Home / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir / BAB 5. Penatua Rambut Putih_1

Share

BAB 5. Penatua Rambut Putih_1

Author: Hudi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rata-rata seorang anak yang baru belajar menjadi Pendekar Kultivasi di usia 15 sampai 16 tahun biasanya belum mempunyai kekuatan tenaga dalam dan mereka masih dalam tahap pembentukan tulang pada evel 1 dan 2, dimana biasanya anak itu baru menyelesaikan Penguatan Tulang dan akan belajar tentang berbagai energi yang ada di dunia ini.

Ho Xiuhuan yang merupakan anak jenius dan dahulu sering disebut bayi ajaib di usia 15 tahun sudah mencapai level 9, level yang bisa disejajarkan dengan seorang Kaisar. Namun kekuatannya itu tiba-tiba menghilang yang membuat Ho Xiuhuan kembali menjadi manusia tanpa level.

.

Ho Xiuhuan dengan cepat bangun dari tempat tidurnya, ia bangkit dan berdiri lalu tiba-tiba langsung memukul dinding Paviliun dengan tinjunya berkali-kali dengan sekuat tenaganya. Wajahnya berubah warna menjadi merah padam dengan terlihat jelas urat-urat birunya keluar. Ho Xiuhuan sudah tidak bisa menahan dirinya untuk mengeluarkan amarahnya karena kecewa dengan keadaan tenaga dalamnya yang hilang. "Percuma aku berlatih seorang diri sejak umurku 3 tahun!!! Sekarang semua tenaga dalam itu lenyap semua tanpa jejak, tanpa ada tanda-tanda apapun sebelumnya yang bisa aku telusur agar aku tahu apa penyebab kekuatan tenaga dalam ku ini menghilang ...."

Ho Xiuhuan telah melakukan tindakan bodoh dengan reaksi spontannya yang salah karena ia telah melupakan keadaan fisiknya yang sedang rapuh dengan banyaknya luka di sekujur tubuhnya, oleh karenanya setelah ia melepaskan amarahnya dengan meninju dinding Paviliun itu berkali-kali, tubuhnya langsung ambruk dan akhirnya terkulai melempai lemah di lantai. Tanpa sadar air matanya mengalir turun. "Aku tidak mau menjadi orang yang lemah ... aku benci dengan tubuhku yang kurus ini, tanpa adanya tenaga dalam di dalam tubuhku ... aku memang benar-benar hanyalah seorang sampah ...."

Anjing besar peliharaan dari Ho Xiuhuan tiba-tiba menyalak ringking, lalu berjalan perlahan menghampiri Ho Xiuhuan dan, ... bluush, terasa getaran kecil di ikuti keluar banyak asap berwarna ungu dan kilatan cahaya kecil menutupi tubuh anjing besar itu, asap berwarna ungu itu berputar-putar seperti angin puyuh kecil bergerak ke atas langit-langit-langit membentuk kolase manusia lalu keluar bayangan, dan ... Anjing besar itu berubah menjadi Penatua berambut putih. "Ho'er, kamu tidak perlu bersedih ... aku akan membantumu supaya kamu bisa keluar dari masalahmu ... aku akan mengajarimu ilmu silat dengan tingkat Kultivasi tertinggi dan terhebat, aku akan menjadi Gurumu ...."

"Si~siapa KAMU!!!"

Penatua berambut putih secara perlahan menghampiri Ho Xiuhuan dengan berjalan mengapung di atas lantai Paviliun. Ia lalu menatap penuh hangat dengan rasa simpati nya kepada Ho Xiuhuan, "Kamu harus tenang dulu Ho'er nanti baru aku jelaskan siapa aku dan kenapa aku bisa ada disini." Penatua berambut putih itu mengangkat tangannya perlahan sambil membuka telapak tangannya, dan ...

Tiba-tiba Ho Xiuhuan terangkat ke atas dengan sendirinya, lalu dengan masih keadaan terlengkup di atas udara tubuhnya bergerak di pindahkan oleh Penatua berambut putih itu menuju ke arah kasur kayu. "Aahhk! Hei Penatua! Apa yang kamu lakukan! turunkan aku sekarang juga! Siapa kamu berani-beraninya masuk ke Paviliun ku dan seenaknya mengangkat ku seperti ini!"

