Beranda / Fantasi / Legenda Galuh Tapa / 185. Menambah Pasukan Baru

Share

185. Menambah Pasukan Baru

Penulis: Riyen Kaiser
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-19 22:58:49

Sangat jelas, tembok itu di kelilingi dengan rumah-rumah yang nyaris hancur tanpa tersisa, kecuali rumah dalam tembok yang berukuran besar dan kecil.

"Matamu sangat tajam.'' Pria itu memuji Galuh Tapa. "Didalam anggotaku, hanya aku yang dapat melihat markas Kelabang Iblis itu dari bukit ini.''

Tempat yang di katakan Galuh Tapa tersebut lumayan jauh jika di lihat dari bukit ini. Bagas Sanjaya sudah berusaha menajamkan pandangan matanya, menyipit dan melotot, tapi dia tidak bisa melihat satu bentuk bangunan yang mereka berdua katakan. hal itu membuat ia sangat kesal.

"Aku sudah pernah melihat langsung markas itu," Pria melanjutkan. ''Ada sekitar lima ratus prajurit yang berada didalam tembok. Mereka memperkerjakan wanita desa menanam padi dan ubi-ubian. Kemudian memaksa pria membangun bangunan tembok.''

''Dalam radius empat hari perjalanan, markas itu paling penting di wilayah ini." Sunting Sirih memberanikan diri suara, ''karena mereka memiliki pusat makanan yang paling melimpah. Padi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Galuh Tapa   186. Membebaskan Tahanan

    Ketika malam hari, Galuh Tapa membawa pasukannya berjalan menuju desa kecil yang paling dekat dari tempat ini. Juga paling subur.Ini nampaknya awalan bagus untuk menaklukan musuh. Sekarang ada seratus kuda berjalan melewati medan terjal. Pemimpin jalan adalah Buja Surut.Setelah berhasil tiba dijalan yang sedikit landai, mereka sudah bisa melihat lampu-lampu obor bersinar terang hampir di setiap sisi desa itu.Namun ada banyak lampu obor berada yang mengelilingi bangunan yang sekarang dijaga dua puluh atau mungkin sekitar dua puluh lima prajurit.Sedikit ke sisi barat desa itu, tanaman padi sudah terlihat menguning hampir sedikit lagi panen, tidak! Tapi mulai sudah panen, terbukti ada beberapa tumpukan jerami setinggi rumah ditengah ladang uma itu."Aku ingin kalian semua membakar uma ini!'' Galuh Tapa memberi perintah pada beberapa orang prajurit."Apa yang kau lakukan?'' Buja Surut membantah, "Jika kita bisa menguasai perkebunan ini, semua rakyat akan makan nasi."Tiran putih terke

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Legenda Galuh Tapa   187. Memberi Kesempatan kedua

    Cagar Alam mengeluarkan tendangannya, dengan dua kali tendangan akhirnya pintu terbuka. Tapi dia segera menutup kembali pintunya. ''Apa yang terjadi?'' Selasih mendekati kekasihnya itu."Aku akan menyerang di sisi lain, kau ajak para wanita untuk mengurus mereka, tiga detik setelah mengatakan hal itu, Cagar Alam bergerak lebih brutal dari biasanya.Entah kenapa pria itu bersikap begitu, tapi Selasih segera tahu alasannya ketika menemukan hampir dua puluh gadis belia diantara para wanita tanpa menggunakan sehelai pakaian.Didalam rumah itu, masih ada beberapa orang anggota Kelabang Iblis yang terlelap dengan cawan-cawan arak di tangan mereka. Hingga membuat meledak pula kemarahan Selasih, dia dengan kuat menyeret beberapa orang pria hidung belang keluar dari tempat itu."Kalian semua carikan pakaian untuk mereka!'' teriak selasih meminta semua pendekar wanita untuk bergerak cepat. "Para...ini tidak layak untuk diberi kehidupan, aku akan membuat mereka menderita sebelum ajal mereka men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Legenda Galuh Tapa   188. Awal Yang Baik

