Seperti biasa, mereka harus melapor pada penjaga pintu gerbang. Setelah semua diperiksa oleh para penjaga, mereka berempat memasuki kota yang menjadi pusat perdagangan dan juga pemerintahan Tanah Bebas.
Berbeda dengan kota yang baru saja mereka tinggalkan, kota ini jauh lebih rapi, bersih dan ramai. Jalan-jalannya yang lebar dan rumah-rumah penduduk yang berderet rapi hampir mirip dengan suasana ibukota Kaili."Xiao Long kemana tujuan kita?" Tuan Wu bertanya saat kereta menelusuri jalanan yang cukup ramai."Kediaman Zhao Lu Yang," sahut Xiao Long tegas.Tidak seperti kekaisaran Kaili di mana untuk berurusan dengan pemerintah harus melalui birokrasi yang cukup panjang, di sini segala sesuatu langsung ditangani penguasa kota dan bawahannya.Di ibukota Kaili sendiri, untuk menemui kaisar bukanlah suatu hal yang mudah. Jika bukan suatu masalah yang berat dan gawat, penduduk ibukota hanya akan berurusan dengan pejabat Ya Men atau hakim setempaXiao Long masih berdiri, menatap bangunan megah di depannya. Cukup lama dia menunggu, sehingga beberapa kali dia berjalan mondar-mandir di pelataran."Tuan, silakan!" Seorang prajurit yang baru keluar dari pintu gerbang yang terbuka di ikuti Wu Hongyi.Xiao Long mengangguk dan menaiki tangga menuju pintu gerbang. Saat berpapasan dengan Wu Hongyi, wanita berambut putih itu menghentikannya."Meskipun aku tidak tahu siapa kau, entah mengapa aku merasa harus memberikan ini padamu!" Wanita cantik itu memberikan sebuah token padanya."Ketua Wu, ini...." Xiao Long ragu-ragu untuk menerima token itu."Terimalah! Anggap saja sebagai hadiahku untuk gadis kecil yang semalam menghiburku dengan lagu dan petikan pipanya." Wu Hongyi tersenyum, kemudian meletakkan token itu ke dalam genggaman tangan Xiao Long dan meneruskan langkahnya menuruni anak tangga meninggalkan kediaman Tuan Zhao."Mari tuan!" Prajurit tadi memimpin jalan menuju ke kediam
Dong Xiu Bai melesat kembali ke tempat mereka berpisah tadi dengan Xiao Long. Tian Min memacu kereta dengan kencang mengikutinya."Haiya! Ada apa sebenarnya?" Keluhnya sembari mengusap-usap pinggulnya yang tadi sempat tersenggol kereta karena terkejut dengan tindakan Dong Xiu Bai yang tiba-tiba."Entahlah Tuan Wu," sahut Tian Min sembari terus memacu kudanya.Dong Xiu Bai berhenti, menunggu Tian Min dan Tuan Wu. Dia duduk disebuah batu sembari menggoyang-goyangkan kakinya."Nona ada apa?" Tuan Wu segera turun dari kereta begitu kereta berhenti di depan Dong Xiu Bai."Ada orang bertarung. Arahnya dari sana!" Dong Xiu Bai berdiri dan menunjuk ke arah yang tadi dituju Xiao Long."Bukankah itu arah yang dituju Xiao Long? Mungkinkah di kediaman Tuan Zhao?" Tuan Wu menatap arah yang ditunjuk Dong Xiu Bai dengan serius.Dong Xiu Bai terdiam dan menggoyangkan kepalanya, seakan-akan tengah berkonsentrasi untuk mendengarkan sesuat
"Xiao Long apa yang terjadi?" bisik Tuan Wu pada Xiao Long."Rumit," sahut Xiao Long tersenyum sinis."Aiyo! Apa kau sudah gila? Bagaimana kita bisa keluar dari sini?" keluh Tuan Wu memelas."Prajurit tangkap mereka! Jangan biarkan satu orang pun lolos!" Zhao Lu Yang kembali memerintahkan para prajuritnya.Seketika mereka menyerang Xiao Long dan kawan-kawan. Tetapi para prajurit itu bukan tandingan mereka, dalam sekejap para prajurit itu kewalahan.Zhao Lu Yang sadar tidak mudah untuk mengalahkan mereka bertiga. Meski ragu, dia memiliki dugaan siapa pria yang membawa surat dari Ao Yu Long. Seandainya dia bukan sang kaisar maka dia seorang Ao yang kuat.Zhao Lu Yang bersiul, dan beberapa saat bermunculan pasukan penjaganya, prajurit bayangan yang selalu hadir di situasi gawat seperti ini."Pasukan elit bayangan hitam, kita harus berhati-hati!" Xiao Long memperingatkan Tuan Wu dan Dong Xiu Bai."Ehm!" Dong Xiu Bai menganggukkan kepalanya."Dia betul-betul berniat membunuhku, dia pasti ta
