Semua orang termasuk Xiao Long dan Tuan Wu terkejut mendengar ucapan Dong Xiu Bai. Bahkan wanita itu, Nona Bao Yu, tidak mengira gadis kecil tadi berani menantangnya untuk meminum arak.
Tawa wanita itu berderai memenuhi ruangan. Membuat semua orang di tempat itu mengalihkan perhatiannya pada meja mereka."Bai'er duduklah! Aku yang akan menemaninya minum arak." Xiao Long menenangkannya."Tidak boleh! Gege tidak boleh menemaninya minum arak!" Dong Xiu Bai bersikukuh pada pendiriannya."Gadis kecil kau sungguh pemberani! Baiklah mari temani aku menghabiskan arak ini!" Nona Bao Yu tertawa gembira."Tentu saja, dengan satu syarat!" Dong Xiu Bai menatapnya dengan serius."Apakah itu gadis kecil?" Wanita itu terkikik geli."Jika kau lebih dulu mabuk, Maka jangan pernah mengganggu Long Gege." Dong Xiu Bai menyahut dengan tenang.Bao Yu kembali tertawa tergelak-gelak. Begitupun dengan orang-orang di restoran. Mereka meneSuasana kembali tenang. Orang-orang menikmati makanan mereka dan tidak banyak yang berbicara. Hanya sesekali mereka melirik ke meja di mana Xiao Long dan kawan-kawan duduk."Bai'er bagaimana kalau kau kalah tadi?" Xiao Long berbisik pelan."Aku tidak tahu," sahut Bai'er, mengangkat bahunya dengan santai."Maksudmu? Bagaimana dengan pusaka yang kau katakan itu?" Kini Tuan Wu yang berbisik, bertanya padanya."Aku asal bicara saja." Dong Xiu Bai tertawa terkikik pelan. Dia memutar bola mata seperti tengah menggoda mereka."Dasar gadis nakal." Xiao Long tertawa pelan dan mengusap-usap kepala gadis mungil itu.Tiba-tiba Dong Xiu Bai menguap. Sepertinya dia mengantuk, selain karena lelah dalam perjalanan, arak yang diminumnya mulai mempengaruhinya."Aku ngantuk," keluhnya.Disandarkannya kepalanya ke bahu tegap Xiao Long. Hanya beberapa saat, gadis itu benar-benar tertidur pulas."Haiya dia tertidur!" Tuan Wu
Seperti biasa, mereka harus melapor pada penjaga pintu gerbang. Setelah semua diperiksa oleh para penjaga, mereka berempat memasuki kota yang menjadi pusat perdagangan dan juga pemerintahan Tanah Bebas.Berbeda dengan kota yang baru saja mereka tinggalkan, kota ini jauh lebih rapi, bersih dan ramai. Jalan-jalannya yang lebar dan rumah-rumah penduduk yang berderet rapi hampir mirip dengan suasana ibukota Kaili."Xiao Long kemana tujuan kita?" Tuan Wu bertanya saat kereta menelusuri jalanan yang cukup ramai."Kediaman Zhao Lu Yang," sahut Xiao Long tegas.Tidak seperti kekaisaran Kaili di mana untuk berurusan dengan pemerintah harus melalui birokrasi yang cukup panjang, di sini segala sesuatu langsung ditangani penguasa kota dan bawahannya.Di ibukota Kaili sendiri, untuk menemui kaisar bukanlah suatu hal yang mudah. Jika bukan suatu masalah yang berat dan gawat, penduduk ibukota hanya akan berurusan dengan pejabat Ya Men atau hakim setempa
Xiao Long masih berdiri, menatap bangunan megah di depannya. Cukup lama dia menunggu, sehingga beberapa kali dia berjalan mondar-mandir di pelataran."Tuan, silakan!" Seorang prajurit yang baru keluar dari pintu gerbang yang terbuka di ikuti Wu Hongyi.Xiao Long mengangguk dan menaiki tangga menuju pintu gerbang. Saat berpapasan dengan Wu Hongyi, wanita berambut putih itu menghentikannya."Meskipun aku tidak tahu siapa kau, entah mengapa aku merasa harus memberikan ini padamu!" Wanita cantik itu memberikan sebuah token padanya."Ketua Wu, ini...." Xiao Long ragu-ragu untuk menerima token itu."Terimalah! Anggap saja sebagai hadiahku untuk gadis kecil yang semalam menghiburku dengan lagu dan petikan pipanya." Wu Hongyi tersenyum, kemudian meletakkan token itu ke dalam genggaman tangan Xiao Long dan meneruskan langkahnya menuruni anak tangga meninggalkan kediaman Tuan Zhao."Mari tuan!" Prajurit tadi memimpin jalan menuju ke kediam
Dong Xiu Bai melesat kembali ke tempat mereka berpisah tadi dengan Xiao Long. Tian Min memacu kereta dengan kencang mengikutinya."Haiya! Ada apa sebenarnya?" Keluhnya sembari mengusap-usap pinggulnya yang tadi sempat tersenggol kereta karena terkejut dengan tindakan Dong Xiu Bai yang tiba-tiba."Entahlah Tuan Wu," sahut Tian Min sembari terus memacu kudanya.Dong Xiu Bai berhenti, menunggu Tian Min dan Tuan Wu. Dia duduk disebuah batu sembari menggoyang-goyangkan kakinya."Nona ada apa?" Tuan Wu segera turun dari kereta begitu kereta berhenti di depan Dong Xiu Bai."Ada orang bertarung. Arahnya dari sana!" Dong Xiu Bai berdiri dan menunjuk ke arah yang tadi dituju Xiao Long."Bukankah itu arah yang dituju Xiao Long? Mungkinkah di kediaman Tuan Zhao?" Tuan Wu menatap arah yang ditunjuk Dong Xiu Bai dengan serius.Dong Xiu Bai terdiam dan menggoyangkan kepalanya, seakan-akan tengah berkonsentrasi untuk mendengarkan sesuat
