Beranda / Pendekar / Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih / BAB 6. Sendiri di Gua Gunung Es

Share

BAB 6. Sendiri di Gua Gunung Es

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ha ha ha! Akhirnya aku bisa mendapatkan ikan-ikan ini.”

Terlihat Zhang Ji Long yang berjalan dengan bangganya sembari membawa ikan hasil tangkapannya, ia selama tiga jam berusaha menangkap ikan dalam kolam kehidupan dan akhirnya berhasil menangkap tiga ikan dengan menggunakan pedang kayunya. Setelah itu ia membakar ikan dengan kayu-kayu yang telah disiapkan sebelumnya oleh Zhang Ji Ming sebelum tewas.

Setelah merasa kenyang Zhang Ji  Long lalu pergi untuk mencari udara segar di luar gua, namun ia merasa terkejut karena sekarang pintu keluar gua itu sudah tertutup oleh reruntuhan puing-puing batu yang menutupi pintu keluar gua, menghalangi jalan yang biasa ia lewati untuk keluar gua. Tatapan kebingungan dan kecemasan muncul di wajahnya, saat ia melihat jalan keluar gua itu.

“Bagaimana aku bisa keluar dari gua ini?”

***

Satu tahun berlalu …

Terlihat telapak tangan Zhang Ji Long sedang menarik sebuah batu yang menempel pada lemari, sebuah ruangan tersembunyi tersingkap dari balik lemari itu. Di dalam ruangan itu terdapat ulat-ulat yang menempel pada dinding gua, Zhang Ji Long melangkah masuk dengan matanya terfokus pada salah satu ulat yang bergerak lambat, ia lalu meraih ulat itu dan membawanya ke dekat bibirnya dan memasukkan ulat tersebut ke dalam mulutnya untuk dimakannya mentah-mentah.

"Walaupun tidak selezat ikan, ulat ini sangat berguna untuk kekuatan fisik ku. Dan memang aku bisa merasakannya. Tubuhku semakin hari semakin kuat."

Ulat Gua itu merupakan hewan langka yang bisa mempercepat proses kualitas tulang seorang Pendekar Kultivator, menjadi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh banyak Pendekar Kultivator lainnya. Khasiatnya adalah biasanya seorang Pendekar pemula membutuhkan waktu selama puluhan bahkan ratusan tahun untuk mencapai kualitas tulang tingkat ke-9, kualitas tertinggi di adunia fana. Namun, dengan memakan Ulat gua ini sekali sehari secara teratur yang ditambah latihan fisik maka hanya akan membutuhkan waktu tiga tahun saja.

Selama satu tahun berada di Gua Gunung Es ini, Zhang Ji Long telah berlatih fisik sesuai dengan kitab yang ia baca di ruangan almarhum Kakeknya. Ia melakukan latihan fisik yang keras, mengangkat bebatuan es, berlari di sekitar gua, dan melakukan latihan keseimbangan. Keringatnya membasahi tubuhnya, dan otot-ototnya semakin kuat. Ia juga mempraktikkan gerakan pedang yang dipelajari dari kitab Kakeknya, mengulanginya berulang-ulang hingga menjadi sempurna.

Banyak kitab-kitab yang diwariskan oleh Zhang Ji Ming kepada cucunya Zhang Ji Long, diantaranya adalah kitab berlatih fisik Sekte Pedang Putih, kitab jurus pedang dari Sekte Pedang Putih, kitab berlatih tenaga dalam Sekte Pedang Putih, ada juga kitab tentang berbagai macam pedang dari Sekte Pedang Putih dan yang lainnya.

Terlihat Zhang Ji Long dengan sekuat tenaga sedang mencoba menggeser salah satu batu besar yang menghalangi jalannya keluar dari gua Gunung Es, otot-ototnya tampak mengeras dengan tubuhnya yang bergetar. Namun, batu besar itu tidak bergerak sama sekali.

Batu-batu di Gunung Es ini bukan batu biasa, beratnya bahkan sepuluh kali lipat dari batu biasa.

"Ahk! Kenapa batu-batu di gua ini sangat berat sekali. Aku bahkan tidak bisa sedikitpun untuk menggesernya."

