Beranda / Fantasi / Legenda Galuh Tapa / 111. Kekalahan Aura

Share

111. Kekalahan Aura

Penulis: Riyen Kaiser
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-12 21:02:09

''Paman, aku rasa dia mempunyai kemampuan yang lebih hebat dari pada ketika dia masih hidup dahulu ''sambung Galuh Tapa, ''Tapi aku yakin kau lebih hebat dari dirinya, aku percaya itu.''

''Tentu saja, aku tidak akan kalah, ''ucap Andaran. ''Dan terimakasih akan keyakinanmu!''

''Sudah siap paman, dia datang! ''ucap Galuh Tapa, sembari melompat kebelakang menghindari serangan yang sebentar lagi datang dan ternyata.

Ahk!''

Serangan itu tepat mendarat mengenai wajah Andaran, membuat pria itu terlempar beberapa puluh meter kebelakang.

''Paman kau baik- baik saja?''

''Aku tidak apa-apa! ''Teriak Andaran sedikit kesal, ''Kau jangan terlalu mengkhawatirkanku, lebih baik kau diam saja.''

Namun secara tiba-tiba, setelah dia mengatakan hal itu, mahluk aura langsung menyerang.

''Akh!''

Galuh Tapa menutup matanya, pada serangan kedua yang berhasil mendarat tepat kebagian perut, sekali lagi, pria itu terlempar kebelakang.

''Aku sudah muak dengan semua ini! ''Teriak Andaran sembari mengepalkan tinju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Galuh Tapa   112. Berjuanglah Lebih Keras

    Beberapa pendekar kelas tinggi seperti Prahmana dan surgantara berada pada tahanan bawah tanah, mereka akan dibebaskan setelah melakukan tapa, untuk membersihkan perbuatan yang dilakukan selama ini.Ini adalah teradisi ditempat ini, mereka akan melakukan ritual puasa satu tahun penuh dengan doa-doa yang dirapalkan setiap waktu.Tapa ini dilakukan mungkin satu tahun lamanya, tapi selagi mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh, satu tahun bukanlah waktu yang lama.Pada saat perkumpulan itu, Tabib Nyai Pirut mengeluarkan dua bakul yang terbuat dari anyaman bambu yang dijalin sangat rapi membentuk seperti kotak. Didalam setiap bakul, ada lima botol kecil ramuan yang memiliki energi kehidupan yang sangat besar.''Ambilah bakul ini, mungkin ini kelak akan berguna?, ''ucap Nyai Pirut, ''isinya ada sepuluh butul ramuan. Ramuan yang aku teliti dan disimpan selama ratusan tahun. Satu ramuan setara dengan tiga puluh tumbuhan embanglai ajaib atau setara dengan sepuluh buah tanam ingur bening

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Legenda Galuh Tapa   113. keberhasilan Galuh Tapa

    Setelah Tiga hari tiga malam lamanya, panglima kumbang mengaum dengan keras. Suara macan hitam, terdengar disetiap sisi pedepokan pedang bayangan, membuat semua orang menjadi terkejut, karena tidak biasanya hewan itu mengaum didalam pedepokan. Resi Sembadah bersama Andaran dan beberapa orang yang lain bergegas menuju ke telaga cahaya kehidupan. Mereka cukup yakin, bahwa suara auman panglima kumbang adalah tanda bahwa ritual Galuh Tapa telah berakhir. Setiba dirumah batu Andaran dan yang lainnya, menemui Galuh Tapa sedang berada dipinggir bibir telaga. ''Apa kau yang menarik pemuda ini keluar? ''tanya Andaran kembali mengelus kening panglima kumbang, ''kerja bagus, kau benar-benar teman yang baik.'' Andaran lalu memakaikan pakaian Galuh Tapa, tentu saja pemuda itu tidak sadarkan diri saat ini, tapi setelah merasakan jantung Galuh Tapa yang masih berdetak masih kuat, Andaran tersenyum kecil. ''Kau kembali, anak muda!'' Hingga akhirnya Galuh Tapa dibawah kerumah Resi Sembadah, d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Legenda Galuh Tapa   114. Menuju Puncak Gunung

