Share

BAB 3. Guang Mei-Yin

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Guang Mei-Yin berusaha untuk membantu Ho Xiuhuan untuk bisa berjalan lagi dengan menopang dan menahan tubuh dari Ho Xiuhuan yang sudah sangat lemah dan terlihat lunglai.

"Saudara Ho mari kubantu kamu untuk berdiri dan berjalan menuju Gazebo."

Dengan perlahan-lahan ia memapah dengan menyanggakan lengan kanan dari Ho Xiuhuan ke pundaknya sementara lengan kiri Guang Mei-Yin menggenggam lembut pinggang dari Ho Xiuhuan.

Ho Xiuhuan dengan perasaan malunya karena dekat dengan perempuan cantik nan manis lalu tersipu dan wajahnya langsung memerah. Ia juga malu karena merasa rendah diri ketika terpaksa harus di tolong oleh seorang perempuan untuk lolos dari siksaan Guang Xian Xie.

"Saudari Mei maafkan apabila aku saat ini sangat merepotkanmu, bukan maksudku untuk membebanimu dengan keadaan dan kondisiku sekarang ini."

Guang Mei-Yin tidak berusaha dan berjuang terlalu kuat karena memang berat badan dari Ho Xiuhuan yang sangat ringan sehingga ia bisa dengan mudah memapah Ho Xiuhuan menuju ke Gazebo dengan lancar tanpa tersendat-sendat karena kelelahan ataupun kepayahan dalam bernapas.

"Baiklah Saudara Ho kita sudah sampai di Gazebo. Tidak perlu sungkan atau merasa risi denganku, tidak perlu meminta maaf juga karena aku sangat senang membantu Saudara Ho. Tunggu sebentar disini aku akan mengambil teh herbal dan tanaman obat untuk menyembuhkan luka yang berada di tubuhmu."

"B~Baiklah, maaf kalau merepotkanmu," ucap lembut Ho Xiuhuan.

"Sudah kukatakan tidak perlu sungkan," sahut Guang Mei-Yin seraya pergi berjalan keluar dari Gazebo.

Tidak lama kemudian Guang Mei-Yin datang sembari membawa teh herbal beserta tanaman obat berkualitas tinggi bintang 1. Ia menuangkan teh herbal terlebih dahulu ke dalam gelas lalu disuguhkan kepada Ho Xiuhuan untuk diminumnya.

"Saudara Ho diminum dulu teh herbal ini untuk mengurangi rasa sakit yang terasa dan juga aromanya bisa menenangkan pikiran agar proses pemulihannya bisa berangsur lebih cepat."

Ho Xiuhuan dengan perlahan menyesap teh herbal yang berwarna agak kehitaman dan masih hangat itu, rasanya yang agak pahit namun terasa lembut dan ada manis-manisnya itu membuat Ho Xiuhuan sedikit membatin dalam hatinya, 'Sebenarnya teh herbal ini rasanya sangat pahit sekali, namun apa mungkin yang membuat teh ini adalah seorang bidadari cantik atau seorang dewi dari kayangan sehingga rasanya menjadi manis dan lembut bagaikan pancaran wajah dari Guang Mei-Yin.'

Setelah selesai dengan teh herbal nya Guang Mei-Yin lalu mengambil tanaman obat.

Guang Mei-Yin lalu dengan perlahan dan hati-hati membersihkan luka di area kulit di sekitar wajah lalu mempelkan racikan tanaman obat pada area luka dan menekannya, setelah itu ia balutkan perban kecil.

"Ahhk! Perih sekali rasanya Saudari Mei!" keluh Ho Xiuhuan sembari mengerang kesakitan.

Guang Mei-Yin hanya tersenyum saja melihat Ho Xiuhuan yang mengerih dengan sedikit merintih itu.

"Akan aku ganti perban setiap kali kotor dan basah akibat luka yang merembes." ucap Guang Mei-Yin lembut.

