Beranda / Fantasi / Legenda Galuh Tapa / 88. Pembunuh Ada Didepan Mata

Share

88. Pembunuh Ada Didepan Mata

Penulis: Riyen Kaiser
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-02 20:40:04

Tapi dengan keadaan sekarang tentu Galuh Tapa harus menunggu agar benar-benar pulih kembali.

Setelah itu Andaran membawakan sesuatu untuk pemuda itu.

''Sekarang minumlah, ini adalah ramuan yang diberikan Nyai Pirut,''ucap Andaran sembari menyajikan minuman itu.

Hingga Galuh Tapa meminum obat yang telah diberikan Andaran, tapi dia merasakan ramuan itu rasanya sangat aneh.

''Ini sangat pahit paman!, ''ucap Galuh Tapa yang hampir memuntahkan obat itu.

Pria itu tertawa melihat keadaan Galuh Tapa yang sedang merasakan obot yang telah diminum.

''Hahaha!, tidak ada obat yang manis, timpal pria kekar itu, sembari terkekeh, ''tapi tunggulah dalam beberapa saat kau akan merasakan reaksi obat itu''.

''Kini aku merasakan tubuhku mulai terasa hangat, aku merasakan tenagaku sedikit demi sedikit menjadi pulih, ramuan ini benar- benar hebat, ''ucap Galuh Tapa, kagum dengan ramuan itu.

''Tentu saja tempat ini menyediakan ramuan yang berguna bagi..''

Namun belum selesai Andaran bicara, tapi tiba-tiba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Galuh Tapa   89. Galuh Tapa Penasaran

    Jadi orang yang ditolong Andaran dengan ratusan luka adalah pembunuh kakaknya, dengan begitu membuat pria itu menjadi geram. Galuh Tapa merasakan aura membunuh tertuju kearahnya, tapi pemuda ini masih terlihat tenang. Dia malah menarik sebuah kursi dan menghadap macan hitam besar yang kembali tertidur. ''Apa kau ingin menutut balas atas kematian saudaramu.'' Andaran ingin mengatakan 'iya' tapi itu tidak keluar dari mulutnya. Melihat sikap Galuh Tapa tetap tenang membuat dia menjadi lebih waspada. ''Apa pemuda ini berniat menipuku?, atau dia memang tidak berniat bertarung, karena kondisinya yang lemah? tidak, kenapa dia masih bersikap tenang, apa dia meremehkan aku? ''Gumam hati Andaran menggerutu. ''Dengarkan aku, jika kau tidak percaya tidak masalah, aku benci berkata bohong, luka yang kudapat bukan karena saudaramu, tapi dari orang yang memperkerjakan dirinya. ''ucap Galuh Tapa. ''Dan perlu kau ketahui saudaramu menyesali atas tindakannya, tapi ikatan dengan orang itu tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Legenda Galuh Tapa   90. Memberikan Tawaran

    Sekarang Galuh Tapa tahu kenapa Andaran tidak membunuhnya, itu karna dia telah memasuki alam pikiran nya dengan cakra mata batin yang terbuka.Dengan terbukanya cakra mata batin seseorang akan memiliki kemampuan yang lebih, seperti membaca pikiran dan melihat sesuatu yang kasat mata, seperti yang dilakukan Kinanti yang dapat melihat jiwa batu pusaka yang ada ditubuh Galuh Tapa.lalu Andaran menyipitkan mata, perkataan Galuh Tapa jelas berusaha memancing dirinya, untuk memberi tahu informasi yang paling berharga, yaitu cara mereka melepaskan tenaga dalam.''Hah..''Galuh Tapa melepas napas panjang, ''kalian tidak akan memberi tahuku bukan? karena itu sangat berharga, bukan hanya dari kitab pedang bayangan, tapi sumber energi tenaga dalam itu sangat penting bagiku saat ini''.''Kenapa kau ingin menjadi kuat anak muda? ''tanya Andaran.''Aku ingin mengalahkan kelompok Kelabang Iblis dan Naga Hitam, trutama kelompok Naga Hitam, mereka telah mengahancurkan desa kami, dan yang paling menyed

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Legenda Galuh Tapa   91. Tanaman Yang Kerdil

