Share

Bertahan hidup 1

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seekor Beast merasakan aura keberadaan asing manusia. Beast itu merupakan seekor Harimau dengan kulit berwarna perak dan sedikit bercorak hitam.

Liu Shin belum mengetahui Pemilik suara yang Dia dengar. Dia tidak mau mengambil resiko, suara itu terdengar menakutkan. Hanya ada satu kata di pikirannya bahwa Pemilik suara itu adalah Monster. Liu Shin kembali mulai meyakini perkataan Pemuda misterius yang Dia temui barusan, dan nasihatnya segera Dia lakukan.

Bunyi raungan harimau berkulit warna perak semakin mendekat ke arah Liu Shin. Suara pepohonan yang berjatuhanpun terdengar semakin nyaring. Berbahaya ataupun tidak, Liu Shin berlari sekencang-kencangnya menjahui sumber suara raungan.

Sesosok Beast mulai menampakkan dirinya, membuat Liu Shin ketakutan karena baru pertama kali baginya melihat makhluk berbentuk aneh dengan sorot mata yang tajam dan mengerikkan.

"Binatang apa itu?" gumam Liu Shin melihat Harimau tetapi kulitnya berwarna Perak bercorak hitam tidak jauh di belakangnya.

Beast itu melompat berusaha menerkam ke arah Liu Shin yang terus berlari. Saat akan mengoyak tubuh Liu Shin dengan kuku dan taring tajamnya, Seekor Beast Beruang hitam meninju perut Beast harimau perak.

Sama seperti harimau bersisik perak, beberapa Beast lainpun mulai merasakan keberadaan asing di Dunia itu, salah satunya ialah Beruang hitam yang baru saja kembali merasakan aura Liu Shin.

Seakan tidak mau menyerahkan buruannya, Beruang hitam itu menerkam harimau bersisik perak yang akan mengoyak tubuh Liu Shin. Pertarungan sengitpun terjadi di antara kedua Beast itu.

Liu Shin tidak mempedulikan Mereka. Dengan kecepatan yang masih sangat lambat, Dia berlari menjauhi kedua Beast yang sedang bertarung itu.

Celana robeknya basah olehnya yang terkencing ketakutan, tubuhnya mulai merinding mengetahui keberadaan Monster-monster yang mengerikkan di tempat itu, matanya sayu, Dia mulai meneteskan air matanya mengalami nasib yang begitu memilukan.

"Ayah, Ibu." Liu Shin membayangkan wajah kedua orang tuanya. Mereka adalah tempat berlindung bagi Liu Shin sampai di usianya sekarang. Tetapi, Liu Shin kini seorang diri, Dia bisa saja memilih mati karena frustasi dengan kejadian yang di alaminya, "Aku harus bertahan hidup, Aku harus menjadi kuat, Aku tidak akan membiarkan orang-orang bernasib sama sepertiku."

Liu Shin melihat sebuah gua, mulut gua itu sangat kecil seukuran tubuhnya yang juga masih kecil, "Aku akan berlindung di sana."

Harimau perak tidak mampu menghadapi Beruang hitam yang amat kuat dan menjauh melarikan diri. Beruang hitam kemudian melesat ke arah Liu Shin berada, menghantam berkali-kali mulut gua di sebuah tebing yang kokoh.

Liu Shin bergidik ngeri meringkuk di dalam gua yang amat sempit itu.

Setelah beberapa saat tidak berhasil, beruang hitam itupun pergi meninggalkan gua tempat Liu Shin berada, tetapi masih mengawasi dan mengintainya.

"Akhirnya pergi juga." Liu Shin bernafas lega.

Liu Shin mengeluarkan beberapa buah dan jamur yang sempat di petik olehnya. Dia menyantapnya dengan sangat lahap.

"A... a... kenapa sakit sekali? aaaa ... aaaa." Liu Shin berguling-guling merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Buah dan jamur yang Dia makan membuat aura manusia Liu Shin sedikit hilang seakan melebur menjadi bagian dari Dunia itu.