Zhang Ji Long dengan napas tersengal-sengal menatap ke arah pintu keluar gua yang tertutup rapat oleh puing-puing batu besar. Wajahnya penuh kekecewaan dan dengan langkah berat, ia akhirnya meninggalkan pintu keluar, memutuskan untuk beristirahat dahulu dan berlatih fisik kembali.

Setiap hari Zhang Ji Long berusaha untuk menggeser batu besar itu, namun belum ada pergerakan sedikitpun dari batu besar itu. Ia sudah merasa bosan berada di dalam gua sepi ini sendiri. Hatinya rindu akan cahaya matahari, angin lembut, dan pemandangan yang indah. Ia menginginkan petualangan dari kehidupan di luar sana yang belum pernah ia jelajahi.

"Aku sudah sangat bosan berada di dalam Gua ini! Aku sangat ingin pergi dari Gua ini ... ."

"Dari yang aku baca dari kitab tentang keindahan negeri Oriental, aku tahu, aku pasti akan sangat senang untuk menjelajahi Negeri ini."

***

Pada suatu hari Zhang Ji Long kembali merasakan hawa dingin dan hawa panas pada tubuhnya yang datang silih berganti, ketika ia sedang terlelap tidur. Ia tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menusuk tulangnya, membuatnya menggigil. Namun, seketika itu juga, hawa dingin digantikan oleh hawa panas yang membara, membuatnya berkeringat.

"Long Er … Anakku … ."

Tiba-tiba Zhang Ji Long mendengar suara wanita yang sangat lembut memanggil namanya dengan penuh kasih sayang dan menyebutnya sebagai anaknya.

"Si-siapa kamu? … Kenapa kamu tahu namaku? Dan kenapa memanggil ku sebagai anakmu."

"Aku ibumu … ."

"Ibu? … Ibu ku mati ketika melahirkan aku … Kamu tidak mungkin Ibuku … ."

"Hati-hati pada penyihir, anakku … ."

"Penyihir? … penyihir itu apa?"

"Aku Ibumu … ."

Seketika Zhang Ji Long membuka mata dengan penuh keterkejutan, ia terbangun dari tidurnya. Tubuhnya basah oleh keringat yang menetes dari setiap pori-porinya, membentuk jejak-jejak kegelisahan yang terpancar dari wajahnya.

"Ternyata aku hanya bermimpi. Tapi, apakah tadi benar Ibuku yang hadir dalam mimpiku. Dan apa itu penyihir?"

Dalam benaknya, ia bertanya-tanya apa benar yang tadi ia lihat di dalam mimpinya adalah ibunya dan apa itu penyihir? Dalam kitab-kitab yang ia baca, tidak pernah menemukan satu kata pun tentang penyihir.

***

Terlihat Zhang Ji Long sedang berusaha melakukan meditasi sesuai arahan dari kitab tenaga dalam Sekte Pedang Putih, ia duduk dalam posisi sila dengan tubuh yang tegak, matanya terpejam dalam konsentrasi. Ia perlahan mengambil napas dalam, membiarkan napasnya mengisi paru-parunya dengan udara segar gua yang terasa sejuk mencoba menyerap energi alam dari gua ini untuk menambah dan meningkatkan energi vital dalam dantiannya.

Namun, meditasi itu terasa sia-sia. Zhang Ji Long yang terduduk sila wajahnya tampak kecewa, mencoba merasakan energi alam di gua itu tetapi tak ada sedikitpun energi alam yang ia serap. Ia merasakan kekosongan dalam dantiannya, seperti menghembuskan napas ke dalam kekosongan yang tak terisi.

"Kenapa aku selalu gagal dalam menyerap energi? Rasanya cara meditasi yang diajarkan dalam kitab ini semuanya telah aku ikuti dengan baik.”

***

Semakin lama kekuatan fisik dari Zhang Ji Long terlihat semakin kuat dan berotot, kulitnya terlihat berkilau sehat, dipenuhi dengan tanda-tanda kekuatan yang berkembang. Ia juga tampak penuh vitalitas setelah mengkonsumsi ulat gua langka setiap harinya yang memberi efek yang luar biasa pada kualitas tulangnya.

Pada suatu hari Zhang Ji Long bahkan berhasil sedikit menggeser batu besar yang menghalangi jalan keluarnya dari Gua Gunung Es ini, memberikan harapan baru untuk dirinya bisa keluar dari dalam gua ini yang akan memberikannya kebebasan.