Penatua berambut putih memindahkan tubuh Ho Xiuhuan ke kasur kayu lalu menurunkannya dengan perlahan, ia menggunakan kekuatan magis nya agar Ho Xiuhuan bisa berpindah ke kasurnya tanpa merasakan sakit karena harus berjalan menuju kasur kayu nya itu. Lalu ia mengeluarkan satu pil hitam tingkat tinggi bintang 5 yang sangat langka. "Ho'er, minumlah pil ini agar tubuhmu bisa kembali pulih, hanya dengan hitungan detik semua luka di tubuhmu akan meregenerasi kembali untuk menjadi normal."

Ho Xiuhuan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia masih mencurigai Penatua berambut putih itu adalah orang yang ingin berbuat tidak baik kepadanya, Ho Xiuhuan beranggapan Penatua berambut putih itu adalah orang yang ingin mencelakainya. Lalu ia menolak mentah-mentah permintaan Penatua berambut putih itu untuk meminum pil hitam itu, "Aku tidak akan meminum pil hitam itu! Aku tidak mengenalmu! Bahkan kamu bukan siapa-siapa bagiku! Jangan pernah bermimpi kalau aku akan menjadi muridmu! Apalagi bermimpi kalau kau akan jadi Guruku!"

"Ha ha ha! Apa katamu! Aku bukan Gurumu?" Penatua berambut putih itu lalu menempelkan telapak tangannya kepada Ho Xiuhuan.

12 tahun yang lalu....

Ho Xiuhuan kala itu baru berumur 3 tahun, ia masih tinggal di Desa Shijiang, Desa yang sangat jauh dari Gunung Funsan tempat dari Sekte Funsan berada. Ia bermukim bersama orang tua angkat dan seorang kakak perempuan angkat yang berusia 6 tahun lebih tua darinya. Mereka adalah keluarga Petani miskin yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia Pendekar Kultivasi.

Ho Xiuhuan saat itu masih bisa dikatakan ia adalah seorang bayi, karena umurnya yang belum lebih dari 5 tahun, namun kakak perempuan angkatnya menganggap ia adalah bayi genius karena sudah bisa berbicara dengan lancar dan sudah bisa mengerti apa maksud dari yang dikatakan kakak perempuan angkatnya kepadanya. Ia juga menganggap adik angkatnya ini adalah bayi ajaib karena kecepatan larinya sudah bisa melebihi kekuatan lari kakak angkatnya itu.

Ho Xiuhuan yang terjaga pada malam hari kemarin, akhirnya terbagun dari tidur pulasnya di pagi hari ini. Ia merasa semalam tidurnya sangat nyenyak hingga terlelap dan bermimpi tentang kehidupannya ketika ia masih kecil dulu, mimpi yang sangat berkesan, mimpi yang akan ia ingat secara mendalam selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ia melihat ke bawah lantai ke arah anjing besar peliharaannya yang masih tidur lalu teringat kembali bahwa pada masa lalunya anjing besar itu yang selalu mendampinginya saat berlatih meningkatkan kemampuan tenaga dalamnya.

“Ah, iya kemarin aku bertemu dengan Penatua berambut putih di kamar ini, kejadian nyata kah? Atau hanya bagian dari mimpiku? Tapi pertemuan itu sepertinya nyata dan tampak jelas Penatua berambut putih itu ada disini.”

“Dan ia … bermaksud memberikan aku pil hitam itu …a-apakah benar pil itu ada ….”

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rachmani Fitrawan
Keren dan Menarik
goodnovel comment avatar
Sofian Safari
bagus betul cerita ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 6. Penatua Rambut Putih_2

    “Dan ia … bermaksud memberikan aku pil hitam itu …a-apakah benar pil itu ada ….”Ho Xiuhuan yang teringat dengan pil hitam itu langsung bangkit dan terbangun untuk duduk dari posisi tidurnya. Dan benar saja sesuai dugaan, di sekujur tubuhnya sekarang sudah tidak ada luka lagi, juga luka di wajahnya pun sudah hilang. Sembari terkejut, matanya langsung mencari ke segala penjuru dan setiap sudut ruangan, ia curiga jangan-jangan Penatua berambut putih itu masih ada di ruangan ini. “Tubuhku sudah pulih kembali, Penatua itu sudah dipastikan adalah nyata, ia adalah seorang manusia yang menyusup ke Paviliun ku. Ia juga yang mungkin dengan paksa memasukkan pil hitam itu ke tubuhku. Dimana ia sekarang!”Berlari dengan cepat Ho Xiuhuan untuk keluar dari Paviliunnya.“Ah, tidak mungkin Penatua itu masih berkeliaran di sekitar sini. Siapa sebenarnya Penatua itu?”Ho Xiuhuan yang sudah pesimis untuk mencari Penatua berambut putih lalu ia terduduk lesu di kursi kayu panjang yang ada di depan luar Pav

