Tiba-tiba, sebuah sambaran angin halus menyentuh tangan Zhang Ji Wei. Seiring dengan itu, tiga cakar harimau besi terbang dengan kecepatan tinggi dan tertancap di lantai, hanya beberapa ruas jari dari tubuhnya. Dengan pergerakan tubuhnya yang cepat, Zhang Ji Wei berhasil mengelak serangan tersebut. Zhang Ji Wei dengan wajah penuh telisik lalu memicingkan matanya, ia memandang ke arah datangnya tiga cakar harimau besi terbang itu, tampak seseorang berjubah hitam dengan cakar harimau besi di telapak tangannya keluar dari kepulan asap hitam.
"Tak kusangka Pendekar Cakar Harimau Besi bisa dibeli juga,” ungkap Zhang Ji Wei sambil tersenyum sinis."Tutup mulut busukmu itu Ji Wei! Hari ini aku akan menghabisi dirimu!""Ha ha ha ha! Tingkat kultivasi kalian di ranah dunia ini masih jauh jika dibandingkan denganku!"Sambil memeluk istrinya dengan erat, Zhang Ji Wei menghunuskan Pedang Putihnya. ia mulai mengayunkan pedangnya berkali-kali dengan cepat hingga membentuk sembilan bayangan. Ia lalu maju untuk melakukan serangan dan dalam sekejap saja Pedang Putih dengan jurus Sembilan Bayangan itu mampu menyerang dengan kecepatan tinggi, mengarahkan langsung kepada Pendekar Golok Hitam dan Pendekar Cakar Harimau Besi. Posisi tubuhnya dengan cepat bergerak melintang dan menekuk halus mengikuti irama desis yang serasi dengan serangan pedangnya.Bayangan pedang, golok, dan cakar besi saling berbenturan di tengah pertarungan yang sengit. Kilatan cahaya logam dengan suara berdenting dan percikan bunga api memenuhi udara saat senjata-senjata itu tertumbuk.Mereka bergerak cepat baik dalam menyerang maupun dalam bertahan. Namun, walaupun Zhang Ji Wei hanya bertarung sendiri terlihat ia sangat menguasai pertarungan melawan dua orang musuhnya. Hal ini wajar karena Zhang Ji Wei merupakan Pendekar kultivasi tingkat 9 yang merupakan tingkat tertinggi di ranah dunia fana ini. Berbeda dengan dua musuhnya yang baru saja naik peringkat ke tingkat 6 di ranah alam iblis. Hal ini membuat para Pendekar iblis itu pada akhirnya melompat mundur. Mereka seperti tidak kuasa menahan serangan-serangan dari Pedang Putih Zhang Ji Wei, dengan Jurus Sembilan Bayangan tersebut."Sebaiknya kalian pergi dari Paviliun ku! Sebelum aku habisi kalian semua menjadi secercah arang bubuk!"Wajah Zhang Ji Wei memancarkan amarah yang membara dengan matanya membelalak nampak merah menyala.Ha ha ha ha!!!Tiba-tiba terdengar suara tertawaan yang sangat menyeramkan menggema di sekitar mereka. Getaran suaranya sangat mencekam, seperti rintihan jiwa iblis yang haus akan kematian."Suara tertawaan ini … Apakah iblis itu juga datang ke tempat kita?"Wajah Shi-Lin seketika berubah menjadi pucat. Bukan karena kehabisan darah setelah melahirkan, melainkan karena ia tahu bahwa suara tertawaan yang datang mencekam itu adalah suara dari Iblis yang memiliki tingkat kultivasi di atas ranah dunia iblis. Kekuatannya bahkan dengan sekali jentik saja Pendekar tingkat 9 di dunia fana pun akan menjadi debu dan lenyap dari muka bumi."Sepertinya berita ini sudah menyebar luas. Hidup kita akan berakhir Istriku. Mungkin inilah saatnya … ."Terlihat Zhang Ji Wei mencoba untuk berusaha tenang ketika mendengar suara tertawaan itu. Wajahnya dipaksa untuk mengeluarkan aura yang tenang agar Shi-Lin hatinya terbawa tenang pula.Dari atas turun perlahan sosok iblis dari ranah Iblis tertinggi, dua tingkat lebih tinggi dari ranah dunia iblis atau satu tingkat setelah ranah Iblis Neraka. Wajah manusia Iblis itu sudah menyerupai seperti binatang begitu pun dengan kulit tubuhnya