Ho Xiuhuan walaupun dalam keadaan kesakitan tetapi batinnya entah kenapa merasa bahagia dan merasa keberuntungan masih menaunginya karena saat ini ia bisa melihat wajah Guang Mei-Yin dari dekat. Wajahnya yang putih bersih sangat bening dan bercahaya.

"Terima kasih Saudari Mei, berkat kamu kondisiku sekarang sepertinya sudah mulai membaik mungkin karena pengobatan yang Saudara Mei berikan luka yang aku derita akan cepat pulih dan kembali sehat seperti sedia kala."

"Ha ha ha, tidak mungkin luka parah dan sangat serius seperti ini bisa sembuh dalam beberapa menit," sahut Guang Mei-Yin sembari melepas tangannya dari wajah Ho Xiuhuan karena sudah menyelesaikan perban yang ia tempel di wajah Ho Xiuhuan.

Guang Mei-Yin lalu kembali duduk manis dan perlahan menatap ke arah mata dari Ho Xiuhuan dengan tatapan yang sejuk dan menenangkan, lalu ia bertanya. "Saudara Ho, apa yang terjadi? Kemarin kamu sangat luar biasa hebat dengan mempertunjukan jurus-jurus silat dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi. Sekarang keadaanmu kenapa terlihat sangat lemah sekali."

Ho Xiuhuan yang juga sedang menatap mata dari Guang Mei-Yin lalu melepas tatapannya dan langsung menatap ke arah bawah, ia langsung terlihat lesu seperti bunga yang layu.

"Aku juga tidak tahu Saudari Mei, hari ini aku seperti kehilangan semua kekuatan tenaga dalamku, padahal kemarin masih biasa-biasa saja, aku masih bisa mengeluarkan kekuatan tenaga dalamku, bahkan ketika aku masuk ke dalam Pohon Oak itu, kekuatan tenaga dalamku mempunyai level 9. Menurut Tetua Funsan merupakan level tertinggi di Sekte Funsan ini."

"Iya, bukan hanya murid-murid Sekte Funsan saja yang kagum akupun ikut terkesima melihat bagaimana kamu bisa melakukan hal yang hanya Tetua Funsan dengan ilmu tingkat tinggi saja yang bisa mengeluarkan kekuatan tenaga dalam sebesar itu." sahut Guang Mei-Yin.

Guang Mei-Yin lalu tiba-tiba memegang lembut dengan tangannya yang halus ke tangan dari Ho Xiuhuan yang terasa dingin dan kaku itu, dan berucap dengan lirih, "Saudara Ho kamu tenang saja yah, mungkin kekuatan tenaga dalammu hanya hilang untuk sementara waktu saja, aku yakin hari kedepannya kekuatan dari tenaga dalammu akan dapat kembali dan balik lagi masuk ke tubuhmu. Karena aku sangat yakin sekali kamu akan menjadi Pendekar hebat seperti sebelumnya."

Ho Xiuhuan sangat terkejut dan menahan untuk menelan ludahnya di tenggorokannya agar tidak terlalu terihat sedang tertegun karena tangan dari Guang Mei-Yin yang tiba-tiba saja memegang tangannya. Ia lalu berkata, "te~terima kasih Saudari Mei telah mendukungku dan memberikanku rasa tenang," Ho Xiuhuan kembali berani menatap mata dari Guang Mei-Yin setelah tadi merasakan lesu yang amat terasa dalam.

"Baiklaah, Saudara Ho kamu harus tetap semangat dan kembali lagi menjadi seorang yang hebat dan jenius di dunia persilatan Kultivasi ini." ucap Guang Mei-Yin sembari melepaskan tangannya dari tangan Ho Xiuhuan lalu ia mengepalkan tangannya tanda memberi semangat kepada Ho Xiuhuan.

"Siap!" balas Ho Xiuhuan sembari menganggukkan kepalanya.

Guan Mei-Yin lalu berdiri hendak keluar Gazebo diikuti oleh Ho Xiuhuan yang juga berdiri perlahan.