Pusaran angin bersalju terus bergerak dan semakin membesar. Menyapu apa saja yang dilewatinya. Orang-orang berlarian menghindarinya. Sementara salju turun semakin deras."Ao Yu Long! Hentikan gadis kecil itu!" Zhao Lu Yang berteriak kencang sembari mengayunkan pedang gioknya."Zhao Lu Yang, begitukah caramu memohon?" Xiao Long tersenyum mengejek pria itu.Zhao Lu Yang sangat geram dan kembali mengayunkan pedangnya yang ditangkis Xiao Long dengan pedang taring harimau putihnya. Keduanya kembali bertarung, melompat dari satu atap bangunan ke atas bangunan lain yang belum tersapu tarian badai salju sembari menghindari pusaran angin itu."Siapa yang berani bertarung dengan Tuan Zhao?" Orang-orang yang berlarian masih sempat memperhatikan pertarungan keduanya."Sungguh menarik," gumam Rong Xia Guo, ketua sekte Elang emas yang masih berdiam diri menyaksikan pertarungan Xiao Long dan Zhao Lu Yang serta pusaran angin yang diciptakan Dong Xiu Bai."Apa yang kau inginkan?" Zhao Lu Yang merangsek
"Seorang Ming ya?" gumam wanita berkuku panjang itu penuh minat.Dia melesat ke atas meluncurkan sebuah serangan pada Dong Xiu Bai. Sebuah pedang telah dihunusnya, bersiap untuk menebas gadis mungil yang menatapnya dengan jenaka."Gege siapa kakak ini?" Serunya sembari berputar dan kakinya bergerak cepat menyongsong pedang yang mengarah kakinya."Hati-hati nona! Dia Chao'er, ular hitam, si jahat dari lembah ular!" Tuan Wu yang menyahut dan berteriak memperingatkannya.Pria muda itu mengibaskan kipasnya dan melayang ke arah Dong Xiu Bai. Cemas itu jelas terlihat di wajah tampannya. Meski nona mudanya cukup kuat tetapi dia belum pernah berhadapan dengan orang-orang Jianghu.Tiba-tiba salah seorang dari empat jahat melesat dan menghadang Tuan Wu. Pria berambut hitam dengan dua tanduk kecil di kepalanya, tersenyum dan mengacungkan pedangnya."Jangan mengganggu mereka, bagaimana jika kau bermain-main denganku?" Pria itu tersenyum ramah."Itu tidak adil! Mereka hanyalah dua bocah sedangkan
Xiao Long bergerak lincah menghindari serangan empat jahat. Mereka berempat ditambah Zhao Lu Yang memang sedikit merepotkan. Dia menyadari, orang-orang itu terutama Zhao Lu Yang meremehkannya karena dia tidak lagi memiliki pedang es.Mereka lupa, sebelum Ao Yu Long mewarisi pedang es, senjatanya adalah pedang taring harimau putih yang dipadukannya dengan jurus pedang es. Perpaduan keduanya telah membuat banyak nyawa melayang dan mengalahkan jago-jago pedang di Jianghu."Wah! Wah! Kau rupanya hanya memiliki nama besar saja Tuan Zhao!" Rong Xia Guo terkekeh mengejek Zhao Lu Yang."Rong Xia Guo, jangan banyak bicara kau!" Zhao Lu Yang semakin meradang mendengar ejekan ketua sekte Elang emas itu.Dua orang yang paling dibencinya selain Ketua sekte Sembilan pintu kematian, Xie Jing Cuan, adalah Ao Yu Long dan Rong Xia Guo. Kedua pria itu selalu membayanginya dan diperbandingkan dengan dirinya."Tuan Rong, sejak kapan kau ikut campur urusan orang lain?" Zhao Lu Yang tersenyum sini menatap k