    Ketika Galuh Tapa masih terbuai dalam lamunan, secara tiba-tiba dia dikejutkan oleh panglima kumbang. Macan itu menggeram beberapa saat kemudian menyodorkan kepalanya kewajah pemuda ini.''Dari mana saja dirimu, kumbang? ''tanya Galuh Tapa.''Gerr ''''Aku tidak percaya mereka memberimu begitu saja, kau mungkin sedang berbohong.''''Gerr.'' Nampaknya macan hitam marah dengan perkataan pemuda itu.''Baiklah aku percaya denganmu, tapi jangan marah?''Sekali lagi dia merasa aneh, Galuh Tapa bisa merasakan binatang itu. Dia juga bisa merasakan pikiran domba yang berkeliaran sepanjang rumah orang, beberapa binatang yang lain juga seperti burung-burung kecil yang sedang berkicau.Perasaan-perasaan itu timbul begitu saja, kemudian hilang seperti debu-debu kecil yang diterpa angin.Untuk beberapa waktu Galuh Tapa hanya terdiam tanpa mengatakan apapun, meski sesekali Andaran memanggilnya.Perasaan itu jelas menganggu dirinya, bagaiman tidak? ketika dia hendak berniat menyembelih seekor kambing

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Legenda Galuh Tapa   115. Puncak Api

    Sesuatu yang dimaksud Galuh Tapa adalah badai gunung.Resi Sembadah berpesan bahwa puncak gunung dempo selalu menyimpan sesuatu yang bebahaya yang sulit diperidiksi, seperti badai atau sambaran halilintar ditengah kawah beerapi.Setelah melakukan perjalanan dalam beberapa jam, akhirnya mereka berdua memijakan kaki diatas puncak gunung yang disebut puncak api gunung dempo. Permukaan dipenuhi dengan batu dan debu volkanik, bau belerang jelas tercium menyesakkan dada panglima kumbang.Sekitar ratusan meter jaraknya sekarang antara Galuh Tapa dengan puncak api. Kawah berapi yang selalu mengeluarkan asap tebal dari kejauhan, pada jarak ini, sebenarnya bau belerang semakin menyengat.Panglima kumbang tidak berniat berjalan lebih jauh lagi mendekati puncak Api, dia sedikit takut.Galuh Tapa menyadari rasa takut panglima kumbang yang pasti ada alasannya, sebab energi kuat mulai tepancar dari sekitar kawah tesebut.Hari ini mulai menutup, berganti malam dengan rembulan sabit seperti menggantu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Legenda Galuh Tapa   116. Tempat Pemujaan

    Sehingga membuat Galuh Tapa mengikuti ujung akar yang menempel disepanjang dinding goa, hingga terhenti pada sungai kecil bergemericik dan bergema didalam ruangan lain pada goa itu.Air itu mengalir dari balik batu besar yang berwarna hitam dibagian hulu, dan masuk kedalam lubang batu dibagian hilir, jarak keduanya mungkin hanya beberapa meter saja.Setiap tepi sungai yang selebar satu meter itu dipenuhi dengan akar bunga melati yang berserabut.Nampaknya karena air inilah bunga melati diatas sana masih bisa hidup dan mekar, Tapi tentu saja itu adalah sebuah keajaiban.Galuh Tapa melanjutkan langkahnya, dia terhenti diruangan terakhir pada suatu tempat.Nampaknya tempat itu dijadikan tempat suatu pujaan, terlihat dari beberapa patung yang ada.Tempat itu dikelilingi dengan sungai magma yang membara, luas sungai magma tidak terlalu lebar hanya beberapa meter saja.Setelah melompati sungai magma, Galuh Tapa memijakan kaki ditempat yang nampaknya seperti tempat pemujaan, beberapa patung