***

Tiga tahun berlalu semenjak kematian Zhang Ji Ming kakek dari Zhang Ji Long.

Di dalam ruangan Ulat Gua langka, terlihat Zhang Ji Long yang sedang memakan ulat terakhirnya. Ia lalu pergi berjalan dengan langkah mantap menuju pintu keluar gua. Matanya terfokus pada batu besar yang tersisa, harapan terpancar dari wajahnya saat ia meraih batu tersebut, siap untuk menggeser batu besar ini dengan seluruh kekuatannya.

“Hanya tinggal menggeser batu besar ini, maka aku akan bisa keluar dari gua ini … .”

“Hiyaaa!”

Dalam keheningan, Zhang Ji Long berteriak dan memusatkan kekuatannya untuk menggeser batu terakhir. Terdengar gemuruh lembut saat batu itu bergeser perlahan, membiarkan sinar matahari menyusup ke dalam gua yang sebelumnya tersembunyi dalam kegelapan. Cahaya terang memenuhi gua, menerangi setiap sudut dan memberikan harapan akan kebebasan.

Bab terkait

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 7. Perjalanan ke Hilir

    Melihat celah yang terbuka, wajah dari Zhang Ji Long tampak tersenyum lebar saat ia merasakan angin segar menyapa kulitnya. Ia langsung bergegas menerobos celah dari batu besar yang selama ini menutupi gua dengan perasaan lega dan bahagia. Ia melangkah keluar dari gua, memasuki dunia yang luar biasa dan memancarkan semangat baru.“Akhirnya aku bebas!!!”Zhang Ji Long meluapkan kebebasannya dari Gua dengan berteriak keras yang menggema sampai jauh, suara teriakannya penuh kegembiraan membelah udara seperti deru sang elang yang memenuhi langit, menandakan kemenangan yang menggelegar dan semangat yang tak terbendung. Tangannya diterjang angin saat ia merentangkan lengan ke atas, merayakan kebebasan dan keberhasilannya.Tak lama, terlihat Zhang Ji Long yang sudah bersiap untuk meninggalkan Gua yang telah ia tempati selama tiga tahun, tubuhnya terlihat sangat kuat dan berotot. Ia terlihat setengah telanjang karena semua pakaian yang diberikan oleh Kakeknya sudah terlalu kecil untuknya. Ia

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 8. Pendekar Muda

    Seorang pria muda berteriak kepada Zhang Ji Long, pria berjubah hijau bertampang pas-pasan itu berdiri di sisi sungai, rambut hitamnya tergerai tertiup angin. Ia dengan wajah penasarannya melihat Zhang Ji Long berenang sampai di sisi sungai dan naik ke permukaan untuk berdiri. Terlihat seorang anak kecil sangat tampan berkulit putih cerah dengan otot keras, rambut panjangnya terlihat basah tidak beraturan, wajahnya yang polos melihat takjub ke arah pria muda itu."Kamu siapa? Aku baru kali ini melihat anak kecil seperti mu di desa ini.""Aku Ji Long."Dengan wajah polosnya Zhang Ji Long memperkenalkan dirinya tanpa menyebutkan nama klan "Zhang". Ia tahu bahwa klan nya pasti sedang dalam intaian musuh-musuh dari sekte Pedang Putih, setelah melihat kakeknya yang diserang oleh kakek beraura merah. Oleh karena itu ia menyembunyikan identitas klan nya."Ji Long? Kamu berasal darimana?""Dari sana."Jari telunjuk Zhang Ji Long mengarah ke atas Gunung Es."Hmm, kamu pasti anak yang di jual