Jutaan Beast dari berbagai arah yang sedang melesat ke tempatnya kehilangan aura yang mereka rasakan setelah beberapa saat Liu Shin memakan buah dan jamur itu. Meskipun jarak Mereka ribuan kilometer jauhnya, Mereka dapat merasakan aura Liu Shin.

Dunia itu di penuhi oleh Binatang buas. Mereka merasakan aura manusia sejenak setelah Liu Shin memasuki Dunia itu. Begitupun dengan Pemuda misterius yang di jumpai oleh Liu Shin, Dia merasakan aura manusia Liu Shin.

Pemuda itu melesat dengan kecepatan yang tidak masuk akal menuju ke sumber aura Liu Shin. Dia membuat formasi pelindung untuk menyelamatkan Liu Shin sebelum jutaan Beast menemukannya. Jika bukan karenanya, Liu Shin kemungkinan tewas oleh Binatang buas saat tubuhnya terkapar tidak berdaya sesaat setelah memasuki Dunia itu.

Sekarang hanya Beast yang berada beberapa meter di dekatnya yang bisa merasakan aura manusianya. Beast yang berada jauh darinya tidak bisa merasakan aura Liu Shin seperti beberapa saat yang lalu.

Sesaat setelah Pemuda misterius menghilangkan formasi pelindung, berjuta-juta Beast dari seluruh penjuru kembali bergegas menuju ke arah Liu Shin. Beruntung bagi Liu Shin memakan jamur dan buah yang menghilangkan aura manusianya. Jutaan Beast kembali kehilangan aura manusia Liu Shin.

"apa yang Aku makan?" Liu Shin tidak mengetahui bahwa buah dan jamur yang Dia makan adalah sesuatu yang sangat mematikan bagi tubuhnya yang tidak mampu untuk Dia kendalilan.

Liu Shin terus kesakitan di sekujur tubuhnya, Dia menutup mulutnya agar tidak bersuara takut Monster yang mengerikkan mendengarnya.

Efek dari buah dan jamur yang dia makan menyatu di dalam perutnya, Liu Shin mengalami sakit yang amat sangat, kulitnya seakan di sayat-sayat oleh pedang, tulang-tulangnya seakan rontok menjadi bubur. Dia bagaikan seonggok daging tanpa tulang yang lemah tidak berdaya.

Liu Shin kembali mulai tidak sadarkan diri, keringat hitam mulai keluar dari tubuhnya, efek dari buah dan jamur mulai hilang secara perlahan. Butuh beberapa hari bagi Liu Shin untuk kembali normal seperti sedia kala sampai efek yang Dia rasakan benar-benar menghilang.

Setelah beberapa hari berlalu, Liu Shin kembali mulai merasakan kelaparan. Tetapi, persediaan makanan di kantong penyimpanannya sudah habis.

Liu Shin terpaksa harus keluar dari gua kecil tempatnya bersembunyi untuk mencari makanan. Dia hanya berani melangkah tidak jauh dari gua itu yang menurutnya aman. Jika menemukan kejanggalan sedikitpun, Dia akan kembali masuk tidak mau mempertaruhkan nyawanya dengan Monster-monster yang mendiami tempat itu.

"Apa tidak ada sesuatu yang dapat Aku makan tanpa rasa sakit di tempat ini?" gumam Liu Shin.

Selama beberapa hari Liu Shin memakan apapun yang ada di sekitar persembunyiannya. Berbagai macam efek dari jamur, buah-buahan, tumbuhan, dedaunan, akar-akaran, racun, dan herbal terpaksa harus di rasakan kembali olehnya bahkan sakit yang Dia rasakan sesekali lebih dahsyat dari sebelumnya.

Beberapa makanan itu seharusnya tidak boleh di makan langsung olehnya karena merupakan bahan obat yang harus di ekstrak menjadi sebuah pil terlebih dahulu. Beberapa yang lainpun merupakan racun yang sangat mematikan. Efek dari makanan yang Liu Shin makan itu lebih mengerikkan lagi karena berusia ratusan ribu tahun.

