Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / 99.Kelompok Chang Hui

Share

99.Kelompok Chang Hui

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 08:54:18

Panglima Xue Ji terkejut saat melihat makhluk-makhluk tanpa kaki miliknya disapu bersih oleh Tangan Budha milik Raja Xue. Dia tak menyangka sama sekali lawannya itu ternyata jauh lebih kuat dari dugaannya.

"Jadi kau menyembunyikan kekuatan milikmu setelah sembuh dari Racun Api Hitam?" tanya Xue Ji.

Raja Xue mendengus kesal.

"Aku tak pernah menyangka, orang yang paling aku percaya adalah penghianat terkutuk yang tega ingin membunuh kakaknya sendiri...!"kata Raja Xue marah.

Xue Ji tersenyum kecil.

"Kau itu terlalu bodoh kakakku. Sejak awal kau menjadi Raja Jiangsu, apa aku ini benar-benar orang yang kau percaya? Padahal aku menaruh harapan besar pada dirimu. Namun, kau malah mempercayakan Dekrit Raja dan Token Raja kepada Xue Ruo anakmu, bukan kepada Panglima-mu yang telah berjuang untuk Kerajaan ini! Itu sudah membuat aku merasa bukan lagi orang yang kau percaya kakak..." sahut Xue Ji dengan wajah yang terlihat murka.

Raja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Dewa Cahaya   100.Ukiran Mengandung Pesan

    Bara menatap ke sekitar mencari keberadaan Chang Hui yang menghilang dengan tiba-tiba."Menggunakan itu lagi ya? Pengecut..." ucap Bara lalu menoleh kembali kearah Xue Ruo."Kau ganti pakaian dulu. Aku memiliki pakaian untukmu," kata Bara lalu mengeluarkan sebuah pakaian yang sebelumnya dia beli di sebuah toko pakaian yang ada di kota Yangzhou sebelum mereka pergi ke istana Jiangsu."Kakak jangan melihat kearah sini..." pinta Xue Ruo."Kenapa? Aku menjaga dirimu agar tidak ada yang berbuat usil lagi," kata Bara."Tapi mata kakak Bara yang usil menatap tubuhku," sahut gadis itu dengan wajah memerah.Bara Sena menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu dia pun membalikkan tubuhnya. Xue Ruo segera melepas pakaian yang menutupi tubuhnya. Kemudian dia segera memakai pakaian yang Bara berikan.Kini, Putri Kerajaan Jiangsu itu nampak anggun dengan gaun merah semu hitam membuat kulitnya yang putih mulus semakin terlihat can

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Legenda Dewa Cahaya   101.Ukiran Mengandung Pesan(18+)

    Bara Sena melangkah dengan perlahan menuju ke pintu yang menghubungkan kamar tersebut dengan kolam pemandian. Sesampainya di depan pintu, langkah pemuda itu pun terhenti."Duh, apa yang aku lakukan? Masa iya aku ingin mengintip orang mandi? apa yang Xue Ruo katakan jika tahu calon suaminya suka mengintip orang? Waduh...Gawat..." batin pemuda itu mulai goyah.Dia bimbang untuk melanjutkan aksinya atau tidak. Dan akhirnya, sebagai seorang pria sejati, Bara pun membalikkan tubuh dan keluar dari kamar. Dia pun duduk didepan pintu kamar tersebut. Pikiran dan hatinya kacau. "Sial...Kenapa napsuku sangat sulit ditahan? Dulu aku biasa saja saat melihat wanita. Tapi sekarang...Aku tidak bisa menahannya sama sekali..." batin Bara sambil meremas kepalanya.Selama beberapa saat lamanya pemuda itu bersandar di depan pintu kamar hingga akhirnya pintu kayu berukirkan sepasang Naga itu terbuka. Bara pun terjengkang ke belakang karena melamun. Celakanya saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Legenda Dewa Cahaya   102.Ujian Dewi Es

    Song Hua mengajak Bara Sena melangkah di atas air. Awalnya pemuda itu sedikit ragu saat melihat istri Jaka Geni itu melangkah dengan tenangnya di atas air seolah di atas daratan saja."Kenapa kita harus berjalan bibi Song Hua?" tanya Bara."Dewi Es tidak suka ada yang terbang di wilayah kekuasaannya. Itu sebabnya ada peraturan tidak tertulis bahwa siapa saja yang ingin datang menuju ke Pulau Es harus berjalan kaki..." kata Song Hua.Bara Sena pun mengangguk paham. Saat kedua kakinya menyentuh air, pemuda itu bisa merasakan hawa dingin yang luar biasa. Namun, istri Jaka Geni itu terlihat biasa-biasa saja. Tentu saja itu membuat Bara heran dan juga takjub."Bisa kah bibi ceritakan mengenai Dewi Es dan Iblis Es?" tanya Bara sambil berjalan.Dia merasa kedinginan berjalan di atas air tersebut. Padahal jarak antara daratan dengan pulau es itu sangat jauh. Jika diperkirakan mungkin akan memakan waktu enam jam perjalanan kaki. Pemuda itu be

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Legenda Dewa Cahaya   103.Dewi Es