yang sudah sangat berbulu. Aura api tingkat tertinggi pun langsung menggelora di sekitar tubuhnya."Serahkan warisan pusaka itu kepadaku, maka nyawa kalian akan aku ampuni."Sosok Iblis itu mengancam dengan suara berat dan serak yang mencekam."Aku tidak akan memberikanmu apa-apa! Kelelawar Iblis biadab!"Jlebbb!!!"Daripada aku dan Istriku mati di tanganmu. Lebih baik kita mati di tangan ku sendiri … ."Pedang Putih panjang yang ada dalam cengkraman Zhang Ji Wei menembus dada dan menusuk jantungnya sendiri, begitu juga dengan Shi-Lin yang memeluknya dari belakang, jantungnya tertusuk Pedang Putih itu juga. Mereka meregang nyawa dengan tubuh seputih kapas dan darah segar yang langsung membasahi jubah mereka.Pendekar Golok Hitam dengan cepat langsung menghampiri jasad dari kedua pasangan suami istri itu dengan langkah kaki yang terburu-buru. Ia tanpa basa-basi langsung mencabut Pedang Putih dari tubuh kedua pasangan itu dengan sepenuh tenaga."Pedang Putih yang melegenda ini, akan menjadi milikku. Ha ha ha ha!"Wajah Pendekar Golok Hitam itu terlihat sangat sumringah dengan tawa iblisnya yang membahana. Tangannya di acungkan ke atas sambil mencengkram kuat-kuat Pedang Putih itu, menunjukkan kepuasan setelah memiliki barang legenda tersebut yang di rebutnya dari Zhang Ji Wei."Coba aku ingin melihat Pedang Putih itu?"Kelelawar Iblis menjulurkan telapak tangannya yang besar dan berbulu dengan cahaya temarang kemerahan ke arah Pendekar Golok Hitam. Ia meminta untuk memeriksa Pedang Putih itu. Dan setelah Pedang Putih itu ada dalam genggamannya, ia lalu menengadahkan Pedang itu sembari memperhatikannya dengan seksama. Cahaya sinar rembulan memantul di permukaan bilahnya, sinar ini akan mengungkapkan keindahan dan kekuatannya yang legendarisnya Pedang Putih itu. Matanya yang tajam memperhatikan setiap detail pedang tersebut, menelaah hal-hal terkecil yang tersembunyi di dalam pedang itu. Suara angin berdesir lembut melewati bilah Pedang Putih itu."Ini bukan Pedang Putih yang kau cari. Kekuatan Pedang Putih legendaris tidak mungkin terasa selemah ini. Pedang ini masih berada di tingkat 5, sementara Pedang Putih yang asli dan melegenda berada di tingkat 1."Wajah dari Pendekar Golok Hitam seketika berubah menjadi kesal dengan penuh kekecewaan, matanya memerah tajam memancarkan kilatan kemarahan. Ia sangat marah ketika tahu Pedang yang sudah ia rebut itu ternyata bukan Pedang Putih yang melegenda."Cepat kalian semua cari ke seluruh tempat si*lan ini! Aku ingin Pedang Putih dan semua pusaka warisan dari Sekte Pedang Putih ini menjadi milikku!"Dengan suara lantang dan tegas, Pendekar Golok Hitam memerintahkan para anak buahnya untuk melakukan pencarian menyeluruh di seluruh area Paviliun Sekte Pedang Putih ini.Semua anak buah dari Pendekar Golok Hitam bergerak dengan cepat memeriksa setiap sudut dan ruangan, mencari tanda-tanda keberadaan Pedang Putih yang melegenda dan pusaka warisan dari Sekte Pedang Putih. Mereka menjelajahi setiap lorong, memeriksa setiap laci dan lemari, dan tidak ada ruang yang luput dari pemeriksaan mereka. Namun, hasilnya nihil, tidak ditemukan Pedang Putih maupun pusaka-pusaka warisan lainnya di seluruh area Paviliun.