Sembilan orang itu masuk kedalam istana, ketika Lin qi memasuki ruangan itu, dia tidak bisa berkata kata. Karena tumpukan buku yang ada dimana, rak rak buku itu hampir menyerupai labirin, jika Lin qi tidak dipandu sudah dipastika dia akan tersesat."Makoto apakah semua ini adalah buku buku asli," tanya Lin qi. Dia saat ini berada disamping makoto.Posisi Lin qi dan makoto saat ini membelakangi orang orang yang lain, sambil bertanya seperti itu Lin qi menoleh kekanan dan kekiri dengan mata berbinar binar."Tentu saja semua buku yang ada disini asli, Lin qi sepertinya kau menyukai buku ya," ucap Makoto."Iya kau benar, aku tidak menyangka bahwa buku buku yang ada dikerajaan Quino hanya seperempatnya saja dari buku buku yang ada disini," Ucap Lin qi.Pada saat ini Lin qi tidak memiliki waktu untuk melihat buku buku yang ada disini, begitupun makoto, dia juga tidak ada waktu untuk menemani Lin qi membaca buku.Sambil melihat sekeliling Lin qi bercakap cakap banyak hal kepada Makoto, dia me
"Apakah kau tidak yakin bahwa aku benar benar roh setelah melihat perubahan bentukku," ucap Lu nie.Dia saat ini masih kesal karena kebaikan hatinya ditolak mentah mentah oleh Draknes tadi, tetapi Drakens tidak menyadari bahwa Lu nie masih kesal denganya.Draknes pun melontarkan ucapannya lagi, "Bukanya aku tidak percaya, hanya saja aku tidak yakin bahwa mahluk purba seperti roh masih ada dizaman ini."Lin qi pun menahan tawanya karena mendengar ucapan yang akan mebuat Lu nie marah, dilontarkan begitu saja oleh Draknes tanpa merasa bersalah. Yang lebih membuatnya menahan tawa karena Draknes tidak memiliki ketakutan sedikitpun, ketika mengucapkan kalimat terlarang itu.Dia saja yang kenal Lu nie sejak lama masih pikir pikir dahulu ketika akan mengucapkan hal itu kepada Lu nie."Mahluk purba apa maksudmu," ucap Lu nie. Dia mengarhakan kepalanya tepat kearah tubuh Draknes yang saat ini tepat disampingnya. Lu nie saat ini mengumpulkan power of spirit kemulutnya untuk menyeburkan nafas ap
Kota yang disinggahi oleh mereka berempat adalah kota yang cukup kecil, tetapi walaupun kecil kota itu sama menakjubkannya dengan kota Magical Palayens. Kota kecil itu sama kayanya seperti kota kota yang dia singgahi sebelumnya."Apakah semua kota yang ada dikerjaan ini, semua sama seprti ini draknes," tanya Lin qi."Maksudmu sama seperti apa, semua dijalakan dengan sihir ya," Drakens yang mendaptkan pertanyaan yang ambigu itu, segera memperjelas maksud dari Lin Qi."Bukan maksudku semua kota yang ada dikerajaan ini, sama kayanya seperti kota kota yang lain," ucap Lin qi."Tentu saja semua kota yang ada dierjaan ini sangat kaya dan makmur karena berkat Makoto," sahut Draknes."Berkat Makoto maukah kau menceritakan jasa jasa Makoto Draknes," ucap Lin qi.Melihat Lin qi yang penasaran dengan masa lalu dataran Sactuariy Draknes mulai bercerita. "Sebelum makoto menjadi raja sepuluh tahun yang lalu, dataran Sactuariy adalah sebuah dataran yang sangat kacau, apakah kau tahu penyebabnya."Lin
****Tanggal 6 lain 1093Akhirnya Lin qi, Lu nie, Sarliy dan Draknes sudah melihat kota yang akan mereka selidiki, pada saat ini hari sudah sangat gelap, namun bulan purnama menyinari dengan terang suara jangkering terdengar dimana mana."Tunggu dulu kita jangan masuk sekarang," ucap Draknes dia saat ini mengangkat tangannya, agar Lin qi dan lainnya berhenti."Ada apa Draknes kenapa kita berhenti disini," tanya Lin qi.Mereka saat ini berada dihutan dekat kota male, dari jarak sejauh itu para perjurit yang menjaga gerbang kota male tidak akan dapat melihat mereka berempat. Sedangkan mereka berempat dapat melihat ladang gadum dan para perjurit yang menjaga gerbang."Aku merasakaan aura yang aneh dari dalam sana, ini bukanlah aura sihir." Ucap Draknes.Lin qi yang saat ini tidak merasaakan aura aneh itu mengerutkan keningnya, dia merasa bingung dengan dirinya karena bisanya dialah yang pertama menyadari bahwa ada aura aneh."Aura aneh aku tidak merasakaannya Draknes," ucap Lin qi."Kau m