Mereka berempat kembali ke kereta dan melanjutkan perjalanan. Keadaan kota tidak begitu rusak parah. Karena pusaran angin yang dibuat Dong Xiu Bai hanya berpusat di kediaman Zhao.Sehingga hanya sekitar situ saja yang mengalami kerusakan parah. Namun meski begitu, cuaca di seluruh kota masih menyisakan lapisan tipis salju. Beruntung matahari bersinar cukup cerah sehingga saljupun cepat mencair."Lama tidak bertemu denganmu," Rong Xia Guo membuka percakapan dengan Xiao Long.Dia turut berkereta bersama Xiao Long dan kawan-kawan setelah mengetahui tujuan mereka searah. Lembah Kematian dan dataran tengah memang berada dalam satu jalur jika mereka mengambil jalan meminta."Apa kau mengenalku?" Xiao Long tersenyum tipis."Mungkin di kehidupanmu sebelumnya," sahutnya dengan santai.Xiao Long tertawa. Memang benar di kehidupannya sebelumnya, sebagai Ao Yu Long, dia mengenal pria yang duduk di sebelah kursi kusir kereta itu dengan baik.Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan adalah dua orang sahabatn
Kereta berhenti di depan sebuah bangunan tua yang terlihat masih kokoh dan terawat. Mereka di sambut seorang pria muda yang membantu Xiao Long memarkirkan keretanya."Xiao Long bagaimana dengan nona muda? Dia masih tertidur." Tuan Wu bertanya padanya seraya memutar pinggangnya."Biar kugendong dia. Kau pergilah memesan kamar bersama Tuan Rong," sahut Xiao Long sembari menambatkan kuda-kudanya pada tiang gudang yang dikhususkan untuk kereta-kereta tamu wisma."Baiklah! Tuan Rong mari kita masuk lebih dahulu," ajak Tuan Wu mengedipkan mata pada Rong Xia Guo.Rong Xia Guo seketika terkejut dengan tingkah pria muda itu. Namun setelah itu dia hanya tersenyum dan mengikutinya. Sedangkan Tian Min membantu Xiao Long membawakan beberapa barang mereka termasuk pipa milik Dong Xiu Bai.Xiao Long menggendong Dong Xiu Bai di punggungnya. Gadis mungil itu menggeliat sebentar, tetapi tertidur lagi. Sepertinya dia kelelahan setelah hampir seharian bermain-main dengan jurus tarian badai salju."Tuan,
Ao Yu Long mengangkat pedang berwarna biru itu ke atas dan mendongak menatap langit yang gelap gulita. Seberkas sinar berwarna biru terpancar dari pedang itu dan berpendar selama beberapa saat menerangi malam di Dataran Tengah, hingga Tanah Bebas dan sebagian wilayah Kaili."Gege!" Dong Xiu Bai melayang turun bersama Rubah Putih dan Tian Min.Dong Xiu Bai segera berlari dan menubruk Ao Yu Long dengan gembira. Ao Yu Long tertawa dan menurunkan pedangnya. Kemudian digendongnya gadis kecil itu dan membawanya kembali ke kerumunan diikuti Tian Min."Hei kalian berdua! Jangan seenaknya!" Tiba-tiba saja Naga Es berseru kesal."Ada apa? Apa kalian ingin tertidur lagi?" Tian Min tertawa dan menyentuh kepala Naga itu."Bocah Duan! Mana Seruling Giokmu?" Rubah Putih mendekati Tian Min dan bertanya dengan gaya acuh tak acuhnya."Rubah Putih, Seruling Giok menghilang bersamaan dengan meninggalnya nenekku!" Dong Xiu Bai turun dari gendongan Xiao Long dan mendekatinya."Aneh! Tetapi aku merasakan roh
"Tian Min selamatkan Nona! Jangan khawatirkan kami! Ingatlah janjimu pada Tuan Xiao Long untuk melindungi Nona!" Nyonya Ning berteriak memintanya untuk menyusul Dong Xiu Bai.Tian Min menatap para wanita itu sebentar. Dengan berat hati dia meninggalkan mereka dan berlari menuju rumah utama. Api berkobar semakin membesar."Kejar dia! Dan tangkap para wanita itu!" Para pria itu berteriak-teriak.Sebagian mengejar Tian Min dan sebagian menyerang Nyonya Ning dan yang lain. Jerit tangis sekaligus ketakutan kembali terdengar. Membuat Tian Min ragu."Tian Min, pergilah! Jika kami mati, kau dan Nona dapat membalaskan dendam kami! Jika kau yang mati sudah pasti kami pun akan mati!" Nyonya Ning berteriak tanpa ragu.Tian Min yang sempat merasakan keraguan kini membulatkan tekad untuk menerobos api. Kobaran api yang semakin membesar tak dihiraukannya."Nona! Nona!" Dia berteriak memanggil Dong Xiu Bai.Pandangan matanya terhalang api dan asap. Dia tidak dapat memastikan di mana dia atau pun Dong
