Pusaran angin bersalju terus bergerak dan semakin membesar. Menyapu apa saja yang dilewatinya. Orang-orang berlarian menghindarinya. Sementara salju turun semakin deras."Ao Yu Long! Hentikan gadis kecil itu!" Zhao Lu Yang berteriak kencang sembari mengayunkan pedang gioknya."Zhao Lu Yang, begitukah caramu memohon?" Xiao Long tersenyum mengejek pria itu.Zhao Lu Yang sangat geram dan kembali mengayunkan pedangnya yang ditangkis Xiao Long dengan pedang taring harimau putihnya. Keduanya kembali bertarung, melompat dari satu atap bangunan ke atas bangunan lain yang belum tersapu tarian badai salju sembari menghindari pusaran angin itu."Siapa yang berani bertarung dengan Tuan Zhao?" Orang-orang yang berlarian masih sempat memperhatikan pertarungan keduanya."Sungguh menarik," gumam Rong Xia Guo, ketua sekte Elang emas yang masih berdiam diri menyaksikan pertarungan Xiao Long dan Zhao Lu Yang serta pusaran angin yang diciptakan Dong Xiu Bai."Apa yang kau inginkan?" Zhao Lu Yang merangsek
"Seorang Ming ya?" gumam wanita berkuku panjang itu penuh minat.Dia melesat ke atas meluncurkan sebuah serangan pada Dong Xiu Bai. Sebuah pedang telah dihunusnya, bersiap untuk menebas gadis mungil yang menatapnya dengan jenaka."Gege siapa kakak ini?" Serunya sembari berputar dan kakinya bergerak cepat menyongsong pedang yang mengarah kakinya."Hati-hati nona! Dia Chao'er, ular hitam, si jahat dari lembah ular!" Tuan Wu yang menyahut dan berteriak memperingatkannya.Pria muda itu mengibaskan kipasnya dan melayang ke arah Dong Xiu Bai. Cemas itu jelas terlihat di wajah tampannya. Meski nona mudanya cukup kuat tetapi dia belum pernah berhadapan dengan orang-orang Jianghu.Tiba-tiba salah seorang dari empat jahat melesat dan menghadang Tuan Wu. Pria berambut hitam dengan dua tanduk kecil di kepalanya, tersenyum dan mengacungkan pedangnya."Jangan mengganggu mereka, bagaimana jika kau bermain-main denganku?" Pria itu tersenyum ramah."Itu tidak adil! Mereka hanyalah dua bocah sedangkan
Xiao Long bergerak lincah menghindari serangan empat jahat. Mereka berempat ditambah Zhao Lu Yang memang sedikit merepotkan. Dia menyadari, orang-orang itu terutama Zhao Lu Yang meremehkannya karena dia tidak lagi memiliki pedang es.Mereka lupa, sebelum Ao Yu Long mewarisi pedang es, senjatanya adalah pedang taring harimau putih yang dipadukannya dengan jurus pedang es. Perpaduan keduanya telah membuat banyak nyawa melayang dan mengalahkan jago-jago pedang di Jianghu."Wah! Wah! Kau rupanya hanya memiliki nama besar saja Tuan Zhao!" Rong Xia Guo terkekeh mengejek Zhao Lu Yang."Rong Xia Guo, jangan banyak bicara kau!" Zhao Lu Yang semakin meradang mendengar ejekan ketua sekte Elang emas itu.Dua orang yang paling dibencinya selain Ketua sekte Sembilan pintu kematian, Xie Jing Cuan, adalah Ao Yu Long dan Rong Xia Guo. Kedua pria itu selalu membayanginya dan diperbandingkan dengan dirinya."Tuan Rong, sejak kapan kau ikut campur urusan orang lain?" Zhao Lu Yang tersenyum sini menatap k
Mereka berempat kembali ke kereta dan melanjutkan perjalanan. Keadaan kota tidak begitu rusak parah. Karena pusaran angin yang dibuat Dong Xiu Bai hanya berpusat di kediaman Zhao.Sehingga hanya sekitar situ saja yang mengalami kerusakan parah. Namun meski begitu, cuaca di seluruh kota masih menyisakan lapisan tipis salju. Beruntung matahari bersinar cukup cerah sehingga saljupun cepat mencair."Lama tidak bertemu denganmu," Rong Xia Guo membuka percakapan dengan Xiao Long.Dia turut berkereta bersama Xiao Long dan kawan-kawan setelah mengetahui tujuan mereka searah. Lembah Kematian dan dataran tengah memang berada dalam satu jalur jika mereka mengambil jalan meminta."Apa kau mengenalku?" Xiao Long tersenyum tipis."Mungkin di kehidupanmu sebelumnya," sahutnya dengan santai.Xiao Long tertawa. Memang benar di kehidupannya sebelumnya, sebagai Ao Yu Long, dia mengenal pria yang duduk di sebelah kursi kusir kereta itu dengan baik.Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan adalah dua orang sahabatn