***Di ujung sebuah terowongan panjang yang gelap, terlihat sebuah cahaya kecil berkilauan memancar dari celah sempit di depan. Sinar bulan yang lembut itu menerangi dinding batu yang rapuh. Terlihat seorang tabib yang berlari terengah-engah sambil membawa seorang bayi berselimutkan kain putih dalam dekapannya. Wajahnya tampak sangat khawatir, mengingat orang tua dari bayi yang diberi nama Zhang Ji Long ini sepertinya tadi di serang oleh sekelompok iblis yang sangat kejam.Sesampainya tabib keluar dari terowongan. Ia berhenti sejenak dengan matanya yang menyapu ke seluruh area tersebut. Dilihatnya pepohonan tinggi berjajar rapi, rupanya ia sedang berada di dalam hutan yang lebat. Tabib itu lalu melanjutkan langkah kakinya dengan cepat kembali."Berhenti! Serahkan bayi itu kepadaku … ."Terdengar suara serak seperti pria tua yang meminta tabib itu untuk berhenti dan menyerahkan bayi dalam dekapannya kepada dirinya.Langkah kaki tabib itu terhenti, matanya memperhatikan dengan cermat bayangan yang terlihat bergerak dengan cepat, meluncur di antara dedaunan lebat dan dahan pepohonan. Wajahnya mulai menunjukkan ekspresi ketakutan yang menggeliat dalam kegelapan malam, ia merasakan keberadaan sosok bayangan mendekat tetapi tidak dapat menentukan posisi tepatnya. Ia memutar kepala, mencari-cari sosok misterius yang seolah mengawasinya, namun tak bisa melihatnya dengan jelas.Tiba-tiba muncul seorang Kakek tua yang keluar dari kabut embun di malam hari itu, ia berjalan perlahan menuju tabib yang sedang berdiri terpaku seperti patung batu yang kehilangan ruh dan jiwa keberaniannya.“Tabib, tolong serahkan bayi merah itu kepadaku? Biarkan aku yang akan mengasuhnya.”Wajah tabib itu seketika terbelalak melihat sosok Kakek tua yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Ia terus memperhatikan sosok tersebut dengan seksama sampai tabib itu mulai mengenali wajah Kakek tua yang tiba-tiba muncul tersebut. Sorot matan
Kakek Tua dengan aura merah itu langsung menghunuskan Pedang Merahnya, tatapan matanya tak kalah tajam dengan pedangnya seperti kilatan yang akan membelah langit biru di pagi hari ini.Zhao Ze Yun adalah nama Kakek Tua dengan aura merah itu, ia adalah Tetua pada Sekte Pedang Merah.*Zhang Ji Ming dan Zhao Ze Yun, dua sahabat sejati yang sejak kecil tumbuh dan berlatih bersama di Sekte Pedang Naga, Meskipun mereka berasal dari klan yang berbeda. Zhang Ji Ming berasal dari klan "Zhang" yang beraliran Pedang Putih, sementara Zhao Ze Yun berasal dari klan "Zhao" yang beraliran Pedang Merah. Kehadiran mereka telah mengangkat Sekte Pedang Naga menjadi kekuatan dominan di dunia persilatan di Negeri Oriental. Dengan kekuatan yang mereka tunjukkan, mereka berhasil mengalahkan Tetua dari Sekte Golok Hitam yang menganut aliran iblis. Kedua pendekar ini merupakan pilar utama Sekte Pedang Naga.Pada akhirnya Zhang Ji Ming dan Zhao Ze Yun, mereka berdua menjadi Tetua di Sekte Pedang Naga, dan memi
“Iya! Ini adalah Pedang Putih Pembalik! …”“Kau dan aku akan mati bersama, Zhao Ze Yun! Hiyaa!”Seketika bola cahaya besar justru membalik ke arah Zhao Ze Yun, dan …BLARR!!!Bola cahaya hasil dari pertumbukan Pedang Putih dan Pedang Merah meledak mengguncang udara memancarkan sinar terang yang membutakan mata, tepat di hadapan wajah dari Zhao Ze Yun.Tubuh Zhao Ze Yun terhempas jauh, melintasi langit biru seolah menjadi bintang jatuh dengan wajahnya terlihat terbelalak saat ia merasakan kekuatannya sendiri yang menghancurkannya. Tubuhnya akhirnya jatuh bebas, menyisakan kebekuan dan kehampaan di udara.“Tidak ku sangka, Kakek tua licik itu, memanipulasi Pedang Putihnya dengan Pedang Putih Pembalik. Sehingga justru jurus ku sendiri yang berbalik menyerangku … .”Terlihat pula tubuh dari Zhang Ji Ming yang terhempas berlawanan arah dari hempasan tubuh Zhao Ze Yun, rambut putihnya terurai, wajahnya pucat seputih kapas, tubuhnya rapuh tanpa daya terkena tekanan gelombang di udara.Pedang
