Beranda / Fantasi / Legenda Pendekar Naga Putih / Ujian Permata Keabadian

Share

Ujian Permata Keabadian

Penulis: Bebby
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 23:10:00

Cahaya hitam dari Permata Keabadian menjalar keluar, seperti tentakel bayangan yang menyentuh tanah dan udara. Wu Long dan Putri Kaisar terhuyung, tubuh mereka terasa seperti terhisap oleh kekuatan yang mengalir deras dari dalam permata. Suara itu bergema lagi, kali ini lebih dalam, penuh dengan otoritas yang tak dapat dibantah.

"Kalian, dua jiwa yang bertentangan... Aku akan menakar kebenaran hati kalian!"

Tiba-tiba, dunia di sekitar mereka berubah. Lembah kegelapan memudar, digantikan oleh hamparan padang luas yang tak berujung. Langit berwarna merah darah, sementara bayangan makhluk-makhluk raksasa bergerak di kejauhan. Wu Long mendapati dirinya berdiri di tengah kekosongan ini, namun Putri Kaisar masih ada di dekatnya, pedangnya terangkat dengan sikap siaga.

"Di mana kita?" tanya Wu Long, suaranya serak.

Putri Kaisar menggigit bibirnya, matanya mengamati sekeliling dengan penuh kewaspadaan. "Ini bukan dunia nyata. Permata itu... membawa kita ke dalam ujiannya."

"Benar sekali," jaw
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Menghadapi Diri Sendiri

    Wu Long dan Putri Kaisar berdiri berseberangan, dikelilingi oleh refleksi diri mereka yang bergerak seperti bayangan hidup. Salinan Wu Long menyeringai kejam, tangannya melesat membentuk jurus yang sama cepatnya seperti aslinya. Begitu pula dengan tiruan Putri Kaisar, pedang emasnya menyala lebih terang, mengintimidasi dengan aura mematikan."Apa ini...?" bisik Wu Long, matanya tak berkedip memandangi dirinya yang lain. Tiruan itu berbicara, suaranya dingin dan penuh ejekan."Akulah dirimu yang sebenarnya, Wu Long. Semua rasa takut, keraguan, dan keinginanmu yang terpendam. Kau bisa mencoba melawan, tapi aku tahu setiap gerakanmu. Kau tidak akan menang."Putri Kaisar juga mendengar suara dari tiruannya, lembut tapi tajam seperti pisau. "Kau pikir kau benar? Bahwa kehancuran permata ini adalah satu-satunya jalan? Kebodohanmu membuatmu buta terhadap takdirmu. Kau sama saja dengan mereka yang kau benci."Wu Long melangkah maju, menepis rasa gentar yang merayapi hatinya. "Aku tidak akan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Menyatukan Energi

    Wu Long dan Putri Kaisar berdiri diam, saling menatap dalam keheningan yang tegang. Cahaya hitam dari Permata Keabadian berdenyut semakin kuat, seperti detak jantung yang tak sabar menunggu keputusan mereka. Angin dingin berhembus, membawa bisikan samar yang seakan memanggil jiwa mereka menuju kehancuran atau kebangkitan.Wu Long mengepalkan tangan, matanya membara dengan determinasi. "Aku tidak akan menyerah, Putri. Dunia ini membutuhkan seseorang yang kuat untuk melindunginya. Aku bersedia menanggung kutukan ini, tidak peduli seberapa besar risikonya!"Putri Kaisar mencengkeram pedangnya lebih erat. "Keabadian bukanlah jawaban, Wu Long. Hanya akan ada kehancuran jika seseorang memegang kekuatan yang melampaui batas manusia. Aku tidak bisa membiarkanmu membawa permata itu!"Ketegangan di antara mereka memuncak, hingga akhirnya Wu Long melangkah maju. "Kalau begitu, kita selesaikan di sini. Aku akan membuktikan bahwa aku adalah orang yang pantas untuk ini!"Putri Kaisar tidak menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Menyelamatkan Putri Kaisar