    "Konsepnya sama, kita akan membiarkan mereka menanam padi untuk kita." Bagas Sanjaya mendekati para tawanan itu sembari menekuk jari jemarinya. "Sekarang aku tanya pada kalian, aku memiliki dua buah pilihan, tentukan dengan cepat. Menjadi budak atau mati?''"Menjadi budak'' Kedua puluh orang itu serentak berkata, "Tidak masalah jika harus menjadi budak, asalkan kalian tetap membiarkan kami hidup."Galuh Tapa kemudian mengernyitkan kening, lalu kemudian menatap wajah pria yang berbadan kekar tersebut."Kau berniat melarikan diri dari sini?'' Galuh Tapa mengejutkan pria itu. "Berusaha mencari kesempatan, lalu kabur.""Ti...tidak, mana mungkin aku berani melakukan hal itu?" ucapnya."Apa? Bagas Sanjaya mencekik leher pria itu hingga tubuhnya terangkat dan kakinya menjuntai. "Pimpinan kami bisa mengetahui apa yang ada di kepalamu, apa kau ingin mati?''"aku mohon ampuni hamba...Aku mengaku salah...""Ceh...kau pikir setelah kegagalan kalian, apa Kelabang Iblis akan memaafkan dirimu. Buka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Legenda Galuh Tapa   189. Mengetahui Penyerangan

    Sehingga Galuh Tapa duduk dekat batu besar, ada sebuah obor yang menyalah di atas kepalanya. Karena semua orang berkumpul di sini, jadi mereka tidak bisa istirahat ke dalam gubuk.Tapi demikian, semua prajurit masih bisa mendengkur, tertidur pulas. Untuk mengusir dingin mereka tidur tumpang tindih.Panglima kumbang berada di dekat Galuh Tapa, Macan Hitam itu sudah dari tadi tadi rebahan karena lelah. Pemuda itu tidak berniat mengusiknya, jadi dia sengaja tidak merebahkan tubuhnya kepada temannya tersebut, meski terlihat sangat nyaman.Hingga kemudian dia kembali membuka kitab strategi perang, dibacanya sangat seksama, sangat teliti.Namun strategi perang terkesan sangat licik, tapi tentu saja berhasil dengan kemenangan gemilang.Wajah Galuh Tapa berubah-ubah setiap membaca lembaran buku itu. Terkadang dia terlihat mengerutkan keningnya, tapi tak jarang mata terbuka lebar dengan kepala mengangguk-angguk.Setelah beberapa lama, mungkin sudah empat jam lebih dia membaca buku itu, pemuda

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Legenda Galuh Tapa   190. Mencari Kelemahan Musuh

    Nampaknya ucapan Bagas Sanjaya ada benarnya, dengan penjagaan ketat seperti ini tentu saja musuh telah merencanakan sesuatu untuk menyambut kedatangan mereka."Kanda, Galuh, kita akan bermalam disni." Kinanti memberi solusi. "Kita akan mempelajari situasinya."Galuh Tapa setuju, jadi mereka kembali menarik mundur sekitar lima ratus dari wilayah markas kecil Kelabang Iblis."Malam ini tidak boleh ada yang tidur, kita sudah sangat dekat dengan markas itu." Bagas Sanjaya memberi peringatan.Sementara Galuh Tapa pergi menyendiri, dia tidak ingin di ganggu. Kemudian dia merapalkan ajian Raja Nyawa."Paman Andaran, maafkan aku mengganggumu waktumu." Galuh Tapa tersenyum kecil kepada pria berbadan kekar yang menggunakan pakaian ala kerajaan laut. "Tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu.""Tidak masalah sekarang apa yang harus aku lakukan?'' Andaran menoleh ke kiri, pada prajurit yang sedang mengasah pedang atau membuat busur panah. "Apa kau sedang memulainya, Galuh?''"Ya kami sudah berhasil

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Legenda Galuh Tapa   191. Menyamar Dan Menyusup

    Galuh Tapa menarik mundur semua pasukannya disisi sebelah timur markas kecil Kelabang Iblis. Pada sebuah sungai yang membentang cukup luas, dalam dan tenang.Mereka bersembunyi di rimba kecil dekat sungai. Dari tempat ini, sekitar kurang lebih tiga ratus meter ada sebuah jalan utama yang menghubungkan markas kecil dengan markas lainya diseberang sungai.Sekarang Galuh Tapa tahu, markas yang sedang mereka incar merupakan markas yang letaknya paling jauh dari markas cabang Kelabang Iblis.Sehingga dijalan utama, ada beberapa persimpangan jalan yang menghubungkan desa-desa kecil wilayah itu. Lima desa kecil tepatnya.Setelah dua hari berada di dalam rimba kecil, Galuh Tapa mendengar derap langkah kaki beberapa kuda melewati jalan utama."Aku akan melihatnya siapa mereka.'' Galuh Tapa kemudian meninggalkan kelompoknya dan melayang sendiri menuju jalan utama."Apa dia akan baik-baik saja?'' Sunting Sirih bertanya.Rupanya benar, ada tiga orang berpakaian prajurit dengan lambang Kelabang be

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Legenda Galuh Tapa   192. Mengadu Domba Musuh

