Share

45. Roh Tiga Pendekar Kembar

Perahu Wu Long terombang-ambing di tengah lautan badai. Ombak menghantam kapal dengan ganas, membuat tubuhnya terhuyung, tapi matanya tetap fokus ke depan. Di ujung pandangannya, Pulau Pendekar Hantu mulai tampak samar-samar di balik kabut tebal. Udara di sekitarnya berubah semakin dingin, seolah hawa kematian mulai menyelimutinya.

“Pulau ini benar-benar angker,” gumam Wu Long pada dirinya sendiri, napasnya mulai tertahan oleh ketegangan yang mengalir dalam darahnya. Sebelum terlalu dalam dalam pikirannya, tiba-tiba dari dasar laut muncul angin pusaran yang nyaris membalikkan kapalnya.

Bruak!

Kapal terhantam gelombang besar hingga hampir terbalik. Wu Long mencengkeram kuat tali layar, mencoba menjaga keseimbangan. Seketika ia mengeluarkan seruling Bambu Putihnya, meniupkan nada pelindung, nada yang menenangkan ombak dan angin di sekitarnya.

Nada seruling itu bergema, melayang-layang di udara sebelum akhirnya menembus gelombang laut. Perlahan, badai mulai mereda, angin yang mengamuk be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status