"Wah, cantik sekali!" Dong Xiu Bai berseru kagum saat keluar dari pintu gerbang wisma Lonceng Naga."Bai'er, kau tidak boleh terlepas dari kami. Kita tidak boleh tersesat, karena festival ini dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai penjuru negeri Kaili." Xiao Long mengingatkannya sembari menggenggam tangan mungilnya."Ehm! Aku tidak akan nakal dan berlarian, aku akan selalu bersama kalian," sahutnya dengan yakin seraya menatap Xiao Long, Tuan Wu dan Tian Min bergantian."Gadis pintar." Xiao Long menepuk kepalanya dengan lembut."Tuan Xiao Long, Tuan Wu, bolehkah kami bergabung?" Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan menyapa mereka."Ah tentu saja tuan-tuan. Mari kita bersama-sama menikmati festival ini." Tuan Wu menyambut permintaan mereka dengan ramah.Bersama-sama mereka menuju danau Hu. Di sepanjang jalan, orang-orang berdesakan dengan membawa lampion di tangan masing-masing."Wah, ramai!" Dong Xiu Bai kembali berseru riang.Ini pertama kalinya dia berada di sebuah tempat yang dipenuhi ol
"Mari kita duduk di sana!" Xie Jing Cuan mengajak mereka menuju sudut menara yang sepi."Nona kecil anda bisa melihat lampion dari sini tanpa perlu berdesakan dengan banyak orang." Xie Jing Cuan menunjuk jendela yang terbuka lebar.Dong Xiu Bai segera berlari menuju jendela. Dia bersorak kegirangan dan melompat-lompat gembira."Gege lihat! Ada banyak lampion beterbangan! Aku juga mau melepaskan lampion dan berdoa untuk ibu dan kakek!" Serunya sembari berlari menghambur ke pelukan Xiao Long.Orang-orang di menara dapat mendengar teriakannya. Mereka menatap gadis kecil itu."Da Jie, dia hanya seorang gadis kecil." Lady Jing menyentuh lengan sang kakak seperguruan."Gadis yang nakal," sahut Lady Wang Ren Wan kesal.Ditatapnya Dong Xiu Bai yang menyeret Xiao Long menuju jendela. Hatinya seketika diliputi sebuah perasaan yang sulit diungkapkannya."Dia mirip sekali dengan Ao Yu Long," gumamnya pelan."Maksudmu pria itu?" Lady Jing bertanya dengan hati-hati.Diapun menatap Xiao Long yang te
"Tian Min, baru kali ini aku menghadiri festival!" Dong Xiu Bai melompat-lompat gembira melihat kemeriahan di luar sana."Nona muda hati-hati!" Tian Min mengingatkannya saat gadis mungil itu terlihat begitu gembira dan hampir saja terjatuh."Siapa dia?" Lady Jing bertanya pada Wu Hongyi yang mengawasi kedua bocah kecil itu dari kejauhan."Benarkah anda tidak mengetahui siapa gadis kecil itu?" Wu Hongyi tersenyum tipis menatap sang Lady."Hanya bisa menduga-duga. Semestinya dia seorang Ming bukan?" Lady Jing pun tersenyum. Tatapannya tak lepas dari kedua bocah yang kini berdiri begitu dekat dengan pagar menara."Begitulah, karena hanya seorang Ming yang bisa menguasai Tarian badai salju," sahut Wu Hongyi santai.Jika tidak berada di Tanah Bebas, Lady Jing dan Wu Hongyi ataupun Rong Xia Guo dan Lady Wang Ren Wan, tidak akan bercakap-cakap bak kawan lama yang lama tak berjumpa.Mereka berempat jarang bisa sepakat dalam satu hal. Sudah berkali-kali mereka terlibat pertarungan yang tak per
"Gege, aku lelah," keluh Dong Xiu Bai saat Xiao Long menggendongnya, membawanya kembali ke kamar mereka."Tidurlah!" Xiao Long tersenyum melirik gadis kecil di punggungnya yang menguap lebar."Tian Min, apakah kau bertemu dengan orang yang kau cari?" Xiao Long bertanya pada bocah lelaki yang berjalan di sampingnya."Tidak Tuan! Ada banyak orang, saya jadi ragu," keluh Tian Min."Iya, padahal di menara biasanya hanya ada tamu-tamu spesial saja. Namun kali ini pengunjung wisma pun penuh," sahut Xiao Long santai."Tuan, apakah anda mengenal Lady Jing?" Tian Min bertanya dengan hati-hati."Tidak! Aku hanya pernah mendengar namanya saja." Xiao Long berhenti di depan pintu kamarnya."Tuan Wu mungkin tahu lebih banyak mengenai Lady Jing." Xiao Long melirik Tuan Wu yang sedari tadi terdiam."Kau ini kenapa?" Xiao Long menatapnya heran."Aku lupa melepaskan lampion untuk Nyonya Tua," keluh Tuan Wu dengan nada nelangsa.Xiao Long dan Tian Min hanya saling bersitatap. Xiao Long mengangkat bahunya
