Wu Long terus berlari menuju cahaya itu, walaupun setiap langkahnya semakin berat. Keringat dingin menetes di dahinya, tubuhnya terasa lebih lemah dari sebelumnya, namun semangatnya tak goyah. Cahaya di ujung pandangan seolah memanggilnya, membuatnya semakin yakin bahwa di sanalah Pedang Hantu berada. Hawa kematian yang mengelilingi pulau ini semakin tebal, dan aura-arwah para pendekar pedang yang telah gugur terasa semakin dekat.Ketika Wu Long mendekati cahaya tersebut, suara berat menggema dari belakangnya, disusul oleh tiga sosok bayangan yang tiba-tiba muncul, melayang tanpa suara di udara. Mereka adalah Roh Tiga Pendekar Kembar, yang telah lama menjaga pulau ini. Mata mereka memancarkan cahaya kehijauan yang mematikan, pedang, golok, dan tongkat mereka siap untuk bertarung kembali.“Takdir kita bertemu lagi, Wu Long,” ucap salah satu roh, suaranya seperti datang dari dalam liang kubur.Wu Long menghentikan langkahnya, menatap ketiga sosok tersebut. "Kalian masih belum puas? Buka
Saat Wu Long menggenggam Pedang Hantu, getaran aneh terasa menjalar dari gagang hingga ke lengannya. Aura pedang itu begitu kuat, seakan hidup dengan energi yang liar. Namun, perasaan itu tak sebanding dengan gelombang hawa marah yang tiba-tiba memenuhi udara sekitarnya. Suara-suara seram mulai terdengar, bergema di antara pepohonan di Pulau Pendekar Hantu.“Manusia hina! Beraninya mengusik pusaka suci kami!”Wu Long tersentak, matanya melebar saat melihat kabut kelabu berkumpul di sekelilingnya. Dari kabut itu muncul sosok-sosok yang tampak memudar, roh-roh pendekar pedang yang telah lama gugur di medan laga, yang masih terikat pada pulau ini.Mata Wu Long mengamati satu per satu roh itu. Mereka tampak mengenakan pakaian prajurit dari berbagai zaman, masing-masing membawa pedang berkilauan dengan aura mematikan. Wajah mereka tidak lagi manusiawi, dipenuhi kebencian dan dendam, seolah-olah kematian tidak mampu memadamkan keinginan mereka untuk bertarung.“Kembalikan pedang itu, atau k
Wu Long berdiri tegak, tubuhnya masih lelah, namun pandangannya tetap waspada saat suara misterius itu bergema di udara. Suara itu bergetar seperti angin yang berbisik di antara pepohonan, namun jelas memiliki kekuatan yang tak terduga. Mata Wu Long menyipit, tangannya semakin erat menggenggam Pedang Hantu, dan detak jantungnya semakin cepat.“Siapa lagi yang akan muncul sekarang?” gumamnya dengan suara rendah, merasa tubuhnya belum siap untuk pertarungan berikutnya.Kabut tipis yang melayang di sekelilingnya perlahan terpisah, menampakkan sosok yang tinggi dan berjubah hitam. Sosok itu melangkah dengan tenang, seolah tidak terpengaruh oleh kekuatan pulau yang telah menelan banyak jiwa. Matanya yang berkilau memancarkan kebijaksanaan namun sekaligus menakutkan, sementara senyumnya yang samar terlihat di bawah bayang jubahnya.“Aku sudah menunggu kedatanganmu, Wu Long,” suara sosok itu terdengar lebih jelas, membuat Wu Long terkejut.“Menungguku?” Wu Long menatapnya dengan tajam, menco
Setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan, Wu Long akhirnya tiba kembali di Desa Qui Lin. Saat matahari terbenam, langit membara dengan nuansa merah keemasan, menciptakan suasana magis di desa yang dulunya begitu akrab baginya. Namun, kini perasaan kerinduan itu diselimuti oleh kecemasan. Wu Long tahu bahwa perjalanan yang lebih berbahaya menantinya, dan dia membutuhkan petunjuk dari Dewa Jenius.Dengar-dengar, Peramal Sakti yang bisa membantunya tidak berada di desa ini, tetapi di Dunia Bawah Tanah yang kelam—suatu tempat yang ditakuti oleh banyak orang. Dengan semangat baru, Wu Long memutuskan untuk menantang kegelapan itu. Dia mengarahkan langkahnya ke pintu gerbang yang mengarah ke dunia bawah tanah, terletak di antara dua tebing tinggi yang menjulang.Saat dia melangkah masuk, hawa dingin dan lembab langsung menyergapnya. Suara tetesan air yang menetes dari stalaktit menambah suasana menakutkan. Setiap langkah yang diambil Wu Long membuatnya semakin merasakan ketega