Beberapa hari kemudian, orang-orang di Wisma Nyonya Ning dan juga di desa disibukkan dengan persiapan untuk mengungsi. Mereka bersiap untuk kemungkinan yang terburuk."Aku dengar desa sebelah diserbu orang-orang tak dikenal. Dalam semalam desa itu hancur lebur." Desas-desus beredar di desa terutama di keramaian.Bahkan para tamu di wisma pun mulai gelisah. Mereka memilih untuk meneruskan perjalanan ke Tanah Bebas. Sedangkan bagi orang-orang yang hendak menuju Dataran Tengah memilih untuk kembali atau bertahan di wisma."Seperti dugaanku, situasi makin tak terkendali, Nyonya." Tian Min duduk di hadapan Nyonya Ning.Sore itu mereka bermain catur go sembari berbincang dan menikmati teh. Akhir-akhir ini mereka berdua lebih sering menghabiskan waktu bersama."Kau benar. Aku khawatir mereka akan menyerang kita kapan saja. Orang-orangku tak akan mampu menahan mereka." Nyonya Ning meski berkata dengan tenang, tetapi kekhawatiran tergambar jelas d
"Nona!" A Gui berteriak seraya berlari menghampiri Dong Xiu Bai yang tengah berlatih memanah bersama Tian Min."Ada apa? Apakah ada kabar dari Long Gege?" Dong Xiu Bai bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari target yang hendak dipanahnya.Tian Min memberi isyarat pada A Gui untuk menunda laporannya. Menunggu Dong Xiu Bai selesai memanah sesuai target. Anak panahnya melesat dan tepat mengenai sasaran."Nona anda semakin pandai dalam memanah." Tian Min memujinya."Karena kau yang mengajariku. Oh ya Paman A Gui, ada apa?" Dong Xiu Bai kini menatap pria yang selalu setia membawakan kabar dari Xiao Long atau pun Xie Jing Cuan."Surat dari Tuan Long." Sahutnya sembari memberikan sebuah gulungan padanya."Terima kasih." Dong Xiu Bai menerima kemudian membuka dan membaca gulungan itu. Dia menjauhi area latihan dan masuk ke dalam rumah."Pama A Gui apakah ada kabar di Tanah Bebas dan Dataran Tengah?" Tian Min bertanya pada pria yang kini mengikutinya menuju dapur."Ada Tuan. Tanah Bebas ki
"Yang Mulia bagaimana dengan Pedang Es?" Jenderal Won bertanya saat mereka berpatroli di sekitar Padang Muhly."Pedang itu menghilang dan aku harus mencarinya." Ao Yu Long menatap lurus ke arah rerumputan merah muda yang berkibar-kibar tertiup angin."Bai'er pasti senang jika berada di sini. Dia dapat berlatih dengan bebas," gumamnya lirih.Tiba-tiba terbersit sebuah rasa rindu pada gadis kecil itu. Tawanya yang menggemaskan, denting hiasan rambutnya saat kepalanya bergoyang dan keusilan serta kenakalannya semua itu sangat dirindukannya."Bai'er?" Jenderal Won tertegun mendengar gumaman Xiao Long."Dong Xiu Bai, putri tunggal Lady Ming." Xiao Long tersenyum, menjelaskan."Yang Mulia, jika Anda bertemu dengan putri Lady Ming seharusnya Anda juga bertemu dengan Jenderal Mo Ye bukan?" Jenderal Won bertanya dengan hati-hati.Xiao Long tertegun sejenak kemudian menghela napas dalam-dalam. Sebuah pertanyaan yang dia tahu pasti akan sulit untuk menjawabnya. Bukan perkara mudah untuk mengabark