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 9. Keluarga Klan Lu

    Tak lama kemudian, Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying dengan kepala tegak, keluar dari rumahnya. Langkah kakinya mantap dan penuh keberanian, meski wajah mereka terlihat tegang. Mereka sudah bersiap menghadapi apapun yang akan terjadi."Cepat serahkan tanaman ajaib itu?! Para pendekar kami sangat membutuhkan tanaman itu!" teriak Zhao Ze Ling."Kami hanya seorang Petani, Tuan Pendekar! Kami tidak tahu dimana tanaman ajaib itu!" jawab Lu Chen Yuan."Jangan bohong! Aku tahu Lu Chen Wei tinggal di rumah ini!""Ayahku, Lu Chen Wei, sudah pergi dari rumah ini. Aku tidak tahu keberadaannya sekarang!"Zhao Ze Ling berjalan perlahan menghampiri Lu Chen Yuan dan Lu Jia Ying, lalu ia menghunuskan pedangnya."Kalau kalian tidak mengatakan dimana tanaman ajaib itu, maka kalian berdua akan mati di tanganku!""Kami benar-benar tidak mengetahui dimana tanaman ajaib itu, Tuan Pendekar. Ayahku Yang menyimpannya."Zhao Ze Ling lalu mengarahkan mata pedangnya menempel pada leher Lu Jia Ying."Katakan dimana ta

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 10. Ujian Menjadi Murid

    "Selesai Guru! Apakah aku lulus ujian?"Wajah Lu Chen Feng terlihat sangat terkesima, matanya terbelalak dengan rahang mulutnya yang terus terbuka lebar. Ia terkejut melihat Zhang Ji Long berlari mengelilingi lapangan kosong sebanyak sepuluh putaran dengan kecepatan dan kekuatan yang sangat mengagumkan. Setiap langkah kakinya memancarkan energi yang sangat kuat, dan serangkaian gerakan tubuhnya terlihat begitu ringan. Lu Chen Feng bisa merasakan getaran kekuatan yang luar biasa saat Zhang Ji Long melintas di dekatnya, seperti angin kencang yang membelah langit, membawa semangat dan kehebatan yang melampaui batas manusia."Iya Ji Long, ka-kamu lolos.""Hanya dalam hitungan sepuluh kali ruas jari tangan kananku, anak itu sudah bisa menyelesaikan ujian berlari sepuluh putaran. Luar biasa juga anak ini … ," gumam Lu Chen Feng."Padahal aku baru sedikit saja mengeluarkan kekuatanku Guru, tapi sudah lolos he he."Seketika lutut Lu Chen Feng melemah ketika mendengar ucapan dari Zhang Ji Long

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 11. Mengisi Kendi Air

    Terlihat Zhang Ji Long yang sedang membawa dua ember menuju ke sungai, jarak antara rumah ke sungai sekitar dua kilometer. Ia sedang menjalani ujian yang diperintahkan oleh Lu Chen Feng untuk mengisi air sungai dari dua ember yang di bawanya ke tiga buah kendi besar yang ada di rumahnya.Satu ember bisa menampung lima liter air jernih dari sungai, yang berarti Zhang Ji Long setiap kembali ke rumah bisa membawa dua ember penuh berisi sepuluh liter air jernih dari sungai. Satu kendi besar yang ada di luar rumah Lu Chen Feng bisa menampung dua ribu liter air, yang berarti Zhang Ji Long harus mengisi tiga kendi besar sebanyak enam ribu liter. Untuk mengisi tiga kendi besar itu Zhang Ji Long harus bolak-balik sebanyak enam ratus kali jarak rumah ke sungai tempat mengambil air, dengan jarak tempuh seribu dua ratus kilometer.Zhang Ji Long dengan penuh keceriaan dan penuh semangat, membawa dua ember kosong ke tepi sungai yang mengalir deras. Air sungai yang jernih dan segar mengalir dengan i

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 12. Tongkat Kakek Tua

    “Maaf, Kakek. Apa yang terjadi? Apakah Kakek baik-baik saja?”“Oh, anak muda, terima kasih telah mendekat. Aku tersesat dan kehilangan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan. Aku sudah berjalan tanpa arah selama beberapa waktu.” Dengan suara serak dan lemah.“Bagaimana bisa Kakek tersesat di hutan ini? Kakek juga kenapa sendirian?”“Aku adalah seorang petualang, anak muda. Tetapi usiaku telah menjadikan aku rentan dan melupakan banyak hal. Aku berusaha mencari kenangan lama di tempat ini, tetapi tampaknya aku tersesat dan tak bisa menemukan jalan pulang.”Kakek tua itu memandang ke kejauhan dengan mata yang penuh kepedihan. Ekspresinya terpancar dari wajah keriputnya, menunjukkan perasaan sedih yang mendalam. Dalam pandangannya, terlihat nostalgia dan kehilangan, seolah-olah dia sedang merenungkan masa lalu yang jauh.“Oh, begitu. Makanlah gulungan roti gandum ini dulu Kakek agar tubuh Kakek segar kembali.”Lu Chen Feng lalu memberikan gulungan roti mewah terakhirnya kepada Kakek tua i