    Ketika ledakan cahaya itu memudar, keheningan menyelimuti lembah yang kini menjadi reruntuhan. Udara terasa berat, seolah-olah seluruh dunia menahan napas menunggu jawaban dari pertempuran dahsyat itu.Wu Long membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa berat, seolah ribuan beban menekan setiap ototnya. Ia terbaring di tengah puing-puing altar yang kini telah hancur, sementara langit di atasnya perlahan berubah dari gelap menjadi abu-abu redup. Cahaya hitam dari Permata Keabadian sudah lenyap, tergantikan oleh kehampaan.Di seberangnya, Putri Kaisar terbaring dengan mata tertutup, pedangnya tergeletak di sampingnya. Wu Long merangkak mendekatinya, menggertakkan gigi untuk menahan rasa sakit di tubuhnya.“Putri!” serunya lemah, suaranya serak. “Bangunlah… Kita berhasil…”Tak ada jawaban. Wajah Putri Kaisar pucat, darah mengalir dari luka-luka di tubuhnya. Wu Long menahan napas, rasa takut mencengkeram hatinya. Dengan sisa energinya, ia meraih tangan sang putri, mencari denyut nadi di per

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Kehancuran Permata Keabadian

    Wu Long dan Putri Kaisar berdiri berdampingan, tubuh mereka menyala dengan kekuatan yang diberikan oleh Naga Seiryu. Energi biru berputar-putar di sekitar Wu Long, sedangkan Putri Kaisar memancarkan cahaya emas dari pedangnya yang kini terasa lebih hidup, seolah menjadi perpanjangan dari dirinya sendiri.Bayangan hitam yang berasal dari Permata Keabadian mulai mengembun menjadi sosok raksasa yang menakutkan, berbentuk seperti iblis dengan tanduk panjang dan mata merah membara. Suaranya menggema, menggetarkan lembah yang sudah hampir runtuh sepenuhnya."Kalian takkan mampu menghancurkanku. Aku adalah keabadian itu sendiri. Aku adalah akhir dari semua yang kalian perjuangkan."Wu Long mengepalkan tangan. “Keabadianmu adalah kehancuran. Dan kami akan mengakhirinya sekarang!”Putri Kaisar mengangguk, matanya membara dengan tekad. “Kita serang bersamaan. Jangan beri dia waktu untuk pulih!”Tanpa aba-aba, mereka melesat ke depan seperti dua meteor yang bertabrakan dengan malam. Wu Long meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Lembah Terkutuk

    Langit di atas Istana Nirvana Surgawi dipenuhi awan gelap saat Wu Long dan Putri Kaisar kembali tanpa membawa Permata Keabadian. Para penjaga membungkuk dengan hormat saat mereka memasuki balairung utama, namun suasana di dalam terasa dingin. Kaisar Nirvana Surgawi duduk di singgasananya yang megah, matanya menyala dengan kemarahan yang sulit disembunyikan.“Wu Long,” suara Kaisar menggelegar seperti guruh. “Kau kembali tanpa membawa Permata Keabadian. Apakah nyawamu terlalu murah hingga kau gagal dalam tugas sepenting itu?”Wu Long menunduk, mencoba menahan amarah dan rasa bersalahnya. “Yang Mulia, permata itu terlalu berbahaya untuk dibiarkan ada. Kutukannya lebih besar dari manfaatnya. Kami memutuskan untuk menghancurkannya demi keselamatan dunia.”Kaisar bangkit, wajahnya memerah karena amarah. “Keputusanmu? Kau berani memutuskan tanpa persetujuanku? Aku mengutusmu untuk membawanya kepadaku, bukan untuk bermain hakim atas nasib dunia!”Putri Kaisar maju, suaranya lembut namun tega

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Sekte Api Merah

    Wu Long melangkah masuk ke Lembah Terkutuk, hawa dingin menyusup melalui jubahnya. Kabut hitam menghalangi pandangan, sementara suara angin berbisik seperti rintihan makhluk tak kasat mata. Langit di atasnya tampak seperti kain suram yang tak pernah mengenal matahari. Wu Long tahu bahwa setiap wilayah di lembah ini bukan hanya penuh bahaya, tetapi juga misteri yang tak terpecahkan.Begitu ia melangkah lebih dalam ke wilayah Sekte Api Merah, hawa panas yang menyengat tiba-tiba menggantikan dinginnya kabut. Udara di sekitarnya bergetar, dan suara ledakan kecil terdengar di kejauhan. Wu Long berdiri di tepi jurang besar. Di bawahnya, sungai lava mengalir deras, menciptakan suara gemuruh yang mengintimidasi. Untuk melintasi jurang itu, ada sebuah jembatan batu sempit yang tampak rapuh, seakan-akan satu langkah keliru akan membuat siapa pun jatuh ke kematian mereka.Saat ia mulai melangkah di jembatan, suara tawa terdengar dari kejauhan.“Wu Long! Jadi kau telah sampai di wilayah kami,” t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Sekte Awan Hitam