    Setelah bersusah payah, akhirnya Bara Sena pun berhasil mencapai pantai pulau es tersebut. Begitu kakinya menginjak pantai, tubuh pemuda itu tak kuasa lagi untuk bertahan. Dia pun roboh tak berdaya dalam keadaan tubuh yang membeku. Tubuhnya diselimuti es yang sangat dingin.Song Hua tersenyum melihat Bara Sena yang terkapar tak berdaya."Untungnya , ini hanyalah perjalanan roh. Jika tubuh kasarmu yang sengaja datang kesini, mungkin kau sudah mati ditengah jalan..." kata Song Hua.Bara tidak menyahut sedikit pun. Napasnya tersengal-sengal karena hawa dingin di pulau itu jauh lebih buruk dibanding saat dia berada di kawasan air yang dilaluinya."Ini benar-benar gila...Hawa dingin ini...Aku tidak bisa bertahan..." batin Bara.Tiba-tiba, sebuah portal terbuka di dekat tempat Bara dan Song Hua berada. Dari dalam portal tersebut muncul dua orang wanita cantik berpakaian serba biru sama seperti pakaian yang dikenakan oleh Song Hua.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Legenda Dewa Cahaya   104.Dewi Es(2)

    Bara terheran-heran melihat kemampuan Dewi Es menangkap Bola Api Semesta miliknya. Jelas baru kali ini pemuda itu melihat orang yang mampu menangkap Pukulan tersebut menggunakan tangan kosong.Dewi Es menyeringai ke arah Bara."Kau pikir api seperti ini mempan kepadaku? Yang benar saja. Apalagi kau ini masih anak kecil didepan diriku. Berani sekali bermain api," ucap wanita itu lalu meniup bola api yang ada di tangannya. Dalam sekejap mata saja, bola api itu langsung padam. Bara pun dibuat terkesima olehnya."Apa kau masih ingin memukulku?" tanya Dewi Es masih mempertanyakan hal yang sama. Hal yang membuat Bara kembali naik pitam karna merasa dirrendahkan."Kau pikir aku hanya bermain api? Aku juga memainkan hall yang lain!" kata Bara Sena keras. Aura api di tubuhnya padam. Kini berganti aura ungu yang menandakan dia tengah menggunakan kekuatan Chu Yi.Dewi Es menatap tak berkedip. Lalu, sejurus kemudian dia tersenyum."Keku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Legenda Dewa Cahaya   105.Cakara & Lian Xie

    Bara tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia tidak tahu sama sekali cara untuk mengeluarkan Ibis Es dari dalam tubuhnya. Bahkan dia sendiri juga belum pernah melihat seperti apa rupa wujud iblis es."Mengeluarkan Iblis Es? Bagaimana caraku mengeluarkan nya?" tanya Bara.Dewi Es tersenyum."Kau tidak tahu caranya?" tanya wanita itu sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah.Bara pun menggeleng karena dia memang tidak tahu cara mengeluarkan Iblis Es dari dalam tubuhnya meski dia tahu, ada kekuatan Iblis di dalam tubuhnya tersebut."Apa kau ingin mencoba caraku?" tanya Dewi Es lagi.Bara Sena tidak langsung menjawab. Dia menebak-nebak, cara apa yang akan dilakukan oleh wanita itu."Sebenarnya aku tahu, ada beberapa kekuatan di dalam tubuh mungilmu itu. Hanya saja, kau tidak tahu cara menggunakannya. Mereka yang ada di dalam tubuhmu hanya akan keluar jika dirimu dalam keadaan sekarat. Saat itulah tubuhm

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Legenda Dewa Cahaya   106.Dua Harta Karun

    Lian Xie dan Cakara masih sibuk berbincang tentang masa lalu. Hingga akhirnya mereka kembali membicarakan tentang sosok Pangeran Mahkota Bunga Teratai Ketiga yang dikhawatirkan oleh Dewi Es akan datang ke Pulau Es miliknya.Lalu, siapa sebenarnya Pangeran Mahkota Bunga Teratai Ketiga ini?"Jadi, selama kau berada di dalam tubuh Bara, dia tak akan merasakan hawa kehadiranmu?" tanya Lian Xie."Tentu saja. Bocah itu memang kuat dan menyebalkan. Tapi percayalah, aku bukan Iblis yang mudah dikalahkan olehnya..." kata Iblis Es."Aku menjadi penasaran, kenapa dia berada di penginapan itu? Apakah dia sengaja datang kesana untuk mencari sesuatu?" tanya Dewi Es.Cakara menggelengkan kepalanya."Aku yakin bukan karena itu. Dia adalah seorang Dewa Abadi yang wujudnya selalu seperti anak-anak. Bahkan tingkah dan kelakuannya tidak ubahnya seperti anak seusia dirinya. Mungkin dia datang bersama seseorang...Aku justru menduga kuat, orang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Legenda Dewa Cahaya   107.Sambutan

    Bara Sena membuka kedua matanya setelah jiwanya kembali ke dalam tubuhnya yang ada di Penginapan Mewah di kota Yangzhou. Saat dia membuka kedua matanya, yang pertama kali dia lihat adalah Lu Shi yang duduk didepannya."Lu Shi..." lirih Bara.Dia menoleh ke arah kiri, matanya pun membesar melihat Kahiyang Dewi yang duduk bersila sambil melipat kedua tangan di depan dada."Kahiyang Dewi...?" Wajah kedua wanita itu nampak terlihat gelisah. Saat Lu Shi tengah mengangkat wajahnya untuk melihat keadaan Bara, dia terkejut mengetahui pemuda itu sudah membuka matanya. Lu Shi pun menjerit lirih memanggil nama Bara membuat Kahiyang Dewi terkejut dan langsung bangkit berdiri menghampiri mereka berdua."Bara...!" Bara Sena menoleh ke arah Kahiyang Dewi. Kedua wanita itu nampak aneh di mata sang pemuda. Apalagi saat tiba-tiba Kahiyang Dewi menyentuh wajah Bara Sena. Itu hal yang tidak biasa dilakukan oleh wanita tersebut."Ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status