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Legenda Galuh Tapa   117. Hilangnya Mustika

    Cahaya itu kemudian keluar, hingga membentuk tiga mustika.Nampaknya itu adalah ketiga batu mustika merah delima, yang dibicarakan para pendekar pedepokan pedang bayangan, pikir Galuh Tapa.Setelah benda itu keluar dari ketiga patung dewa, mereka berputar-putar lumayan cukup lama.Galuh Tapa tidak mengetahui kenapa patung itu berputar-putar, hingga kemudian ketiga batu mustika bercahaya menembus langit-langit goa.Membuat panglima kumbang mengaum beberapa kali, di ikuti dengan teriakan binatang lain yang melihat hal serupa.''Resi, apa kau mengetahui tiga benda yang terbang diatas puncak api gunung dempo? ''Tanya Andaran, sembari menghampiri Resi Sembadah yang terpejam sambil tersenyum kecil.''Itulah tiga mustika merah delima, ''jawab Resi Sembadah. ''Rupanya pemuda itu telah berhasil mengambil kitab pedang bayangan.''Mendengar hal itu, Andaran nyaris tidak percaya, bukan hanya dirinya saja bahkan Tabib Nyai pirut juga tidak bisa menghilangkan keterkejutan diwajahnya.Mereka memang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Legenda Galuh Tapa   118. Membuka Sebuah Kitab

    Setelah Galuh Tapa berusaha dengan cukup keras, akhirnya dia berhasil keluar dari sana meski napasnya terputus-putus.''Bagus ternyata tenaga dalamku mulai kembali, ''ucap Galuh Tapa, menyadari kekuatannya yang mulai pulih setelah keluar dari goa itu.Galuh Tapa segera terbang dengan cepat meninggalkan puncak api menuju hutan cahaya kehidupan, tapi sayangnya dia tidak menemukan hutan itu.Karena segalah sesuatunya telah berubah secara derastis, tidak ada lagi pohon bercahaya putih dan besar, juga tidak ada kabut hitam diwilayah hutan pohon mati.''Apa yang sebenarnya sedang terjadi ditempat ini? ''Galuh Tapa bertanya-tanya didalam hatinya sembari melihat keadaan sekitar.Salah Satu petunjuk Galuh Tapa adalah energi batu pusaka yang diletakkan dikening panglima kumbang.Jadi karena itulah dia akhirnya bisa menemukan macan hitam itu, masih berada pada pusisinya yang sedang menunggu didekat perbatasan hutan dengan tanah bebatuan.Panglima kumbang sekarang lebih kecil dari sebelumnya, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Legenda Galuh Tapa   119. Kembali Ke Alam Nyata

    Hingga keesokan hari Galuh Tapa mulai berlatih dengan menggunakan pedang, bagi orang yang perama kali belajar, tentu saja teknik itu sangat sulit. Tapi tidak bagi pemuda ini karena dia sudah pernah berlatih memainkan pedang, jadi sediktnya hal itu tidak akan terlalu sulit.Namun untuk sekarang Resi Sembadah menganjurkan untuk memakai pedang yang terbuat dari kayu terlebih dahulu.Meski sebenarnya Galuh Tapa ingin memakai pedang yang ada pada dirinya yaitu pedang pusaka Lintang Kuning.Tapi Resi Sembadah, tidak ingin jika tempat itu hancur oleh energi pedang yang dimiliki pemuda itu, jadi itulah alasannya kenapa dia menyuruh Galuh Tapa untuk tidak menggunakan pedangnya saat ini. Namun bagi Galuh Tapa bukanlah perkara sulit. Sebab dari ketiga pedang sebenarnya teknik pedang penjuru yang paling rumit dalam setiap gerakannya.Dia sudah memahami sedikit tentang teknik pedang bayangan, tapi dengan adanya kitab ditangannya tentu akan sangat berguna, untuk menguasai teknik itu.Galuh Tapa me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29

