Seluruh masyarakat di Jiangsu mendengar kabar pertarungan antara Bara Sena melawan Zang Yu Sha dimana yang menjadi pemenangnya adalah Bara Sena. Itu artinya, Bara Sena lah yang akan mewakili Sekte Xue dalam turnamen yang di adakan oleh Sekte Xiao di Kota Yangzhou.Malam itu juga, Bara bertolak menuju ke Yangzhou menggunakan kereta kuda bersama Raja dan para tetua di Sekte Xiao. Xue Ruo mendampingi Bara di dalam Kereta kuda. Saat ini, Bara telah resmi menjadi calon menantu Raja. Di dalam kereta itulah Bara mengatakan kepada Xue Ruo tentang masa lalunya di Keluarga Xiao.Mendengar kisah pilu tersebut, Xue Ruo yakin, Bara akan membalaskan dendamnya kepada orang-orang Xiao."Tunggu saja orang-orang Sekte Xiao itu...Aku akan meratakan Sekte itu dengan tanah..." kata Bara.Xue Ruo meraih jari Bara Sena dan meremasnya dengan lembut."Aku akan selalu mendukung kakak...Apapun masalah di masa lalumu, tak akan mengubah perasaan ini ke
Panglima Xue Ji terkejut saat melihat makhluk-makhluk tanpa kaki miliknya disapu bersih oleh Tangan Budha milik Raja Xue. Dia tak menyangka sama sekali lawannya itu ternyata jauh lebih kuat dari dugaannya."Jadi kau menyembunyikan kekuatan milikmu setelah sembuh dari Racun Api Hitam?" tanya Xue Ji.Raja Xue mendengus kesal."Aku tak pernah menyangka, orang yang paling aku percaya adalah penghianat terkutuk yang tega ingin membunuh kakaknya sendiri...!"kata Raja Xue marah.Xue Ji tersenyum kecil."Kau itu terlalu bodoh kakakku. Sejak awal kau menjadi Raja Jiangsu, apa aku ini benar-benar orang yang kau percaya? Padahal aku menaruh harapan besar pada dirimu. Namun, kau malah mempercayakan Dekrit Raja dan Token Raja kepada Xue Ruo anakmu, bukan kepada Panglima-mu yang telah berjuang untuk Kerajaan ini! Itu sudah membuat aku merasa bukan lagi orang yang kau percaya kakak..." sahut Xue Ji dengan wajah yang terlihat murka.Raja
Bara menatap ke sekitar mencari keberadaan Chang Hui yang menghilang dengan tiba-tiba."Menggunakan itu lagi ya? Pengecut..." ucap Bara lalu menoleh kembali kearah Xue Ruo."Kau ganti pakaian dulu. Aku memiliki pakaian untukmu," kata Bara lalu mengeluarkan sebuah pakaian yang sebelumnya dia beli di sebuah toko pakaian yang ada di kota Yangzhou sebelum mereka pergi ke istana Jiangsu."Kakak jangan melihat kearah sini..." pinta Xue Ruo."Kenapa? Aku menjaga dirimu agar tidak ada yang berbuat usil lagi," kata Bara."Tapi mata kakak Bara yang usil menatap tubuhku," sahut gadis itu dengan wajah memerah.Bara Sena menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu dia pun membalikkan tubuhnya. Xue Ruo segera melepas pakaian yang menutupi tubuhnya. Kemudian dia segera memakai pakaian yang Bara berikan.Kini, Putri Kerajaan Jiangsu itu nampak anggun dengan gaun merah semu hitam membuat kulitnya yang putih mulus semakin terlihat can
Bara Sena melangkah dengan perlahan menuju ke pintu yang menghubungkan kamar tersebut dengan kolam pemandian. Sesampainya di depan pintu, langkah pemuda itu pun terhenti."Duh, apa yang aku lakukan? Masa iya aku ingin mengintip orang mandi? apa yang Xue Ruo katakan jika tahu calon suaminya suka mengintip orang? Waduh...Gawat..." batin pemuda itu mulai goyah.Dia bimbang untuk melanjutkan aksinya atau tidak. Dan akhirnya, sebagai seorang pria sejati, Bara pun membalikkan tubuh dan keluar dari kamar. Dia pun duduk didepan pintu kamar tersebut. Pikiran dan hatinya kacau. "Sial...Kenapa napsuku sangat sulit ditahan? Dulu aku biasa saja saat melihat wanita. Tapi sekarang...Aku tidak bisa menahannya sama sekali..." batin Bara sambil meremas kepalanya.Selama beberapa saat lamanya pemuda itu bersandar di depan pintu kamar hingga akhirnya pintu kayu berukirkan sepasang Naga itu terbuka. Bara pun terjengkang ke belakang karena melamun. Celakanya saat