Kereta berhenti di depan sebuah bangunan tua yang terlihat masih kokoh dan terawat. Mereka di sambut seorang pria muda yang membantu Xiao Long memarkirkan keretanya."Xiao Long bagaimana dengan nona muda? Dia masih tertidur." Tuan Wu bertanya padanya seraya memutar pinggangnya."Biar kugendong dia. Kau pergilah memesan kamar bersama Tuan Rong," sahut Xiao Long sembari menambatkan kuda-kudanya pada tiang gudang yang dikhususkan untuk kereta-kereta tamu wisma."Baiklah! Tuan Rong mari kita masuk lebih dahulu," ajak Tuan Wu mengedipkan mata pada Rong Xia Guo.Rong Xia Guo seketika terkejut dengan tingkah pria muda itu. Namun setelah itu dia hanya tersenyum dan mengikutinya. Sedangkan Tian Min membantu Xiao Long membawakan beberapa barang mereka termasuk pipa milik Dong Xiu Bai.Xiao Long menggendong Dong Xiu Bai di punggungnya. Gadis mungil itu menggeliat sebentar, tetapi tertidur lagi. Sepertinya dia kelelahan setelah hampir seharian bermain-main dengan jurus tarian badai salju."Tuan,
Tuan Wu tertawa melihat ekspresi mereka berdua. Memang semenjak sepuluh tahun lalu, saat Kaisar Ao Yu Long dinyatakan tiada, situasi di Kaili dan sekitarnya berubah drastis.Tidak adanya kekuatan yang absolut menjadi pemimpin membuat kondisi Kaili terpecah-pecah. Meski tidak terjadi bentrokan atau peperangan, tetapi banyak raja-raja kecil yang melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Klan Ao.Begitupun situasi di Tanah Bebas dan dataran tengah. Dengan adanya kabar tiadanya Ao Yu Long, banyak sekte-sekte dan orang-orang Jianghu yang enggan mematuhi peraturan dan perjanjian yang dahulu disepakati.Perseteruan tidak terelakkan. Banyak sekte-sekte baru bermunculan ke permukaan dan menjadi penguasa beberapa wilayah di dataran tengah. Sementara sekte-sekte yang sedari dahulu telah lama mengakar justru seakan tenggelam.Salah satunya, sekte Elang emas. Rong Xia Guo justru seperti tidak peduli dan tidak ikut ambil bagian untuk berebut kekuasaan dan menjadi nomor satu di dataran tengah dan Kail
"Hidupmu sungguh sangat singkat, Mo Ye," gumam Rong Xia Guo pelan."Hidup dan mati serta takdir memang sungguh sulit untuk ditebak Tuan Rong." Seorang wanita menyahut ucapannya dengan tenang."Nona Wu Hongyi?" Rong Xia Guo terkejut saat melihat wanita cantik berambut putih yang duduk dengan tenang di atas dahan pohon plum di depannya."Tuan Xie mengkhawatirkan anda dan memintaku untuk memastikan Anda baik-baik saja," sahut Wu Hongyi seraya meluncur turun dengan gerakan pelan namun pasti."Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat. Apakah ada sesuatu yang kau dapatkan?" Rong Xia Guo tersenyum menatap wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya."Tidak banyak, hanya sepotong-sepotong informasi yang tidak lengkap. Namun ada informasi yang cukup penting untuk anda, saya rasa." Wu Hongyi masih bersikap tenang, datar tanpa emosi meski seulas senyum muncul di sudut bibirnya."Apakah itu?" Rong Xia Guo memicingkan matanya, menatapnya penuh rasa ingin tahu."Mengenai Nona Duan Xiao Jiao," W
"Wah, cantik sekali!" Dong Xiu Bai berseru kagum saat keluar dari pintu gerbang wisma Lonceng Naga."Bai'er, kau tidak boleh terlepas dari kami. Kita tidak boleh tersesat, karena festival ini dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai penjuru negeri Kaili." Xiao Long mengingatkannya sembari menggenggam tangan mungilnya."Ehm! Aku tidak akan nakal dan berlarian, aku akan selalu bersama kalian," sahutnya dengan yakin seraya menatap Xiao Long, Tuan Wu dan Tian Min bergantian."Gadis pintar." Xiao Long menepuk kepalanya dengan lembut."Tuan Xiao Long, Tuan Wu, bolehkah kami bergabung?" Rong Xia Guo dan Xie Jing Cuan menyapa mereka."Ah tentu saja tuan-tuan. Mari kita bersama-sama menikmati festival ini." Tuan Wu menyambut permintaan mereka dengan ramah.Bersama-sama mereka menuju danau Hu. Di sepanjang jalan, orang-orang berdesakan dengan membawa lampion di tangan masing-masing."Wah, ramai!" Dong Xiu Bai kembali berseru riang.Ini pertama kalinya dia berada di sebuah tempat yang dipenuhi ol