Bab terbaru

  • Legenda Galuh Tapa   244. Dengan Terpaksa

    "Aku tidak sempat menanyakan hal itu pada ayahku, kedatangan kita bersamaan dengan surat panggilan dari Negri Singunan untuk Ayahanda" ucap Ringgina."Surat dari Negri Singunan?" Galuh Tapa terlihat kecewa."Negri Singunan memberi informasimengenai Putra bungsu mereka. Pangeran Rengkeh dikabarkan belum kembali setelah melakukan Kunjungan ke Negri Bumi Besemah.""Rengkeh?" Galuh Tapa bergumam pelan."Apa kau mengetahui nama itu?" Ringgina bertanya."Ah, aku belum pernah mengenal namapangeran dari Negri Singunan." Galuh Tapa berbohong, tentu saja dia mengetahui Pangeran Rengkeh, karena dia sendirilah yang berhasil mengalahkan pemuda licik itu beserta senopati dan anak buahnya."Tapi jangan risau, Ayahku memang sedang kembali lagi ke Negri Singunan, disini ada tabib hebat yang bisa membuat penawar racun itu, dia adalah kepercayaan Ayahku.""Benarkah?""Ya, aku akan menemui tabib itu besokpagi" Ringgina tersenyum kecil, meski diatidak begitu yakin dapat meminta sangtabib untuk membua

  • Legenda Galuh Tapa   243. Markas Negri Singunan

    Sehingga Angsa Putih mendesah pelan, lantas menepuk pundak temannya tiga kali. "Ki Santa tidak di undang dalam rapat itu, ketentuan nasip para tawanan tergantung Paduka Raja Jaya Negara beserta pejabat kerajaan. Kita hanya persatuan Hulubalang, bahkan Damar Tirta tidak di undang dalam rapat itu."Ki Jangga menatap mata Angsa putih dengan tajam, untuk beberapa saattidak berkedip sedikitpun. Lantasmengalihkan pandangan pada seributawanan dengan kebencian."Tenangkan perasaanmu kawan! Tidak ada gunanya kau menaruh dendam padatawanan yang tidak lagi berdaya." AngsaPutih menuangkan arak pada dua cawan,kemudian salah satunya disodorkan kepada Ki Jangga. "Akan ada waktunya kau bisa mengamuk sesuka hatimu, tentu saja bukan pada seribu orang di sana yang tidak memiliki kemampuan, atau pula pada tua bangka Ki Santa.Ki Jangga terdiam lagi, kali iniurat-urat di keningnya keluar bak cacingdibalik kulit, tampak sedang berpikirmungkin pula mencerna perkataansahabatnya."Perang belum berhe

  • Legenda Galuh Tapa   242. Musuh Mengaku Kalah

    "Tawanan?" Ki Jangga berkata geram.Wajah pak tua itu terlihat tergores tipisakibat panah yang melesat ke arahkepalanya. "Aku akan membunuh kaliansemuanya, semuanya!" Dia berteriak keras."Musuh sudah mengaku kalah, tidak adayang berhak untuk membunuh mereka." Ki Santa membantah keputusan Ki Jangga."Tua Bangka, kau bukan orang suci yangbisa menentukan siapa yang layak dan tak layak hidup di sini." Ki Jangga beteriak kesal, ya diantara Sesepuh tua hanya dia yang terluka, bagaimana wajah orang itu tidak merah karena marah atau pula karena malu?"Tidak ada yang boleh membunuh siapapun yang mengaku kalah, menyerah dan mengangkat bendera putih" Ki Santaberkata lagi, menegaskan bahwaucapannya tidak main-main.Orang tua itu melirik beberapa pendekarhebat yang berada di hadapannya satupersatu, bahkan Damar Tirta selaku ketua Persatuan Hulubalang. Terlihat tiada orang yang membantah keputusan orang tua itu, kecuali Ki Jangga."Meski kita dalam medan perang, tapitoleransi hidup haru

