Lu Chen Feng melemah ketika mendengar ucapan dari Zhang Ji Long

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 11. Mengisi Kendi Air

    Terlihat Zhang Ji Long yang sedang membawa dua ember menuju ke sungai, jarak antara rumah ke sungai sekitar dua kilometer. Ia sedang menjalani ujian yang diperintahkan oleh Lu Chen Feng untuk mengisi air sungai dari dua ember yang di bawanya ke tiga buah kendi besar yang ada di rumahnya.Satu ember bisa menampung lima liter air jernih dari sungai, yang berarti Zhang Ji Long setiap kembali ke rumah bisa membawa dua ember penuh berisi sepuluh liter air jernih dari sungai. Satu kendi besar yang ada di luar rumah Lu Chen Feng bisa menampung dua ribu liter air, yang berarti Zhang Ji Long harus mengisi tiga kendi besar sebanyak enam ribu liter. Untuk mengisi tiga kendi besar itu Zhang Ji Long harus bolak-balik sebanyak enam ratus kali jarak rumah ke sungai tempat mengambil air, dengan jarak tempuh seribu dua ratus kilometer.Zhang Ji Long dengan penuh keceriaan dan penuh semangat, membawa dua ember kosong ke tepi sungai yang mengalir deras. Air sungai yang jernih dan segar mengalir dengan i

Bab terbaru

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 61. Mencari Petunjuk

    Guru Zi Feng merasa bahwa untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan dan mencegah pelaku sebenarnya curiga, dia harus tetap memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat dalam menjaga keadilan dan mengungkap pelaku sebenarnya.Guru Zi Feng menyampaikan hukuman dengan suara lembut, dan para siswa, termasuk Li Wei dan teman-temannya, merasa lega mendengar kata-kata selanjutnya."Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang tidak adil, tetapi ini adalah keputusan yang perlu kita ambil untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan. Hukuman ini hanya untuk berpura-pura, agar pelaku sebenarnya tidak curiga," ujarnya dengan penuh kebijaksanaan.Li Wei, yang awalnya merasa kecewa oleh hukuman yang diberikan, sekarang merasa lega karena dia tahu bahwa Guru Zi Feng berada di pihaknya. Dia bersama dengan teman-temannya mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada guru mereka.Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia juga merasa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 60. Siapa Dalangnya?

    Ketika Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia hendak berjalan kembali menuju Guru Zi Feng untuk melaporkan kerusakan taman, Li Wei tiba-tiba menghentikan mereka dengan suara tenang. Dia tampak berusaha membela diri."Benar, bukan kami yang merusak taman ini," ucap Li Wei menjelaskan dengan wajah serius. "Kami baru saja dihukum oleh Guru Zi Feng. Kenapa kami harus mencari keonaran lagi? Kami tahu bahwa taman ini sangat berharga bagi guru kita."Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Li Wei. Mereka menyadari bahwa Guru Zi Feng memang baru saja memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Tindakan merusak taman yang indah ini pasti akan menambah kesulitan dalam kondisi mereka.Namun, Zhang Ji Long tetap tegas. "Kami mengerti itu, Li Wei, tetapi kami juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merawat taman ini. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kami harus memberi tahu Guru Zi Feng tentang kerusakan ini. Biarkan dia yang menentukan apa yang

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 59. Taman yang Rusak

    Siang hari di Taman rahasia bagaikan pagi karena kabut putih yang lembut dan berembun menyelimuti setiap sudutnya.Kabut putih yang lembut dan berembun memberikan suasana ajaib kepada Taman Rahasia pada pagi yang cerah ini, seakan-akan dunia di dalam taman ini telah merembes keluar dari mimpi, kabut itu menjalari setiap batang tanaman dengan lembut, memberikan sentuhan kelembutan pada daun-daun yang diberkahi dengan tetesan embun. Cahaya matahari yang berusaha merayapi kabut tersebut menciptakan perpaduan kontras yang memukau, menciptakan panorama yang begitu memesona dan menenangkan, di tengah pesona kabut yang mengambang, aroma bunga-bunga taman pun semakin terasa. Setiap kelopak bunga menjadi seperti lukisan alami yang dilengkapi dengan detail embun yang gemerlap, dengan kabut lembut itu juga memberi kesan misterius pada patung-patung kecil yang tersebar di seluruh taman, seolah-olah memberi jiwa pada benda-benda bisu tersebut. Melangkah perlahan di lorong-lorong taman adik dari

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 58. Catatan Bahan Dapur

    "Maafkan kami, Tuan Pendekar, kami tidak menyadari siapa Anda sebenarnya," ujar Li Wei dengan suara penuh penyesalan kepada Zhao Ze Ling, mengakui ketidak pahaman mereka terhadap identitas sebenarnya.“Kami bersedia menerima konsekuensi dari perbuatan kami,” ucap Li Wei dengan rendah hati, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka.“Biasanya aku akan langsung membunuh orang-orang bodoh seperti kalian!” gertak Zhao Ze Ling dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa tegang, mengisyaratkan ancaman nyata atas tindakan kelompok "Lima Bayangan Malam"."Namun, kalian beruntung hari ini. Kalian tidak akan merasakan dampak dari ketidaktahuan dan kelancangan kalian, karena aku akan memberikan kalian kesempatan untuk menebus kesalahan ini," lanjut Zhao Ze Ling dengan suara dingin.“Aku kagum dengan keberanian kalian. Akan aku masukkan kalian ke dalam Sektek ku sebagai ‘Murid Luar’,” ucap Zhao Ze Ling dengan suara tegas, memberikan penghargaan atas keberanian mereka sa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 57. Ketua Pengurus Perpustakaan