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 7. Keluarga Kaisar Xu_1

    Sementara itu di dalam kompleks Sekte Funsan.Guang Xian Xie dan Guang Mei-Yin mereka bersama sepupu-sepupunya yang lain mencari keberadaan dari Ho Xiuhuan. Karena sedari tadi siang mereka tidak melihat sesosok manusia tertubuh kurus kecil berwarna putih itu berada di aula taman Sekte Funsan.“Saudaro Ho, apakah kamu masih ada di dalam kamarmu?" ucap lembut Guang Mei-Yin sembari mengetuk pintu Paviliun dari Ho Xiuhuan.Guang Xian Xie yang tidak sabaran langsung mendobrak pintu itu sampai hancur hingga mereka semua bisa masuk dan memeriksa ke dalam kamar.“Kemana anak Petani keturunan iblis itu? Apa dia kabur dari Sekte ini karena sudah hampir tertangkap basah olehku kemarin kalau ia adalah manusia iblis!” teriak Guang Xian Xie.“Kamu kemana Saudara Ho? … kenapa kamu kabur dari sini, apakah kamu takut dengan Saudara Xian yang selalu menyiksamu ….” gumam Guang Mei-Yin."Ho Xiuhuan keturunan Iblis katamu?""Iya Kakek, kemarin aku menantangnya untuk bertarung dan ternyata anak Petani yang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 8. Keluarga Kaisar Xu_2

    Guang Li-Wei berdiri dari duduknya, lalu berseru, "Aku tidak memerlukan seorang pendamping seorang pria untuk menemaniku mengarungi kehidupan! Biarkan aku untuk menjadi Prajurit dalam Kekaisaran Ayahanda yang hebat ini!"Semua orang yang ada di Aula sontak kaget dan terperanjat mendengar ucapan dari Guang Li-Wei, mereka tidak menduga anak keempat Kaisar itu berani untuk mengatakan hal yang pantang di lakukan seorang wanita. Bahkan wanita sekuat Guang Lien-Hua yang sekarang berpredikat sebagai Pendekar berlevel 9, sama sekali tidak mau berurusan dengan hal-hal yang berbau dengan Kekaisaran dan perpolitikan."Ha ha ha ha!" Kaisar Guang Xu tertawa kencang mendengar hal itu. Lalu selama 1 menit ia berdiam diri, berusaha untuk tenang sembari menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, memikirkan pernyataan apa yang akan ia keluarkan menanggapi ucapan yang keluar dari mulut Guang Li-Wei tadi. Saat ini semua mata tertuju kepada Kaisar Guang Xu, ekspresi dari wajah mereka semua ti

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 9. Alam Dimensi Lain_1

    "Aku berada dimana?" "A~apa aku sudah mati?" Ho Xiuhuan baru saja membuka kelopak matanya yang masih agak berat, namun ia bingung selain kepalanya yang masih pusing seperti sedang berputar-putar, ia juga tidak tahu sekarang sedang ada dimana. Posisi tubuhnya menelentang di atas tanah yang dilihatnya hanyalah langit yang berwarna merah muda dan awan-awan kecil berwarna putih pucat, juga pepohonan dengan bunga merah muda dan terdengar juga suara air terjun. "Tempat apa ini! Surga 'kah? tapi … kenapa keindahan Surga hanya Biasa saja seperti ini …." "Apa! Biasa saja katamu!" Penatua berambut putih tiba-tiba muncul entah darimana datangnya, dengan sekelebat saja, saat ini wajahnya sudah berada di depan wajah Ho Xiuhuan. "Aku adalah pemilik ruang dan waktu Alam ini, atau dengan kata lain akulah pencipta Alam ini. Semua pemandangan yang indah dan menakjubkan ini, akulah yang membuatnya. Kamu yang tidak tahu tentang keindahan seni tidak akan mengerti betapa agungnya maha karya yang ku tump