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 13. Panen Jagung

    Terlihat Zhang Ji Long yang sedang berlari kencang meluncur dengan kecepatan penuh menembus embun pagi menuju ladang, matanya terfokus pada anjing yang terus menggonggong di ujung ladang. Hembusan angin pagi yang membuat rambut panjangnya melayang berkibar-kibar di udara.“Hiyaa!!!”Setelah berada dekat dengan anjing itu, Zhang Ji Long melompat hendak bersiap untuk memukul anjing itu. Bersamaan dengan lompatan dari Zhang Ji Long, anjing itu pun melompat dengan tinggi juga yang sepertinya bermaksud untuk menyerang Zhang Ji Long karena melihat Zhang Ji Long ingin menyerangnya. Dan …Pukulan dilontarkan oleh Zhang Ji Long di udara dengan cepat. Namun, dengan sigap anjing besar itu bisa mengelak pukulan dari Zhang Ji Long. Tubuh besar dari anjing itu justru menghantam tubuh Zhang Ji Long yang kecil, yang membuat keduanya terjatuh di tanah dengan posisi Zhang Ji Long yang berada di bawah anjing itu.Dalam keadaan terdesak, Zhang Ji Long lalu mencekik dengan erat leher dari anjing itu yang

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 14. Lu Kang Bersaudara

    Sekelebat sosok hitam tampak di balik pepohonan sedang memperhatikan Lu Chen Feng yang sepertinya sedang di hadang oleh Lu Kang bersaudara di hutan belantara ini. Sosok itu mengendus udara dengan hati-hati, langkahnya yang tenang dan ringan membuatnya tak terdengar saat melintas di antara pepohonan.Terlihat Lu Kang bersaudara menghunuskan pedangnya, mereka bertiga dengan tatapan picik yang penuh keangkuhan, sebenarnya hanya ingin memamerkan kemampuan Pendekar tingkat ke-3 kepada Lu Chen Feng yang juga memiliki kemampuan Pendekar tingkat ke-3.“Chen Feng! Akan ku perlihatkan bagaimana jurus dari Sekte Pedang Merah akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan ku!” ancam Lu Kang Xuan.Lu Chen Feng lalu melepas tongkat kayu yang terlihat usang dari penyangga keranjang yang ia bawa, tongkat itu terasa ringan dan terlihat sangat sederhana tanpa ukiran atau hiasan apapun. Lalu ia arahkan tongkat kayu usang itu ke arah Lu Kang bersaudara dengan tatapan tajam penuh keseriusan.“Ha ha ha! Mau apa

Bab terbaru

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 61. Mencari Petunjuk

    Guru Zi Feng merasa bahwa untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan dan mencegah pelaku sebenarnya curiga, dia harus tetap memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat dalam menjaga keadilan dan mengungkap pelaku sebenarnya.Guru Zi Feng menyampaikan hukuman dengan suara lembut, dan para siswa, termasuk Li Wei dan teman-temannya, merasa lega mendengar kata-kata selanjutnya."Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang tidak adil, tetapi ini adalah keputusan yang perlu kita ambil untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan. Hukuman ini hanya untuk berpura-pura, agar pelaku sebenarnya tidak curiga," ujarnya dengan penuh kebijaksanaan.Li Wei, yang awalnya merasa kecewa oleh hukuman yang diberikan, sekarang merasa lega karena dia tahu bahwa Guru Zi Feng berada di pihaknya. Dia bersama dengan teman-temannya mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada guru mereka.Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia juga merasa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 60. Siapa Dalangnya?