    Sementara itu, Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long tampak mengelilingi Perpustakaan yang terlihat sangat berantakan itu, bekerja sama dalam usaha untuk merapikan kerusakan yang terjadi semalam. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap Sekte Pedang Merah, mereka saling berkoordinasi dalam membersihkan, memperbaiki, dan mengatur kembali buku-buku serta artefak berharga yang tersebar. Meskipun situasi yang mereka hadapi tidak mudah, semangat mereka untuk menjaga integritas perpustakaan dan menghormati nilai-nilai sektenya tidak pernah pudar, membuktikan dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan yang sulit.Zhao Fang Jia, dengan pandangan yang tajam dan hati yang penuh tekad, juga menyempatkan diri untuk mengamati secara rinci setiap sudut perpustakaan, mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu mengungkapkan penyebab dari peristiwa semalam. Meski tidak memiliki bukti konkret, dia berusaha menggunakan nalurinya sebagai penjaga perpustakaan untuk melihat tanda-tanda atau pe

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 56. Kejutan di Perpustakaan

    Keesokan pagi tiba dengan kilatan kejutan yang melukiskan ekspresi wajah Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long. Mata mereka memandang ke sekeliling perpustakaan yang biasanya rapi dan tertata dengan penuh keterkejutan. "A-apa yang terjadi di sini?" gumam Zhao Fang Jia dengan suara gemetar, ekspresi kebingungannya semakin menguat saat ia mengeluarkan kata-kata tersebut. Matanya terus bergerak dari satu sudut perpustakaan yang berantakan ke sudut lainnya, mencoba menggambarkan dalam pikirannya apa yang mungkin telah terjadi semalaman, dengan suaranya terdengar lemah, mencerminkan kekagetan dan kebingungannya yang mendalam atas perubahan dramatis yang terjadi pada tempat yang biasanya ia jaga dengan sepenuh hati. Bibirnya sedikit bergetar, menandakan kegelisahan yang sulit diungkapkan, tergambar betapa ia merasa terkejut dan sedih melihat perpustakaan yang begitu dihormatinya dalam keadaan seperti ini, dan kerinduannya untuk mencari tahu penyebab dari peristiwa tak terduga ini.Sementara i

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 55. Kegaduhan Dalam Kereta

    Traaang!Ayunan pedang dari Li Wei terhenti dengan tiba-tiba ketika pedangnya bertemu dengan pedang yang dipegang oleh pria dalam kereta itu. Benturan antara kedua bilah pedang menciptakan dentingan yang menusuk telinga, mencerminkan kekuatan yang tak terduga dari pria tersebut. Meskipun dalam posisi yang sangat tidak tepat dan tengah mengalami birahi tinggi karena sedang dalam posisi sedang bercinta dengan seorang wanita, pria itu dengan sigap mengatasi kejutan dan refleksnya tetap terjaga mengambil kendali atas situasi, dengan gerakan yang cepat, tangannya meraih gagang pedangnya yang terletak di sampingnya.Dengan gerakan yang cepat dan penuh insting, pria itu berhasil memutar tubuhnya sementara tangannya yang terletak di samping berhasil menangkap gagang pedangnya yang tergeletak di atas bangku.Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan gairah, kini berubah menjadi serius dan penuh perhitungan. "Apakah kamu benar-benar tidak bisa melihat, apa yang sedang aku lakukan sekarang!? B

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 54. Lima Bayangan Malam

    Sebelum menjadi "Murid Luar" sekte Pedang Merah Li Wei, Chen Yuan, Wang Lin, Liu Yang, dan Zhang Jie adalah sekelompok remaja yang hidup dengan merampok di negeri Oriental. Li Wei, yang merupakan ketua mereka, memiliki kharisma yang luar biasa dan kemampuan taktis yang membuatnya dihormati oleh anggota kelompok tersebut dengan pengetahuan tentang strategi pertempuran dan kepemimpinan yang kuat, ia mampu merancang rencana merampok dengan penuh ketelitian. Di bawah arahannya, kelompok ini bekerja bersama, memanfaatkan keahlian unik masing-masing anggota untuk menciptakan aksi-aksi yang mengguncang kota. Chen Yuan, seorang ahli dalam seni bela diri, bertanggung jawab atas bagian teknis rencana mereka, dengan kepiawaian dalam berbagai gaya pertempuran, ia mampu melumpuhkan lawan dengan gesit. Wang Lin, yang memiliki latar belakang sebagai pandai besi, menjadi tulang punggung dalam menjaga kelompok ini tetap memiliki senjata yang tajam dan siap digunakan. Liu Yang, seorang penjelajah ul

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 53. Ujian Terakhir

    Zhao Zi Feng membawa Zhang Ji Long ke sebuah tempat terpencil di dalam suatu hutan yang rimbun dan lebat. Di tengah hutan tersebut terdapat sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan vegetasi yang tumbuh subur. Tempat ini tampak sepi dan alami, dengan atmosfer yang tenang dan sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin berdesir dan nyanyian burung-burung di kejauhan.Di tengah lapangan terbuka, terdapat sejumlah patok-patok kayu yang tersusun membentuk suatu pola tertentu. Patok-patok ini nampaknya memiliki fungsi dan arti tertentu dalam ujian yang akan dihadapi oleh Zhang Ji Long. Ruang terbuka ini adalah tempat di mana Zhang Ji Long akan diuji dalam keterampilan bertahan hidup, kemampuan membaca lingkungan, serta kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di alam liar. Dalam suasana alam yang damai ini, ujian ketiga Zhang Ji Long akan menguji kecakapan dan pengetahuannya dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.Wajah

DMCA.com Protection Status