Mereka berempat kembali ke kereta dan melanjutkan perjalanan. Keadaan kota tidak begitu rusak parah. Karena pusaran angin yang dibuat Dong Xiu Bai hanya berpusat di kediaman Zhao.Sehingga hanya sekitar situ saja yang mengalami kerusakan parah. Namun meski begitu, cuaca di seluruh kota masih menyisakan lapisan tipis salju. Beruntung matahari bersinar cukup cerah sehingga saljupun cepat mencair."Lama tidak bertemu denganmu," Rong Xia Guo membuka percakapan dengan Xiao Long.Dia turut berkereta bersama Xiao Long dan kawan-kawan setelah mengetahui tujuan mereka searah. Lembah Kematian dan dataran tengah memang berada dalam satu jalur jika mereka mengambil jalan meminta."Apa kau mengenalku?" Xiao Long tersenyum tipis."Mungkin di kehidupanmu sebelumnya," sahutnya dengan santai.Xiao Long tertawa. Memang benar di kehidupannya sebelumnya, sebagai Ao Yu Long, dia mengenal pria yang duduk di sebelah kursi kusir kereta itu dengan baik.Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan adalah dua orang sahabatn
Kereta berhenti di depan sebuah bangunan tua yang terlihat masih kokoh dan terawat. Mereka di sambut seorang pria muda yang membantu Xiao Long memarkirkan keretanya."Xiao Long bagaimana dengan nona muda? Dia masih tertidur." Tuan Wu bertanya padanya seraya memutar pinggangnya."Biar kugendong dia. Kau pergilah memesan kamar bersama Tuan Rong," sahut Xiao Long sembari menambatkan kuda-kudanya pada tiang gudang yang dikhususkan untuk kereta-kereta tamu wisma."Baiklah! Tuan Rong mari kita masuk lebih dahulu," ajak Tuan Wu mengedipkan mata pada Rong Xia Guo.Rong Xia Guo seketika terkejut dengan tingkah pria muda itu. Namun setelah itu dia hanya tersenyum dan mengikutinya. Sedangkan Tian Min membantu Xiao Long membawakan beberapa barang mereka termasuk pipa milik Dong Xiu Bai.Xiao Long menggendong Dong Xiu Bai di punggungnya. Gadis mungil itu menggeliat sebentar, tetapi tertidur lagi. Sepertinya dia kelelahan setelah hampir seharian bermain-main dengan jurus tarian badai salju."Tuan,
Tuan Wu tertawa melihat ekspresi mereka berdua. Memang semenjak sepuluh tahun lalu, saat Kaisar Ao Yu Long dinyatakan tiada, situasi di Kaili dan sekitarnya berubah drastis.Tidak adanya kekuatan yang absolut menjadi pemimpin membuat kondisi Kaili terpecah-pecah. Meski tidak terjadi bentrokan atau peperangan, tetapi banyak raja-raja kecil yang melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Klan Ao.Begitupun situasi di Tanah Bebas dan dataran tengah. Dengan adanya kabar tiadanya Ao Yu Long, banyak sekte-sekte dan orang-orang Jianghu yang enggan mematuhi peraturan dan perjanjian yang dahulu disepakati.Perseteruan tidak terelakkan. Banyak sekte-sekte baru bermunculan ke permukaan dan menjadi penguasa beberapa wilayah di dataran tengah. Sementara sekte-sekte yang sedari dahulu telah lama mengakar justru seakan tenggelam.Salah satunya, sekte Elang emas. Rong Xia Guo justru seperti tidak peduli dan tidak ikut ambil bagian untuk berebut kekuasaan dan menjadi nomor satu di dataran tengah dan Kail