Liu Shin yang masih belia tidak mengetahui hal itu dan tidak memikirkannya, Dia terus makan apapun yang ada untuk mengisi kekosongan perutnya. Pilihan yang sulit baginya ataukah harus merasakan sakit efek makanan-makanan yang menyiksa atau mati kelaparan. Tentu saja Dia merelakan tubuhnya agar bisa terus bertahan hidup meskipun itu sangat menyiksa.

Tubuhnya terus di tempa oleh efek menyakitkan dari sesuatu yang dimakan olehnya.

Saat Liu Shin melihat seekor kelinci, muncul daging bakar di benaknya. Tapi tidak bisa berbuat banyak, kelinci itu bahkan amat mengerikkan baginya, selain itu Dia tidak bisa membuat perapian.

Awalnya Liu Shin mengira kalau kelinci itu biasa saja. Tetapi, setelah mengetahui kekuatannya, Liu Shin hanya bisa menelan ludah. Beruntung kelinci itu tidak berminat kepada Liu Shin dan membiarkannya begitu saja di dalam gua.

Pernah sesekali Liu Shin menemukan bangkai Binatang buas. Dia memakannya mentah-mentah dan tubuhnya merasakan panas terasa terbakar sampai dua minggu terkapar tidak sadarkan diri. Dia tidak mampu menahan efek daging binatang buas.

Berbulan-bulan lamanya Liu Shin terus menerus merasakan penderitaan. Dia seharusnya tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tuanya. Tapi, Dia harus merasakan kepahitan harus hidup di tempat yang mematikan dan mengerikkan baginya.

Liu Shin menjadi sesosok Monster kecil yang melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup.

Berkali-kali Liu Shin berada dalam kondisi antara hidup dan mati. Liu Shin bertekad untuk menjadi lebih kuat agar pantas bagi sosok Pemuda misterius yang berjanji akan mengeluarkannya dari dunia itu.

"Tinju Beruang Hitam"

Bommm

Bommm

Bommm

Liu Shin mulai melatih dirinya di depan gua kecil tempatnya berlindung. Dia meninju bebatuan yang ada di sekitar tempatnya berada. Dia menamai jurusnya asal dengan berteriak sangat lantang.

Efek sesuatu yang di makan olehnya membuat fisik Liu Shin bertambah kuat, cukup mampu menghancurkan bebatuan yang cukup besar. Tulang-tulangnya menjadi lebih kuat dan tubuhnya seperti tidak lagi mengetahui apa itu rasa sakit.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Antoni Purba Hutaraja
dunia memang aneh ...
goodnovel comment avatar
Yudhi d'La Judhy
macam xiao chen LPN masuk dunia lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Bertahan Hidup 2

    "Tinju Beruang Hitam"BommmBommmBommmLiu Shin kembali melatih kekuatan tinjunya dengan menghantam bebatuan lainnya sampai hancur.Beberapa Kelinci yang sebelumnya berada di sekitar Liu Shin menghilang bagai di telan Bumi. Mereka menjadi bulan-bulanan sebagai ajang pelatihan bagi Liu Shin. Dia sesekali beradu pukulan dengan Kelinci dan mengejar Mereka untuk meningkatkan kecepatan berlarinya.Sekarang, seekor Kelinci bukanlah masalah bagi Liu Shin. Daging kelincipun bukan lagi khayalan dan seringkali Dia akan memakannya. Hanya saja, Dia masih memakannya mentah-mentah."Sial, beruang itu datang lagi," Liu Shin melihat beruang hitam yang masih saja berada tidak jauh di sekitar gua tempatnya berlindung. Dia mencoba untuk kembali masuk ke dalam gua.GoarrrrBeruang itu dengan kecepatan penuh melesat ke arah gua menutup jalan Liu Shin yang akan bergegas masuk kembali ke dalam gua.Beruang hitam itu menatap Liu Shin tampak senang berdiri di depan mulut gua. Dia selama ini di buat kesal ole