  • Legenda Galuh Tapa   241. Perang Pasmah 3

    Baru saja berdiri, -menyeka darah yangmengalir dari luka di dada akibat tebasan Ki Santa, Angsa Putih segera mematukkepala mereka hingga mati.Hingga Ki Santa tersenyum kecil di kejauhan, dia memang sengaja tidak membunuh mereka berdua agar Angsa Putih tidak merasa kecil hati atau, tidak terlalu terhina. Sudah cukup perselisihan selama ini hanya karena beranggapan-siapa paling hebat dari siapa?Namun terlihat Angsa Putih meludah dua kali, orang tua itu lalu menyapukan pandangan di sekitarnya mencoba menemukan Ki Santa tapi tidak berhasil.Kemudian senyum kecil tersungging dibibirnya yang peot dan berkerut, lalusemenit kemudian terkekeh. "Sekarang aku mengakui, dia lebih hebat dariku. Tuabangka Ki Santa itu, sudah sepatutnyanamanya di kenal di seluruh dunia Persilatan di tanah Pasmah."Hingga kemudian Angsa Putih kembali memasuki kerumunan pertempuran. Dia bergerak cepat, melawan orang-orang yang terlihat cukup kuat. Orang tua itu juga membantu beberapa prajurityang sedang dalam

  • Legenda Galuh Tapa   Perang pasma 2

    "Senjatamu besar sekali, tapi bergeraklambat." Kerangka Ireng berkata datar, lali melepaskan kembali dua serangan hingga dua larik cahaya keluar dari matatombaknya, melesat cepat.Damar Tirta harus rela merebahkantubuhnya, menopang dengan telapaktangan kanan. Dua larik cahaya tipis itulewat satu jengkal di atas wajah, terusnyasar dan mengenai lima tubuh di belakang Damar Tirta.Hingga lima detik setelah tubuh orang itu dilewati cahaya -meledak seperti terpanggang.Damar Tirta berdecak kesal, dia memutartubuhnya kemudian secara bersamaanmenjentikkan jari telunjuk. Pedang cahaya miliknya melesat ke arah Krangka Ireng, tapi pria itu memiliki tubuh yang licin, dengan mudah dia menghindari serangan Damar Tirta.Tidak menarik kembali pedangnya Damar Tirta terus melajukan pedang hingga menembus dua puluh orang bawahan Kerangka Ireng. empat kali lipat lebih banyak dibandingkan serangan Pria berzirah perang itu.Baru dalam beberapa menit saja, telahterjadi pertukaran ratusan serangan

  • Legenda Galuh Tapa   239. Perang Pasmah

    Sehingga sontak saja semua prajurit yang mendengar perkataan pria itu berteriak penuh semangat, seolah tubuh mereka mendidih karena marah. Dada mereka berdetak lebih cepat dari sebelumnya, mata mereka nanar tajam menyambut derap penjajah."Teriakan keberanian" Pekik Candi Jaya. "Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup.""Hidup kita untuk mati, mati kita untuk hidup."Sontak pula para prajurit Jalang Pasmahmengikuti teriakan yang bergema darimulut prajurit Bumi Besemah, hingga dalam hitungan detik saja seisi benteng pertahanan dipenuhi teriakan bergema.Ki Santa dan dua orang bersamanya tersenyum kecil di atas tiang menara tertinggi, sebuah kata bijak yang membangkitkan semangat juang, pikirnya.Lalu dua menit kemudian, terdengar suara terompet dari tanduk kerbau berbunyi di sisi paling selatan kemudian disusul suara terompet di sisi paling utara. Lalu setelah itu, genderang perang bertabuh-tabuh, tanda musuh sudah berada di depan mata.Bak semut hitam, musuh berbaris rapimele

  • Legenda Galuh Tapa   238. Bersiap, Musuh Datang.