"Hidupmu sungguh sangat singkat, Mo Ye," gumam Rong Xia Guo pelan."Hidup dan mati serta takdir memang sungguh sulit untuk ditebak Tuan Rong." Seorang wanita menyahut ucapannya dengan tenang."Nona Wu Hongyi?" Rong Xia Guo terkejut saat melihat wanita cantik berambut putih yang duduk dengan tenang di atas dahan pohon plum di depannya."Tuan Xie mengkhawatirkan anda dan memintaku untuk memastikan Anda baik-baik saja," sahut Wu Hongyi seraya meluncur turun dengan gerakan pelan namun pasti."Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat. Apakah ada sesuatu yang kau dapatkan?" Rong Xia Guo tersenyum menatap wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya."Tidak banyak, hanya sepotong-sepotong informasi yang tidak lengkap. Namun ada informasi yang cukup penting untuk anda, saya rasa." Wu Hongyi masih bersikap tenang, datar tanpa emosi meski seulas senyum muncul di sudut bibirnya."Apakah itu?" Rong Xia Guo memicingkan matanya, menatapnya penuh rasa ingin tahu."Mengenai Nona Duan Xiao Jiao," W
"Wah, cantik sekali!" Dong Xiu Bai berseru kagum saat keluar dari pintu gerbang wisma Lonceng Naga."Bai'er, kau tidak boleh terlepas dari kami. Kita tidak boleh tersesat, karena festival ini dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai penjuru negeri Kaili." Xiao Long mengingatkannya sembari menggenggam tangan mungilnya."Ehm! Aku tidak akan nakal dan berlarian, aku akan selalu bersama kalian," sahutnya dengan yakin seraya menatap Xiao Long, Tuan Wu dan Tian Min bergantian."Gadis pintar." Xiao Long menepuk kepalanya dengan lembut."Tuan Xiao Long, Tuan Wu, bolehkah kami bergabung?" Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan menyapa mereka."Ah tentu saja tuan-tuan. Mari kita bersama-sama menikmati festival ini." Tuan Wu menyambut permintaan mereka dengan ramah.Bersama-sama mereka menuju danau Hu. Di sepanjang jalan, orang-orang berdesakan dengan membawa lampion di tangan masing-masing."Wah, ramai!" Dong Xiu Bai kembali berseru riang.Ini pertama kalinya dia berada di sebuah tempat yang dipenuhi ol
"Mari kita duduk di sana!" Xie Jing Cuan mengajak mereka menuju sudut menara yang sepi."Nona kecil anda bisa melihat lampion dari sini tanpa perlu berdesakan dengan banyak orang." Xie Jing Cuan menunjuk jendela yang terbuka lebar.Dong Xiu Bai segera berlari menuju jendela. Dia bersorak kegirangan dan melompat-lompat gembira."Gege lihat! Ada banyak lampion beterbangan! Aku juga mau melepaskan lampion dan berdoa untuk ibu dan kakek!" Serunya sembari berlari menghambur ke pelukan Xiao Long.Orang-orang di menara dapat mendengar teriakannya. Mereka menatap gadis kecil itu."Da Jie, dia hanya seorang gadis kecil." Lady Jing menyentuh lengan sang kakak seperguruan."Gadis yang nakal," sahut Lady Wang Ren Wan kesal.Ditatapnya Dong Xiu Bai yang menyeret Xiao Long menuju jendela. Hatinya seketika diliputi sebuah perasaan yang sulit diungkapkannya."Dia mirip sekali dengan Ao Yu Long," gumamnya pelan."Maksudmu pria itu?" Lady Jing bertanya dengan hati-hati.Diapun menatap Xiao Long yang te
"Tian Min, baru kali ini aku menghadiri festival!" Dong Xiu Bai melompat-lompat gembira melihat kemeriahan di luar sana."Nona muda hati-hati!" Tian Min mengingatkannya saat gadis mungil itu terlihat begitu gembira dan hampir saja terjatuh."Siapa dia?" Lady Jing bertanya pada Wu Hongyi yang mengawasi kedua bocah kecil itu dari kejauhan."Benarkah anda tidak mengetahui siapa gadis kecil itu?" Wu Hongyi tersenyum tipis menatap sang Lady."Hanya bisa menduga-duga. Semestinya dia seorang Ming bukan?" Lady Jing pun tersenyum. Tatapannya tak lepas dari kedua bocah yang kini berdiri begitu dekat dengan pagar menara."Begitulah, karena hanya seorang Ming yang bisa menguasai Tarian badai salju," sahut Wu Hongyi santai.Jika tidak berada di Tanah Bebas, Lady Jing dan Wu Hongyi ataupun Rong Xia Guo dan Lady Wang Ren Wan, tidak akan bercakap-cakap bak kawan lama yang lama tak berjumpa.Mereka berempat jarang bisa sepakat dalam satu hal. Sudah berkali-kali mereka terlibat pertarungan yang tak per
