Share

Pemuda Misterius

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya.

"Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.

Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.

Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir.

"Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya.

Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa baginya sudah 5 tahun berada di dunia itu.

Liu Shin sudah mengelilingi Dunia itu. Meskipun tidak semua tempat Dia ketahui, tetapi hampir seluruh tempat yang pernah Dia lewati merupakan hutan dan Pegunungan yang di penuhi oleh jutaan Beast. Penderitaan demi penderitaanpun telah Dia rasakan. Selain itu, banyak manfaat dan pejalaran yang berhasil Dia dapatkan.

Liu Shin tumbuh menjadi sesosok anak yang berbeda seperti lainnya. Bagi anak seusianya, Dia akan menjadi sesosok monster yang mengerikkan.

Meskipun Liu Shin belum berkultivasi, kemampuan dan kekuatan tempurnya tidak bisa di anggap remeh dan kemungkinan akan setara atau bahkan melebihi beberapa pendekar yang sudah berkultivasi. Bahkan, Kultivator hebat sekalipun kemungkinan akan tewas menghadapi Binatang-binatang buas di dunia tempatnya sekarang berada.

Kondisi memaksa Liu Shin untuk bertahan, bertarung dan bertarung dengan Binatang buas yang terus menerus muncul satu demi satu memburunya. Pertumbuhan dan kemampuannya menjadi momok yang menakutkan di luar nalar manusia lainnya, apalagi di usianya yang tergolong masih sangat belia, bahkan para Beast satu persatu menjadi takut karenanya dan perlahan mulai menjauhi keberadaannya.

"Dulu ... Akulah yang berlarian dan bersembunyi dari kejaran Kalian, sekarang Kalianlah yang bersembunyi dariku." Liu Shin berjalan santai untuk menemukan Binatang buas yang akan menjadi santapannya.

Dari atas langit, Pemuda misterius yang pernah Liu Shin jumpai lima tahun sebelumnya turun ke hadapannya, "Kau masih hi...."

Perkataan Pemuda itu terpotong tatkala Liu Shin secara reflek akan meninju wajah Pemuda tampan itu karena kemunculannya yang tiba-tiba, "Se ... Se ... Senior, bukankah Kau Senior yang dulu?."

Pemuda tampan itu mengangguk "Huh, Apa Kamu mau membunuhku?" umpat Pemuda itu karena tinju Liu Shin hampir saja mengenai wajahnya.

Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf Senior ... Kau mengagetkanku, tadi hanya reflek."

"Ya ... ya ... Sesuai janjiku, Aku akan membantumu keluar dari Dunia ini. Tetapi, Aku akan menjelaskan sesuatu terlebih dahulu padamu tentang Dunia ini."

"Bolehkah Aku bertanya terlebih dahulu Senior?" tanya Liu Shin.

"Silahkan, tapi Kita lebih baik pergi ke suatu tempat terlebih dahulu." Pemuda itu memegang erat lengan dan menyeret Liu Shin. Dia melesat dengan sangat cepat di udara.

Dalam beberapa saat saja, Mereka sudah sampai di tempat yang sangat jauh. Liu Shin mengeluarkan isi perutnya mual, tidak pernah terbang apalagi dengan sangat cepat melesat di udara.

Mereka sampai di suatu tempat yang belum pernah Liu Shin lihat sebelumnya. Di depannya terdapat sebuah Gubuk kecil tua. Mereka duduk di sebuah batu saling berhadapan di depan Gubuk tua itu.

"Apa yang mau Kamu tanyakan?" tanya Pemuda itu kepada Liu Shin.

Muka Liu Shin masih terlihat pucat pasi, nafasnya memburu, detak jantungnya masih tidak karuan dan terengah-engah, "Hhhh ... hhhh ... Siapa senior sebenarnya? apa senior bukan manusia? dan siapa nama Senior?"

"Apa Kamu bisa tenang sedikit?" ucap Pemuda itu.

"Bagaimana Aku bisa tenang setelah di seret terbang dengan kecepatan seperti itu." Liu Shin mengerutkan keningnya.

"Aku sudah memperlambatnya." Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Namaku adalah Zhu Lao, Tuanku terdahulu yang memberiku nama itu, dan Aku memang bukan manusia."

"Kalau bukan manusia lantas mahkluk apa Tuan Lao sebenarnya?" Liu Shin penasaran.

"Aku seekor Beast spirit," balas Zhu Lao dengan wajah tenang.

Liu Shin menahan tawa mendengarnya seolah itu sebuah lelucon baginya, tetapi Dia mempercayainya. Aura kewibawaan dan keagungan Zhu Lao mengatakan bahwa Dia tidaklah mungkin membual, "Baiklah, kalau itu yang di katakan Tuan Lao ... Aku percaya."