    Begitu meninggalkan wilayah Sekte Api Neraka, Wu Long memasuki wilayah Sekte Kabut Hitam. Kabut hitam kembali menyelimuti perjalanan Wu Long, tapi kali ini terasa lebih berat, lebih dingin, seolah-olah ada sesuatu yang mengintai di dalamnya. Suara bisikan mulai terdengar di telinganya, memanggil namanya dengan nada lembut namun menakutkan.Wu Long berhenti, mengerutkan kening. “Ilusi,” gumamnya. “Mereka mencoba mengacaukan pikiranku.”Dari kegelapan, sosok-sosok bayangan mulai muncul, wajah mereka samar seperti mimpi buruk. Setiap langkah Wu Long terasa seperti menginjak pasir hisap, semakin sulit untuk bergerak. Ia mencoba memfokuskan pikirannya, namun bisikan itu semakin keras.“Kenapa kau bertarung? Kenapa kau berjuang? Kau hanya boneka. Menyerah saja.”Wu Long mengepalkan tangannya, membentuk segel dengan gerakan cepat. “Aku tidak akan jatuh pada trik murahan ini,” katanya dengan suara tegas.Namun, dari kegelapan, seorang lelaki berjubah hitam melangkah maju. Matanya merah sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Legenda Pendekar Naga Putih   Sekte Bumi Hijau

    Langkah Wu Long kini membawanya ke wilayah yang berbeda. Di hadapannya, bukit-bukit hijau menjulang, dengan akar-akar pohon raksasa yang tumbuh seperti labirin. Udara di sini berat dengan aroma tanah dan dedaunan basah, namun Wu Long tahu bahwa keindahan ini menyembunyikan bahaya yang mematikan.“Wilayah Sekte Bumi Hijau,” gumamnya. “Mereka terkenal dengan pertahanan mereka. Ini akan menjadi ujian kesabaran.”Saat ia melangkah lebih dalam, tanah di bawahnya mulai bergerak. Dari balik tanah, sosok-sosok besar muncul—makhluk-makhluk batu yang hidup, penjaga wilayah ini. Di kejauhan, seorang wanita berjubah hijau berdiri di atas pohon raksasa, matanya tajam mengawasi Wu Long.“Berani sekali kau memasuki wilayah kami,” katanya, suaranya menggema seperti gemuruh gunung. “Jamur Seribu Tahun adalah akar dari kehidupan kami. Kau tak akan bisa mengambilnya dariku.”Wu Long mengepalkan tangannya, bersiap untuk menghadapi ujian yang tak kalah berat dari sebelumnya. Kini, bukan hanya kekuatannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 9. Akhir Bahagia

    Desa Rembulan, yang dulunya muram akibat kehancuran oleh Phoenix Iblis, kini bersinar kembali berkat bantuan dari Perguruan Matahari dan Rembulan. Hari ini, desa yang biasanya sepi itu dipenuhi keceriaan dan tawa penduduknya.Di sudut-sudut desa, aroma masakan menggoda tercium dari dapur-dapur rumah. Para ibu sibuk menyiapkan berbagai hidangan lezat, wajah mereka berseri-seri saat mencicipi masakan. Anak-anak berlarian riang, tertawa lepas, sementara para pria menghias jalanan dengan lentera warna-warni, menciptakan suasana meriah yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Keramaian ini bukan tanpa alasan. Para pendekar dari Benua Andalas dan Benua Empat Elemen berdatangan, memenuhi desa untuk menghadiri pernikahan Pendekar Naga Putih, yang juga dikenal sebagai Pendekar Seruling Bambu Putih, serta Pendekar Pedang Matahari dan Rembulan. Wu Long, yang kini menjadi sosok ternama di Benua Andalas, menarik perhatian banyak praktisi bela diri yang ingin menyaksikan hari bahagianya.Di tengah ke

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 8. Naga Putih vs Phoenix Iblis

    Dalam sekejap, transformasi Wu Long pun terjadi. Tubuhnya bergetar hebat, seolah tersambar energi purba yang mengalir deras dalam nadinya. Kulitnya mulai berubah, berkilauan putih keperakan yang memantulkan cahaya bulan, dan sisik-sisik halus muncul di lengannya. Dengan raungan yang menggelegar, Wu Long berubah menjadi Naga Putih, makhluk legendaris yang pernah hanya ada dalam dongeng. Di udara, bayang-bayang tubuh raksasa itu menyapu langit, menantang nasib dengan aura keagungan yang mempesona.Tak jauh dari sana, Phoenix Iblis—makhluk dengan tubuh berselimut api hitam dan mata menyala merah—menyaksikan perubahan itu dengan tatapan penuh amarah. Suara sayapnya mengibas keras, mengirimkan gelombang panas yang menyambar, seolah menolak kehadiran Naga Putih yang kini menaklukkan kegelapan malam. Tanpa ragu, kedua kekuatan kuno itu pun bertabrakan di angkasa.Pertempuran di antara awan mulai bergemuruh. Naga Putih menghembuskan semburan embun beku yang membeku segala yang disentuhnya, me