"Gege, aku lelah," keluh Dong Xiu Bai saat Xiao Long menggendongnya, membawanya kembali ke kamar mereka."Tidurlah!" Xiao Long tersenyum melirik gadis kecil di punggungnya yang menguap lebar."Tian Min, apakah kau bertemu dengan orang yang kau cari?" Xiao Long bertanya pada bocah lelaki yang berjalan di sampingnya."Tidak Tuan! Ada banyak orang, saya jadi ragu," keluh Tian Min."Iya, padahal di menara biasanya hanya ada tamu-tamu spesial saja. Namun kali ini pengunjung wisma pun penuh," sahut Xiao Long santai."Tuan, apakah anda mengenal Lady Jing?" Tian Min bertanya dengan hati-hati."Tidak! Aku hanya pernah mendengar namanya saja." Xiao Long berhenti di depan pintu kamarnya."Tuan Wu mungkin tahu lebih banyak mengenai Lady Jing." Xiao Long melirik Tuan Wu yang sedari tadi terdiam."Kau ini kenapa?" Xiao Long menatapnya heran."Aku lupa melepaskan lampion untuk Nyonya Tua," keluh Tuan Wu dengan nada nelangsa.Xiao Long dan Tian Min hanya saling bersitatap. Xiao Long mengangkat bahunya
Ao Yu Long mengangkat pedang berwarna biru itu ke atas dan mendongak menatap langit yang gelap gulita. Seberkas sinar berwarna biru terpancar dari pedang itu dan berpendar selama beberapa saat menerangi malam di Dataran Tengah, hingga Tanah Bebas dan sebagian wilayah Kaili."Gege!" Dong Xiu Bai melayang turun bersama Rubah Putih dan Tian Min.Dong Xiu Bai segera berlari dan menubruk Ao Yu Long dengan gembira. Ao Yu Long tertawa dan menurunkan pedangnya. Kemudian digendongnya gadis kecil itu dan membawanya kembali ke kerumunan diikuti Tian Min."Hei kalian berdua! Jangan seenaknya!" Tiba-tiba saja Naga Es berseru kesal."Ada apa? Apa kalian ingin tertidur lagi?" Tian Min tertawa dan menyentuh kepala Naga itu."Bocah Duan! Mana Seruling Giokmu?" Rubah Putih mendekati Tian Min dan bertanya dengan gaya acuh tak acuhnya."Rubah Putih, Seruling Giok menghilang bersamaan dengan meninggalnya nenekku!" Dong Xiu Bai turun dari gendongan Xiao Long dan mendekatinya."Aneh! Tetapi aku merasakan roh
"Tian Min selamatkan Nona! Jangan khawatirkan kami! Ingatlah janjimu pada Tuan Xiao Long untuk melindungi Nona!" Nyonya Ning berteriak memintanya untuk menyusul Dong Xiu Bai.Tian Min menatap para wanita itu sebentar. Dengan berat hati dia meninggalkan mereka dan berlari menuju rumah utama. Api berkobar semakin membesar."Kejar dia! Dan tangkap para wanita itu!" Para pria itu berteriak-teriak.Sebagian mengejar Tian Min dan sebagian menyerang Nyonya Ning dan yang lain. Jerit tangis sekaligus ketakutan kembali terdengar. Membuat Tian Min ragu."Tian Min, pergilah! Jika kami mati, kau dan Nona dapat membalaskan dendam kami! Jika kau yang mati sudah pasti kami pun akan mati!" Nyonya Ning berteriak tanpa ragu.Tian Min yang sempat merasakan keraguan kini membulatkan tekad untuk menerobos api. Kobaran api yang semakin membesar tak dihiraukannya."Nona! Nona!" Dia berteriak memanggil Dong Xiu Bai.Pandangan matanya terhalang api dan asap. Dia tidak dapat memastikan di mana dia atau pun Dong