    Tujuan Resi Sembadah adalah agar menghilangkan ambisi muridnya dari tempat ini, agar bisa bertahan hidup.Namun tempat ini dunia goib dan penuh misteri bagi Galuh Tapa, bahkan cahaya matahari didunia ini adalah palsu.Galuh Tapa tidak begitu paham, tapi dia yakin semua orang ditempat ini tidak pernah menyadarinya, selain Resi Sembadah.''Nampaknya waktu bagi kami akan tiba...'' Resi Sembadah kemudian menatap seluruh anak muridnya, ''yang dikatakan pemuda ini benar, kita tidak bisa keluar dari tempat ini secara hidup-hidup, kecuali tidak memiliki tenaga dalam, lalu bagaimana caramu membebaskan kami dari tempat ini?''''Dengan mengambil kitab pedang bayangan yang berada pada goa diatas puncak kawah gunung dempo. ''ucap Galuh Tapa dengan tegas.membuat semua orang tersentak terdiam, dan pandangan mata mereka melotot nyaris keluar dari kelopaknya.Melihat pemandangan itu, Andaran tersenyum kecil, dia pernah berada diposisi yang sama seperti mereka.''Apakah kau berniat mengambilnya? ''ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Legenda Galuh Tapa   92. Mencari Tempat Bermalam

    Lalu Galuh Tapa berjalan dengan pelan, menelusuri hutan rimba belantara dengan pohon yang berwarna putih besar dan tinggi.Jika pemuda ini memperhatikan tidak ada warna lain batang pohon ditempat itu, selain warna putih perak dan daun kecil berwarna unggu.Hingga beberapa saat kemudian perjalanan pemuda itu sudah semakin jauh, tapi dia belum menemukan satu tumbuhan yang berjenis seperti yang disebutkan,Andaran, ini lagi-lagi membuatnya sedikit kesal.''Apa kau tahu dimana kita harus menemukannya?, ''ucapan Galuh Tapa, tapi dibalas geraman oleh panglima kumbang, ''aku anggap tidak dan berhentilah menggeram kearahku! itu menjengkelkan.''Kini perjalanan Galuh Tapa semakin jauh, bahkan lebih jauh masuk kedalam hutan belantara, sekarang dia mulai merasakan beberapa energi yang berada didekatnya, mungkin para aura yang sedang berpatroli.Hal itu membuat panglima kumbang menunjukan eksprisi wajah yang gusar, dia mulai mengendus dengan berjalan dengan mengendap-endap dibalik semak yang lebat

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Legenda Galuh Tapa   93. Berniat Menjinakkan Binatang Buas

    Melihat itu Galuh Tapa tertawa cekikan, tidak menduga kalau macan hitam memiliki sisi takut diwajahnya yang menyeramkan.Setelah memastikan tidak ada satupun mahluk yang mereka temukan ditempat itu, Galuh Tapa mulai menutup pintu sarang dengan serpihan kayu, dan juga ranting kasar, lalu kemudian menutup dengan rumput ilalang.Dia menggunakan batu pusaka sebagai tempat penerangan ditempat itu, dan diluar sana Galuh Tapa mendengar tawa cekikikan dari ratusan anak yang terbang yang mengitari mereka.''Apa mereka mengetahui keberadaan kita? ''tanya Galuh Tapa sembari mulai memegang pedang Lintang Kuning.Dugaan Galuh Tapa sementara ini, mereka tidak akan mengetahui keberadaannya karena dia hanya menyimpan satu persen dari tenaga dalamnya. Jika benar, mungkin mereka bergerak dengan mengikuti tenaga dalam seseorang. Jadi sekarang mungkin Andaran yang jadi sasaran.''Gerr'' panglima kumbang menggelengkan kepalah.''Begitukah? jadi mereka tidak akan mengetahui... perkataan Galuh Tapa terhenti

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Legenda Galuh Tapa   94. Belum Menemukan Apapun

    Melihat yang dilakukan Galuh Tapa panglima Kumbang beberpa kali menggelingkan kepala.''Sudah kuduga buah ini tidak beracun, ''ucap Galuh Tapa sambil mencicipi satu buah, ''rasanya sedikit masam tapi cukup segar.''Pemuda itu merasakan buah itu cukup enak, hingga dia mengambil kembali beberapa buah yang ada.Namun panglima kumbang mengkahawatirkan keadaan pemuda itu, karena telah banyak menghabisi buah energi saat ini.''Gerr...gerr. ''gram panglima kumbang, sambil menirukan gerakan orang yang sedang memutahkan isi perutnya.''Ada apa teman, apa kau mau buah ini, tapi sayang sekali...''Tiba-tiba dalam beberapa menit Galuh Tapa merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.''Ah, apa yang terjadi dengan perutku, aku merasakan sakit yang semakin lama semakin menjalar, ''Galuh Tapa sambil memegang perutnya.Galuh Tapa, belum pernah merasakan rasa sakit seperti itu, walaupun dia pernah terluka dan bahkan luka dalam sekaligus.Pemuda itu nyaris saja tidak mengeluarkan suara, dia hanya memegan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Legenda Galuh Tapa   95. Menyerang Secara Brutal.