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 7. Menyerang Desa Phoenix Merah

    Malam itu, langit di atas Desa Phoenix Merah tampak pekat, seolah ditelan kegelapan. Angin menderu di antara pepohonan, menerbangkan debu dan dedaunan kering, membawa serta firasat buruk yang menggantung di udara. Para penjaga di menara dan gerbang utama menggenggam erat senjata mereka, merasakan sesuatu yang tak biasa. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa di balik bayangan pepohonan yang menjulang, puluhan sosok bergerak dalam keheningan, mata mereka penuh tekad dan tangan menggenggam senjata tajam. Pasukan Aliansi Pendekar Putih telah bersiap.Wu Long mengangkat tangannya perlahan, memberi isyarat. Bayangan-bayangan di sekitarnya segera berpencar. Tim pertama, yang dipimpin oleh lima pendekar terbaik dari Perguruan Pedang Patah, bergerak seperti bayangan malam. Nafas mereka nyaris tak terdengar, langkah kaki mereka menyatu dengan kegelapan. Dalam sekejap, seorang penjaga di menara sinyal api tersentak, matanya membelalak sebelum pedang melintasi tenggorokannya. Darah hangat mengalir

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 6. Mengatur Strategi

    Malam itu, di Desa Rembulan, pusat pergerakan Aliansi Pendekar Putih, udara dipenuhi ketegangan yang membara. Angin malam berembus membawa aroma tanah basah dan asap dari obor-obor yang menyala di sepanjang jalan utama desa. Aula besar yang terbuat dari kayu jati tua bergetar oleh langkah-langkah tegas para pendekar dari keempat perguruan yang telah bersatu. Mereka duduk mengelilingi meja panjang yang penuh dengan peta, sketsa formasi, serta gulungan laporan dari mata-mata yang telah menyusup ke Desa Phoenix Merah. Wu Long berdiri tegap di tengah ruangan, sorot matanya tajam menelusuri wajah-wajah penuh tekad di sekelilingnya. Suaranya dalam dan tegas ketika ia berbicara, "Kita telah mengumpulkan kekuatan dari Perguruan Pedang Patah, Tapak Sakti, Cakar Tengkorak, dan Jari Sakti. Namun, menghadapi Phoenix Iblis Lie Wei bukanlah tugas mudah. Kita harus memiliki strategi yang matang." Shun Ming, seorang ahli taktik dari Perguruan Matahari dan Rembulan, menatap peta yang tergelar di meja

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 5. Merekrut Empat Perguruan Besar

    Wu Long, Shun Ming, dan Diao Chan duduk mengelilingi meja kayu di dalam pondok sederhana. Peta besar terbentang di atas meja, menampilkan lokasi perguruan-perguruan yang mereka rencanakan untuk direkrut dalam perlawanan melawan Phoenix Iblis Lie Wei.Langkah Pertama : Perguruan Pedang Patah di Kota Bintang"Perguruan Pedang Patah dikenal dengan teknik pedang mereka yang tak tertandingi," kata Shun Ming sambil menunjuk lokasi Kota Bintang di peta. "Namun, mereka terkenal menjaga netralitas dan jarang terlibat dalam konflik antar perguruan."Wu Long mengangguk. "Kita harus meyakinkan mereka bahwa ancaman Lie Wei tidak hanya terhadap beberapa perguruan, tetapi terhadap seluruh dunia persilatan."Diao Chan menambahkan, "Mungkin kita bisa menunjukkan bukti kekejaman Lie Wei di Desa Rembulan untuk menggugah hati mereka."Dengan rencana tersebut, ketiganya berangkat menuju Kota Bintang. Setibanya di sana, mereka disambut oleh suasana kota yang ramai, dengan para pedagang dan pendekar berlalu