"Memang seperti itulah kenyataannya, tidak percayapun bukanlah suatu masalah bagiku" Balas Zhu Lao.

"Dunia ini pada awalnya merupakan Dunia jiwa dari Tuanku terdahulu," Zhu Lao mulai menjelaskan tentang Dunia lain tempat Mereka berada, "Sebuah pertempuran dahsyat membuat Tuanku hampir terbunuh, begitupun dengan Aku yang kala itu bertarung membantu Tuanku."

"Di detik-detik terakhir hidupnya, Tuanku menyuruhku masuk ke dalam Dunia jiwanya. Dia kemudian membuat segel terlarang untuk memisahkan sebuah Dunia yang sudah ratusan tahun Dia ciptakan di jiwanya," lanjut Zhu Lao menerangkan.

Liu Shin mendengarkan kata demi yang di sampaikan oleh Zhu Lao dengan penuh perhatian. Dia sangat kagum dengan Tuan dari Zhu Lao dahulu yang membuat Dunia jiwa yang di dalamnya begitu mengerikkan baginya, "Lalu apa yang terjadi selanjutnya Tuan Lao?"

"Sebenarnya hanya sebatas itu yang Aku tahu. Aku tidak mengetahui apapun lagi setelah Dunia ini terpisah dari jiwa Tuanku," Zhu Lao menghela nafas panjang, "Namun, Aku sedikit mengetahui tentang segel terlarang yang Tuanku lakukan."

"Apa yang Tuan Lao ketahui tentang segel terlarang itu?" tanya Liu Shin.

"Aku pernah mendengar dari Tuanku bahwa Segel terlarang seperti itu mempertaruhkan nyawa orang yang melakukannya," Zhu Lao mulai berbinar matanya, mengingat Tuannya dahulu.

"Mungkin saja Tuan dari Tuan Lao masih hidup di suatu tempat," hibur Liu Shin.

"Tidak mungkin ... Aku juga menemukan sebuah catatan yang di tinggalkan oleh Tuanku di Gubug tua itu," balas Zhu Lao menunjuk Gubug di samping tempat Mereka duduk.

"Tuan Lao tidak perlu bersedih, itu sudah menjadi suratan takdir," ucap Liu Shin.

"Ngomong-ngomong, apa Aku bisa membuat Dunia seperti ini di jiwaku?" Liu Shin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah ... Kamu mungkin bisa mempelajarinya dari sebuah Kitab" jawab Zhu Lao.

"Sebuah Kitab?" Liu Shin bertanya-tanya dalam hati.

Zhu Lao mengetahui rasa keinginan tahuan Liu Shin. "Mari Aku tunjukkan beberapa Kitab."

Zhu Lao melangkah masuk ke Gubug di ikuti oleh Liu Shin di belakangnya.

"Ini semua merupakan Kitab milik Tuanku dahulu," Zhu Lao menunjukkan ribuan Kitab yang berjejer rapi di sebuah rak panjang di dalam Gubuk.

Liu Shin menelan ludahnya melihat ribuan Kitab. Dia pernah melihat berbeda Kitab di perpustakaan Klan Liunya, "Apa Kitab-kitab ini merupakan Kitab yang berguna bagi Para Pendekar?"

Related chapters

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Warisan Sang Legenda Langit

    "Bukan hanya Pendekar biasa, Tuanku dulu merupakan Pendekar yang sangat kuat, di takuti lawan, dan di segani kawan," jawab Zhu Lao.Liu Shin mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melihat-lihat apa yang ada di dalam Gubug itu. "Lalu ... kenapa Tuanmu bisa terkalahkan padahal memiliki ribuan Kitab hebat seperti ini sampai harus merelakan hidupnya?""Kalau bukan karena pengkhianatan tentu Tuanku tidak akan mengalami nasib seperti itu. Dan juga, Tuanku belum menguasai sepenuhnya lima Kitab yang menjadi rebutan," balas Zhu Lao, "Lima Kitab itulah yang menimbulkan pertempuran hebat yang membuat Tuanku celaka.""Tuan Lao saja terlihat sangat hebat, agung dan berwibawa, lantas sehebat apa seseorang yang menjadi Tuannya?" batin Liu Shin."Kenapa Kamu termenung?" tanya Zhu Lao melihat Liu Shin seperti sedang memikirkan sesuatu."Maaf Tuan Lao ... Aku hanya tidak habis pikir, pertempuran seperti apa yang membuat Pendekar hebat seperti Tuan dari Tuan Lao dapat terkalahkan?" jawab Liu Shin."Sebua