“Ha ha ha! Akhirnya aku bisa mendapatkan ikan-ikan ini.”Terlihat Zhang Ji Long yang berjalan dengan bangganya sembari membawa ikan hasil tangkapannya, ia selama tiga jam berusaha menangkap ikan dalam kolam kehidupan dan akhirnya berhasil menangkap tiga ikan dengan menggunakan pedang kayunya. Setelah itu ia membakar ikan dengan kayu-kayu yang telah disiapkan sebelumnya oleh Zhang Ji Ming sebelum tewas.Setelah merasa kenyang Zhang Ji Long lalu pergi untuk mencari udara segar di luar gua, namun ia merasa terkejut karena sekarang pintu keluar gua itu sudah tertutup oleh reruntuhan puing-puing batu yang menutupi pintu keluar gua, menghalangi jalan yang biasa ia lewati untuk keluar gua. Tatapan kebingungan dan kecemasan muncul di wajahnya, saat ia melihat jalan keluar gua itu.“Bagaimana aku bisa keluar dari gua ini?”***Satu tahun berlalu …Terlihat telapak tangan Zhang Ji Long sedang menarik sebuah batu yang menempel pada lemari, sebuah ruangan tersembunyi tersingkap dari balik lemari
Melihat celah yang terbuka, wajah dari Zhang Ji Long tampak tersenyum lebar saat ia merasakan angin segar menyapa kulitnya. Ia langsung bergegas menerobos celah dari batu besar yang selama ini menutupi gua dengan perasaan lega dan bahagia. Ia melangkah keluar dari gua, memasuki dunia yang luar biasa dan memancarkan semangat baru.“Akhirnya aku bebas!!!”Zhang Ji Long meluapkan kebebasannya dari Gua dengan berteriak keras yang menggema sampai jauh, suara teriakannya penuh kegembiraan membelah udara seperti deru sang elang yang memenuhi langit, menandakan kemenangan yang menggelegar dan semangat yang tak terbendung. Tangannya diterjang angin saat ia merentangkan lengan ke atas, merayakan kebebasan dan keberhasilannya.Tak lama, terlihat Zhang Ji Long yang sudah bersiap untuk meninggalkan Gua yang telah ia tempati selama tiga tahun, tubuhnya terlihat sangat kuat dan berotot. Ia terlihat setengah telanjang karena semua pakaian yang diberikan oleh Kakeknya sudah terlalu kecil untuknya. Ia
Seorang pria muda berteriak kepada Zhang Ji Long, pria berjubah hijau bertampang pas-pasan itu berdiri di sisi sungai, rambut hitamnya tergerai tertiup angin. Ia dengan wajah penasarannya melihat Zhang Ji Long berenang sampai di sisi sungai dan naik ke permukaan untuk berdiri. Terlihat seorang anak kecil sangat tampan berkulit putih cerah dengan otot keras, rambut panjangnya terlihat basah tidak beraturan, wajahnya yang polos melihat takjub ke arah pria muda itu."Kamu siapa? Aku baru kali ini melihat anak kecil seperti mu di desa ini.""Aku Ji Long."Dengan wajah polosnya Zhang Ji Long memperkenalkan dirinya tanpa menyebutkan nama klan "Zhang". Ia tahu bahwa klan nya pasti sedang dalam intaian musuh-musuh dari sekte Pedang Putih, setelah melihat kakeknya yang diserang oleh kakek beraura merah. Oleh karena itu ia menyembunyikan identitas klan nya."Ji Long? Kamu berasal darimana?""Dari sana."Jari telunjuk Zhang Ji Long mengarah ke atas Gunung Es."Hmm, kamu pasti anak yang di jual
