"Lady Mu Rong Fei, aku rasa cukup sudah. Mereka berdua sama-sama terluka." Ao Yu Long menatap Lady Mu yang masih berdiri di tengah gulungan sutra merah keemasan."Wah wah, kaisar tampan! Aku rasa kau berdiri di sisi yang salah." Lady Mu Rong Fei tertawa pelan.Ao Yu Long tertegun, tidak mengerti maksud ucapan Lady Mu Rong Fei. Namun sepertinya Rong Xia Guo memahami ucapan wanita itu."Kaisar Ao, anda berdiri di depan Lady Wei." Rong Xia Guo tersenyum kecut menyadari posisi mereka yang ambigu.Bagi Ao Yu Long maupun dirinya, apakah Lady Wang atau Lady Wei, itu bukan suatu masalah. Namun bagi kedua wanita itu sebuah kesalahan kecil dapat menjadi percikan api dendam di antara keduanya."Dasar wanita sialan!" Lady Wei bergumam menatap Lady Mu Rong Fei dengan tatapan penuh amarah."Aku rasa Lady Wang akan sangat tidak menyukai ini Kaisar Ao." Lady Mu Rong Fei kembali tertawa renyah dan menggoda."Cukup sudah! Hentikan pertarungan tak berguna ini. Selesaikan masalah kalian dengan kepala din
Lady Jing menghindari serangan dari Lady Wei. Dia melayang menjauhi aula utama, menuju halaman utama wisma yang luas.Mau tidak mau Lady Mu, Lady Wang maupun Ao Yu Long dan Rong Xia Guo menyusul wanita cantik berhanfu ungu itu. Sedangkan Lady Wei sudah bersiap dengan gulungan angin panasnya."Celaka!" Rong Xia Guo berteriak sembari mengibaskan lengannya.Dia menahan jurus Angin pasir emas milik Lady Wei dan Pedang seribu bunga milik Lady Jing. Ketua sekte Elang emas itu tidak menginginkan terjadi kerusakan yang lebih parah lagi di wisma milik ketua sekte Sembilan Pintu Kematian, Xie Jing Cuan."Ketua Rong, minggirlah! Jangan ikut campur!" Lady Wei berteriak marah dan kembali menyerang.Kalau ini dia meluncurkan jurus angin dan petirnya. Seketika angin bergulung diiringi petir menggelegar menyerang Rong Xia Guo sekaligus dengan Lady Jing.Efek jurus ini lebih luas dari jurus milik Istana Bunga, Pedang seribu bunga. Jurus milik kakak beradik majikan Istana Bunga itu hanya berimbas kerus
"Apa ini?" Gumam Bao Yu saat berhasil menyusul Rong Xia Guo dan Wu Hongyi."Tidak mungkin!" Mata indah bak bola pijar milik Bao Yu terbelalak sempurna saat menyaksikan pemandangan di depannya."Ayah! Ibu!" Teriaknya histeris saat melihat kedua orangtuanya terkapar bersimbah darah.Ayahnya adalah pembuat arak terlezat di desanya. Bahkan namanya terkenal di kalangan para pemasok arak untuk ibukota. Banyak pejabat, bangsawan Hinga pihak istana yang menyukai arak buatannya.Bao Yu tidak tahu apa yang terjadi pagi itu. Dia masih terlalu kecil untuk tahu apa yang telah menimpa keluarganya. Dia satu-satunya yang terselamatkan dari pembantaian keluarganya."Ayah! Ibu! wuwuwu...." Bao Yu luruh ke tanah dan menangis tersedu-sedu.Dunianya runtuh, dia seorang diri, ketakutan dan kedinginan, menangis di sudut. Hingga seorang pria yang kebetulan lewat di ladang tempat keluarganya tinggal menemukannya dan membawanya. Dialah Pemabuk sakti, gurunya.Di sisi lain Ao Yu Long masih bergeming. Dia hanya
Ao Yu Long sekuat tenaga mencoba menarik serangannya. Sayangnya Roh Naga berkehendak sebaliknya. Pedang Es meluncur tak terkendali ke arah punggung Lady Jing.Sebuah siulan tiba-tiba terdengar dan sekelebat bayangan menyambar kedua kakak beradik dari Istana Bunga itu. Dia menahan energi Pedang Es dengan kipasnya."Ketua!" Lady Mu Rong Fei berlari ke arahnya tetapi langkahnya terhenti karena suara gemuruh terdengar lagi.Kilatan-kilatan biru yang keluar dari pedang milik Ao Yu Long itu kini mengejar sosok yang menahan energi Pedang Es tadi. Sosok itu melesat dan melayang dengan lincah."Mu Rong Fei menjauhlah! Bawalah mereka juga!" Teriaknya sembari berlari menghindari kejaran kilatan pedang es.Lady Mu Rong Fei segera berlari ke arah kakak beradik dari Istana Bunga. Keadaan keduanya sangat tidak baik."Lady Jing!" Lady Mu Rong Fei bergegas membantu Lady Wang membawa Lady Jing menjauhi area pertarungan.Rong Xia Guo, Bao Yu dan Wu Hongyi menyusul dan bergabung dengan mereka."Bagaimana