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Rekan bukan Tuan

    Sesaat setelah kepergian Liu Shin dan Zhu Lao, Dunia jiwa bergemuruh. Awan hitam menyelimuti segala penjuru Dunia jiwa itu, petir mulai turun menyambar apapun yang ada di Dunia itu. Dalam waktu yang singkat, Dunia itu luluh lantah dan hancur.Tidak lama setelah itu, Dunia itu berubah menjadi sebuah bola hitam transparan kecil dan hancur berkeping-keping menjadi debu, hilang entah kemana. Segel formasi pemisah jiwa hanya bekerja setelah ada seseorang yang mampu masuk dan keluar dari sana.Liu Shin dan Zhu Lao keluar dari dasar sungai tempat dimana Liu Shin dahulu masuk ke dalam Dunia jiwa tersebut. Zhu Lao berubah menjadi sesosok Serigala besar berwarna abu-abu kehitaman, bulunya halus dan tebal, matanya berwarna hitam pekat, perawakannya begitu anggun dan memukau, kewibawaannya tidak luntur meski Dia berubah ke wujud aslinya."Zhu Lao apa itu Kamu?" teriak Liu Shin melihat seekor Serigala keluar dari dasar sungai begitu anggun."Ya Tuan," jawab Zhu Lao dengan telepati jiwanya, "Tuan t

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Manusia atau Siluman?

    Liu Shin sampai di tempat di mana terjadi sebuah pertarungan antara seorang kekek tua melawan empat Beast spirit yang sangat kuat.Liu Shin mengamati Kakek tua itu dan mengagumi kehebatan jurus-jurus yang di keluarkan olehnya.Beberapa saat berlalu, Kakek tua itu berhasil membinasakan keempat ekor Beast spirit."Siapa Kau?" Secepat kilat Kakek tua itu sudah berada di belakang Liu Shin dengan pedang di arahkan ke lehernya setelah mengalahkan empat ekor Beast spirit."Bagaimana Kakek tua ini mengetahui keberadaanku?" Liu Shin menelan ludahnya.Liu Shin tidak memiliki kesempatan menghindar karena pergerakan Kakek tua itu yang sangat cepat dengan teknik meringankan tubuh. Bagi Liu Shin yang belum berkultivasi dan belajar satupun jurus, Kakek tua itu sangatlah hebat, bukanlah seseorang yang pantas untuk Dia remehkan. Selain kultivasinya berada di tingkat yang tinggi, teknik, jurus, dan pusakanya juga berada di tingkat yang tidak patut untuk di remehkan.Tahapan Kultivasi- Pendekar Pemula-

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Bocah Bodoh

    "Bocah tengik sialan, jangan banyak beromong kosong, cepat katakan atau Aku kembali akan menyerang dan mematahkan lehermu," maki Wang Bei."Sebenarnya, Aku terpaksa memasuki tempat ini Kek, keluargaku di bantai oleh orang-orang yang sangat kejam.""Jadi begitu, pantas saja Kamu berani masuk ke tempat mengerikkan seperti ini, dari mana Kamu berasal?""Kota Naga Langit.""Dimana itu? sudah berapa lama Kamu berada di Hutan tengkorak ini?"Liu Shin mengerutkan keningnya, "Hanya nama Kota Naga Langit yang Aku tahu, tidak lama Kek.""Kelihatannya Bocah ini masih polos, Dia terlihat begitu bodoh," gumam Wang Bei.Liu Shin mengorek kupingnya, "Siapa yang Kakek sebut bodoh?""Memangnya siapa lagi yang berada di sini?""Kenapa Kakek terus mengumpatiku? Aku akan pergi.""Diam Kau! cepat ambil daging Beast spirit yang Aku kalahkan! bakar untukku!" perintah Wang Bei.Liu Shin menelan ludahnya tidak di biarkan pergi oleh Wang Bei.Jika Zhu Lao tidak memperingati Liu Shin bahwa Wang Bei bukanlah tand

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Petapa Wang Bei

    "Bocah, Kamu belum menjawab pertanyaan dariku ... berapa lama Kamu berada di hutan tengkorak?" tanya Wang Bei."Aku di Hutan ini saat berusia lima tahun, sekarang usiaku sudah 10 tahun Kek," jawab Liu Shin jujur.Wang Bei menganggukkan-anggukkan kepalanya, "Apa Kamu memiliki Guru? Kekuatanmu cukup mengerikan, membuatku kagum ... apa Gurumu mengajari teknik untuk menyembunyikan tingkatan kultivasimu? apa Kamu benar-benar belum berkultivasi atau Kamu mampu menyembunyikannya dariku?""Aku tidak memiliki Guru Kek, Aku bahkan belum begitu tahu apa itu kultivasi," balas Liu Shin"Bagaimana mungkin Kamu tidak memiliki Guru?" takjub Wang Bei, "Apa Kamu mau menjadi muridku?""Belum berkultivasi saja sudah memiliki kemampuan seperti itu, bagaimana jika Dia sudah berkultivasi?" batin Wang Bei."Aku pikir-pikir dulu Kek." Liu Shin tidak ingin terlalu cepat mengambil keputusan.Wang Bei memuncratkan daging yang sedang di kunyahnya, "Bocah tengik, apakah Kamu tidak tahu jika beberapa Sekte menawarik