    Ada dua orang menemui salah satu sesepuh, rumah yang paling ujung dan terlihat yang paling mewah diantara yang lainnya.Rumah itu adalah rumah Gening jati, sesepuh yang kekuatannya hampir menyetarai Resi Sembadah.''Guru, apa kita tetap diam saja, sementara ada pemuda asing yang akan mengambil kitab pedang bayangan? ''salah satu dari muritnya yang bernama Surgantara berkata pelan kepada Gening Jati.''Benar guru! sepertinya Resi Sembadah sekarang sudah mulai gila, ''sambung Prahmana teman dari Surgantara, '' hal itu bisa mencoreng pedepokan pedang bayangan, dan kesempatan guru untuk memimpin tempat ini akan lebih kecil.''Mendengar ucapan kedua anak muritnya membuat Gening Jati menjadi sedikit geram.''Diam Kalian berdua ''bentak Gening Jati, sembari memijat keningnya yang mulai terasa sakit.''Aku tahu bagaimana situasinya saat ini, akan tetapi kalian harus sadar tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan kitab itu, tidak seorangpun yang berhasil meski sudah melakukan banyak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Legenda Galuh Tapa   96. Mengetahui Sarang Mahluk.

    Disisi lain panglima kumbang terpental beberapa kali, dalam pertarungan yang mungkin baru berjalan beberapa menit yang lalu.Macan hitam tidak bisa mencakar mangsa atau menancapkan taring pada mereka.Pergerakkan mahluk aura semakin cepat setiap waktunya melayang terbang keatas dan menukik kebawah dengan cakaran.Namun bagian terburuknya akan segera datang dengan cepat, saat serangan itu mulai menyerang.Bukan hanya berjalan, mahluk itu bisa menciptakan senjata, tongkat yang berbentuk seperti sekop berjari yang tajam, dengan gagang hitam buram, itu seperti senjata para siluman.Nampaknya mereka akan bertarung dalam jarak yang dekat, tapi itu bukan masalah bagi Galuh Tapa, sebelum dia mengayunkan pedang pusaka Lintang Kuning dengan menggunakan jarinya pada mahluk aura yang sedang melawan panglima kumbang.Dia berhasil menancapkan pedang itu, pada bagian kepala tepat sebelum mahluk aura mencengkram dan menusukkan kuku tajamnya kemata panglima kumbang.''Gerr ''geram macan itu.Sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21

Bab terbaru

  • Legenda Galuh Tapa   244. Dengan Terpaksa

    "Aku tidak sempat menanyakan hal itu pada ayahku, kedatangan kita bersamaan dengan surat panggilan dari Negri Singunan untuk Ayahanda" ucap Ringgina."Surat dari Negri Singunan?" Galuh Tapa terlihat kecewa."Negri Singunan memberi informasimengenai Putra bungsu mereka. Pangeran Rengkeh dikabarkan belum kembali setelah melakukan Kunjungan ke Negri Bumi Besemah.""Rengkeh?" Galuh Tapa bergumam pelan."Apa kau mengetahui nama itu?" Ringgina bertanya."Ah, aku belum pernah mengenal namapangeran dari Negri Singunan." Galuh Tapa berbohong, tentu saja dia mengetahui Pangeran Rengkeh, karena dia sendirilah yang berhasil mengalahkan pemuda licik itu beserta senopati dan anak buahnya."Tapi jangan risau, Ayahku memang sedang kembali lagi ke Negri Singunan, disini ada tabib hebat yang bisa membuat penawar racun itu, dia adalah kepercayaan Ayahku.""Benarkah?""Ya, aku akan menemui tabib itu besokpagi" Ringgina tersenyum kecil, meski diatidak begitu yakin dapat meminta sangtabib untuk membua

  • Legenda Galuh Tapa   243. Markas Negri Singunan

    Sehingga Angsa Putih mendesah pelan, lantas menepuk pundak temannya tiga kali. "Ki Santa tidak di undang dalam rapat itu, ketentuan nasip para tawanan tergantung Paduka Raja Jaya Negara beserta pejabat kerajaan. Kita hanya persatuan Hulubalang, bahkan Damar Tirta tidak di undang dalam rapat itu."Ki Jangga menatap mata Angsa putih dengan tajam, untuk beberapa saattidak berkedip sedikitpun. Lantasmengalihkan pandangan pada seributawanan dengan kebencian."Tenangkan perasaanmu kawan! Tidak ada gunanya kau menaruh dendam padatawanan yang tidak lagi berdaya." AngsaPutih menuangkan arak pada dua cawan,kemudian salah satunya disodorkan kepada Ki Jangga. "Akan ada waktunya kau bisa mengamuk sesuka hatimu, tentu saja bukan pada seribu orang di sana yang tidak memiliki kemampuan, atau pula pada tua bangka Ki Santa.Ki Jangga terdiam lagi, kali iniurat-urat di keningnya keluar bak cacingdibalik kulit, tampak sedang berpikirmungkin pula mencerna perkataansahabatnya."Perang belum berhe