Pagi harinya, Tuan Wu dan Ao Yu Long kembali sibuk mengemasi barang-barang mereka. Meski hanya beberapa lembar selimut dan beberapa bejana dan alat makan ala kadarnya."Tuan Wu apa yang sebenarnya terjadi semalam?" Dong Xiu Bai bertanya dan mengikutinya terus."Tidak ada apa-apa Nona." Tuan Wu tersenyum geli melihat tingkah gadis itu.Dia tidak berani bertanya kepada Xiao Long karena sedari pagi tadi pria itu terlihat muram dan berdiam diri. Hanya Tian Min yang berani mendekatinya. Bahkan Tuan Wu yang biasanya selalu menggodanya pun sama sekali tidak berani mengajaknya berbicara jika bukan suatu hal yang penting."Kau bohong!" Dong Xiu Bai mencebikkan bibirnya, cemberut dan tiba-tiba mencubit pinggang Tuan Wu dengan keras."Aoh! Nona Muda!" Tuan Wu meringis kesakitan sekaligus merasa kesal."Nona Muda jangan seperti ini." Keluhnya saat melihat ekspresi Dong Xiu Bai yang terlihat kesal sekaligus kesal."Kau bukan lagi anak-anak. Kau adalah seorang gadis, kau tidak boleh bersikap seperti
Tian Min memacu kereta kuda dengan cepat. Sementara Tuan Wu harus berhadapan dengan bayangan-bayangan hitam yang ternyata sekelompok orang berpakaian serba hitam."Wah! Wah! Setelah cukup lama akhirnya kita kedatangan tamu!" Seorang wanita yang sepertinya pemimpin kelompok bayangan hitam itu tersenyum menyeringai menatap Tuan Wu."Ah terima kasih atas sambutannya." Sahut Tuan Wu seraya tersenyum manis."Oh tentu saja. Kami sangat menyukai tamu-tamu sepertimu ini." Wanita itu tersenyum manis dan melangkah mendekati Tuan Wu."Cukup lama kami tidak melihat manusia beradab seperti dirimu. Rasanya pasti menyenangkan bermain-main sebentar denganmu." Wanita itu berbicara dengan santai sementara jari jemarinya terulur hendak menyentuh wajah Tuan Wu."Nona, Anda sungguh tuan rumah yang baik." Tuan Wu kembali tersenyum manis dan meraih jari jemari wanita itu tepat sebelum menyentuh pipinya."Sayangnya aku tidak suka bermain-main dengan wanita sepertimu." Tuan Wu perlahan meremas jari jemari wan
"Tuan Wu mereka masih mengejar!" Tian Min berteriak saat menoleh ke belakang dan melihat serombongan orang berkuda di belakang kereta mereka."Astaga! Matilah kita Tian Min!" Tuan Wu berteriak panik.Tian Min semakin mempercepat laju kereta. Kini mereka melewati daerah yang berpenghuni. Dimulai dari kadang-kadang yang mulai menghijau dan kepulan asap dari beberapa bangunan yang mereka lewati, pertanda adanya kehidupan."Sepertinya kita memasuki pedesaan Tuan Wu!" Tian Min berseru."Iya! Lihat di depan ada pasar!" Tuan Wu menunjuk pada kerumunan di depan mereka.Tian Min memperlambat laju kereta karena jalan yang dilaluinya tak lagi sepi. Ada beberapa kereta kuda yang berpapasan dan juga para pejalan kaki. Belum lagi deretan pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka di tepi jalan."Itu Nona Muda!" Tian Min berseru sembari menunjuk pada seorang pedagang tanghulu."Astaga! Kita mengkhawatirkan mereka dan mereka ternya
"Tuan, kami hanyalah pedagang yang kebetulan melewati wilayah ini. Jika kau tidak keberatan ijinkan kami untuk melanjutkan perjalanan." Xiao Long menyarungkan kembali pedang Taring Harimau Putihnya."Silakan kalian melanjutkan perjalanan kalian. Namun biarkan lelaki itu tinggal. Dia telah melukai putri ketua Klan Tang dengan jurus Peremuk Tulang dan dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu." Pria itu tidak lagi menyerang.Sikap Xiao Long yang cenderung merendah membuatnya sedikit terkendali."Jurus Peremuk Tulang? Saya rasa Anda salah paham. Kami hanya orang biasa dan tidak memiliki hubungan dengan Sekte Keabadian." Xiao Long masih berusaha untuk menjelaskan.Meski dia sendiri pun meragukan Tuan Wu tetapi dia tidak bisa membiarkan orang-orang menekannya. Lagi pula Tuan Wu sepertinya tidak mengenal Ketua Fu Rui, salah satu Tetua Sekte Keabadian."Aku tidak peduli! Minggir dan pergilah atau aku tidak akan segan untuk menghabisimu j