    Setelah kepergian Galuh Tapa. Bagas Sanjaya adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Markas Periangan. Dia mengatur segala hal sendirian, kecuali jika Tiran Putih sedang memiliki waktu luang untuk memberikan masukan untuknya.Galingga Tirta memang petarung hebat,tapi dia tidak memiliki otak. Kecualibertarung dan menggoda gadis-gadiscantik di tempat ini, tiada hal lain yangdilakukan pemuda itu.Tidak beberapa lama, derap langkah kakikuda tiba-tiba memasuki gerbang Markas Periangan. Ada sekitar dua puluh orang penunggang kuda, dan salah satu dari mereka jelas dikenali Bagas Sanjaya, Rangga rajasa."Patih Bagas Sanjaya" Rangga Rajasa memberi hormat. "Setelah mendengar kalian berhasil menaklukkan markas ini, aku segera menyusul bersama dengan beberapa orang yang lainnya. Jangan khawatir, markas kecil di seberang sungai sangat aman terkendali, sekarang Buja Surut beserta pendekar pemanah dan beberapa pendekar lain bertugas mengatur markas itu."Bagas Sanjaya menarik napas lega.

  • Legenda Galuh Tapa   237. Pada Batasnya

    Hingga terang benderang pikiran Pendekar Janggala setelah tiga benda kegelapan itu hilang dari kepalanya. Sekarang pikirannya terasa lebih jernih, kepalanya terasa lebih ringan dari sebelumnya.Seperti yang di ketahui, susuk Magalahtidak akan bisa di cabut kecuali penggunanya akan mengalami kematian.Tapi Galuh Tapa bisa melakukan hal itu,mungkin saja karena energi alam yangbercampur dengan berkah batu mustika yang ada, atau pula karena nasib baik Pendekar Janggala untuk menebus dosa-dosannya.Lidah Pendekar Janggala terasa kelu untuk beberapa saat, dia hendak mengatakan rasa syukur dan terima kasih tapi suaranya terasa terhenti di kerongkongan. Hanya air mata yang menjawab perkataan Pemuda Pedang Pusaka Lintang Kuning."Terima kasih...terima kasih..." Merah Jambon Barat sujud tiga kali di telapak kaki Galuh Tapa, lalu buru mengangkat tubuh Janggala."Kau harus merawat gurumu dengan baik, lukanya perlu diobati!" ucap Galuh Tapa."Kami akan mengingat kebaikan ini, suatu saat nanti j

  • Legenda Galuh Tapa   236. Kekalahan Janggala

    Belum sampai kuku tajamnya di wajahGaluh Tapa, tiba-tiba gerakannyaterhenti seketika. Wajah bangganya mulai menyurut.lima detik kemudian dia berteriak kesakitan, tubuhnya tersungkur di permukaan tanah, kedua tangannya mencengkram dada dengan kuat. Pak tua itu berguling tak karuan, darah segar keluar menodai pakaian.Ketika hal itu terjadi, Galuh Tapa tidakingin menunggu lama, segera dia melesat di udara. Dia melepaskan beberapa serpihan batu mustika sebagai senjata tepat mengenai kaki orang tua itu, hingga tubuhnya terpasak di tanah, lalu dua buah lagi senjata secara bersamaan mengenai bahu kiri dan kanan.Pendekar Janggala dalam kondisiterlentang, serpihan tertancap dalam dan terasa panas membara. Tangannya berusaha melepaskan dua pedang yang menancap di bahunya tapi tidak mampu.Nampak belum menyerah, kilatan ungumemancar sesaat lalu dua larik cahayamelesat menuju Galuh Tapa, tapi kali inipemuda itu dapat menangkisnya.Beberapa saat kemudian, suasana ditempat itu menjadi pa

DMCA.com Protection Status