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 10. Alam Dimensi Lain_2

    "Master Zhao sebenarnya tempat apa ini?" Ho Xiuhuan untuk mengalihkan pembicaraannya mulai mengganti topik dengan mempertanyakan tempat yang sekarang sedang ia tapaki, sebuah tempat yang seperti dibuat untuk lokasi kediaman para Dewa dan Dewi, namun jauh dari kesan kata indah. Zhao Zeming dengan wajah serius lalu berjalan pelan ke arah Sungai dan sesampainya di tepian sungai ia berhenti lalu memasang posisi tubuh yang terlihat bijaksana dengan kedua tangannya menangkup di punggung bawahnya. "Ini adalah Alam berdimensi ruang dan waktu yang kuciptakan sendiri dari cincin kayu langka tingkat langit yang kumiliki. Formasi dari ruang ini kubuat menyerupai Alam Surgawi dan waktu di Alam ini adalah 4 tahun. Jadi di mulai hari ini, selama 4 tahun berjalan di Alam Dimensi yang ku buat, waktu di dunia tidak ikut berjalan. Ini merupakan kesempatan besar untukmu. Tuan bisa pakai untuk meningkatkan level penguatan tulang. Sementara anak-anak yang lain di Sekte Funsan pasti akan terkejut dengan pe

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 11. Dantian dan Penempaan Tulang

    "Penempaan Kualitas Tulang!” “Tuan disini akan melakukan latihan itu! Alam disini tidak mempunyai energi apapun, jadi disini kamu tidak bisa menyerap dan menerima energi Qi dengan melakukan meditasi.” Zhao Zeming menjelaskan latar belakang mengapa ia memindahkan dan membawa Ho Xiuhuan ke alam yang ia buat sendiri itu kepada Ho Xiuhuan yang baru saja sadar dari pingsannya. Ho Xiuhuan terkejut dengan memperlihatkan wajah tidak percaya nya kepada Zhao Zeming. Ia lalu bangun untuk duduk dari tidurnya. “Master Zhao! Apa maksudmu aku tidak bisa bermeditasi disini! Jelas-jelas aku melihat air terjun itu! Air yang tersentuh oleh ku itu asli juga udara bersih disini juga sangat jernih, bagaimana mungkin itu palsu. A-aku harus sesegera mungkin berlatih agar tenaga dalamku kembali dan aku mempunyai kekuatanku seperti sebelumnya. Aku ingin membuktikan kepada orang-orang di Sekte Funsan itu bahwa aku memang mempunyai kekuatan Pendekar berlevel 9 sesuai dengan pendaran Pohon Oak kemarin.” Zhao Ze

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 12. Tantangan Mengitari Danau_1

    "Tuan, akan berlari satu putaran mengitari danau ini.""Apa! Hanya berlari satu putaran danau ini saja? Enteng ini, mudah sekali! Master Zhao jangan bercanda! Hanya latihan sepele seperti ini! Bagaimana bisa kekuatan fisik dari tubuhku akan bertambah kuat dengan cepat, kalau tantangannya remeh seperti ini! Apa tidak ada latihan dengan beban yang lebih berat dan sangat menantang lagi yang bisa membuat ku mungkin bisa agak kewalahan untuk melewatinya atau seperti rintangan-rintangan yang semakin lama semakin sulit seperti ada kenaikan level begitu Master Zhao?"Zhao Zeming terlihat sedang memberikan instruksi kepada Ho Xiuhuan untuk melakukan tantangan mengitari sebuah danau untuk pelatihan penguatan fisiknya agar kualitas tulangnya meningkat dengan baik, namun dengan percaya diri tinggi karena melihat tantangannya yang ringan, Ho Xiuhuan seperti menganggap remeh latihan lari ini.Zhao Zeming hanya tersenyum sinis saja dengan wajahnya yang tetap tenang menanggapi celotehan dari Ho Xiuhua

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 13. Tantangan Mengitari Danau_2

    “Ahhk! Sekarang tantangan di lintasan abu-abu ini ternyata angin!”Lintasan di tepian danau kali ini berwarna abu-abu. Tantangannya adalah hembusan angin yang semakin lama akan semakin kencang apabila jarak yang ditempuhnya semakin jauh di lintasan warna abu-abu itu. Pada 100 meter awal angin yang berhembus akan biasa saja, 500 meter kedepan maka angin yang berhembus akan menjadi kencang bahkan sampai bisa mendorong ke belakang bagi orang yang tidak mempunyai ketahanan yang kuat dalam pijakan kakinya.Ho Xiuhuan saat ini sudah berlari di lintasan abu-abu meter 600, ia masih berusaha untuk maju ke depan walaupun sudah mulai agak goyah karena saking kencangnya angin yang berhembus, namun kakinya masih kuat untuk tetap berlari. Wajahnya masih kuat untuk menahan hembusan angin walau matanya selalu berkedip ketika terkena angin kencang itu. "Sepertinya di depan angin akan semakin kencang. Bagaimana ini, sampai disini saja aku sudah mulai tak tahan lagi."Ho Xiuhuan akhirnya sudah sampai ke

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

DMCA.com Protection Status