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Bertahan Hidup 3

    BommmmKadal raksasa mengibaskan ekornya ke tubuh Liu Shin ketika Harimau emas mencoba menerkamnya. Liu Shin terpental dan melayang di udara. Kadal raksasa itu tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Harimau emas.Beruang hitam yang melihat Liu Shin melayang, menunggunya di tanah dengan gigi taringnya bersiap mencabik dan melahap Liu Shin.BommmmLiu Shin kembali terpental melayang di udara terkena sabetan ekor sebuah Beast Kalajengking raksasa saat tubuhnya hampir mengenai taring Beruang hitam. Kalajengking itu juga tidak mau Liu Shin di mangsa oleh Beruang hitam.Liu Shin menjadi bulan-bulanan puluhan Beast yang saling berebut memangsanya. Tubuhnya terpental, melayang, dan terombang-ambing kesana kemari."Monster-monster sialan," umpat Liu Shin saat tubuhnya melayang di udara terkena sabetan ekor Kalajengking raksasa.Seekor Kelelawar meraih pundak Liu Shin dengan cakarnya. Kelelawar itu akan membawa Liu Shin terbang menjauh.EakkkkSeekor elang berusaha menghalau Kelelawar untuk mendapat

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Pemuda Misterius

    Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya."Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir."Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya. Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa bagi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Warisan Sang Legenda Langit

    "Bukan hanya Pendekar biasa, Tuanku dulu merupakan Pendekar yang sangat kuat, di takuti lawan, dan di segani kawan," jawab Zhu Lao.Liu Shin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat apa yang ada di dalam Gubug itu. "Lalu ... kenapa Tuanmu bisa terkalahkan padahal memiliki ribuan Kitab hebat seperti ini sampai harus merelakan hidupnya?""Kalau bukan karena pengkhianatan tentu Tuanku tidak akan mengalami nasib seperti itu. Dan juga, Tuanku belum menguasai sepenuhnya lima Kitab yang menjadi rebutan," balas Zhu Lao, "Lima Kitab itulah yang menimbulkan pertempuran hebat yang membuat Tuanku celaka.""Tuan Lao saja terlihat sangat hebat, agung dan berwibawa, lantas sehebat apa seseorang yang menjadi Tuannya?" batin Liu Shin."Kenapa Kamu termenung?" tanya Zhu Lao melihat Liu Shin seperti sedang memikirkan sesuatu."Maaf Tuan Lao ... Aku hanya tidak habis pikir, pertempuran seperti apa yang membuat Pendekar hebat seperti Tuan dari Tuan Lao dapat terkalahkan?" jawab Liu Shin."Sebua

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Rekan bukan Tuan

    Sesaat setelah kepergian Liu Shin dan Zhu Lao, Dunia jiwa bergemuruh. Awan hitam menyelimuti segala penjuru Dunia jiwa itu, petir mulai turun menyambar apapun yang ada di Dunia itu. Dalam waktu yang singkat, Dunia itu luluh lantah dan hancur.Tidak lama setelah itu, Dunia itu berubah menjadi sebuah bola hitam transparan kecil dan hancur berkeping-keping menjadi debu, hilang entah kemana. Segel formasi pemisah jiwa hanya bekerja setelah ada seseorang yang mampu masuk dan keluar dari sana.Liu Shin dan Zhu Lao keluar dari dasar sungai tempat dimana Liu Shin dahulu masuk ke dalam Dunia jiwa tersebut. Zhu Lao berubah menjadi sesosok Serigala besar berwarna abu-abu kehitaman, bulunya halus dan tebal, matanya berwarna hitam pekat, perawakannya begitu anggun dan memukau, kewibawaannya tidak luntur meski Dia berubah ke wujud aslinya."Zhu Lao apa itu Kamu?" teriak Liu Shin melihat seekor Serigala keluar dari dasar sungai begitu anggun."Ya Tuan," jawab Zhu Lao dengan telepati jiwanya, "Tuan t

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Manusia atau Siluman?