Beberapa hari kemudian, orang-orang di Wisma Nyonya Ning dan juga di desa disibukkan dengan persiapan untuk mengungsi. Mereka bersiap untuk kemungkinan yang terburuk."Aku dengar desa sebelah diserbu orang-orang tak dikenal. Dalam semalam desa itu hancur lebur." Desas-desus beredar di desa terutama di keramaian.Bahkan para tamu di wisma pun mulai gelisah. Mereka memilih untuk meneruskan perjalanan ke Tanah Bebas. Sedangkan bagi orang-orang yang hendak menuju Dataran Tengah memilih untuk kembali atau bertahan di wisma."Seperti dugaanku, situasi makin tak terkendali, Nyonya." Tian Min duduk di hadapan Nyonya Ning.Sore itu mereka bermain catur go sembari berbincang dan menikmati teh. Akhir-akhir ini mereka berdua lebih sering menghabiskan waktu bersama."Kau benar. Aku khawatir mereka akan menyerang kita kapan saja. Orang-orangku tak akan mampu menahan mereka." Nyonya Ning meski berkata dengan tenang, tetapi kekhawatiran tergambar jelas d
"Nona!" A Gui berteriak seraya berlari menghampiri Dong Xiu Bai yang tengah berlatih memanah bersama Tian Min."Ada apa? Apakah ada kabar dari Long Gege?" Dong Xiu Bai bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari target yang hendak dipanahnya.Tian Min memberi isyarat pada A Gui untuk menunda laporannya. Menunggu Dong Xiu Bai selesai memanah sesuai target. Anak panahnya melesat dan tepat mengenai sasaran."Nona anda semakin pandai dalam memanah." Tian Min memujinya."Karena kau yang mengajariku. Oh ya Paman A Gui, ada apa?" Dong Xiu Bai kini menatap pria yang selalu setia membawakan kabar dari Xiao Long atau pun Xie Jing Cuan."Surat dari Tuan Long." Sahutnya sembari memberikan sebuah gulungan padanya."Terima kasih." Dong Xiu Bai menerima kemudian membuka dan membaca gulungan itu. Dia menjauhi area latihan dan masuk ke dalam rumah."Pama A Gui apakah ada kabar di Tanah Bebas dan Dataran Tengah?" Tian Min bertanya pada pria yang kini mengikutinya menuju dapur."Ada Tuan. Tanah Bebas ki
"Yang Mulia bagaimana dengan Pedang Es?" Jenderal Won bertanya saat mereka berpatroli di sekitar Padang Muhly."Pedang itu menghilang dan aku harus mencarinya." Ao Yu Long menatap lurus ke arah rerumputan merah muda yang berkibar-kibar tertiup angin."Bai'er pasti senang jika berada di sini. Dia dapat berlatih dengan bebas," gumamnya lirih.Tiba-tiba terbersit sebuah rasa rindu pada gadis kecil itu. Tawanya yang menggemaskan, denting hiasan rambutnya saat kepalanya bergoyang dan keusilan serta kenakalannya semua itu sangat dirindukannya."Bai'er?" Jenderal Won tertegun mendengar gumaman Xiao Long."Dong Xiu Bai, putri tunggal Lady Ming." Xiao Long tersenyum, menjelaskan."Yang Mulia, jika Anda bertemu dengan putri Lady Ming seharusnya Anda juga bertemu dengan Jenderal Mo Ye bukan?" Jenderal Won bertanya dengan hati-hati.Xiao Long tertegun sejenak kemudian menghela napas dalam-dalam. Sebuah pertanyaan yang dia tahu pasti akan sulit untuk menjawabnya. Bukan perkara mudah untuk mengabark