"Xiao Long apa yang terjadi?" bisik Tuan Wu pada Xiao Long."Rumit," sahut Xiao Long tersenyum sinis."Aiyo! Apa kau sudah gila? Bagaimana kita bisa keluar dari sini?" keluh Tuan Wu memelas."Prajurit tangkap mereka! Jangan biarkan satu orang pun lolos!" Zhao Lu Yang kembali memerintahkan para prajuritnya.Seketika mereka menyerang Xiao Long dan kawan-kawan. Tetapi para prajurit itu bukan tandingan mereka, dalam sekejap para prajurit itu kewalahan.Zhao Lu Yang sadar tidak mudah untuk mengalahkan mereka bertiga. Meski ragu, dia memiliki dugaan siapa pria yang membawa surat dari Ao Yu Long. Seandainya dia bukan sang kaisar maka dia seorang Ao yang kuat.Zhao Lu Yang bersiul, dan beberapa saat bermunculan pasukan penjaganya, prajurit bayangan yang selalu hadir di situasi gawat seperti ini."Pasukan elit bayangan hitam, kita harus berhati-hati!" Xiao Long memperingatkan Tuan Wu dan Dong Xiu Bai."Ehm!" Dong Xiu Bai menganggukkan kepalanya."Dia betul-betul berniat membunuhku, dia pasti ta
Pusaran angin bersalju terus bergerak dan semakin membesar. Menyapu apa saja yang dilewatinya. Orang-orang berlarian menghindarinya. Sementara salju turun semakin deras."Ao Yu Long! Hentikan gadis kecil itu!" Zhao Lu Yang berteriak kencang sembari mengayunkan pedang gioknya."Zhao Lu Yang, begitukah caramu memohon?" Xiao Long tersenyum mengejek pria itu.Zhao Lu Yang sangat geram dan kembali mengayunkan pedangnya yang ditangkis Xiao Long dengan pedang taring harimau putihnya. Keduanya kembali bertarung, melompat dari satu atap bangunan ke atas bangunan lain yang belum tersapu tarian badai salju sembari menghindari pusaran angin itu."Siapa yang berani bertarung dengan Tuan Zhao?" Orang-orang yang berlarian masih sempat memperhatikan pertarungan keduanya."Sungguh menarik," gumam Rong Xia Guo, ketua sekte Elang emas yang masih berdiam diri menyaksikan pertarungan Xiao Long dan Zhao Lu Yang serta pusaran angin yang diciptakan Dong Xiu Bai."Apa yang kau inginkan?" Zhao Lu Yang merangsek
"Seorang Ming ya?" gumam wanita berkuku panjang itu penuh minat.Dia melesat ke atas meluncurkan sebuah serangan pada Dong Xiu Bai. Sebuah pedang telah dihunusnya, bersiap untuk menebas gadis mungil yang menatapnya dengan jenaka."Gege siapa kakak ini?" Serunya sembari berputar dan kakinya bergerak cepat menyongsong pedang yang mengarah kakinya."Hati-hati nona! Dia Chao'er, ular hitam, si jahat dari lembah ular!" Tuan Wu yang menyahut dan berteriak memperingatkannya.Pria muda itu mengibaskan kipasnya dan melayang ke arah Dong Xiu Bai. Cemas itu jelas terlihat di wajah tampannya. Meski nona mudanya cukup kuat tetapi dia belum pernah berhadapan dengan orang-orang Jianghu.Tiba-tiba salah seorang dari empat jahat melesat dan menghadang Tuan Wu. Pria berambut hitam dengan dua tanduk kecil di kepalanya, tersenyum dan mengacungkan pedangnya."Jangan mengganggu mereka, bagaimana jika kau bermain-main denganku?" Pria itu tersenyum ramah."Itu tidak adil! Mereka hanyalah dua bocah sedangkan
Xiao Long bergerak lincah menghindari serangan empat jahat. Mereka berempat ditambah Zhao Lu Yang memang sedikit merepotkan. Dia menyadari, orang-orang itu terutama Zhao Lu Yang meremehkannya karena dia tidak lagi memiliki pedang es.Mereka lupa, sebelum Ao Yu Long mewarisi pedang es, senjatanya adalah pedang taring harimau putih yang dipadukannya dengan jurus pedang es. Perpaduan keduanya telah membuat banyak nyawa melayang dan mengalahkan jago-jago pedang di Jianghu."Wah! Wah! Kau rupanya hanya memiliki nama besar saja Tuan Zhao!" Rong Xia Guo terkekeh mengejek Zhao Lu Yang."Rong Xia Guo, jangan banyak bicara kau!" Zhao Lu Yang semakin meradang mendengar ejekan ketua sekte Elang emas itu.Dua orang yang paling dibencinya selain Ketua sekte Sembilan pintu kematian, Xie Jing Cuan, adalah Ao Yu Long dan Rong Xia Guo. Kedua pria itu selalu membayanginya dan diperbandingkan dengan dirinya."Tuan Rong, sejak kapan kau ikut campur urusan orang lain?" Zhao Lu Yang tersenyum sini menatap k