    Liu Shin sampai di tempat di mana terjadi sebuah pertarungan antara seorang kekek tua melawan empat Beast spirit yang sangat kuat.Liu Shin mengamati Kakek tua itu dan mengagumi kehebatan jurus-jurus yang di keluarkan olehnya.Beberapa saat berlalu, Kakek tua itu berhasil membinasakan keempat ekor Beast spirit."Siapa Kau?" Secepat kilat Kakek tua itu sudah berada di belakang Liu Shin dengan pedang di arahkan ke lehernya setelah mengalahkan empat ekor Beast spirit."Bagaimana Kakek tua ini mengetahui keberadaanku?" Liu Shin menelan ludahnya.Liu Shin tidak memiliki kesempatan menghindar karena pergerakan Kakek tua itu yang sangat cepat dengan teknik meringankan tubuh. Bagi Liu Shin yang belum berkultivasi dan belajar satupun jurus, Kakek tua itu sangatlah hebat, bukanlah seseorang yang pantas untuk Dia remehkan. Selain kultivasinya berada di tingkat yang tinggi, teknik, jurus, dan pusakanya juga berada di tingkat yang tidak patut untuk di remehkan.Tahapan Kultivasi- Pendekar Pemula-

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Bocah Bodoh

    "Bocah tengik sialan, jangan banyak beromong kosong, cepat katakan atau Aku kembali akan menyerang dan mematahkan lehermu," maki Wang Bei."Sebenarnya, Aku terpaksa memasuki tempat ini Kek, keluargaku di bantai oleh orang-orang yang sangat kejam.""Jadi begitu, pantas saja Kamu berani masuk ke tempat mengerikkan seperti ini, dari mana Kamu berasal?""Kota Naga Langit.""Dimana itu? sudah berapa lama Kamu berada di Hutan tengkorak ini?"Liu Shin mengerutkan keningnya, "Hanya nama Kota Naga Langit yang Aku tahu, tidak lama Kek.""Kelihatannya Bocah ini masih polos, Dia terlihat begitu bodoh," gumam Wang Bei.Liu Shin mengorek kupingnya, "Siapa yang Kakek sebut bodoh?""Memangnya siapa lagi yang berada di sini?""Kenapa Kakek terus mengumpatiku? Aku akan pergi.""Diam Kau! cepat ambil daging Beast spirit yang Aku kalahkan! bakar untukku!" perintah Wang Bei.Liu Shin menelan ludahnya tidak di biarkan pergi oleh Wang Bei.Jika Zhu Lao tidak memperingati Liu Shin bahwa Wang Bei bukanlah tand

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Petapa Wang Bei

    "Bocah, Kamu belum menjawab pertanyaan dariku ... berapa lama Kamu berada di hutan tengkorak?" tanya Wang Bei."Aku di Hutan ini saat berusia lima tahun, sekarang usiaku sudah 10 tahun Kek," jawab Liu Shin jujur.Wang Bei menganggukkan-anggukkan kepalanya, "Apa Kamu memiliki Guru? Kekuatanmu cukup mengerikan, membuatku kagum ... apa Gurumu mengajari teknik untuk menyembunyikan tingkatan kultivasimu? apa Kamu benar-benar belum berkultivasi atau Kamu mampu menyembunyikannya dariku?""Aku tidak memiliki Guru Kek, Aku bahkan belum begitu tahu apa itu kultivasi," balas Liu Shin"Bagaimana mungkin Kamu tidak memiliki Guru?" takjub Wang Bei, "Apa Kamu mau menjadi muridku?""Belum berkultivasi saja sudah memiliki kemampuan seperti itu, bagaimana jika Dia sudah berkultivasi?" batin Wang Bei."Aku pikir-pikir dulu Kek." Liu Shin tidak ingin terlalu cepat mengambil keputusan.Wang Bei memuncratkan daging yang sedang di kunyahnya, "Bocah tengik, apakah Kamu tidak tahu jika beberapa Sekte menawarik

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Benua Malaya

    Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan

DMCA.com Protection Status