Tak lama kemudian, Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying dengan kepala tegak, keluar dari rumahnya. Langkah kakinya mantap dan penuh keberanian, meski wajah mereka terlihat tegang. Mereka sudah bersiap menghadapi apapun yang akan terjadi."Cepat serahkan tanaman ajaib itu?! Para pendekar kami sangat membutuhkan tanaman itu!" teriak Zhao Ze Ling."Kami hanya seorang Petani, Tuan Pendekar! Kami tidak tahu dimana tanaman ajaib itu!" jawab Lu Chen Yuan."Jangan bohong! Aku tahu Lu Chen Wei tinggal di rumah ini!""Ayahku, Lu Chen Wei, sudah pergi dari rumah ini. Aku tidak tahu keberadaannya sekarang!"Zhao Ze Ling berjalan perlahan menghampiri Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying, lalu ia menghunuskan pedangnya."Kalau kalian tidak mengatakan dimana tanaman ajaib itu, maka kalian berdua akan mati di tanganku!""Kami benar-benar tidak mengetahui dimana tanaman ajaib itu, Tuan Pendekar. Ayahku Yang menyimpannya."Zhao Ze Ling lalu mengarahkan mata pedangnya menempel pada leher Lu Jia Ying."Katakan dimana ta
"Selesai Guru! Apakah aku lulus ujian?"Wajah Lu Chen Feng terlihat sangat terkesima, matanya terbelalak dengan rahang mulutnya yang terus terbuka lebar. Ia terkejut melihat Zhang Ji Long berlari mengelilingi lapangan kosong sebanyak sepuluh putaran dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat mengagumkan. Setiap langkah kakinya memancarkan energi yang sangat kuat, dan serangkaian gerakan tubuhnya terlihat begitu ringan. Lu Chen Feng bisa merasakan getaran kekuatan yang luar biasa saat Zhang Ji Long melintas di dekatnya, seperti angin kencang yang membelah langit, membawa semangat dan kehebatan yang melampaui batas manusia."Iya Ji Long, ka-kamu lolos.""Hanya dalam hitungan sepuluh kali ruas jari tangan kananku, anak itu sudah bisa menyelesaikan ujian berlari sepuluh putaran. Luar biasa juga anak ini … ," gumam Lu Chen Feng."Padahal aku baru sedikit saja mengeluarkan kekuatanku Guru, tapi sudah lolos he he."Seketika lutut Lu Chen Feng melemah ketika mendengar ucapan dari Zhang Ji Long
Guru Zi Feng merasa bahwa untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan dan mencegah pelaku sebenarnya curiga, dia harus tetap memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat dalam menjaga keadilan dan mengungkap pelaku sebenarnya.Guru Zi Feng menyampaikan hukuman dengan suara lembut, dan para siswa, termasuk Li Wei dan teman-temannya, merasa lega mendengar kata-kata selanjutnya."Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang tidak adil, tetapi ini adalah keputusan yang perlu kita ambil untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan. Hukuman ini hanya untuk berpura-pura, agar pelaku sebenarnya tidak curiga," ujarnya dengan penuh kebijaksanaan.Li Wei, yang awalnya merasa kecewa oleh hukuman yang diberikan, sekarang merasa lega karena dia tahu bahwa Guru Zi Feng berada di pihaknya. Dia bersama dengan teman-temannya mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada guru mereka.Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia juga merasa
Ketika Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia hendak berjalan kembali menuju Guru Zi Feng untuk melaporkan kerusakan taman, Li Wei tiba-tiba menghentikan mereka dengan suara tenang. Dia tampak berusaha membela diri."Benar, bukan kami yang merusak taman ini," ucap Li Wei menjelaskan dengan wajah serius. "Kami baru saja dihukum oleh Guru Zi Feng. Kenapa kami harus mencari keonaran lagi? Kami tahu bahwa taman ini sangat berharga bagi guru kita."Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Li Wei. Mereka menyadari bahwa Guru Zi Feng memang baru saja memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Tindakan merusak taman yang indah ini pasti akan menambah kesulitan dalam kondisi mereka.Namun, Zhang Ji Long tetap tegas. "Kami mengerti itu, Li Wei, tetapi kami juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merawat taman ini. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kami harus memberi tahu Guru Zi Feng tentang kerusakan ini. Biarkan dia yang menentukan apa yang