"Senang bisa berbicara langsung dengan Saudara Ho, mungkin besok kita bisa berbicara seperti ini lagi disini," ucap Guang Mei-Yin yang sepertinya merasa senang sudah bisa membantu Ho Xiuhuan yang sedang terluka.

"B~baiklah, aku besok sore akan ada disini lagi," ucap Ho Xiuhuan yang terlihat masih canggung bila berhadapan langsung dengan Guang Mei-Yin.

"Aku pamit yah Saudara Ho," ucap Guang Mei-Yin sembari berjalan pelan meninggalkan Ho Xiuhuan menuju Paviliunnya.

"Baik Saudari Mei, terimakasih telah membantuku," balas Ho Xiuhuan yang hanya terdiam di Gazebo menunggu Guang Mei-Yin yang berjalan sampai jauh, setelah itu baru ia akan pergi meninggalkan Gazebo itu juga.

Ho Xiuhuan pergi meninggalkan Gazebo untuk berjalan menuju Paviliunnya, namun sepertinya masih ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Ia tadi mendengar dari pembicaraan Guang Mei-Yin dan Guang Xian Xie bahwa Bibi Guang Lien-Hua telah mengangkatnya menjadi anak, tetapi ia tidak tahu, ia baru sekali saja bertemu dengan Guang Lien-Hua. Karena memang Guang Lien-Hua lah yang menemukannya di Hutan dan membawanya ke Sekte Funsan.

"Mungkin aku besok akan bertanya kepada Guang Mei-Yin perihal Bibi Lien-Hua ini."

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 4. Cincin dan Kitab

    Ho Xiuhuan yang walaupun sudah di beri teh herbal dan tanaman obat namun ia masih merasa kesakitan di sekujur tubuhnya karena di hajar habis-habisan oleh Guang Xian Xie. Ia juga masih kesusahan dalam berjalan karena apabila salah bergerak sedikit akan terasa sakit perut dan pinggangnya. Namun akhirnya dengan perlahan dan penuh kehati-hatian akhirnya ia sampai ke Paviliunnya.Paviliun sederhana yang diperuntukkan bagi 'Murid Luar'.Iya, di Sekte Funsan ini para muridnya dibagi dalam 3 hierarki yang menentukan strata sosial dari murid tersebut, yaitu Murid Inti, Murid Dalam, dan Murid Luar yang didasarkan pada tingkat bakat ataupun pertolongan dan jasa yang pernah mereka berikan pada Sekte. Para Murid yang berada di tingkat atas, hierarki statusnya akan jauh lebih besar akan masuk ke dalam 'Murid Inti' dan juga menerima lebih banyak lagi sumber daya dari Sekte Funsan, terutama mereka adalah yang berasal dari klan 'Guang'. Kategori 'Murid Dalam' adalah murid yang berasal dari kalangan de

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 5. Penatua Rambut Putih_1

    Rata-rata seorang anak yang baru belajar menjadi Pendekar Kultivasi di usia 15 sampai 16 tahun biasanya belum mempunyai kekuatan tenaga dalam dan mereka masih dalam tahap pembentukan tulang pada evel 1 dan 2, dimana biasanya anak itu baru menyelesaikan Penguatan Tulang dan akan belajar tentang berbagai energi yang ada di dunia ini.Ho Xiuhuan yang merupakan anak jenius dan dahulu sering disebut bayi ajaib di usia 15 tahun sudah mencapai level 9, level yang bisa disejajarkan dengan seorang Kaisar. Namun kekuatannya itu tiba-tiba menghilang yang membuat Ho Xiuhuan kembali menjadi manusia tanpa level..Ho Xiuhuan dengan cepat bangun dari tempat tidurnya, ia bangkit dan berdiri lalu tiba-tiba langsung memukul dinding Paviliun dengan tinjunya berkali-kali dengan sekuat tenaganya. Wajahnya berubah warna menjadi merah padam dengan terlihat jelas urat-urat birunya keluar. Ho Xiuhuan sudah tidak bisa menahan dirinya untuk mengeluarkan amarahnya karena kecewa dengan keadaan tenaga dalamnya yang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 6. Penatua Rambut Putih_2