  • Legenda Galuh Tapa   242. Musuh Mengaku Kalah

    "Tawanan?" Ki Jangga berkata geram.Wajah pak tua itu terlihat tergores tipisakibat panah yang melesat ke arahkepalanya. "Aku akan membunuh kaliansemuanya, semuanya!" Dia berteriak keras."Musuh sudah mengaku kalah, tidak adayang berhak untuk membunuh mereka." Ki Santa membantah keputusan Ki Jangga."Tua Bangka, kau bukan orang suci yangbisa menentukan siapa yang layak dan tak layak hidup di sini." Ki Jangga beteriak kesal, ya diantara Sesepuh tua hanya dia yang terluka, bagaimana wajah orang itu tidak merah karena marah atau pula karena malu?"Tidak ada yang boleh membunuh siapapun yang mengaku kalah, menyerah dan mengangkat bendera putih" Ki Santaberkata lagi, menegaskan bahwaucapannya tidak main-main.Orang tua itu melirik beberapa pendekarhebat yang berada di hadapannya satupersatu, bahkan Damar Tirta selaku ketua Persatuan Hulubalang. Terlihat tiada orang yang membantah keputusan orang tua itu, kecuali Ki Jangga."Meski kita dalam medan perang, tapitoleransi hidup haru

  • Legenda Galuh Tapa   241. Perang Pasmah 3

    Baru saja berdiri, -menyeka darah yangmengalir dari luka di dada akibat tebasan Ki Santa, Angsa Putih segera mematukkepala mereka hingga mati.Hingga Ki Santa tersenyum kecil di kejauhan, dia memang sengaja tidak membunuh mereka berdua agar Angsa Putih tidak merasa kecil hati atau, tidak terlalu terhina. Sudah cukup perselisihan selama ini hanya karena beranggapan-siapa paling hebat dari siapa?Namun terlihat Angsa Putih meludah dua kali, orang tua itu lalu menyapukan pandangan di sekitarnya mencoba menemukan Ki Santa tapi tidak berhasil.Kemudian senyum kecil tersungging dibibirnya yang peot dan berkerut, lalusemenit kemudian terkekeh. "Sekarang aku mengakui, dia lebih hebat dariku. Tuabangka Ki Santa itu, sudah sepatutnyanamanya di kenal di seluruh dunia Persilatan di tanah Pasmah."Hingga kemudian Angsa Putih kembali memasuki kerumunan pertempuran. Dia bergerak cepat, melawan orang-orang yang terlihat cukup kuat. Orang tua itu juga membantu beberapa prajurityang sedang dalam

  • Legenda Galuh Tapa   Perang pasma 2

    "Senjatamu besar sekali, tapi bergeraklambat." Kerangka Ireng berkata datar, lali melepaskan kembali dua serangan hingga dua larik cahaya keluar dari matatombaknya, melesat cepat.Damar Tirta harus rela merebahkantubuhnya, menopang dengan telapaktangan kanan. Dua larik cahaya tipis itulewat satu jengkal di atas wajah, terusnyasar dan mengenai lima tubuh di belakang Damar Tirta.Hingga lima detik setelah tubuh orang itu dilewati cahaya -meledak seperti terpanggang.Damar Tirta berdecak kesal, dia memutartubuhnya kemudian secara bersamaanmenjentikkan jari telunjuk. Pedang cahaya miliknya melesat ke arah Krangka Ireng, tapi pria itu memiliki tubuh yang licin, dengan mudah dia menghindari serangan Damar Tirta.Tidak menarik kembali pedangnya Damar Tirta terus melajukan pedang hingga menembus dua puluh orang bawahan Kerangka Ireng. empat kali lipat lebih banyak dibandingkan serangan Pria berzirah perang itu.Baru dalam beberapa menit saja, telahterjadi pertukaran ratusan serangan