    Mojopali, kepada empat bawahannya saja dia tidak percaya apalagi dengan orang baru seperti Galuh Tapa. "Aku adalah prajurit baru tuan." Galuh Tapa segera memberi hormat.Mereka hanya melirik sesaat kepada Galuh Tapa, kemudian pandangan mereka teralihkan ketika melihat ketika melihat wajah berbunga-bunga Mojopali."Ini surat panggilan jabatan?'' Dia terkekeh kecil, "Akan dibentuk satu markas cabang dan aku menjadi kandidat yang cocok untuk mengisi pimpinannya."Setelah malam hari tiba, Galuh Tapa pergi mengendap-endap menemui pimpinan markas kecil itu tentu saja ia adalah Mojopali,Pemuda itu tahu, meski malam sudah begitu larut dan semua orang tidur nyenyak dengan sebuah mimpi, tapi Mojopali belum tertidur.Pemimpin markas kecil itu masih itu masih terjaga hingga matanya menyerah. Biasanya dia tertidur hanya satu jam setiap malam dan akan terjaga ketika mendengar suara tikus berjalan di kotak penyimpanan koin emas miliknya.Sehingga Galuh Tapa melewati beberapa penjagaan yang terhuyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Legenda Galuh Tapa   193. Mengadu Domba Musuh 2

    Namun belum kering air liur pria itu, Mojopali mendaratkan satu pukulan dengan kuat membuat petugas pengantar pesan itu melayang beberapa lama di udara dan jatuh tepat di tong air.''Rupanya orang ini benar-benar gila seperti yang dikatakan semua orang, seharusnya dia tidak pantas menjadi pemimpin markas cabang." Salah satu dari mereka yang masih duduk diatas punggung kuda melontarkan tanggapan.Mendengar hal itu, Mojopali sangat marah. "Sekarang kau mengatakan aku gila, jadi kalian bertiga memang berniat menghilangkan kesempatanku menjadi pemimpin markas cabang. Matilah kalian semua!"Sehingga Mojopali melepaskan dua serangan serangan sekaligus, mengarah kepada dua orang pengantar pesan yang sedang duduk di atas kuda.Setelah mendapat serangan itu, keduanya tidak tinggal diam, mereka membuka telapak tangan kemudian mengarahkan ke depan. Menahan dua kelebat cahaya kuning yang bersinar.Hingga terjadi ledakan energi, dua orang itu terpental dari atas kuda dan mendarat kasar di dinding

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20

Bab terbaru

  • Legenda Galuh Tapa   244. Dengan Terpaksa

    "Aku tidak sempat menanyakan hal itu pada ayahku, kedatangan kita bersamaan dengan surat panggilan dari Negri Singunan untuk Ayahanda" ucap Ringgina."Surat dari Negri Singunan?" Galuh Tapa terlihat kecewa."Negri Singunan memberi informasimengenai Putra bungsu mereka. Pangeran Rengkeh dikabarkan belum kembali setelah melakukan Kunjungan ke Negri Bumi Besemah.""Rengkeh?" Galuh Tapa bergumam pelan."Apa kau mengetahui nama itu?" Ringgina bertanya."Ah, aku belum pernah mengenal namapangeran dari Negri Singunan." Galuh Tapa berbohong, tentu saja dia mengetahui Pangeran Rengkeh, karena dia sendirilah yang berhasil mengalahkan pemuda licik itu beserta senopati dan anak buahnya."Tapi jangan risau, Ayahku memang sedang kembali lagi ke Negri Singunan, disini ada tabib hebat yang bisa membuat penawar racun itu, dia adalah kepercayaan Ayahku.""Benarkah?""Ya, aku akan menemui tabib itu besokpagi" Ringgina tersenyum kecil, meski diatidak begitu yakin dapat meminta sangtabib untuk membua

  • Legenda Galuh Tapa   243. Markas Negri Singunan

    Sehingga Angsa Putih mendesah pelan, lantas menepuk pundak temannya tiga kali. "Ki Santa tidak di undang dalam rapat itu, ketentuan nasip para tawanan tergantung Paduka Raja Jaya Negara beserta pejabat kerajaan. Kita hanya persatuan Hulubalang, bahkan Damar Tirta tidak di undang dalam rapat itu."Ki Jangga menatap mata Angsa putih dengan tajam, untuk beberapa saattidak berkedip sedikitpun. Lantasmengalihkan pandangan pada seributawanan dengan kebencian."Tenangkan perasaanmu kawan! Tidak ada gunanya kau menaruh dendam padatawanan yang tidak lagi berdaya." AngsaPutih menuangkan arak pada dua cawan,kemudian salah satunya disodorkan kepada Ki Jangga. "Akan ada waktunya kau bisa mengamuk sesuka hatimu, tentu saja bukan pada seribu orang di sana yang tidak memiliki kemampuan, atau pula pada tua bangka Ki Santa.Ki Jangga terdiam lagi, kali iniurat-urat di keningnya keluar bak cacingdibalik kulit, tampak sedang berpikirmungkin pula mencerna perkataansahabatnya."Perang belum berhe

