"Dunia persilatan sudah berbeda sangat jauh," ucap Janur Gana sambil memberikan daging ayam berukuran jumbo kepada Abinawa."Maksudnya, kek? Bukankah dunia persilatan masih sama, di mana mereka yang kuat berkuasa dan mereka yang lemah akan di tindas... Aku rasa tidak ada yang berubah,"Janur Gana tidak menyangkal jawaban dari Abinawa, karena memang dunia persilatan akan tetap seperti itu sampai-sampai kapanpun.Namun, Janur Gana menjelaskan jika yang berbeda jauh adalah kemampuan para pendekar dunia persilatan yang menurun jauh. Dia hanya menemukan jika hanya Sentika dan Danu Jaya saja yang memiliki kemampuan tinggi. Janur Gana curiga jika semua ini ada campur tangan kelompok misterius yang berusaha membangkitkan sosok di masalalu itu dan melemahkan kemampuan pendekar dunia persilatan, agar tidak mengganggu proses bangkitnya sosok kuat itu."Apa maksud kakek kelompok Organisasi Elang Hitam?" Tanya Abinawa sekali lagi.Janur Gana menggeleng pelan, dia merasa bukan kelompok Elang Hitam
"Haha, aku adalah dirimu, jadi apa yang kau miliki sudah tentu aku miliki. Bukan aku mencuri atau meniru rupa yang kau miliki, akan tetapi inilah takdir dan ketetapan," ucap Iblis Hati itu."Tetap saja kau meniru rupa, tidak tahu malu, apalagi kau juga masih meniru semua jurus yang aku kuasai. Dasar mahkluk yang tidak tahu malu," Abinawa kembali mengejek.Sebenarnya Abinawa ingin mencari tahu lebih jauh mengenai kekuatan dari Iblis Hatinya ini. Jika ucapan Iblis Hati itu tiada dusta, maka kemampuan yang di miliki ke-duanya berada di tingkatan yang sama, artinya pertarungan sengit tidak akan terhindarkan.Merasa tidak memiliki pilihan lain, Abinawa menariknya pedang di punggungnya dan bergerak maju ke depan. Dia berusaha menyelesaikan pertaruhan ini dengan cepat.Iblis Hati yang menyadari maksud dan tujuan dari Abinawa jelas langsung melakukan reaksi yang sama. Dia menarik pedangnya melesat cepat ke depan menyambut serangan dari Abinawa.Keduanya yang menggunakan jurus dan gaya bertaru
Setelah menyadari setiap jurusnya mampu di tiru dengan sangat baik oleh Iblis Hati, Abinawa hampir berputus asa dan merasa tidak memiliki harapan lagi untuk dapat memenangkan pertarungan di antara mereka.Namun, setelah pertarungan sengit yang hampir menghanguskan hutan pinus, Abinawa menyadari hanya yang pernah di gunakan olehnya dalam pertarungan sesungguhnya saja yang mampu di tiru. Meskipun begitu, Abinawa masih ragu tetapi dia yang tidak memiliki pilihan lain akhirnya memilih untuk mencobanya.Abinawa kembali maju seolah bersiap memberikan serangan terakhir guna memancing Iblis Hati masuk dalam perangkapnya.Setelah pertarungan berjalan sengit, Abinawa sengaja mengubah kuda-kudanya yang sedikit mundur ke belakang untuk membuat Iblis Hati mengejarnya.Benar saja, Iblis Hati melesat cepat ke arah dirinya, lengkap dengan senyuman di wajahnya seolah dia sudah sangat yakin pasti akan menang.Bertepatan dengan Iblis Hati itu melesat cepat ke arahnya, Abinawa langsung menggunakan teknik
Janur Gana jelas tidak ingin basing mengajarkan dan mewariskan teknik tingkat tinggi miliknya, karena jika dia salah orang, maka kehancuran dunia sudah pasti terjadi. Kesengsaraan akan terjadi di mana-mana dan jerit penderitaan akan sering terdengar."Aku berjanji kakek guru," ucap Abinawa."Kau tahu, ucapan manusia tidak bisa untuk di pegang bukan? Aku ingin kau bersumpah atas nama Dewata Agung," pinta Janur Gana.Abinawa yang mendengar hal itu, maju satu langkah dan menarik pedang di punggungnya, sebelum mengacungkan ke langit."Aku Abinawa bersumpah atas nama Langit dan Bumi, serta Dewata Agung dan di saksikan seluruh yang ada d lereng ini, bahwa aku akan menegakkan keadilan dan menumpahkan angkara murka, bilamana jika aku melanggar sumpahku, maka aku siap mati di sambar petir dengan kondisi tubuh yang mengenaskan... " Abunawas mengucapkan sumpah dengan suara keras dan lantang.GRRRRR!!!Petir dan halilintar menyambar-nyambar dan bersuara gemuruh, seolah menanggapi sumpah yang di u