  • Legenda Galuh Tapa   239. Perang Pasmah

    Sehingga sontak saja semua prajurit yang mendengar perkataan pria itu berteriak penuh semangat, seolah tubuh mereka mendidih karena marah. Dada mereka berdetak lebih cepat dari sebelumnya, mata mereka nanar tajam menyambut derap penjajah."Teriakan keberanian" Pekik Candi Jaya. "Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup.""Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup."Sontak pula para prajurit Jalang Pasmahmengikuti teriakan yang bergema darimulut prajurit Bumi Besemah, hingga dalam hitungan detik saja seisi benteng pertahanan dipenuhi teriakan bergema.Ki Santa dan dua orang bersamanya tersenyum kecil di atas tiang menara tertinggi, sebuah kata bijak yang membangkitkan semangat juang, pikirnya.Lalu dua menit kemudian, terdengar suara terompet dari tanduk kerbau berbunyi di sisi paling selatan kemudian disusul suara terompet di sisi paling utara. Lalu setelah itu, genderang perang bertabuh-tabuh, tanda musuh sudah berada di depan mata.Bak semut hitam, musuh berbaris rapimele

  • Legenda Galuh Tapa   238. Bersiap, Musuh Datang.

    Setelah kepergian Galuh Tapa. Bagas Sanjaya adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Markas Periangan. Dia mengatur segala hal sendirian, kecuali jika Tiran Putih sedang memiliki waktu luang untuk memberikan masukan untuknya.Galingga Tirta memang petarung hebat,tapi dia tidak memiliki otak. Kecualibertarung dan menggoda gadis-gadiscantik di tempat ini, tiada hal lain yangdilakukan pemuda itu.Tidak beberapa lama, derap langkah kakikuda tiba-tiba memasuki gerbang Markas Periangan. Ada sekitar dua puluh orang penunggang kuda, dan salah satu dari mereka jelas dikenali Bagas Sanjaya, Rangga rajasa."Patih Bagas Sanjaya" Rangga Rajasa memberi hormat. "Setelah mendengar kalian berhasil menaklukkan markas ini, aku segera menyusul bersama dengan beberapa orang yang lainnya. Jangan khawatir, markas kecil di seberang sungai sangat aman terkendali, sekarang Buja Surut beserta pendekar pemanah dan beberapa pendekar lain bertugas mengatur markas itu."Bagas Sanjaya menarik napas lega.

  • Legenda Galuh Tapa   237. Pada Batasnya

    Hingga terang benderang pikiran Pendekar Janggala setelah tiga benda kegelapan itu hilang dari kepalanya. Sekarang pikirannya terasa lebih jernih, kepalanya terasa lebih ringan dari sebelumnya.Seperti yang di ketahui, susuk Magalahtidak akan bisa di cabut kecuali penggunanya akan mengalami kematian.Tapi Galuh Tapa bisa melakukan hal itu,mungkin saja karena energi alam yangbercampur dengan berkah batu mustika yang ada, atau pula karena nasib baik Pendekar Janggala untuk menebus dosa-dosannya.Lidah Pendekar Janggala terasa kelu untuk beberapa saat, dia hendak mengatakan rasa syukur dan terima kasih tapi suaranya terasa terhenti di kerongkongan. Hanya air mata yang menjawab perkataan Pemuda Pedang Pusaka Lintang Kuning."Terima kasih...terima kasih..." Merah Jambon Barat sujud tiga kali di telapak kaki Galuh Tapa, lalu buru mengangkat tubuh Janggala."Kau harus merawat gurumu dengan baik, lukanya perlu diobati!" ucap Galuh Tapa."Kami akan mengingat kebaikan ini, suatu saat nanti j

  • Legenda Galuh Tapa   236. Kekalahan Janggala

    Belum sampai kuku tajamnya di wajahGaluh Tapa, tiba-tiba gerakannyaterhenti seketika. Wajah bangganya mulai menyurut.lima detik kemudian dia berteriak kesakitan, tubuhnya tersungkur di permukaan tanah, kedua tangannya mencengkram dada dengan kuat. Pak tua itu berguling tak karuan, darah segar keluar menodai pakaian.Ketika hal itu terjadi, Galuh Tapa tidakingin menunggu lama, segera dia melesat di udara. Dia melepaskan beberapa serpihan batu mustika sebagai senjata tepat mengenai kaki orang tua itu, hingga tubuhnya terpasak di tanah, lalu dua buah lagi senjata secara bersamaan mengenai bahu kiri dan kanan.Pendekar Janggala dalam kondisiterlentang, serpihan tertancap dalam dan terasa panas membara. Tangannya berusaha melepaskan dua pedang yang menancap di bahunya tapi tidak mampu.Nampak belum menyerah, kilatan ungumemancar sesaat lalu dua larik cahayamelesat menuju Galuh Tapa, tapi kali inipemuda itu dapat menangkisnya.Beberapa saat kemudian, suasana ditempat itu menjadi pa

DMCA.com Protection Status