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 4. Minta Bantuan

    Shun Ming menatap Wu Long dengan tatapan tajam, alisnya sedikit berkerut, seolah mencoba menebak siapa gadis cantik yang berdiri di samping kekasihnya. Udara di antara mereka terasa tegang, seakan waktu berhenti sejenak.Wu Long menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara pelan namun tegas, "Shun Ming, aku baru saja dari Desa Rembulan sebelum datang ke sini untuk menemuimu."Sebelum Shun Ming sempat merespons, gadis di samping Wu Long melangkah maju. Dengan senyum lembut namun mata yang penuh keyakinan, dia berkata, "Kak Shun Ming, aku sudah mengetahui hubungan kalian sebagai kekasih. Perkenalkan, aku adalah Diao Chan, kekasih Wu Long dari kehidupan sebelumnya di Dunia Atas Nirvana Surgawi, sebelum ia terlahir kembali ke dunia fana ini."Glek!Wu Long menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Kejujuran Diao Chan yang tiba-tiba membuatnya cemas, terutama karena mereka sangat membutuhkan bantuan Shun Ming. Dia melirik ke arah Shun Ming, mencoba membaca ekspresi di wajahnya ya

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 3. Perasaan Shun Ming

    Wu Long menatap tajam ke arah kedua murid senior yang kini terhuyung mundur. Si wajah berbintik, dengan pedang terhunus, tampak ragu sejenak sebelum kembali menyerang. Namun, dengan gerakan lincah, Wu Long menghindar dan memberikan tamparan keras ke pipi lawannya.PLAAK!Si wajah berbintik terjatuh, pedangnya terlepas dari genggaman. Sementara itu, si gempal yang masih terkejut dengan tamparan sebelumnya, mencoba bangkit dan menyerang dari belakang. Namun, Wu Long sudah mengantisipasinya. Dengan cepat, ia memutar tubuh dan menendang perut si gempal, membuatnya terjatuh kembali."Beraninya kalian menghina tamuku!" Tiba-tiba terdengar suara berat dan berwibawa. Dari arah gerbang perguruan, muncul seorang gadis cantik dengan jubah putih bersih, wajahnya memancarkan ketegasan. Dia adalah Shun Ming, pemimpin Perguruan Matahari dan Rembulan.Kedua murid yang tergeletak di tanah segera mengenali suara itu. Dengan wajah pucat, mereka berusaha bangkit dan berlutut di hadapan Shun Ming."Ketua.

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 2. Tamparan Untuk Murid Senior

    Kabut tipis menyelimuti reruntuhan Desa Rembulan. Asap masih mengepul dari puing-puing hangus yang tersisa, menyebarkan aroma kayu terbakar yang menusuk hidung. Angin membawa bisikan duka dari rumah-rumah yang kini hanya tinggal arang."Siapa yang melakukan ini semua, Wu Long?" tanya Putri Diao Chan dengan suara bergetar, matanya menyapu kehancuran di sekeliling mereka.Wu Long mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. Matanya yang tajam menyiratkan kemarahan yang bergejolak di dadanya. "Siapapun yang melakukannya... harus membayar dengan nyawanya! Aku curiga ini perbuatan Lie Wei!" katanya, suaranya dingin seperti bilah pedang yang baru diasah. "Sepertinya dia bangkit kembali, seperti phoenix yang muncul dari abu."Diao Chan menoleh, alisnya berkerut. "Tapi... kenapa ia membakar Desa Rembulan?"Wu Long menarik napas dalam sebelum menjawab. "Ia menyimpan dendam kesumat padaku. Gadis yang ia cintai memilihku sebagai kekasihnya."Sejenak, Diao Chan terdiam. Meski telah menerima kenyataan,

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 1. Bencana di Desa Rembulan

    Langit senja membentang luas, menyajikan perpaduan warna ungu yang bercampur jingga di cakrawala, seolah melukiskan keindahan terakhir sebelum malam menelan dunia. Namun, keindahan itu tak mampu menutupi bau pahit dari kayu yang terbakar dan daging yang hangus. Udara berat dengan abu yang melayang-layang, menyelubungi Desa Rembulan yang kini hanya tersisa puing dan arang.Wu Long melangkah perlahan, butiran debu dan serpihan bara terangkat setiap kakinya menyentuh tanah. Jubahnya berkibar dihembus angin yang dingin dan menyusup hingga ke tulang. Matanya menyapu pemandangan mengerikan di depannya—rumah-rumah yang hancur, tiang-tiang kayu yang masih berderak perlahan sebelum ambruk, dan kehampaan yang lebih menyakitkan dari suara jerit kesakitan.Tidak ada suara tawa anak-anak yang dulu bermain di jalanan, tidak ada pedagang yang sibuk menawarkan barang dagangan mereka. Desa ini, yang seharusnya penuh dengan kehidupan, kini menjadi kuburan tanpa nisan.Di sisinya, Putri Diao Chan menutu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status