Satu tahun di Dimensi Cermin berjalan dengan cepat, Abinawa sudah menguasai Kitab Dewa Bumi. Dia merasakan kemampuannya benar-tidaknya meningkatkan drastis. Selain itu, Abinawa cukup percaya diri bertarung dengan tangan kosong menghadapi pendekar suci.Tidak ingin menunda terlalu lama, Abinawa kembali mempelajari kitab kedua, yaitu Kitab Raga Sukma Agung.Abinawa menghabiskan waktu tiga bulan pertama untuk mencerna setiap informasi dan penjelasan dari Kitab Raga Sukma Agung."Sial, aku masih tidak memahami setiap penjelasan dari kitab ini ... "'Jurus Raga Sukma adalah jurus yang menitikberatkan pada kebatinan seorang pendekar, jiwa yang kuat akan menghasilkan kekuatan yang besar nan dahsyat.'"Aku benar-benar tidak memahami setiap tulisan yang ada di kitab ini," Abinawa menutup kitab Raga Sukma Agung, lengkap dengan raut wajah kecewa.Abinawa berhasil di buat putus asa, bahkan dia mengatakan jika Kitab Raga Kuasa Sukma adalah buku uang menjelaskan tentang makna kehidupan dan kata-kat
Janur Gana yang terus meningkat kecepatannya benar-benar menjadi momok yang menyulitkan bagi Abinawa. Bukan hanya cepat, tetapi setiap serangan menggunakan pola yang rumit.Tidak terasa, tubuh Abinawa sudah di penuhi goresan luka. Sementara Janur Gana bersih bak tak ternoda sedikitpun."Jika bertarung jarak dekat tidak bisa, maka aku akan mencoba bertarung jarak jauh ... "Abinawa menarik keluar keris perak dari dalam tubuhnya. Keris itu langsung berputar-putar di atas kepalanya.Janur Gana yang melihat hal itu terkejut, dia tidak pernah menduga jika Abinawa juga memiliki Keris Perak, walaupun tidak sekuat Pedang Naga Langit, akan tetapi pusaka tetaplah pusaka yang memiliki kekuatan besar di dalamnya."Kau sangat menarik, bukan hanya satu pusaka, tetapi kau juga memiliki pusaka lainnya... " Ucap Janur Gana.Abinawa tidak menjawab, dia lebih memilih mengerahkan keris perak itu melesat cepat ke arah Janur Gana.Janur Gana dengan cekatan meliukkan tubuhnya menghindari serangan keris pera
Abinawa menghabiskan 4 tahun di lereng gunung Sindadu. Abinawa saat ini memiliki kemampuan setara dengan Sage atau bahkan lebih kuat lagi."Kakek guru, aku pamit untuk kembali mengembara di dunia persilatan untuk menuntaskan tugas yang ku emban dari para Dewata," ucap Abinawa bersujud di hadapan Janur Gana."Berangkatlah, tuntaskan tugasmu dan jangan buat Dewata salah memilihmu sebagai utusannya. Aku hanya berpesan selalu ikuti kata hatimu dan selalu gunakan otakmu dalam mengemban tindakan, jangan mudah terbawa emosi karena keputusan yang di ambil saat emosi akan selalu di akhiri dengan penyesalan.Jangan terpaku pada aliran putih atau hitam, karena semua semu. Di aliran putih akan selalu ada manusia berambisi besar yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuannya. Begitu pula di aliran hitam, mereka yang berada di aliran hitam tidak semuanya jahat, karena di sana masih ada orang-orang yang saling membantu dalam kebaikan.Intinya, bela mereka yang benar dan tegakan keadilan,
Kehadiran kelompok Sayap Emas yang begitu misterius masih menghadirkan banyak pertanyaan dari mana kelompok ini berasal dan seberapa besar kekuatan yang di miliki oleh Sayap Emas.Nama mereka yang baru awalnya di anggap sebagai keloni kecil yang tidak membahayakan, akan tetapi seiring berjalannya waktu kelompok ini berhasil menggemparkan dunia persilatan dengan banyaknya misi tingkat tinggi yang berhasil mereka selesaikan.Berita tentang kelompok ini setiap harinya semakin membuat banyak orang khawatir akan perkembangan kelompok mereka, bahkan kelompok ini di katakan sudah memiliki kekuatan sama halnya dengan sekte besar. Hal ini juga di manfaatkan betul dengan banyak pendekar tanpa sekte yang pada akhirnya memilih bergabung bersama kelompok Sayap Emas.Perkembangan Sayap Emas yang begitu cepat inilah yang menyeret nama mereka pada rapat pertemuan Aliansi Aliran Putih Netral."Kita harus segera mengambil sikap ketua, ketua harus bijak untuk menentukan keputusan," ucap Sudartawa.Kenin