"Aku heran! Hanya dengan sebuah siulan dan mereka mempercayai kau adalah Kaisar Ao Yu Long." Tuan Wu masih penasaran dengan siulan Xiao Long tadi."Bukankah sedari awal kau bertemu denganku, kau pun sudah mencurigai diriku?" Xiao Long tertawa pelan."Tentu saja berbeda. Waktu itu aku mengobatimu dan tahu chi-mu yang jelas bercirikan chi Klan Ao." Tuan Wu menyahut dengan kesal."Tuan, siulan tadi hanya bisa disiulkan oleh Yang Mulia Kaisar. Itu bukan siulan sembarangan karena siulan itu merupakan kode rahasia yang dikombinasikan dengan jurus Pedang Es." Jenderal Won menjelaskan dengan nada datar tanpa emosi."Begitu rupanya? Xiao Long apakah semua jenderalmu bersikap dingin dan tanpa emosi seperti dia?" Tuan Wu berbisik pelan."Diamlah dan ikuti saja kebiasaan di sini." Xiao Long berbisik pelan dan mengikuti Jenderal Won memasuki tenda. Tuan Wu terdiam dan mendesah kesal, meski begitu dia mengikuti perkataan Xiao Long."Yang Mulia
"Xiao Long kau serius hendak ke Padang Muhly?" Tuan Wu sekali bertanya saat mereka tiba di sebuah wilayah yang terlihat sepi.Meski ada beberapa bangunan di kejauhan yang cerobongnya mengepulkan asap, tetapi wilayah ini justru selalu dihindari oleh para pengelana mau pun pedagang."Iya, aku yakin Pasukan Mo Yu ada di sana." Xiao Long menatap padang yang hanya ditumbuhi rerumputan berwarna merah muda. Di beberapa tempat memang ada pepohonan tetapi rumput mungli yang berwarna merah muda lebih mendominasi."Tempat yang aneh," gumam Tuan Wu saat tatapan matanya hanya mendapatkan lautan rumput berwarna merah muda yang cantik."Ayo kita ke sana!" Xiao Long memacu kudanya dan kereta berjalan perlahan menelusuri jalan setapak yang membelah lautan rumput merah muda itu.Dari kejauhan padang rumput itu terkesan panas, gersang dan meranggas. Namun saat kereta semakin jauh menyibak rerumputan merah muda itu udara semakin bersahabat.Di beber
"Ibu Han duduklah!" Xiao Long meminta wanita itu untuk duduk di depannya."Aku ingin mengajari apapun yang bisa kau ajarkan pada Bai'er. Kau mengerti maksudku bukan?" Xiao Long berkata tanpa basa-basi.Bertemu lagi dengan salah satu dayang di istananya dulu membuatnya terbawa kembali ke masa-masa itu. Masa di mana dia masihlah seorang kaisar yang berkuasa dan dihormati."Saya mengerti Tuan." Ibu Han menundukkan kepalanya dalam-dalam."Oh iya, aku dengar kau adalah seorang dayang di istana Zijin sebelumnya. Bagaimana kau bisa tiba di Dataran Tengah dan bukannya ke barat daya?" Xiao Long bertanya dengan asal saja."Tuan saya..." Ibu Han tidak melanjutkan perkataannya karena Tuan Wu tiba-tiba saja memasuki ruangan."Xiao Long ada yang ingin kubicarakan denganmu." Pria itu memberi isyarat agar mengikutinya."Baiklah Ibu Han, aku mempercayakan Bai'er padamu. Tolong jaga dan ajari dia dengan baik. Dia gadis yang baik dan pinta
Nyonya Ning menyambut mereka dengan ramah. Dia sangat menyukai Dong Xiu Bai. Bahkan dia tidak banyak alasan dan permintaan saat melepaskan Fang-Fang agar bisa menjadi pelayan Dong Xiu Bai secara resmi."Ah Tuan Long, sudah lama sekali Anda tidak mampir kemari." Sambutnya dengan ramah dan genit."Anak manis kau juga ikut?" Nyonya Ning berpaling pada Dong Xiu Bai dan menyapanya dengan lembut.Dong Xiu Bai hanya mengangguk. Tatapan matanya tak lepas dari Nyonya Ning. Entah mengapa dia sangat mengagumi wanita cantik itu. Ada sesuatu yang membuatnya selalu tertarik untuk menatapnya."Nyonya Ning ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Xiao Long duduk di kursi setelah dipersilakan."Apakah itu?" Nyonya Ning mengajak Dong Xiu Bai duduk di dekatnya."Ini mengenai Nona Muda." Xiao Long melirik Dong Xiu Bai.Nyonya Ning tertegun, tetapi kemudian tersenyum lebar. Dia memanggil salah seorang pelayannya."Duo-duo ajaklah Nona Dong untuk bermain di belakang. Sepertinya Paman Li sedang membu