Song Hua mengajak Bara Sena melangkah di atas air. Awalnya pemuda itu sedikit ragu saat melihat istri Jaka Geni itu melangkah dengan tenangnya di atas air seolah di atas daratan saja."Kenapa kita harus berjalan bibi Song Hua?" tanya Bara."Dewi Es tidak suka ada yang terbang di wilayah kekuasaannya. Itu sebabnya ada peraturan tidak tertulis bahwa siapa saja yang ingin datang menuju ke Pulau Es harus berjalan kaki..." kata Song Hua.Bara Sena pun mengangguk paham. Saat kedua kakinya menyentuh air, pemuda itu bisa merasakan hawa dingin yang luar biasa. Namun, istri Jaka Geni itu terlihat biasa-biasa saja. Tentu saja itu membuat Bara heran dan juga takjub."Bisa kah bibi ceritakan mengenai Dewi Es dan Iblis Es?" tanya Bara sambil berjalan.Dia merasa kedinginan berjalan di atas air tersebut. Padahal jarak antara daratan dengan pulau es itu sangat jauh. Jika diperkirakan mungkin akan memakan waktu enam jam perjalanan kaki. Pemuda itu be
Setelah bersusah payah, akhirnya Bara Sena pun berhasil mencapai pantai pulau es tersebut. Begitu kakinya menginjak pantai, tubuh pemuda itu tak kuasa lagi untuk bertahan. Dia pun roboh tak berdaya dalam keadaan tubuh yang membeku. Tubuhnya diselimuti es yang sangat dingin.Song Hua tersenyum melihat Bara Sena yang terkapar tak berdaya."Untungnya , ini hanyalah perjalanan roh. Jika tubuh kasarmu yang sengaja datang kesini, mungkin kau sudah mati ditengah jalan..." kata Song Hua.Bara tidak menyahut sedikit pun. Napasnya tersengal-sengal karena hawa dingin di pulau itu jauh lebih buruk dibanding saat dia berada di kawasan air yang dilaluinya."Ini benar-benar gila...Hawa dingin ini...Aku tidak bisa bertahan..." batin Bara.Tiba-tiba, sebuah portal terbuka di dekat tempat Bara dan Song Hua berada. Dari dalam portal tersebut muncul dua orang wanita cantik berpakaian serba biru sama seperti pakaian yang dikenakan oleh Song Hua.
Bara terheran-heran melihat kemampuan Dewi Es menangkap Bola Api Semesta miliknya. Jelas baru kali ini pemuda itu melihat orang yang mampu menangkap Pukulan tersebut menggunakan tangan kosong.Dewi Es menyeringai ke arah Bara."Kau pikir api seperti ini mempan kepadaku? Yang benar saja. Apalagi kau ini masih anak kecil didepan diriku. Berani sekali bermain api," ucap wanita itu lalu meniup bola api yang ada di tangannya. Dalam sekejap mata saja, bola api itu langsung padam. Bara pun dibuat terkesima olehnya."Apa kau masih ingin memukulku?" tanya Dewi Es masih mempertanyakan hal yang sama. Hal yang membuat Bara kembali naik pitam karna merasa dirrendahkan."Kau pikir aku hanya bermain api? Aku juga memainkan hall yang lain!" kata Bara Sena keras. Aura api di tubuhnya padam. Kini berganti aura ungu yang menandakan dia tengah menggunakan kekuatan Chu Yi.Dewi Es menatap tak berkedip. Lalu, sejurus kemudian dia tersenyum."Keku
Bara tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia tidak tahu sama sekali cara untuk mengeluarkan Ibis Es dari dalam tubuhnya. Bahkan dia sendiri juga belum pernah melihat seperti apa rupa wujud iblis es."Mengeluarkan Iblis Es? Bagaimana caraku mengeluarkan nya?" tanya Bara.Dewi Es tersenyum."Kau tidak tahu caranya?" tanya wanita itu sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah.Bara pun menggeleng karena dia memang tidak tahu cara mengeluarkan Iblis Es dari dalam tubuhnya meski dia tahu, ada kekuatan Iblis di dalam tubuhnya tersebut."Apa kau ingin mencoba caraku?" tanya Dewi Es lagi.Bara Sena tidak langsung menjawab. Dia menebak-nebak, cara apa yang akan dilakukan oleh wanita itu."Sebenarnya aku tahu, ada beberapa kekuatan di dalam tubuh mungilmu itu. Hanya saja, kau tidak tahu cara menggunakannya. Mereka yang ada di dalam tubuhmu hanya akan keluar jika dirimu dalam keadaan sekarat. Saat itulah tubuhm