Siang hari di Taman rahasia bagaikan pagi karena kabut putih yang lembut dan berembun menyelimuti setiap sudutnya.Kabut putih yang lembut dan berembun memberikan suasana ajaib kepada Taman Rahasia pada pagi yang cerah ini, seakan-akan dunia di dalam taman ini telah merembes keluar dari mimpi, kabut itu menjalari setiap batang tanaman dengan lembut, memberikan sentuhan kelembutan pada daun-daun yang diberkahi dengan tetesan embun. Cahaya matahari yang berusaha merayapi kabut tersebut menciptakan perpaduan kontras yang memukau, menciptakan panorama yang begitu memesona dan menenangkan, di tengah pesona kabut yang mengambang, aroma bunga-bunga taman pun semakin terasa. Setiap kelopak bunga menjadi seperti lukisan alami yang dilengkapi dengan detail embun yang gemerlap, dengan kabut lembut itu juga memberi kesan misterius pada patung-patung kecil yang tersebar di seluruh taman, seolah-olah memberi jiwa pada benda-benda bisu tersebut. Melangkah perlahan di lorong-lorong taman adik dari
"Maafkan kami, Tuan Pendekar, kami tidak menyadari siapa Anda sebenarnya," ujar Li Wei dengan suara penuh penyesalan kepada Zhao Ze Ling, mengakui ketidak pahaman mereka terhadap identitas sebenarnya.“Kami bersedia menerima konsekuensi dari perbuatan kami,” ucap Li Wei dengan rendah hati, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka.“Biasanya aku akan langsung membunuh orang-orang bodoh seperti kalian!” gertak Zhao Ze Ling dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa tegang, mengisyaratkan ancaman nyata atas tindakan kelompok "Lima Bayangan Malam"."Namun, kalian beruntung hari ini. Kalian tidak akan merasakan dampak dari ketidaktahuan dan kelancangan kalian, karena aku akan memberikan kalian kesempatan untuk menebus kesalahan ini," lanjut Zhao Ze Ling dengan suara dingin.“Aku kagum dengan keberanian kalian. Akan aku masukkan kalian ke dalam Sektek ku sebagai ‘Murid Luar’,” ucap Zhao Ze Ling dengan suara tegas, memberikan penghargaan atas keberanian mereka sa
Sementara itu, Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long tampak mengelilingi Perpustakaan yang terlihat sangat berantakan itu, bekerja sama dalam usaha untuk merapikan kerusakan yang terjadi semalam. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap Sekte Pedang Merah, mereka saling berkoordinasi dalam membersihkan, memperbaiki, dan mengatur kembali buku-buku serta artefak berharga yang tersebar. Meskipun situasi yang mereka hadapi tidak mudah, semangat mereka untuk menjaga integritas perpustakaan dan menghormati nilai-nilai sektenya tidak pernah pudar, membuktikan dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan yang sulit.Zhao Fang Jia, dengan pandangan yang tajam dan hati yang penuh tekad, juga menyempatkan diri untuk mengamati secara rinci setiap sudut perpustakaan, mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu mengungkapkan penyebab dari peristiwa semalam. Meski tidak memiliki bukti konkret, dia berusaha menggunakan nalurinya sebagai penjaga perpustakaan untuk melihat tanda-tanda atau pe