    “Dan ia … bermaksud memberikan aku pil hitam itu …a-apakah benar pil itu ada ….”Ho Xiuhuan yang teringat dengan pil hitam itu langsung bangkit dan terbangun untuk duduk dari posisi tidurnya. Dan benar saja sesuai dugaan, di sekujur tubuhnya sekarang sudah tidak ada luka lagi, juga luka di wajahnya pun sudah hilang. Sembari terkejut, matanya langsung mencari ke segala penjuru dan setiap sudut ruangan, ia curiga jangan-jangan Penatua berambut putih itu masih ada di ruangan ini. “Tubuhku sudah pulih kembali, Penatua itu sudah dipastikan adalah nyata, ia adalah seorang manusia yang menyusup ke Paviliun ku. Ia juga yang mungkin dengan paksa memasukkan pil hitam itu ke tubuhku. Dimana ia sekarang!”Berlari dengan cepat Ho Xiuhuan untuk keluar dari Paviliunnya.“Ah, tidak mungkin Penatua itu masih berkeliaran di sekitar sini. Siapa sebenarnya Penatua itu?”Ho Xiuhuan yang sudah pesimis untuk mencari Penatua berambut putih lalu ia terduduk lesu di kursi kayu panjang yang ada di depan luar Pav

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 7. Keluarga Kaisar Xu_1

    Sementara itu di dalam kompleks Sekte Funsan.Guang Xian Xie dan Guang Mei-Yin mereka bersama sepupu-sepupunya yang lain mencari keberadaan dari Ho Xiuhuan. Karena sedari tadi siang mereka tidak melihat sesosok manusia tertubuh kurus kecil berwarna putih itu berada di aula taman Sekte Funsan.“Saudaro Ho, apakah kamu masih ada di dalam kamarmu?" ucap lembut Guang Mei-Yin sembari mengetuk pintu Paviliun dari Ho Xiuhuan.Guang Xian Xie yang tidak sabaran langsung mendobrak pintu itu sampai hancur hingga mereka semua bisa masuk dan memeriksa ke dalam kamar.“Kemana anak Petani keturunan iblis itu? Apa dia kabur dari Sekte ini karena sudah hampir tertangkap basah olehku kemarin kalau ia adalah manusia iblis!” teriak Guang Xian Xie.“Kamu kemana Saudara Ho? … kenapa kamu kabur dari sini, apakah kamu takut dengan Saudara Xian yang selalu menyiksamu ….” gumam Guang Mei-Yin."Ho Xiuhuan keturunan Iblis katamu?""Iya Kakek, kemarin aku menantangnya untuk bertarung dan ternyata anak Petani yang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 8. Keluarga Kaisar Xu_2

    Guang Li-Wei berdiri dari duduknya, lalu berseru, "Aku tidak memerlukan seorang pendamping seorang pria untuk menemaniku mengarungi kehidupan! Biarkan aku untuk menjadi Prajurit dalam Kekaisaran Ayahanda yang hebat ini!"Semua orang yang ada di Aula sontak kaget dan terperanjat mendengar ucapan dari Guang Li-Wei, mereka tidak menduga anak keempat Kaisar itu berani untuk mengatakan hal yang pantang di lakukan seorang wanita. Bahkan wanita sekuat Guang Lien-Hua yang sekarang berpredikat sebagai Pendekar berlevel 9, sama sekali tidak mau berurusan dengan hal-hal yang berbau dengan Kekaisaran dan perpolitikan."Ha ha ha ha!" Kaisar Guang Xu tertawa kencang mendengar hal itu. Lalu selama 1 menit ia berdiam diri, berusaha untuk tenang sembari menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, memikirkan pernyataan apa yang akan ia keluarkan menanggapi ucapan yang keluar dari mulut Guang Li-Wei tadi. Saat ini semua mata tertuju kepada Kaisar Guang Xu, ekspresi dari wajah mereka semua ti