  • Legenda Galuh Tapa   242. Musuh Mengaku Kalah

    "Tawanan?" Ki Jangga berkata geram.Wajah pak tua itu terlihat tergores tipisakibat panah yang melesat ke arahkepalanya. "Aku akan membunuh kaliansemuanya, semuanya!" Dia berteriak keras."Musuh sudah mengaku kalah, tidak adayang berhak untuk membunuh mereka." Ki Santa membantah keputusan Ki Jangga."Tua Bangka, kau bukan orang suci yangbisa menentukan siapa yang layak dan tak layak hidup di sini." Ki Jangga beteriak kesal, ya diantara Sesepuh tua hanya dia yang terluka, bagaimana wajah orang itu tidak merah karena marah atau pula karena malu?"Tidak ada yang boleh membunuh siapapun yang mengaku kalah, menyerah dan mengangkat bendera putih" Ki Santaberkata lagi, menegaskan bahwaucapannya tidak main-main.Orang tua itu melirik beberapa pendekarhebat yang berada di hadapannya satupersatu, bahkan Damar Tirta selaku ketua Persatuan Hulubalang. Terlihat tiada orang yang membantah keputusan orang tua itu, kecuali Ki Jangga."Meski kita dalam medan perang, tapitoleransi hidup haru

  • Legenda Galuh Tapa   241. Perang Pasmah 3

    Baru saja berdiri, -menyeka darah yangmengalir dari luka di dada akibat tebasan Ki Santa, Angsa Putih segera mematukkepala mereka hingga mati.Hingga Ki Santa tersenyum kecil di kejauhan, dia memang sengaja tidak membunuh mereka berdua agar Angsa Putih tidak merasa kecil hati atau, tidak terlalu terhina. Sudah cukup perselisihan selama ini hanya karena beranggapan-siapa paling hebat dari siapa?Namun terlihat Angsa Putih meludah dua kali, orang tua itu lalu menyapukan pandangan di sekitarnya mencoba menemukan Ki Santa tapi tidak berhasil.Kemudian senyum kecil tersungging dibibirnya yang peot dan berkerut, lalusemenit kemudian terkekeh. "Sekarang aku mengakui, dia lebih hebat dariku. Tuabangka Ki Santa itu, sudah sepatutnyanamanya di kenal di seluruh dunia Persilatan di tanah Pasmah."Hingga kemudian Angsa Putih kembali memasuki kerumunan pertempuran. Dia bergerak cepat, melawan orang-orang yang terlihat cukup kuat. Orang tua itu juga membantu beberapa prajurityang sedang dalam

  • Legenda Galuh Tapa   Perang pasma 2

    "Senjatamu besar sekali, tapi bergeraklambat." Kerangka Ireng berkata datar, lali melepaskan kembali dua serangan hingga dua larik cahaya keluar dari matatombaknya, melesat cepat.Damar Tirta harus rela merebahkantubuhnya, menopang dengan telapaktangan kanan. Dua larik cahaya tipis itulewat satu jengkal di atas wajah, terusnyasar dan mengenai lima tubuh di belakang Damar Tirta.Hingga lima detik setelah tubuh orang itu dilewati cahaya -meledak seperti terpanggang.Damar Tirta berdecak kesal, dia memutartubuhnya kemudian secara bersamaanmenjentikkan jari telunjuk. Pedang cahaya miliknya melesat ke arah Krangka Ireng, tapi pria itu memiliki tubuh yang licin, dengan mudah dia menghindari serangan Damar Tirta.Tidak menarik kembali pedangnya Damar Tirta terus melajukan pedang hingga menembus dua puluh orang bawahan Kerangka Ireng. empat kali lipat lebih banyak dibandingkan serangan Pria berzirah perang itu.Baru dalam beberapa menit saja, telahterjadi pertukaran ratusan serangan