Keesokan pagi tiba dengan kilatan kejutan yang melukiskan ekspresi wajah Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long. Mata mereka memandang ke sekeliling perpustakaan yang biasanya rapi dan tertata dengan penuh keterkejutan. "A-apa yang terjadi di sini?" gumam Zhao Fang Jia dengan suara gemetar, ekspresi kebingungannya semakin menguat saat ia mengeluarkan kata-kata tersebut. Matanya terus bergerak dari satu sudut perpustakaan yang berantakan ke sudut lainnya, mencoba menggambarkan dalam pikirannya apa yang mungkin telah terjadi semalaman, dengan suaranya terdengar lemah, mencerminkan kekagetan dan kebingungannya yang mendalam atas perubahan dramatis yang terjadi pada tempat yang biasanya ia jaga dengan sepenuh hati. Bibirnya sedikit bergetar, menandakan kegelisahan yang sulit diungkapkan, tergambar betapa ia merasa terkejut dan sedih melihat perpustakaan yang begitu dihormatinya dalam keadaan seperti ini, dan kerinduannya untuk mencari tahu penyebab dari peristiwa tak terduga ini.Sementara i
Traaang!Ayunan pedang dari Li Wei terhenti dengan tiba-tiba ketika pedangnya bertemu dengan pedang yang dipegang oleh pria dalam kereta itu. Benturan antara kedua bilah pedang menciptakan dentingan yang menusuk telinga, mencerminkan kekuatan yang tak terduga dari pria tersebut. Meskipun dalam posisi yang sangat tidak tepat dan tengah mengalami birahi tinggi karena sedang dalam posisi sedang bercinta dengan seorang wanita, pria itu dengan sigap mengatasi kejutan dan refleksnya tetap terjaga mengambil kendali atas situasi, dengan gerakan yang cepat, tangannya meraih gagang pedangnya yang terletak di sampingnya.Dengan gerakan yang cepat dan penuh insting, pria itu berhasil memutar tubuhnya sementara tangannya yang terletak di samping berhasil menangkap gagang pedangnya yang tergeletak di atas bangku.Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan gairah, kini berubah menjadi serius dan penuh perhitungan. "Apakah kamu benar-benar tidak bisa melihat, apa yang sedang aku lakukan sekarang!? B
Sebelum menjadi "Murid Luar" sekte Pedang Merah Li Wei, Chen Yuan, Wang Lin, Liu Yang, dan Zhang Jie adalah sekelompok remaja yang hidup dengan merampok di negeri Oriental. Li Wei, yang merupakan ketua mereka, memiliki kharisma yang luar biasa dan kemampuan taktis yang membuatnya dihormati oleh anggota kelompok tersebut dengan pengetahuan tentang strategi pertempuran dan kepemimpinan yang kuat, ia mampu merancang rencana merampok dengan penuh ketelitian. Di bawah arahannya, kelompok ini bekerja bersama, memanfaatkan keahlian unik masing-masing anggota untuk menciptakan aksi-aksi yang mengguncang kota. Chen Yuan, seorang ahli dalam seni bela diri, bertanggung jawab atas bagian teknis rencana mereka, dengan kepiawaian dalam berbagai gaya pertempuran, ia mampu melumpuhkan lawan dengan gesit. Wang Lin, yang memiliki latar belakang sebagai pandai besi, menjadi tulang punggung dalam menjaga kelompok ini tetap memiliki senjata yang tajam dan siap digunakan. Liu Yang, seorang penjelajah ul
Zhao Zi Feng membawa Zhang Ji Long ke sebuah tempat terpencil di dalam suatu hutan yang rimbun dan lebat. Di tengah hutan tersebut terdapat sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan vegetasi yang tumbuh subur. Tempat ini tampak sepi dan alami, dengan atmosfer yang tenang dan sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin berdesir dan nyanyian burung-burung di kejauhan.Di tengah lapangan terbuka, terdapat sejumlah patok-patok kayu yang tersusun membentuk suatu pola tertentu. Patok-patok ini nampaknya memiliki fungsi dan arti tertentu dalam ujian yang akan dihadapi oleh Zhang Ji Long. Ruang terbuka ini adalah tempat di mana Zhang Ji Long akan diuji dalam keterampilan bertahan hidup, kemampuan membaca lingkungan, serta kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di alam liar. Dalam suasana alam yang damai ini, ujian ketiga Zhang Ji Long akan menguji kecakapan dan pengetahuannya dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.Wajah