"Aku heran! Hanya dengan sebuah siulan dan mereka mempercayai kau adalah Kaisar Ao Yu Long." Tuan Wu masih penasaran dengan siulan Xiao Long tadi."Bukankah sedari awal kau bertemu denganku, kau pun sudah mencurigai diriku?" Xiao Long tertawa pelan."Tentu saja berbeda. Waktu itu aku mengobatimu dan tahu chi-mu yang jelas bercirikan chi Klan Ao." Tuan Wu menyahut dengan kesal."Tuan, siulan tadi hanya bisa disiulkan oleh Yang Mulia Kaisar. Itu bukan siulan sembarangan karena siulan itu merupakan kode rahasia yang dikombinasikan dengan jurus Pedang Es." Jenderal Won menjelaskan dengan nada datar tanpa emosi."Begitu rupanya? Xiao Long apakah semua jenderalmu bersikap dingin dan tanpa emosi seperti dia?" Tuan Wu berbisik pelan."Diamlah dan ikuti saja kebiasaan di sini." Xiao Long berbisik pelan dan mengikuti Jenderal Won memasuki tenda. Tuan Wu terdiam dan mendesah kesal, meski begitu dia mengikuti perkataan Xiao Long."Yang Mulia
"Xiao Long kau serius hendak ke Padang Muhly?" Tuan Wu sekali bertanya saat mereka tiba di sebuah wilayah yang terlihat sepi.Meski ada beberapa bangunan di kejauhan yang cerobongnya mengepulkan asap, tetapi wilayah ini justru selalu dihindari oleh para pengelana mau pun pedagang."Iya, aku yakin Pasukan Mo Yu ada di sana." Xiao Long menatap padang yang hanya ditumbuhi rerumputan berwarna merah muda. Di beberapa tempat memang ada pepohonan tetapi rumput mungli yang berwarna merah muda lebih mendominasi."Tempat yang aneh," gumam Tuan Wu saat tatapan matanya hanya mendapatkan lautan rumput berwarna merah muda yang cantik."Ayo kita ke sana!" Xiao Long memacu kudanya dan kereta berjalan perlahan menelusuri jalan setapak yang membelah lautan rumput merah muda itu.Dari kejauhan padang rumput itu terkesan panas, gersang dan meranggas. Namun saat kereta semakin jauh menyibak rerumputan merah muda itu udara semakin bersahabat.Di beber
"Ibu Han duduklah!" Xiao Long meminta wanita itu untuk duduk di depannya."Aku ingin mengajari apapun yang bisa kau ajarkan pada Bai'er. Kau mengerti maksudku bukan?" Xiao Long berkata tanpa basa-basi.Bertemu lagi dengan salah satu dayang di istananya dulu membuatnya terbawa kembali ke masa-masa itu. Masa di mana dia masihlah seorang kaisar yang berkuasa dan dihormati."Saya mengerti Tuan." Ibu Han menundukkan kepalanya dalam-dalam."Oh iya, aku dengar kau adalah seorang dayang di istana Zijin sebelumnya. Bagaimana kau bisa tiba di Dataran Tengah dan bukannya ke barat daya?" Xiao Long bertanya dengan asal saja."Tuan saya..." Ibu Han tidak melanjutkan perkataannya karena Tuan Wu tiba-tiba saja memasuki ruangan."Xiao Long ada yang ingin kubicarakan denganmu." Pria itu memberi isyarat agar mengikutinya."Baiklah Ibu Han, aku mempercayakan Bai'er padamu. Tolong jaga dan ajari dia dengan baik. Dia gadis yang baik dan pinta
Nyonya Ning menyambut mereka dengan ramah. Dia sangat menyukai Dong Xiu Bai. Bahkan dia tidak banyak alasan dan permintaan saat melepaskan Fang-Fang agar bisa menjadi pelayan Dong Xiu Bai secara resmi."Ah Tuan Long, sudah lama sekali Anda tidak mampir kemari." Sambutnya dengan ramah dan genit."Anak manis kau juga ikut?" Nyonya Ning berpaling pada Dong Xiu Bai dan menyapanya dengan lembut.Dong Xiu Bai hanya mengangguk. Tatapan matanya tak lepas dari Nyonya Ning. Entah mengapa dia sangat mengagumi wanita cantik itu. Ada sesuatu yang membuatnya selalu tertarik untuk menatapnya."Nyonya Ning ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Xiao Long duduk di kursi setelah dipersilakan."Apakah itu?" Nyonya Ning mengajak Dong Xiu Bai duduk di dekatnya."Ini mengenai Nona Muda." Xiao Long melirik Dong Xiu Bai.Nyonya Ning tertegun, tetapi kemudian tersenyum lebar. Dia memanggil salah seorang pelayannya."Duo-duo ajaklah Nona Dong untuk bermain di belakang. Sepertinya Paman Li sedang membu