  • Legenda Galuh Tapa   239. Perang Pasmah

    Sehingga sontak saja semua prajurit yang mendengar perkataan pria itu berteriak penuh semangat, seolah tubuh mereka mendidih karena marah. Dada mereka berdetak lebih cepat dari sebelumnya, mata mereka nanar tajam menyambut derap penjajah."Teriakan keberanian" Pekik Candi Jaya. "Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup.""Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup."Sontak pula para prajurit Jalang Pasmahmengikuti teriakan yang bergema darimulut prajurit Bumi Besemah, hingga dalam hitungan detik saja seisi benteng pertahanan dipenuhi teriakan bergema.Ki Santa dan dua orang bersamanya tersenyum kecil di atas tiang menara tertinggi, sebuah kata bijak yang membangkitkan semangat juang, pikirnya.Lalu dua menit kemudian, terdengar suara terompet dari tanduk kerbau berbunyi di sisi paling selatan kemudian disusul suara terompet di sisi paling utara. Lalu setelah itu, genderang perang bertabuh-tabuh, tanda musuh sudah berada di depan mata.Bak semut hitam, musuh berbaris rapimele

  • Legenda Galuh Tapa   238. Bersiap, Musuh Datang.

    Setelah kepergian Galuh Tapa. Bagas Sanjaya adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Markas Periangan. Dia mengatur segala hal sendirian, kecuali jika Tiran Putih sedang memiliki waktu luang untuk memberikan masukan untuknya.Galingga Tirta memang petarung hebat,tapi dia tidak memiliki otak. Kecualibertarung dan menggoda gadis-gadiscantik di tempat ini, tiada hal lain yangdilakukan pemuda itu.Tidak beberapa lama, derap langkah kakikuda tiba-tiba memasuki gerbang Markas Periangan. Ada sekitar dua puluh orang penunggang kuda, dan salah satu dari mereka jelas dikenali Bagas Sanjaya, Rangga rajasa."Patih Bagas Sanjaya" Rangga Rajasa memberi hormat. "Setelah mendengar kalian berhasil menaklukkan markas ini, aku segera menyusul bersama dengan beberapa orang yang lainnya. Jangan khawatir, markas kecil di seberang sungai sangat aman terkendali, sekarang Buja Surut beserta pendekar pemanah dan beberapa pendekar lain bertugas mengatur markas itu."Bagas Sanjaya menarik napas lega.

  • Legenda Galuh Tapa   237. Pada Batasnya

    Hingga terang benderang pikiran Pendekar Janggala setelah tiga benda kegelapan itu hilang dari kepalanya. Sekarang pikirannya terasa lebih jernih, kepalanya terasa lebih ringan dari sebelumnya.Seperti yang di ketahui, susuk Magalahtidak akan bisa di cabut kecuali penggunanya akan mengalami kematian.Tapi Galuh Tapa bisa melakukan hal itu,mungkin saja karena energi alam yangbercampur dengan berkah batu mustika yang ada, atau pula karena nasib baik Pendekar Janggala untuk menebus dosa-dosannya.Lidah Pendekar Janggala terasa kelu untuk beberapa saat, dia hendak mengatakan rasa syukur dan terima kasih tapi suaranya terasa terhenti di kerongkongan. Hanya air mata yang menjawab perkataan Pemuda Pedang Pusaka Lintang Kuning."Terima kasih...terima kasih..." Merah Jambon Barat sujud tiga kali di telapak kaki Galuh Tapa, lalu buru mengangkat tubuh Janggala."Kau harus merawat gurumu dengan baik, lukanya perlu diobati!" ucap Galuh Tapa."Kami akan mengingat kebaikan ini, suatu saat nanti j

  • Legenda Galuh Tapa   236. Kekalahan Janggala

    Belum sampai kuku tajamnya di wajahGaluh Tapa, tiba-tiba gerakannyaterhenti seketika. Wajah bangganya mulai menyurut.lima detik kemudian dia berteriak kesakitan, tubuhnya tersungkur di permukaan tanah, kedua tangannya mencengkram dada dengan kuat. Pak tua itu berguling tak karuan, darah segar keluar menodai pakaian.Ketika hal itu terjadi, Galuh Tapa tidakingin menunggu lama, segera dia melesat di udara. Dia melepaskan beberapa serpihan batu mustika sebagai senjata tepat mengenai kaki orang tua itu, hingga tubuhnya terpasak di tanah, lalu dua buah lagi senjata secara bersamaan mengenai bahu kiri dan kanan.Pendekar Janggala dalam kondisiterlentang, serpihan tertancap dalam dan terasa panas membara. Tangannya berusaha melepaskan dua pedang yang menancap di bahunya tapi tidak mampu.Nampak belum menyerah, kilatan ungumemancar sesaat lalu dua larik cahayamelesat menuju Galuh Tapa, tapi kali inipemuda itu dapat menangkisnya.Beberapa saat kemudian, suasana ditempat itu menjadi pa

DMCA.com Protection Status