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 9. Alam Dimensi Lain_1

    "Aku berada dimana?" "A~apa aku sudah mati?" Ho Xiuhuan baru saja membuka kelopak matanya yang masih agak berat, namun ia bingung selain kepalanya yang masih pusing seperti sedang berputar-putar, ia juga tidak tahu sekarang sedang ada dimana. Posisi tubuhnya menelentang di atas tanah yang dilihatnya hanyalah langit yang berwarna merah muda dan awan-awan kecil berwarna putih pucat, juga pepohonan dengan bunga merah muda dan terdengar juga suara air terjun. "Tempat apa ini! Surga 'kah? tapi … kenapa keindahan Surga hanya Biasa saja seperti ini …." "Apa! Biasa saja katamu!" Penatua berambut putih tiba-tiba muncul entah darimana datangnya, dengan sekelebat saja, saat ini wajahnya sudah berada di depan wajah Ho Xiuhuan. "Aku adalah pemilik ruang dan waktu Alam ini, atau dengan kata lain akulah pencipta Alam ini. Semua pemandangan yang indah dan menakjubkan ini, akulah yang membuatnya. Kamu yang tidak tahu tentang keindahan seni tidak akan mengerti betapa agungnya maha karya yang ku tump

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 10. Alam Dimensi Lain_2

    "Master Zhao sebenarnya tempat apa ini?" Ho Xiuhuan untuk mengalihkan pembicaraannya mulai mengganti topik dengan mempertanyakan tempat yang sekarang sedang ia tapaki, sebuah tempat yang seperti dibuat untuk lokasi kediaman para Dewa dan Dewi, namun jauh dari kesan kata indah. Zhao Zeming dengan wajah serius lalu berjalan pelan ke arah Sungai dan sesampainya di tepian sungai ia berhenti lalu memasang posisi tubuh yang terlihat bijaksana dengan kedua tangannya menangkup di punggung bawahnya. "Ini adalah Alam berdimensi ruang dan waktu yang kuciptakan sendiri dari cincin kayu langka tingkat langit yang kumiliki. Formasi dari ruang ini kubuat menyerupai Alam Surgawi dan waktu di Alam ini adalah 4 tahun. Jadi di mulai hari ini, selama 4 tahun berjalan di Alam Dimensi yang ku buat, waktu di dunia tidak ikut berjalan. Ini merupakan kesempatan besar untukmu. Tuan bisa pakai untuk meningkatkan level penguatan tulang. Sementara anak-anak yang lain di Sekte Funsan pasti akan terkejut dengan pe

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 11. Dantian dan Penempaan Tulang

    "Penempaan Kualitas Tulang!” “Tuan disini akan melakukan latihan itu! Alam disini tidak mempunyai energi apapun, jadi disini kamu tidak bisa menyerap dan menerima energi Qi dengan melakukan meditasi.” Zhao Zeming menjelaskan latar belakang mengapa ia memindahkan dan membawa Ho Xiuhuan ke alam yang ia buat sendiri itu kepada Ho Xiuhuan yang baru saja sadar dari pingsannya. Ho Xiuhuan terkejut dengan memperlihatkan wajah tidak percaya nya kepada Zhao Zeming. Ia lalu bangun untuk duduk dari tidurnya. “Master Zhao! Apa maksudmu aku tidak bisa bermeditasi disini! Jelas-jelas aku melihat air terjun itu! Air yang tersentuh oleh ku itu asli juga udara bersih disini juga sangat jernih, bagaimana mungkin itu palsu. A-aku harus sesegera mungkin berlatih agar tenaga dalamku kembali dan aku mempunyai kekuatanku seperti sebelumnya. Aku ingin membuktikan kepada orang-orang di Sekte Funsan itu bahwa aku memang mempunyai kekuatan Pendekar berlevel 9 sesuai dengan pendaran Pohon Oak kemarin.” Zhao Ze

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

DMCA.com Protection Status