    Ketika Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia hendak berjalan kembali menuju Guru Zi Feng untuk melaporkan kerusakan taman, Li Wei tiba-tiba menghentikan mereka dengan suara tenang. Dia tampak berusaha membela diri."Benar, bukan kami yang merusak taman ini," ucap Li Wei menjelaskan dengan wajah serius. "Kami baru saja dihukum oleh Guru Zi Feng. Kenapa kami harus mencari keonaran lagi? Kami tahu bahwa taman ini sangat berharga bagi guru kita."Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Li Wei. Mereka menyadari bahwa Guru Zi Feng memang baru saja memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Tindakan merusak taman yang indah ini pasti akan menambah kesulitan dalam kondisi mereka.Namun, Zhang Ji Long tetap tegas. "Kami mengerti itu, Li Wei, tetapi kami juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merawat taman ini. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kami harus memberi tahu Guru Zi Feng tentang kerusakan ini. Biarkan dia yang menentukan apa yang

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 59. Taman yang Rusak

    Siang hari di Taman rahasia bagaikan pagi karena kabut putih yang lembut dan berembun menyelimuti setiap sudutnya.Kabut putih yang lembut dan berembun memberikan suasana ajaib kepada Taman Rahasia pada pagi yang cerah ini, seakan-akan dunia di dalam taman ini telah merembes keluar dari mimpi, kabut itu menjalari setiap batang tanaman dengan lembut, memberikan sentuhan kelembutan pada daun-daun yang diberkahi dengan tetesan embun. Cahaya matahari yang berusaha merayapi kabut tersebut menciptakan perpaduan kontras yang memukau, menciptakan panorama yang begitu memesona dan menenangkan, di tengah pesona kabut yang mengambang, aroma bunga-bunga taman pun semakin terasa. Setiap kelopak bunga menjadi seperti lukisan alami yang dilengkapi dengan detail embun yang gemerlap, dengan kabut lembut itu juga memberi kesan misterius pada patung-patung kecil yang tersebar di seluruh taman, seolah-olah memberi jiwa pada benda-benda bisu tersebut. Melangkah perlahan di lorong-lorong taman adik dari

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 58. Catatan Bahan Dapur

    "Maafkan kami, Tuan Pendekar, kami tidak menyadari siapa Anda sebenarnya," ujar Li Wei dengan suara penuh penyesalan kepada Zhao Ze Ling, mengakui ketidak pahaman mereka terhadap identitas sebenarnya.“Kami bersedia menerima konsekuensi dari perbuatan kami,” ucap Li Wei dengan rendah hati, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka.“Biasanya aku akan langsung membunuh orang-orang bodoh seperti kalian!” gertak Zhao Ze Ling dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa tegang, mengisyaratkan ancaman nyata atas tindakan kelompok "Lima Bayangan Malam"."Namun, kalian beruntung hari ini. Kalian tidak akan merasakan dampak dari ketidaktahuan dan kelancangan kalian, karena aku akan memberikan kalian kesempatan untuk menebus kesalahan ini," lanjut Zhao Ze Ling dengan suara dingin.“Aku kagum dengan keberanian kalian. Akan aku masukkan kalian ke dalam Sektek ku sebagai ‘Murid Luar’,” ucap Zhao Ze Ling dengan suara tegas, memberikan penghargaan atas keberanian mereka sa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 57. Ketua Pengurus Perpustakaan

    Sementara itu, Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long tampak mengelilingi Perpustakaan yang terlihat sangat berantakan itu, bekerja sama dalam usaha untuk merapikan kerusakan yang terjadi semalam. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap Sekte Pedang Merah, mereka saling berkoordinasi dalam membersihkan, memperbaiki, dan mengatur kembali buku-buku serta artefak berharga yang tersebar. Meskipun situasi yang mereka hadapi tidak mudah, semangat mereka untuk menjaga integritas perpustakaan dan menghormati nilai-nilai sektenya tidak pernah pudar, membuktikan dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan yang sulit.Zhao Fang Jia, dengan pandangan yang tajam dan hati yang penuh tekad, juga menyempatkan diri untuk mengamati secara rinci setiap sudut perpustakaan, mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu mengungkapkan penyebab dari peristiwa semalam. Meski tidak memiliki bukti konkret, dia berusaha menggunakan nalurinya sebagai penjaga perpustakaan untuk melihat tanda-tanda atau pe

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 56. Kejutan di Perpustakaan