KEJAAAARRR!" Teriakan kencang menggema di istana Kerajaan Nirvana Surgawi saat puluhan pasukan istana mengejar seorang pemuda berpakaian putih yang bergerak gesit sekali. Suara teriakan ini penuh kemarahan dan kekesalan karena masih belum berhasil menangkap pemuda yang berlari sangat kencang ini. Pemuda ini juga tidak tampak ingin menyerah terhadap pengejarnya yang jumlahnya melebihi dirinya. Bahkan pemuda ini tidak berusaha melawan dan memukul mundur pengejarnya untuk mempermudah dirinya agar tidak terus dikejar. "BERHENTI!" Teriakan keras dari pasukan istana tidak digubris sama sekali oleh pemuda yang sedang berlari cepat untuk menghindar dari kejaran pasukan istana. Puluhan pasukan istana ini seperti sudah kehabisan nafas akibat mengejar pemuda berpakaian putih ini tanpa henti, tapi tidak terlihat kelelahan sama sekali di wajah pemuda ini. Malahan dia sempat berhenti dan tersenyum kpada puluhan pasukan istana ini saat pasukan istana berhenti dan beristirahat sejenak. "Percuma
Wu Long mulai terjebak oleh kepungan pasukan istana yang semakin lama semakin banyak mengepungnya. Tidak ada ruang lagi baginya untuk melarikan diri dari kepungan pasukan pengawal istana. "Mau kemana lagi kamu, Wu Long! Sudah beberapa kali kamu diperingatkan untuk tidak bertemu Tuan Putri lagi, tapi kamu tetap membandel!" tegur pemimpin pasukan istana. "Aku tidak bisa menolak rayuan Tuan Putri, paman!" sahut Wu Long dengan nada yang agak kurang ajar. "Tuan Putri terlalu cantik untuk ditolak keinginannya! Apalagi Tuan Putri yang menginginkannya, bukan diriku!" "Jangan memutar balikan fakta! Kamu yang memaksa Tuan Putri melakukannya!" seru pemimpin pasukan istana dengan penuh amarah. "Terserah saja, paman!" sahut Wu Long. "Tidak ada yang percaya kalau aku katakan Tuan Putri yang meminta semua ini! Tentunya aku tidak bisa menolak!" "Kenapa tidak bisa menolak?" tanya pemimpin pasukan istana. "Kan sudah kubilang kalau Tuan Putri terlalu cantik, serta tubuhnya terlalu indah untuk dile
Wu Long akhirnya bersedia untuk membela dirinya di hadapan Kaisar karena menurutnya, ucapan pemimpin pasukan istana ada benarnya ... dia tidak akan bisa lari dari kejaran Kaisar Nirvana Surgawi apabila tidak menjelaskan persoalan yang sebenarnya untuk menghindari kesalah pahaman antara dirinya dengan Kaisar. Rasa percaya dirinya yang besar dan keangkuhannya membuat Wu long merasa di atas segala-galanya, bahkan merasa di atas kaisar Nirvana surgawi yang tidak berhak menghukum dirinya. Untuk itulah dia tidak takut sama sekali terhadap Kaisar yang menurutnya bukanlah pmimpin tertinggi yang harus ditakuti. Tapi, menemui Kaisar ternyata merupakan suatu kesalahan besar yang telah dibuatnya."Tunggu dulu! Apa kesalahanku?" tanya Wu Long yang tidak terima dengan perlakuan Kaisar saat dia sudah berada di Aula Istana untuk menghadap Kaisar Nirvana Surgawi. Sikap Wu Long sangat jauh dari harapan pemimpin pasukan istana yang mengira Wu Long telah menyerah dengan sikap membangkangnya dan minta
"Wu Long ... akui saja kesalahanmu! Jangan terlalu keras kepala ... hidupmu masih panjang! Kamu juga bisa menjadi Kaisar Nirvana Surgawi apabila telah menikahi Tuan Putri!" saran kepala pasukan istana.Wu Long memang sangat tampan dan menarik sehingga membuatnya sedikit sombong dan angkuh. Tampak wajah Wu Long seperti memikirkan sesuatu yang membuat Kaisar dan kepala pasukan istana menunggu sikap Immortal ini. "Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akan mengakui kesalahanku kalau Tuan Putri juga mengakui kesalahannya karena membujukku untuk melakukan hubungan terlarang ini!" tegas Wu Long. "Aku tidak akan melakukan perbuatan terlarang ini kalau Tuan Putri tidak membujukku dan memaksakan kehendaknya terhadapku!" "Kurang ajar! Beraninya kau menghina putriku!"Kaisar Nirvana Surgawi langsung naik pitam mendengar ucapan Wu Long. Immortal yang sangat keras kepala ini bagaikan sudah menggali kuburannya sendiri dengan menolak pengampunan yang telah diberikan oleh Kaisar, yang bahkan henda