"Ayo lesiy kita pergi dari sini," ucap Draknes tetapi Lesiy yang gemetar ketakutan tidak mampu untuk berdiri.Dengan cepat Drakens segera menggedong Lesiy, menjauh dari hutan. Beruntung saja mereka berdua berhasil keluar dari hutan tanpa terluka."Nyaris saja kita mati Lesiy," ucap Derkanes. Dia meletakan tubuh Lesiy ketanah, dia saat ini berada dipadang rumput yang biasanya digunakan mereka untuk bermain.Tetapi Drakens heran kenapa tidak ada anak anak seumuran dia berada disini, diwaktu waktu saat ini biasanya teman teman Draknes berlari kesana kemari untuk bermain."Kakak bodoh, seharusnya kita kembali saja tadi, apakah kau terluka," saat ini Lesiy sangat mencemaskan kakanya, membuat dia tidak memperhatikan dirinya sendiri."Aku tidak apa apa bagaimana denganmu," tanya Drakens."Aku juga tidak apa apa," ucap Lesiy.Mereka berduapun mengingat kejadian konyol yang mereka alami tadi, membuat mereka tertawa dipadang rumput dan langit biru yang sangat menyejukan karena hembusan angin sep
"Draknes apakah kau menemukan sesuatau," ucap Lu nie. Mereka saat ini berpencar untuk menemukan sebuah petunjuk.Dengan jarak yang cukup jauh Drakens dan Lu nie melakukan pembicaraan melalui bola keristal sihir. Lu nie terus mengelilingi benteng kota male, tetapi dia tidak menemukan apapun.Lu nie menghembuskan nafas dengan sangat berat, "Sial kenapa tidak ada satupun petunjuk," Lu nie pun memukul barir itu.Dia sadar bahwa bariri itu sangat berbeda dengan bariri bariri yang biasanya dia ciptakaan, untuk memastikanya Lu nie memukul lagi bariri itu."Kenapa tanganku tidak sakit ketika memukul bariri ini, ada yang aneh dengan bariri ini," batin Lu nie.Biasanya bariri yang diciptakaan oleh para roh sangat keras, ketika ada orang yang berani memukul bariri yang diciptakan oleh roh tanpa bantuan power of spirit maka sudah dipastikan tangan mereka akan terluka.Berbeda dengan bariri yang saat ini dipukul oleh Lu nie, bariri itu seperti menarik lengan Lu nie kedalam lalu memantulkan tangan L
Gemercik suara air terdengar diamana mana, langkah berpuluh kaki yang menginjak air saat ini seprti sedang berdesak desakan. Suara teriakan yang mengrikan bergema, aliran sungai yang awalnya jernih kini berubah menjadi merah."Mati kau dasar sialan," ucap Lin qi.Lagi lagi dia saat ini beruabah menjadi seperti monster yang haus akan darah, cipratan dara mengenai wajahnya, Lin qi pun mengusap darah itu sambil menebas satu persatu warga kota male yang tidak bersalah.Satu tebas satu penyesalaan bertambah dihati Lin qi, dia sangat lelah karena sudah banyak membunuh orang orang, namun karena naluri manusia masih dimiliki olehnya dia tetap berusaha untuk bertahan hidup.Isi kepala Lin qi saat ini sangat kosong hanya ada bisikan "habisi musuhmu tanpa ampun, jika kau tidak melakukanya maka kau tidak akan dapat membalaskan dendamu." Lin qi saat ini tidak mempunyai pilihan lain selain melawan.***Sudah berapa cara yang dilakukan oleh Lu nie dan Drakens untuk menghancurkan barir pelindung itu,
"Sial kenapa kalian bisa menjadi seperti ini," ucap Drakens.Dia saat ini hanya menahan serangan demi serangan tanpa melakukan perlawaan sedikitpun. Drakens berpisah dengan Lu nie, disaat melihat segerombolan warga kota yang berdesak desakan untuk masuk kedalaam lorong bawah air.Dia menjadi umpan agar para warga kota itu mengejar Drakens, dan saat ini dia berhasil menjauhkan warga kota yang belum masuk kedalaam lorong air. Dia membawa para wrga kota ketempat aula kota, dia begitu paham dengan semua seluk beluk kota."Drakens ayo kita mundur sekarang," ucap Lu nie, saat ini Lin qi sudah berada dipunggung Lu nie yang sudah berubah menjadi naga, Lin qi terkapar lemas karena kehabisan tenaga.Drakens pun melompat lalu terbang keataas, mereka saat ini pergi masuk kedalaam hutan, tetapi mereka tetap dikejar oleh para warga kota.Ketika mereka sudah menjauh dari kota, warga kota male yang awalnya kehilangan kendali atas dirinya kini mulai berjatuhan kebawah."Kenapa mereka jatuh," tanya Dar