    Keesokan pagi tiba dengan kilatan kejutan yang melukiskan ekspresi wajah Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long. Mata mereka memandang ke sekeliling perpustakaan yang biasanya rapi dan tertata dengan penuh keterkejutan. "A-apa yang terjadi di sini?" gumam Zhao Fang Jia dengan suara gemetar, ekspresi kebingungannya semakin menguat saat ia mengeluarkan kata-kata tersebut. Matanya terus bergerak dari satu sudut perpustakaan yang berantakan ke sudut lainnya, mencoba menggambarkan dalam pikirannya apa yang mungkin telah terjadi semalaman, dengan suaranya terdengar lemah, mencerminkan kekagetan dan kebingungannya yang mendalam atas perubahan dramatis yang terjadi pada tempat yang biasanya ia jaga dengan sepenuh hati. Bibirnya sedikit bergetar, menandakan kegelisahan yang sulit diungkapkan, tergambar betapa ia merasa terkejut dan sedih melihat perpustakaan yang begitu dihormatinya dalam keadaan seperti ini, dan kerinduannya untuk mencari tahu penyebab dari peristiwa tak terduga ini.Sementara i

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 55. Kegaduhan Dalam Kereta

    Traaang!Ayunan pedang dari Li Wei terhenti dengan tiba-tiba ketika pedangnya bertemu dengan pedang yang dipegang oleh pria dalam kereta itu. Benturan antara kedua bilah pedang menciptakan dentingan yang menusuk telinga, mencerminkan kekuatan yang tak terduga dari pria tersebut. Meskipun dalam posisi yang sangat tidak tepat dan tengah mengalami birahi tinggi karena sedang dalam posisi sedang bercinta dengan seorang wanita, pria itu dengan sigap mengatasi kejutan dan refleksnya tetap terjaga mengambil kendali atas situasi, dengan gerakan yang cepat, tangannya meraih gagang pedangnya yang terletak di sampingnya.Dengan gerakan yang cepat dan penuh insting, pria itu berhasil memutar tubuhnya sementara tangannya yang terletak di samping berhasil menangkap gagang pedangnya yang tergeletak di atas bangku.Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan gairah, kini berubah menjadi serius dan penuh perhitungan. "Apakah kamu benar-benar tidak bisa melihat, apa yang sedang aku lakukan sekarang!? B

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 54. Lima Bayangan Malam

    Sebelum menjadi "Murid Luar" sekte Pedang Merah Li Wei, Chen Yuan, Wang Lin, Liu Yang, dan Zhang Jie adalah sekelompok remaja yang hidup dengan merampok di negeri Oriental. Li Wei, yang merupakan ketua mereka, memiliki kharisma yang luar biasa dan kemampuan taktis yang membuatnya dihormati oleh anggota kelompok tersebut dengan pengetahuan tentang strategi pertempuran dan kepemimpinan yang kuat, ia mampu merancang rencana merampok dengan penuh ketelitian. Di bawah arahannya, kelompok ini bekerja bersama, memanfaatkan keahlian unik masing-masing anggota untuk menciptakan aksi-aksi yang mengguncang kota. Chen Yuan, seorang ahli dalam seni bela diri, bertanggung jawab atas bagian teknis rencana mereka, dengan kepiawaian dalam berbagai gaya pertempuran, ia mampu melumpuhkan lawan dengan gesit. Wang Lin, yang memiliki latar belakang sebagai pandai besi, menjadi tulang punggung dalam menjaga kelompok ini tetap memiliki senjata yang tajam dan siap digunakan. Liu Yang, seorang penjelajah ul

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 53. Ujian Terakhir

    Zhao Zi Feng membawa Zhang Ji Long ke sebuah tempat terpencil di dalam suatu hutan yang rimbun dan lebat. Di tengah hutan tersebut terdapat sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan vegetasi yang tumbuh subur. Tempat ini tampak sepi dan alami, dengan atmosfer yang tenang dan sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin berdesir dan nyanyian burung-burung di kejauhan.Di tengah lapangan terbuka, terdapat sejumlah patok-patok kayu yang tersusun membentuk suatu pola tertentu. Patok-patok ini nampaknya memiliki fungsi dan arti tertentu dalam ujian yang akan dihadapi oleh Zhang Ji Long. Ruang terbuka ini adalah tempat di mana Zhang Ji Long akan diuji dalam keterampilan bertahan hidup, kemampuan membaca lingkungan, serta kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di alam liar. Dalam suasana alam yang damai ini, ujian ketiga Zhang Ji Long akan menguji kecakapan dan pengetahuannya dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.Wajah

DMCA.com Protection Status