Pondok Willow"Nyonya Tua Feng!" Pria muda itu berteriak memanggil wanita tua yang tengah duduk berjemur di halaman Pondok Willow."Haiyo, A Hou! Kenapa kau berlari-lari seperti dikejar hantu!" Salah seorang pelayan Nyonya Tua Feng menegurnya."Ah Ai Ling, maafkan aku! Tetapi ini sungguh mendesak!" Pria itu berlari meninggalkan sang pelayan yang mengomelinya meski dia telah menjauh."Apa yang membuatmu berlarian seperti itu sepagi ini, A Hou?" Nyonya Tua Feng bertanya dengan tenang setelah pria muda itu sampai di dekatnya.A Hou berdiri dan mengatur napasnya yang masih terengah-engah. Nyonya Tua Feng menatapnya sekilas dan membiarkannya beristirahat sejenak."Nyonya Tua, ada surat dari Wisma Air Panas dan Wisma Lonceng Naga." Pria muda itu membungkukkan tubuhnya sembari menyerahkan beberapa gulungan yang dikeluarkannya dari lengan jubahnya."Baiklah! Pergilah dan bekerja seperti biasanya." Nyonya Tua Feng masih bersikap tenang setelah menerima gulungan surat itu."Baik Nyonya Tua!" Ke
Kereta kuda berjalan perlahan menelusuri jalan di tepi danau Hu. Suasana sudah kembali tenang seperti biasanya, seakan-akan keramaian festival telah hilang lenyap tanpa bekas."Danaunya luas sekali," gumam Tuan Wu menatap danau berair biru kehijauan yang seakan tak bertepi."Danau Hu merupakan danau terluas di wilayah Kaili. Danau ini sumber air dan kehidupan bagi orang banyak. Luasnya mencakup Tanah Bebas hingga ke Lembah Selaksa Bunga dan Lembah Ular. Sumber mata airnya berada di pegunungan selatan," sahut Xiao Long menjelaskan."Wah itu sangat luas!" seru Tuan Wu lagi sembari mengagumi pemandangan di sekitar danau yang juga sangat indah.Di musim semi, bunga-bunga bermekaran di beberapa tempat di tepian danau. Berwarna-warni di selingi beberapa pohon seperti persik, plum dan willow. Sisanya berupa rumput dan tumbuhan liar yang bertebaran hampir di sepanjang tepi danau. Sementara perahu-perahu nelayan berlayar ke tengah danau."Kemana tujuan kita selanjutnya?" Tuan Wu kini bertanya d
Seperti yang direncanakannya, Xiao Long menghentikan kereta kuda di tepi sungai Yang. Di sebuah lapangan berumput yang sepertinya merupakan bekas ladang."Ada beberapa gubuk yang terbengkalai. Rupanya dulu merupakan sebuah pertanian kecil." Tuan Wu menunjuk ke arah di depan mereka."Kau benar. Bagaimana kalau kita menuju ke sana saja?" Xiao Long mengerutkan kening sembari menatap bangunan-bangunan tua tak terurus tak jauh dari tempat mereka berhenti."Baiklah, setidaknya kita terlindung dari angin malam yang dingin." Tuan Wu mengangguk setuju.Xiao Long kembali memacu kudanya menuju ke sekelompok bangunan tak terurus yang tak jauh lagi jaraknya. Menjelang sore mereka tiba di sebuah bekas pertanian."Wah!" Dong Xiu Bai berseru riang sembari meregangkan kedua tangannya. Begitupun dengan Tian Min. Kedua bocah itu terlihat sangat kelelahan."Bersihkan tubuh kalian di sungai. Tian Min jaga Nona Muda agar tidak terlalu lama bermain di sungai." Xiao Long memerintahkan keduanya untuk segera m
Lengkingan memekakkan telinga tiba-tiba terdengar seiring keluarnya sebuah bayangan yang semakin lama semakin membentuk sebuah obyek nyata dari dalam tubuh Ao Yu Long."Apa ini?" Tuan Wu menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya. Gendang telinganya seakan-akan mau pecah karena suara nan melengking yang memecah kesunyian malam.Tuan Wu tertegun saat kini bayangan itu terlihat wujudnya."Naga?" gumamnya pelan sembari menatap Ao Yu Long yang tengah mendongak menatap seekor naga yang melayang di atasnya."Apakah itu naga es?" Kembali tabib muda itu bergumam. Belum hilang kebingungannya, satu lengkingan kembali memecah kesunyian seiring dengan berhentinya denting pipa dan suara merdu Dong Xiu Bai."Apalagi ini?" keluhnya sembari kembali menutupi kedua telinganya dengan telapak tangannya."Rubah putih berekor sembilan?" gumam Tuan Wu sembari membelalakkan matanya."Xiao Long! Nona Muda!" Rasanya Tuan Wu sudah berteriak kencang memanggil Xiao Long dan Dong Xiu Bai.Tetapi suaranya ha