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kota Xunyang

    Liu Shin memulai kembali perjalanannya setelah cukup lama berbincang dengan Wang Bei.Kenapa Aku tidak berpikiran untuk menunggangi Zhu Lao? Bodohnya Aku," Liu Shin mengumpati dirinya sendiri "Mungkin takdir menginginkanku untuk berjumpa dengan Kakek Bei.""Maaf Tuan, Akupun tidak menawari Tuan agar Tuan bisa sambil berlatih meningkatkan kecepatan berlari Tuan," sahut Zhu Lao."Betul juga ucapanmu. Aku merasa masih sangat lambat dan lemah di hadapan Kakek Bei," balas Liu Shin.***"Anak muda, minggir! jangan menghalangi jalan!" perintah salah satu Jenderal Kota yang merupakan Pemimpin pengawal kepada Liu Shin.Setelah berminggu-minggu Liu Shin berjalan dan berlari, langkahnya terhenti oleh kereta kuda yang sedang melaju, di kawal beberapa Prajurit Kota.Liu Shin sedang berjalan santai di jalan setapak. Dia mengetahui derap langkah kuda di belakangnya, tetapi berpura-pura tidak mengetahuinya."Maaf sudah mengganggu jalan Senior, apa boleh Aku ikut rombongan Senior?" pinta Liu Shin.Liu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Sedikit Perselisihan

    Jie Liang dan Jie Fei memasuki Restoran. Orang-orang memandang Jie Liang dan Jie Fei dengan penuh hormat. Dari pakaian Mereka, orang-orang di sana langsung mengetahui bahwa Mereka berdua adalah seorang bangsawan."Apa Dia salah satu bangsawan yang akan meminang Gu Liayi?""Darimana Mereka berasal?"Bisik-bisik terdengar dari Mereka akan ketampanan Jie Fei. Orang-orang di sana menebak-nebak bahwa Jie Fei merupakan salah satu bangsawan yang akan meminang Putri Walikota Xunyang, Gu Liayi.Jie Liang mengerutkan keningnya mendengar bisik-bisik bahwa akan ada beberapa bangsawan yang akan meminang Gu Liayi."Bagaimana bisa Gu Tian melakukan hal seperti itu? Apa klan Gu sudah melupakan janjinya?" batin Jie Liang mengumpat Walikota Xunyang."Lihat saja! Jika Kamu berani mempermalukan Kami, Kami tidak akan tinggal diam, bahkan jika harus menumpahkan darah. Walikota sepertimu terlalu menganggap rendah Kota Awan Biru," lanjut Jie Liang membatin.Mereka berdua naik ke lantai empat restoran itu dan

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kecantikan Sumber Masalah

    "Paman Liang, sudahlah, lupakan masalah kecil ini! Kalian sudah jauh-jauh datang kesini kenapa harus kembali?" Liu Shin berusaha menghentikan pertikaian Mereka.Liu Shin tidak akan membiarkan Jie Fei kehilangan muka dan juga kehilangan Gu Liayi. Jie Fei dan Gu Liayi pernah bertemu dan Mereka berdua saling menyukai. Jie Fei selalu membicarakan Gu Liayi saat Mereka berada di dalam kereta kuda."Betul Paman, tenangkan diri Paman!" pinta Jie Fei."Jangan ikut campur! Kita akan pergi dari sini," balas Jie Liang.Jie Liang menarik lengan Jie Fei dan membawanya menuju kereta kuda. Jie Fei tidak bisa berbuat banyak jika Pamannya telah marah. Dia hanya menuruti kemauan pamannya."Kamu juga, masuklah!" perintah Jie Liang kepada Liu Shin."Salam Saudara Jie Liang, lama tidak berjumpa, sepertinya kultivasimu meningkat dengan sangat drastis," ucap seseorang yang baru saja datang.Jie Liang menengok ke sumber suara dan melihat salah satu Tetua dari klan Gu, Gu Jianxi. Gu Jianxi bersama dua Tetua lai

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Benua Malaya

    Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan

DMCA.com Protection Status